Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI POHON

ACARA 1 MORFOLOGI DAUN TERBUKA DAN DAUN TERTUTUP

Disusun oleh:
Nama : Muhammad Afsep Rohman
NIM : H1022059
Kelompok : 3
Kelas :B

PROGRAM SSTUDI PENGELOLAAN HUTAN


FAKULTAS PEERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
Morfologi Daun Terbuka dan Daun Tertutup

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami pengaruh sinar matahari terhadap
pertumbuhan tanaman.
2. Mahasiswa dapat memahami perbedaan morfologi pada daun terbuka
dan daun tertutup.
3. Mahasiswa dapat memahami perhitungan stomata pada daun terbuka
dan daun tertutup.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Sawo kecik (Manilkara kauki) merupakan salah satu jenis tanaman potensial
yang bernilai ekonomi tinggi. Kayunya dapat digunakan untuk bahan konstruksi
,furnitur dan kerajinan patung. Selain itu, jenis ini juga mempunyai arsitektur
yang baik sehingga banyak ditanam sebagai pohon peneduh di kawasan
perkotaan. Di Indonesia, sawo kecik tumbuh secara alami di beberapa kawasan
seperti di Jawa (pesisir Selatan Banyuwangi, pesisir Jakarta, dan Pulau Karimun
Jawa), Bali, Sulawesi, Kagean, Pulau Weh dan terdapat juga di Nusa Tenggara.
Jenis ini tumbuh hingga ketinggian 300 mdpl. Sebaran tumbuh yang cukup luas
memungkinkan adanya variasi sebagai akibat perbedaan genetik dan
lingkungannya (Alrasyid,1971).
Stomata merupakan celah atau lubang-lubang kecil yang dikelilingi oleh
dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup dan terdapat pada permukaan
daun, stomata disebut juga dengan mulut daun. Stomata berfungsi sebagai alat
pernapasan bagi tumbuhan dan sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada
proses fotosintesis serta sebagai jalan untuk proses penguapan (transpirasi)
(Lidahshiro, 2009). Pori stomata merupakan tempat terjadinya pertukaran gas
dan air antara atmosfer dengan sistem ruang antar sel yang berada pada jaringan
mesofil di bawah epidermis (Mulyani, 2006). Stomata dapat ditemukan pada
bagian permukaan tanaman misalnya daun dan batang, tetapi yang lebih banyak
terdapat pada daun. Sebagian besar tumbuhan Magnoliophyta memiliki stomata
di permukaan bawah daun disebut hipostomatus. Sedangkan tumbuhan akuatik
yang mengapung, stomata hanya terdapat pada permukaan atas daun, dan pada
tanaman lainnya stomata terdapat pada kedua permukaan daun (Wilkins, 1991).
Membuka dan menutupnya stomata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu cahaya, konsentrasi CO2, suhu, kelembaban dan hormon
tumbuhan. Cahaya sinar matahari menyebabkan membukanya stomata pada
siang hari, dalam hal ini tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen
yang disebut dengan klorofil. Sedangkan dalam keadaan gelap atau tidak ada
cahaya matahari terjadi peningkatan konsentrasi CO2 dan turunnya kelembaban
menyebabkan menutupnya stomata (Kearn dan Assmann, 1993). Menurut
Juairiah (2014), Kategori kerapatan stomata diklasifikasikan sebagai berikut:
kerapatan rendah (<300/mm2), kerapatan sedang (300- 500/mm2), dan
kerapatan tinggi (>500/mm2). Sedangkan jumlah stomata menurut Haryanti
(2010), dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yaitu: kategori sedikit:
(1-50), cukup banyak (51-100), banyak (101-200), sangat banyak (201-300),
tak terhingga (301-700).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Preparat daun segar: daun sawo kecik (Manilkara kauki), 3 daun terbuka
dan 3 daun tertutup.
2. Gunting tanaman
3. Kamera
4. Alat tulis
5. Penggaris
6. Milimeter blok
7. Mikroskop
8. Kutek transparan
9. Plester/solasi
10. Mikrsokop slide
11. Sotware ImageJ
D. CARA KERJA
1. Memilih satu jenis pohon yang berbeda untuk masing-masing
kelompok.
2. Mengambil 3 helai daun terbuka dan 3 helai daun tertutup.
3. Mengamati masing-masing daun (terbuka dan tertutup).
4. Mencatat ukuran daun (panjang, lebar, dan ketebalan daun).
5. Mencatat warna daun dan perbedaan daun dari daun terbuka dengan
daun tertutup.
6. Mencatat kedalaman lekukan daun jika tepi daum bertoreh/berlekuk.
7. Mengambil foto daun terbuka dan daun tertutup
8. Mendeskripsikan ciri khas daun ( misal bertoreh/tidak, terdapat lapisan
lilin atau tidak) dsb.
9. Mengambil 1 helai daun terbuka dan 1 helai daun tertutup untuk diamati
stomatanya di mikroskop.
10. Membersihkan bagian atas dan bawah kedua daun dengan tisu kering.
11. Mengoleskan kutek transpara pada permukaan daun searah dengan
tulang daun lalu tunggu hingga kering.
12. Menempelkan selotip pada permukaan daun yang terolesi kutek
transparan, lalu meratakan selotip dengan cara dipijat menggunakan
tangan.
13. Melepaskan selotip secara perlahan dan menempelkan di kaca objek
untuk diamati dengan mikroskop.
14. Mengambil gambar dari mikroskop lalu menghitung banyaknya stomata
terbuka dan tertutup dan ukuran stomata dengan software ImageJ.
Perameter perhitungan dalam kerapatan:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑡𝑜𝑚𝑎𝑡𝑎
a. Kerapatan stomata = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑡𝑜𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎
b. %stomata membuka = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑡𝑜𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔

