Anda di halaman 1dari 16

BAB 5

HABITUS POHON

A. PENDAHULUAN

Habitus pohon adalah perawakan pohon atau wujud bentuk fisik pohon secara
keseluruhan. Karakteristik pohon yang berkaitan dengan habitusnya ditentukan oleh bentuk
utama tajuk pohon, ukuran pohon, dan tekstur pohon. Namun demikian, bentuk utama tajuk
pohon darn tekstur pohon sangat berkaitan dengan morfus batang pohon dan sistem
percabangannya (Grey dan Deneke, 1978).

Batang pohon dapat diibaratkan sebagai sumbu tubuh pohon yang memiliki sistem
percabangan maupun arah tumbuh cabang yang berbeda- beda. Hal tersebut sesuai dengan
sifat dan asal terbentuknya batang itu sendiri yaitu bahwa batang pohon merupakan
perkembangan dari meristem apilal atau meristem ujuang suatu pohon.

Pertumbuhan memanjang batang dihasilkan dari suatu aktivitas daerah-dacrah


meristematik y tunas dan tidak hanya meningkatkan jumlah sel,tetapijuga pemanjangan sel
pada tunas, Pola pertumbuhan batang yang demikian menghasilkan buku buku dan tunas
lateral, sehingga untuk pertumbuhan batang selanjutnya diikuti juga oleh tumbuh dan
berkembangnya dahan dan ranting. Dengan demikian, batang yang pertama tadi akan
menjadi sumbu utama tumbuhan (Hill et al., 1960).

Adanya pengaruh factor genetic maupun pengaruh kondisi lingkungan (iklim dan tanah)
terhadap pertumbuhan pohon, akan mengakibatkan bentuk batang dan sistem
percabangannya bervariasi di percabangannya mempunyai arti penting dalam suatu sistem
klasifikasi, dan dalam hal ini batang sifat-sifat taksonomik yang banyak gunanya (Jones dan
Luchsinger, 1987).

Variasi sifat batang pohon selain terdapat pada bentuk batangnya juga terdapat pada
kondisi permukaannya. Variasi sifat batang pohon yang tampak pada perbedaan bentuk dan
kondisinya itu perlu mendapat perhatian seksama. Semua kondisi permukaan batang pohon
adakalanya menjadi jenis pohon. Di samping kadangkala kulit batang suatu pohon memiliki
getah dengan wama tertentu dan getah tersebut menjadi ciri khas bagi suatu jenis atau famili.
Arah dan dalamnya alur pada batang, retak-retak pada kulit, bentuk dan penyebaran lentisel.
bau dan warna kulit bagian dalam semua itu merupakan ciri-ciri khas pad.a setiap jenis
pohon (Samingan, 1982; Hardin et al., 2000).

Selain itu, semua jenis pohon mempunyai bentuk tajuk yang spesifik (khas) selama
pohon tersebut dalam keadaan pertumbuhan yang normal. Meskipun bentuk tajuk beberapa
jenis pohon selalu karena mengikuti pola pertumbuhan dari tingkat muda (juvenile) ke
tingkat dewasa (maturity), tetapi bentuk yang spesifik dan relatif tetap akan muncul setelah
pohon tersebut mencapai tingkat dewasa (Grey dan Deneke, 1978). Oleh karena itu, dalam
pengenalan pohon sangat diperlukan pemahamarn tentang habitus pohon termasuk semua
aspek yang berkaitan dengan sifat- sifat batang pohon.

B. KARAKTERISTIK BATANG POHON

Bentuk batang pohon yang dimaksud adalah bentuk batang dilihat dari penampang
melintangnya dan kondisi permukaannya. Dilihat dari bentuk penampang melintang batang,
maka bentuk batang dibedakan dua macam, yaitu bentuk bulat dan bentuk bersegi
(Tjitrosoepomo, 2001).

Suatu jenis pohon dan perdu pada umumnya memiliki bentuk batang bulat atau bentuk
yang mendekati bulat. Penampang melintang batang pohon tidak selalu betul-betul bulat
karena ada kalanya batang pohon tu beralur dengan ukuran alur batang yang berbeda-beda.
Bentuk batang bersegi pada umumnya dimiliki oleh jenis tumbuhan herba dan lina Bentuk
batang bersegi pada tumbuhan herba dan liana dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
bentuk segi tiga dan bentuk segi empat (Indriyanto, 2005).