E. HASIL PENGAMATAN
1. Pengamatan morfologi daun terbuka dan daun tertutup
a. Nama pohon: sawo kecik (Manilkara kauki)
Morfologi daun Daun terbuka Daun tertutup
Duduk daun
4 4
ke-
Panjang 9,833 cm 9,7 cm
Lebar 5,933 cm 5,9 cm
Ketebalan 0,2 mm 0,1 mm
Warna Hijau muda Hijau tua
Ukuran
- -
lekukan
Luas 44,833 cm2 45,916 cm2

Gambar

2. Perhitungan stomata pada daun


Variabel
Daun terbuka Daun tertutup
pengamatan
Luas bidang
0,19625 mm2 0,19625 mm2
pandang
Jumlah stomata per
Terbuka atas: 2 Tertutup atas: 1
luas bidang
Terbuka bawah: 75 Tertutup bawah: 36
pandang
Terbuka atas: Tertutup atas:
10,191 mm2 5,095 mm2
Kerapatan stomata
Terbuka bawah: Tertutup bawah:
382,165 mm2 183,439 mm2
Terbuka atas: Tertutup atas:
100% 0%
% stomata terbuka
Terbuka bawah: Tertutup bawah:
21% 30%
Terbuka atas: Tertutup atas:
87,085 µm 60,640 µm
Ukuran stomata
Terbuka bawah: Tertutup bawah:
60,584 µm 64,721 µm
Terbuka atas: Tertutup atas:

Gambar
Terbuka bawah: Tertutup bawah:

F. PEMBAHASAN
Stomata merupakan celah atau lubang-lubang kecil yang dikelilingi oleh
dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup dan terdapat pada permukaan
daun, stomata disebut juga dengan mulut daun. Untuk mengetahui kerapatan
stomata, %stomata terbuka dan perbedaan daun terbuka dengan daun tertutup,
hal pertama yang dilakukan adalah menentukan spesimen yang akan diamati.
Kelompok 3 memilih spesimen daun sawo kecik (Manilkara kauki) yang
diambil di depan Gedung A Fakultas Pertanian pada tanggal 27 Mei 2023 pukul
09.36 WIB. Pada pohon sawo kecik (Manilkara kauki) diambil 3 helai daun
terbuka dan 3 helai daun tertutup. Perbedaan daun terbuka dengan daun tertutup
yang dapat diamati secara fisik yaitu warnanya, pada daun terbuka berwarna
hijau muda yang disebabkan oleh pengaruh intensitas cahaya matahari yang
tinggi, pada daun tertutup memiliki warna hijau tua yang disebabkan oleh
intensitas cahaya yang rendah. Pemetikan helaian daun terbuka dan daun
tertutup dilakukan pada duduk ke-4, hal ini dilakukan agar umur, bentuk, dan
aspek fisiologis lainnya tidak berbeda antara satu daun dengan daun lain. Daun
terbuka hasil pengamatan memiliki panjang 9,833 cm; lebar 5,933 cm; tebal 0,2
mm; dan luas penampang 44,833 cm2. Sementara itu, daun tertutup memiliki
panjang 9,7 cm; lebar 5,9 cm; tebal 0,1 mm; dan luas penampang 45,916 cm2.
Jumlah stomata menurut Haryanti (2010), dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kategori yaitu: kategori sedikit: (1-50), cukup banyak (51-100),
banyak (101-200), sangat banyak (201-300), tak terhingga (301-700).
Berdasarkan pengamatan kelompok 3, jumlah stomata per luas bidang pandang
pada daun terbuka atas adalah 2 (kategori sedikit), pada daun terbuka bawah 75
(masuk kategori sedang). Jumlah stomata per luas bidang pandang pada daun
tertutup atas yaitu 1 (kategori sedikit). Pada daun tertutup bawah 36 (masuk
kategori sedikit). Sementara itu, menurut Juairiah (2014), kategori kerapatan
stomata diklasifikasikan sebagai berikut: kerapatan rendah (<300/mm2),
kerapatan sedang (300- 500/mm2), dan kerapatan tinggi (>500/mm2). Pada
hasil pengamatan, kerapatan stomata daun terbuka atas adalah 10,191/mm2
(kerapatan rendah), daun terbuka bawah 382,165/mm2 (kerapatan sedang).
Kerapatan stomata pada daun tertutup atas adalah 5,095/mm2 (kerapatan
rendah), dan daun tertutup bawah 183,439/mm2 (kerapatan rendah). Perbedaan
kerapatan stomata tersebut merupakan indikasi respons tanaman terhadap
kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti stres air dan unsur hara,
untuk mempertahankan fungsi fisiologisnya, misalnya untuk fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi pada daun. Hal ini menunjukkan bahwa meski
kerapatan stomata merupakan faktor genetik, fenotipnya sangat dipengaruhi
oleh lingkungan (Juairiah, 2014). Presentase stomata terbuka pada daun
terbuka atas 100%, daun terbuka bawah 21%, daun tertutup atas 0%, dan daun
tertutup bawah 30%. Dalam pengamatan ukuran stomata, daun terbuka atas
memiliki ukuran 87,085µm, daun terbuka bawah 60,854µm, daun tertutup atas
60,640µm, daun tertutup bawah 64,721µm.
Perbedaan daun terbuka dan daun tertutup yaitu pada daun terbuka terkena
intensitas sinar matahari yang lebih tinggi, hal ini menyebabkan kandungan
klorofil menjadi rendah sehingga warnanya hijau muda. Selain itu daun terbuka
memiliki ukkuran lebih kecil dan tebal, kejenuhan cahaya yang tinggi, dan
kecepatan fotosintesis lebih tinggi per unit area daun. Sementara pada daun
tertutup terkena intensitas cahaya matahari yang rendah sehingga kandungan
klorofil yang lebih besar menyebabkan warnanya hijau gelap, daun lebih lebar
dan tipis, serta kapasitas fotosintesis yang rendah. Pengambilan daun dilakukan
pada pukul 09.36 WIB memiliki suhu rendah berkisar 30ºC yang menyebabkan
stomata terbuka lebar, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jose
& Rosy (2004) yang mengemukakan bahwa stomata membuka lebar pada pagi
hari pukul 08.00 dan stomata menutup pada pukul 12.00 karena intensitas
cahaya meningkat tajam. Pembukaan stomata pada daun yang terkena sinar
matahari lebih besar dibandingkan dengan daun yang ternaungi. Menurut
Haryanti, (2010) lebar porus Stomata pada naungan yang berbeda menunjukkan
pengaruh yang berbeda nyata, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya cahaya yang
diserap kloroplas yang mengadakan fotosintesis, turgor sel penutup, suhu yang
makin naik, dan energi yang dapat melenturkan dinding porus bagian tengah
dari stomata permukaan atas daun. Adanya pelebaran porus stomata sangat erat
kaitannya dengan transpirasi tumbuhan dalam beradaptasi terhadap
lingkungannya. Pada daerah panas, stomata mengurangi lebarnya guna
mengurangi penguapan air, sebaliknya pada daerah teduh stomata lebih
membuka.