Karakteristik bentuk batang pohon sebagaimana dikemukakan di atas tidak hanya


terdapat pada bentuk penampang melintang batang saja, tetapijugaterdapat pada
kondisipermukaan batangnya. Kondisi permukaarn batang pohon berbeda-beda untuk setiap
jenis pohon. Permukaan batang pohon ada yang halus dan licin, ada yang beralur dangkal
maupun dalam, ada yang beralur sempit maupun lebar, ada yang retak-retak pada kulit
batangnya, ada yang memiliki warna tertentu pada kulit bagian luar, serta memiliki warna
dan bau tertentu pada kulit batang bagian dalam(Samingan, 1982; Harlow, 1996)

Beberapa permukaan batang yang kemungkinan dijumpai pada batang pohon, antara lain:
beralur, berduri, berbekas, berlentisel, darn berserpih (Jones dan Luchsinger
1987:Tjitrosocpomo, 2001: Indriyanto, 2005). Penjelasan masing-masing kondisi permukaan
batang diuraikan satu per satu sebagai berikut.

1. Batang beralur (grooved atau sulcatus) adalah batang yang apabila permukaannya
terdapat alur-alur secara jelas dengan arah membujur batang. Kondisi alur pada batang bisa
sempit, lebar, dangkal,dalam. Jenis pohon yang permukaan batangnya beralur antara lain:
berbagai jenis pohon anggota genus Pinus (Pins menkusi, Pinus insularis, Pinus brutia, Pinus
eldarica, Pinus halepensis), mindi (Melia azedarach), pasang (Lithocarpus sundaicus),
gerunggang (Cratoxylon arborescens), dan pohon getah perca (Palaquium gutta).

2. Batang berduri (thorny atau spinosus) adalah batang, dahan, dan ranting yang
permukaannya terdapat duri-duri. Duri adalah organ tumbuhan yang merupakan perluasan
pertumbuhan korteks dan cpidermis batang yang berujung tajam atau runcing. Jenis-jenis
pohon yang batang, dahan dan/atau rantingnya berduri antara lain: pilang (Acacia
leucophloea) kawista (Limonia acidissima), randu (Ceiba pentandra), dadap ayam (Erythrina
variegata), dan lain sebagainya.

3. Batang berbekas (scarred atau asperus) adalah batang yang permukaannya terdapat
bekas luka-luka atau goresan merupakan bekas tempat melekatnya organ (daun atau daun
penumpu) pada batang. dahan, dan ranting tumbuhan. Pada beberapa jenis pohon anggota
famili Magnoliaceae dan Moraceae terdapat bekas berupa cincin mengelilingi batang. dahan,
dan ranting yang disebut lingkaran penumpu. Contoh jenis-jenis pohon yang permukaan
batangnya terdapat bekas tempat melekatnya daun antara lain: kelapa (Cocos nucifera),
pinang merah (Cyrtostachys lakka), pinang sirih (Areca catechu), lontar (Borassus
flabellifer), dan lain sebagainya. Jenis-jenis pohon yang rantingnya terdapat cincin bekas
daun penumpu antara lain: nangka (Artocarpus heterophylla), sukun (Artocarpus communis),
karet kebo (Ficus elastica), dan lain sebagainya.

4. Batang berlenisel (lentilosus adalah batang yang memiliki banyak lentisel (mulut
kulit), misalnya pada batang pohon sengon laut (Paraserianthes falcataria), sengon buto
(Enterolobium cyclocarpum), kenari (Canarium vulgare), damar(Agathis loranthifolia,
Agathis borneensis, Agathis labillardieri), damar putih (Agathis alba) dan lain sebagainya.

5. Batang berserpih (scaberus) adalah batang yang kulitnya mengelupas karena banyak
terdapat bagian kulit yang mati dan mengelupas schingga tampak berserpih. Jenis-jenis
pohon yang kulit batangnya berserpih misalnya: kapur singkel (Dryobalanops aromatica),
kayu putih Melaleuca leucadendron), kayu putih (Melaleuca cajuputi angsana (Pterocarpus
indicus), bungur lilin (Lagerstroemia speciosa.). bungur daun besar (Lagerstroemia
flosreginae), medang perawas (Litsea odorifera), dan lain sebagainya.

6. Batang halus (glabellus) adalah batang yang permukaannya halus. Jenis-jenis pohon
yang batangnya halus misalnya: keladan Dipterocarpus gracilis), mahang (Macaranga
pruinosa), mahang damar (Macaranga triloba), jambu biji (Psidiom guajava), merbau darat
(Intsia palembanica), pulai hitam (Alstonia angustiloba), rosidi (Gliricidia sepiu), sengon laut
(Paraserianthes falcataria), weru (Albizia procera), dan lain sebagainya.

7. Batang kasar (coriaceus) adalah batang yang permukaannya tampak kasar karena kulit
batangnya retak-retak. Jenis-jenis pohon yang batangnya kasar antara lain: jati (Tectona
grandis). gempol (Nauclea coadunata), puspa (Schima wallichii, mahoni daun besar
(Swietenia macrophylla), dan lain sebagainya.

8. Batang berbanir atau berakar papan adalah batang yang bagian pangkalnya melebar
hingga padaketinggian tertentu dan memipih searah dengan akar horizontal Jenis-jenis pohon
yang batangnya berbanir antara lain: meranti tembaga (Shorea leprosula). giso (Shorea
guiso). asam keranji(Dialim indum), menggeris (Koompassia excelsa), weru (Albizia
procera), kenari (Canarium vulgare), kenari babi (Canarium decumanum), benuang
(Octomeles sumatrana), binong (Tetrameles mudiflora), pulai (Alstonia scholaris), simpur
(Dillenia eximia), wiu (Ganga floribunda), dan lain sebagainya.

C. BAHAN EKSTRAKTIF PADA BATANG

Bahan ekstraktif adalah zat organik yang mencakup sejumlah senyawa kimia dalam
batang (dalam kayu dan kulitnya), dalam daun, maupun dalam buah dan biji. Jenis bahan
ekstraktif yang terdapat pada Selain tu tidak semua jenis pohon batang pohon menghasilkan
bahan ekstraktif.

Bahan ekstraktif yang dihasilkan olch sutu jenis pohon ada yang termasuk ke dalam
golongan getah (latex), gom, damar, kopal, dan lain sebagainya. Meskipun bahan-bahan
ckstraktif dalam kayu jumlahnya sedikit (hanya beberapa persen dari massa kayu), tetapi
memiliki fungsi penting yang dapat berpengaruh besar terhadap sifat dan kualitas kayu secara
alamiah gondorukem, kemenyan, cinnamon, jernang, soga, (Direktorat Jenderal Kchutanan,
1976).

Getah maupun bahan-bahan ekstraktif lainnya dalam kayu banyak yang tersimpan pada
saluran yang disebut saluran zat ekstraktif Saluran zat ckstraktif bisa berupa saluran getah
maupun saluran resin. Saluran getalh dan saluran resin adalah saluran dalam batang yang
letaknya longitudinal dan/atau horizontal pada arah radial. Diameter saluran tersebut biasa
mencapai ukuran kurang dari atau sama dengan 1,5cm. Letak saluran resin pada kayu daun
jarum pada umumnya horizontal dalam batang, sedangkan pada kayu daun lebar mempunyai
saluran dengan arah longitudinal dan horizontal (Fengel dan Wegener, 1995).

Perbedaan antara saluran getah atau saluran resin dengan pori-pori kayu yaitu bahwa
pada saluran getah maupun pada saluran resin tidak dinding nyata. Di samping itu, pada
saluran getah berisi lateks, sedangkan pada saluran resin berisi salah satu jenis resin
misalnya: damar, gom, kopal, gondorukem dan lain-lain.
Penjelasan mengenai masing-masing jenis bahan ekstraktif yang dihasilkan olch batang
pohon diuraikan satu demi satu sebagai berikut (Direktorat Jenderal Kehutanan, 1976; Fengel
dan Wegener, 1995; Hardin et al, 2000; Indriyanto, 2005).

1. Getah atau lateks adalah bahan ekstraktif dihasilkan oleh jenis-jenis pohon yang
mempunyai saluran getah. Jenis-jenis pohon yang menghasilkan Moraceae,
Guttiferae, Anacardiaceae, dan Euphorbiaceae. Contoh jenis pohon yang
menghasilkan getah antara lain: karet Hevea brasiliensis), sawo manila (Manilkara
zapota), sawo kecik (Manilkara kauki), mangga (Mangifera indica), nangka
(Artocarpus heterophylla).