G. KESIMPULAN
1. Cahaya matahari sangat berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif
tanaman karena cahaya matahari dibutuhkan tanaman dalam proses
fotosintesis untuk penyatuan CO2 dan air dalam pembentukan
karbohidrat dimana hasil fotosintesis akan disalurkan ke seluruh tubuh
untuk pertumbuhan tanaman.
2. Daun terbuka memiliki warna yang lebih cerah karena kandungan
klorofil rendah yang disebabkan intensitas cahaya yang tinggi, daunnya
kecil dan tebal, kejenuhan cahaya tinggi dan kecepatan fotosintesis lebih
tinggi. Sementara pada daun tertutup terkena intensitas cahaya matahari
yang rendah sehingga kandungan klorofil yang lebih besar
menyebabkan warnanya hijau gelap, daun lebih lebar dan tipis, serta
kapasitas fotosintesis yang rendah.
3. Perhitungan stomata dilakukan menggunakan software ImageJ, untuk
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑡𝑜𝑚𝑎𝑡𝑎
menghitung kerapatan stomata menggunakan rumus𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔,
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑡𝑜𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎
%stomata membuka = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑡𝑜𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔

H. DAFTAR PUSTAKA

Alrasyid, H. 1971. Keterangan tentang Silvikultur Sawo Kecik (Manilkara kauki).


Laporan No. 127. Lembaga Penelitian Hutan. Bogor.

Haryanti, S. (2010). Pengaruh Naungan yang Berbeda Terhadap Jumlah Stomata


dan Ukuran Porus Stomata Daun Zephyranthes rosea Lindl. Jurnal Buletin
Anatomi dan Fisiologi. 18(1), 41-48.

Jose, P. L. F., dan Rosy, M. S. (2004). Comparative Stomatal Conductance and


Chlorophyll a Fluorescence in Leaves vs. Fruit of the Cerrado Legume Tree,
Dalbergia miscolobium Braz. Journal Plant Physiol. 16(2), 89-93.

Juairah, L. (2014). Studi karakteristik Stomata Beberapa Jenis Tanaman Revegetasi


di lahan Pascapenambangan Timah di Bangka. Jurnal Widyariset. 17(2),
213-218.

Kearn, E.V. and S. M. Assmann. 1993. The Guard Cells Enviro-ment Connection.
Plant Physiology. 102: 711-715.

Lildahshiro. 2009. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Kanisius.

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Wilkins, M. B. 1991. Fisiologi Tanaman I. Jakarta: Bina Aksara

Anda mungkin juga menyukai