2. Damar adalah golongan resin (roson) yang dihasilkan oleh jenis pohon anggota famili
Dipterocarpaceae. Jenis-jenis pohon yang menghasilkan damarantara lain:
damarkaca(Shoreajavanica),meranti rambai (Shorea merawan (Hopea bracteata), resak
(Vatica rassak), keruing minyak (Dipterocarpus acuminata), merawan telor (Hopea
mengarawan), appendiculatus). dan lain sebagainya.

3. Gondorukem adalah golongan resin yang dihasilkan oleh jenis pohon anggota famili
Pinaceae. Jenis-jenis pohon yang menghasilkan gondorukem antara lain: tusam (Pinus
merkusii, Pinus radiata, Pinus sylvestris, Pinus oocapa, Pinus brutia, Pinus eldarica,
Pinus halepensis) dan oak silver (Grevillea robusta).

4. Kemenyan adalah golongan resin yang dihasilkan oleh jenis pohon anggota famili
Styracaceae. Jenis pohon yang menghasilkan kemenyan disebut pohon kemenyan,
misalnya: Styrax benzoin dan Syrax tonkinensis

5. Jernang adalah golongan resin yang dihasilkan oleh jenis tumbuhan anggota famili
Palmae. Jenis-jenis tumbuhan yang menghasilkan jenang umumnya adalah jenis rotan
anggota genus Daemonorops, yaitu Daemonorops draco Daemonorops crinitis,
Daemonorops angustifolius, Daemonorops trichiernus.

6. Kopal adalah golongan resin yang dihasilkan olch jenis pohon anggota famili
Araucariaceae. Jenis pohon penghasil kopal misalnya: damar (Agathis loranthifolia,
Agathis dammara, Agathis robusta, Agathis macrophylla, Agathis borneensis), damar
pilau (Agathis celebica), dan damar putih (Agathis alba).

7. Minyak cendana adalah golongan minyak yang dihasilkan oleh kayu dari jenis pohon
anggota famili Santalaceae, yaitu pohon cendana (Santalum album).

8. Kamper adalah golongan resin yang dihasilkan oleh kayu dari jenis pohon anggota
famili Dipterocarpaceae yang disebut pohon kapur. Beberapa jenis pohon penghasil
kamper antara lain: kapur singkel (Dryobalanops aromatica), kapur keladan
(Dryobalanops beccari) kapur tanduk (Dryobalanops lanceolata), dan lain sebagainya.

9. Cinnamon adalah golongan minnyak y jenis pohon anggota famili Lauraceae. Jenis-
jenis pohon penghasil cinnamon disebut pohon kayu manis, yaitu Cinnamomum
zeylanicum, Cinnamomsm burmanii, Cassia vera, dan Cassia lignea.

10. Soga adalah golongan bahan pewarna yang dihasilkan oleh kulit kayu jenis pohon
Ceriops candolleana, Peltophorum pterocarpum.

11. Getah perca adalah golongan lateks yang dihasilkan oleh jenis pohon Jenis pohon
anggota family Sapotaceae. Jenis pohon penghasil getah perca adalah pohon nyatoh,
misalnya Palaquium gutta, Palaquium hispidum, palaquium obovatum, dan payena
acuminate.

12. Jelutung adalah golongan lateks yang dihasilkan oleh jenis pohon anggota famili
Apocynaceae. Jenis pohon penghasil jelutung disebut pohon jelutung, misalnya: Dyera
cosulata, Dyera eximia, Alstonia scholaris, Alstonia angustiloba, Alstonia polyophylla.

13. Gom adalah golongan resin yang dihasilkan oleh jenis pohon anggota famili
Sterculiaceae misalnya: Sterculia foetida, Sterculia orceolata, serta berbagai jenis pohon
anggota famili Leguminosae misalnya: Acacia decurrens, Acacia senegalensis, dan
Acacia glaucoplhylla.

Apabila kulit batang dari setiap jenis pohon diiris, maka akan menunjukkan ada
atau tidak ada getah, damar, k Warna getah untuk setiap jenis pohon yang bergetah juga
berbeda-beda, ada pohon yang memiliki getah berwarna putih atau putih krem, warna
kuning yang terdiri atas kuning pucat atau kuning emas, warna hitam yang pada awalnya
bening kemudian menjadi hitam setelah kena udara, dan wama merah meliputi merah
jambu dan merah kecoklatan (Samingan, 1982). Demikian pula warna damar ataupun
bahan ekstraktif lainnya adalah berbeda-beda pada setiap jenis pohon yang
menghasilkannya, ada damar yang berwarna putih bening, ada yang berwarna merah,
dan ada juga yang berwarna tembaga. Berdasarkan warna damar yang dihasilkan inilah
digunakan untuk memberi nama nasional kelompok pohon meranti, schinggaada meranti
putih, meranti merah, danmerantitembaga (Direktorat Jenderal Kehutanan, 1976).

D. SISTEM PERCABANGAN

Sistem percabangan adalah susunan dan arah tumbuh dahan beserta ranting-
rantingnya. Pada sistem percabangan, sumbu utama pohon adalah batangnya, kemudian
cabang yang langsung keluar dari batang disebut dahan, sedangkan cabang-cabang yang
berasal atau keluar dari dahan disebut ranting. Oleh karena dalam mempelajari sistem
percabangan pada batang tumbuhan harus memperhatikan kondisi meliputi ukuran,
susunan, maupun arah tumbuh dari tiga komponen sistem percabangan, yaitu batang,
dahan, dan ranting. Dahan dan ranting tumbuhan disebut juga cabang.

Sistem percabangan pada batang tumbuhan terdiri atas tiga jenis yaitu percabangan
monopodial, percabangan simpodial, dan percabangan dikotom (lihat Gambar 5.2). Tiap-
tiap sistem percabangan pada batang tumbuhan diuraikan sebagai berikut (Tjitrosocpomo,
1987).

1. Percabangan monopodial adalah sistem percabangan pada batang yang batang


pokoknya selalu tampak jelas karena batang tersebut memiliki ukuran lebih besar atau
memiliki pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan cabang-cabangnya. Contoh
sistem percabangan ini terdapat pada Pimus spp., Araucaria spp., Agathis spp, Casuarina
spp.

2. Percabangan simpodial adalah sistem percabangan yang batang pokoknya tidak


tampak jelas berbeda jika dibandingkan dengan cabang-cabangnya karena pertumbuhan
batang pokok lebih lambat dibandingkan dengan cabang-abangnya. Contoh sistem
percabangan simpodial terdapat pada pohon sawo manila (Manilkara zapota). tanjung
(Mimusops elengi). sawo kecik (Manilkara kauki).

3. percabangan dikotom atau disebut juga percabangan menggarpu adalah sistem


percabangan yang cabang-cabangnya selalu tumbuh menjadi dua dengan ukuran sama
atau mendekati sama besar. Sistem percabangan dikotom ini sangat jarang dijumpai pada
pohon.

Apabila diperhatikan dengan seksama mengenai sistem percabangan tersebut,


maka arah tumbuh dahan untuk setiap jenis pohon juga berbeda- beda. Arah tumbuh
dahan dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu arah tumbuh dahan yang tegak,
mendatar, condong ke atas, dan ada pula yang terkulai (Tjitrosoepomo, 1987). Penjelasan
masing-masing tipe aralh tumbuh dahan diuraikan satu demi satu sebagai berikut serta
dapat dilihat pada Gambar 5.3.

1. Arah tumbuh dahan dikatakan tegak (fasrigiatus) yaitu dahan/cabang yang


memiliki arah pertumbuhan dengan sudut antara batang dengan dahan/cabang sangat
kecil. Arah tumbuh dahan semacam ini dapat diperhatikan pada berbagai jenis pohon
kenari (Canariam spp) akasia (Acacia auriculiformis). angsana (Pterocarpus indicus) dan
wiwilan pada berbagai jenis tanaman kopi (Coffea spp).

2. Arah tumbuh dahan dikatakan mendatar (horizontalis) yaitu dahan/ cabang


yang memiliki arah pertumbuhan dengan sudut antara batang pokok dengan dahan/
cabang lebih kurang 90. Contoh arah tumbuh dahan mendatar terdapat pada pohon
ketapang (Terminalia catappa randu (Ceiba pentandra), berbagai jenis pohon damar
(Agathis spp.). (Durio zibethinus berbagai jenis pohon tusam (Pi spDurian ( dan cemara
norfolk (Araucaria heterophyla).

3. Arah tumbuh dahan dikatakan condong ke atas (patens) yaitu dahan cabang
yang memiliki arah pertumbuhan dengan sudut antara batang pokok dengan
dahan/cabang lebih kurang 450. Jenis pohon yang arah tumbuh dahannya condong ke atas
misalnya: cemara laut (Casuarina equisetifolia) dan berbagai jenis pohon mahoni
(Swietenia spp.).

4. Arah tumbuh dahan dikatakan terkulai (declinatus) yaitu dahan/cabang yang


pada bagian ujung melengkung ke bawah. Arah tumbuh dahan terkulai dapat dilihat pada
pohon mimba (Azadirachta indica).

E. BENTUK TAJUK DAN TEKSTUR POHON

Tajuk pohon (tree crown) adalah bagian pohon yang terbentuk olch sebagian batang
beserta seluruh dahan, ranting. dan daun-daunnya dalam satu susunan kesatuan Setiap
jenis pohon memiliki bentuk tajuk yang g berbeda-beda yang pada umumnya d dasar,
yaitu bentuk tajuk tidak beraturan, bentuk jambang, bentuk jorong. bentuk
piramid/kerucut, bentuk tiang kolom, bentuk bundar, dan bentuk meliyuk (Grey dan
Deneke, 1978).
Penjelasan arti dan cirimasing-masing bentuk tajuk pohon diuraikan sebagai
berikut dan dapat dilihat pada Gambar 5.4

1. Tajuk berbentuk tidak beraturan (irregular) adalah tajuk pohon yang dibentuk
oleh dahan-dahan dan ranting-ranting yang susunan dan panjang
dahan/ranting tidak teratur, schingga secara kescluruhan sistem percabangan
menghasilkan bentuk tajuk yang tampak tidak beraturan. Jenis pohon dan
perdu yang tajuknya berbentuk tidak beraturan misalnya: johar (Cassia
siamea), asam landi (Pithecellobium dulce). dadap cangkring (Erythrina
fusca), akasia (Acacia auriculiformis), dan kaliandra bunga merah (Calliandra
calothyrsus).

2. Tajuk berbentuk jambang (vase) adalah tajuk pohon dibentuk olch dahan-
dahan dan ranting-ranting yang sebagian besar condong ke atas dan tegak,
tersusun beraturan, sehingga secara keseluruhan sistem percabangan
menghasilkan bentuk tajuk yang tampak seperti jambang atau pot bunga. Jenis
pohon yang tajuknya berbentuk jambang misalnya: sengon laut
(Paraserianthes falcataria) dan angsana (Pterocarpus indicus)

3. Tajuk berbentuk jorong (oval) adalah tajuk pohon yang dibentuk olch dahan-
dahan dan ranting-ranting yang sebagian besar condong ke atas, daun-daunnya
lebat, tersusun beraturan, sehingga secara keseluruhan sistem percabangan
menghasilkan bentuk tajuk oval (tinggi tajuk lebih kurang 1,5 kali lebarnya).
Jenis pohon yang tajuknya berbentuk jorong misalnya: duku (Lansium
domesticum), asam jawa (Tamarindus indica) dan mangga (Mangifera indica)

4. Tajuk berbentuk piramid kerucut (pyramidal) adalah tajuk pohon yang


dibentuk oleh dahan-dahan dan ranting-ranting yang sebagian besar arah
tumbuhnya mendatar, tersusun beraturan, tajuk bagian bawah paling lebar
kemudian secara teratur makin menyempit ke arah ujung tajuk sehingga
secara keseluruhan sistem percabangan menghasilkan bentuk tajuk seperti
kerucut. Jenis pohon yang tajuknya berbentuk pyramid misalnya: tusam
(Pinus merkusi, damar (Agathis loranthifolia) dan cemara norfolk (Araucaria
heterophyla), cemara kipas (Thyja occidentalis)

5. Tajuk berbentuk tiang kolom (columnarifastigate) adalah tajuk pohon yang


dibentuk oleh dahan-dahan dan ranting-ranting yang sebagian besar condong
ke atas, daun-daunnya lebat, tersusun beraturan, lebar tajuk sama atau
mendekati sama mulai dari bagian bawah hingga ujung tajuk, sehingga secara
keseluruhan sistem percabangan menghasilkan bentuk tajuk seperti kolom.
Tajuk berbentuk tiang/kolom juga disebut tajuk berbentuk silindris. Jenis
pohon yang tajuknya berbentuk misalnya: glodokan tiang (Polyalthia
pendula), cemara lilin(Cupressus sempervirens), dan tangkil (Gnetum
gnemon).

6. Tajuk berbentuk bundar (round) adalah tajuk pohon yang dibentuk oleh
dahan-dahan dan ranting-ranting yang arah tumbuhnya beranekaragam, daun-
daunnya lebat ataupun jarang, tersusun beraturan, tinggi tajuk lebih kurang
sama dengan lebar tajuk, schingga secara keseluruhan sistem percabangan ini
menghasilkan bentuk tajuk seperti bola. Jenis pohon yang tajuknya berbentuk
bundar misalnya: tanjung (Mimusops elengi) dan beringin (Ficus benjamina).

7. Tajuk berbentuk meliyuk atau menjuntai weping) adalah tajuk pohon yang
dibentuk oleh dahan-dahan dan ranting-ranting yang arah tumbuhnya terkulai,
tersusun beraturan ataupun tidak beraturan, ranting-ranting lentur dan
melengkung ke bawah. Jenis pohon yang tajuknya berbentuk menjuntai
misalnya: mimba (Azadirachta indica) dan ceri (Muntingia calabura).

Mengingat bahwa tajuk pohon itu terbentuk oleh susunan dahan cabang, ranting,
daun, dan organ-organ yang lainnya, sehingga secara kescluruhan akan menampilkan
teksturtertentu yangpada sctiapjenis pohorn memiliki tekstur berbeda-beda. Tekstur
pohon adalah sifat penampilan pohon yang dapat diidentifikasi dan dirasakan secara
visual (menurut penglihatan mata). Kondisi tekstur pohon ditentukan olch bentuk,
ukuran, susunan, dan sifat-sifat lainnya dari daun, ranting, dahan, dan kulit batang
Tekstur pohon ini menunjukkan karakteristik pohon yang berhubungan dengan visual,
sehingga sifat ini tidak dapat diidentifikasi dengan indra peraba melainkan dengan indra
penglihatan.

Sebenarnya karakteristik pohon yang berhubungan dengan visual, selain tekstur


pohon adalah warna pohon. Warna pohon adalah warna yang ada pada tajuk pohon.
Warna pohon didominasi olch warna kesan warna pada pohkon bisa berubah menurut k
tempat tumbuh atau kondisi lingkungan yang memengaruhi warna dan pertumbuhan daun
(Tjitrosocpomo, 200) Dengan adanya berbagai faktor yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pohon, maka warna sering kali memperlihatkan banyak variasi tau
nuansa. Meskipun demikian, untuk menyebut tekstur maupun warna pohon tidak ada
ukuran yang obyektif, schingga diperlukan ketajaman daun pada mata dan perasaan
seseorang.

Untuk memudahkan menyebut tekstur pohon, maka karakteristik tekstur dibagi


ke dalam tiga bagian, yaitu tekstur kasar, sedang, dan halus. Sedangkan warna pohon
dikelompokkan ke dalam enam macam warna, u hijau muda, hijau tua, kuning, hijau
kekuningan, merah, dan hijau (Grey dan Dencke, 1978).

F. PENGGOLONGAN UKURAN POHON


Kategori ukuran pohon ditentukan olch tingginya pada saat pohon telah mencapai
fase atau tingkat pertumbuhan dewasa. Jika semua pohon tumbuh pada kondisi tempat
tumbuh yang normal sesuai persyaratarn tumbuhnya, maka pohon pada fase dewasa dapat
mencapai tinggi tertentu. Tinggi pohon yang digunakan sebagai parameter ukuran pohon
adalah tinggi total. Tinggi total adalah panjang sumbu batang pohon yang diukur mulai
dari pangkal batang di atas permukaan tanah sampai ke ujung tajuk.

Ukuran pohon dikelompokkan berdasarkan tingginya ke dalam tiga kelas, yaitu


pohon kecil, pohon sedang, dan pohon besar (Grey darn Dencke, 1978). Penjelasan
masing-masing kelas ukuran pohon diuraikan sebagai berikut.

1. Pohon kecil adalah pohon-pohon yang pada fase dewasa mencapai tinggi
kurang dari 9.144 m (kurang dari 30 kaki).

2. Pohon sedang adalah pohon-pohon yang pada fase dewasa mencapai tinggi
9,144 m-18,288 (30 kaki -60 kaki).

3. Pohon besar adalah pohon-pohon yang pada fase dewasa mencapai tinggi lebih
dari 18,288 m (lebih dari 60 kaki).

G. RINGKASAN

Habitus pohon adalah perawakan pohon atau wujud bentuk fisik pohon keseluruhan yang
sifat-sifatnya ditentukan oleh bentuk utama tajuk pohon, ukuran pohon, dan tekstur pohon.
Selain itu, bentulk utama tajuk pohon dan tekstur pohon sangat berkaitan dengan suatu morfus
batang pohon termasuk sistem percabangannya. Karakteristik bentuk batang ditentukan oleh
bentuk penampang melintang batang dan kondisi mukaan batang pohon Permukaan batang
pohon ada yang halus dan licin, ada yang beralur dangkal baik sempit maupun lebar, beralur
dalam baik sempit maupun lebar, retak-retak pada kulit batang, berduri, berbekas, berlentisel, ada
yang memiliki warna tertentu pada kulit bagian luar, serta kulit batang bagian dalam memiliki
warna dan bau tertentu. Bahkan batang suatu pohon ada yang menghasilkan bahan ekstraktif.
Bahan ekstraktif ini ada yang termasuk ke dalam golongan getah (latex), damar, gondorukem,
kopal, dan lain-lain.
Sistem percabangan pada batangtumbuhan dikelompokkan men tiga macam, yaitu
percabangan monopodial, percabangan simpodial, dan percabangan dikotom Pada setiap sistem
percabangan tersebut, terdapat variasi mengenai arah tumbuh dahan pada setiap jenis pohon.
Arah tumbuh dahan dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu tegak mendatar, condong ke
atas, dan terkulaimenjuntai. Dengan berbagai sistem percabangan tersebut, akan dijumpai variasi
bentuk tajuk pada setiap jenis pohon yang pada umumnya dibedakan ke dalam tujuh macam
bentuk tajuk, yaitu bentuk tidak beraturan, bentuk jambang. bentuk jorong. bentuk
piramid/kerucut, bentuk tiang/kolom, bentuk bundar, dan bentuk meliyuk.

Mengingat tajuk pohon tersebut terbentuk oleh susunan batang dahan, ranting. dan daun
yang secara kescluruhan menampilkan tekstur dan warna tertentu, sehingga setiap jenis pohon
memiliki tekstur dan wama emudahkan menyebut tekstur pohon, maka karakteristik tekstur
dibagi ke dalam tiga macam, yaitu tekstur kasar, sedang, dan halus. Adapun warna pohon
dikelompokkan ke dalam enam macam warma, yaitu hijau muda, hijau tua, kuning, hijau
kekuningan, merah, dan hijau kemerahan.

Hal yang tidak kalah pentingnya dalam menerangkan tentang habitus pohon adalah
ukuran pohon itu sendiri yang ditentukan oleh tingginya pada saat pohon telah mencapai fase
atau tingkat pertumbuhan dewasa. Ukuran pohon tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kelas,
yaitu pohon kecil, pohon sedang, dan pohon besar.

H. LATIHAN

1. Sebutkan beberapa kondisi permukaan batang pohon.

2. Jelaskan apa yang disebut bahan ckstraktif pada batang pohon.

3. Sebutkan jenis-jenis bahan ekstraktif yang dihasilkan oleh batang pohon, kemudian beri
contoh jenis pohon apa yang menghasilkan bahan ekstraktif tersebut.

4. Sebutkan dan jelaskan tiga sistem percabangan pada pohon.

5. Sebutkan dan jelaskan tujuh bentuk tajuk pohon.

6. Jelaskan apa yang disebut tekstu dan warna pohon


7. Sebutkan dan jelaskan tiga kategori ukuran pohon berdasarkan tingginya.

Anda mungkin juga menyukai