Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

ACARA III
MORFOLOGI DAUN TERBUKA DAN TERLINDUNG

Oleh :

Nama : Aminatuzzahro
NIM : 20/464037/18356
Coas : Luqman Hadi Prasetyo
Kelas :B

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PENGELOLAAN HUTAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA III MORFOLOGI DAUN TERBUKA DAN TERLINDUNG

I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Sebagai bagian penyusun tajuk daun memiliki jumlah yang sangat banyak dengan posisi
yang berbeda-beda. Ada daun dengan posisi terbuka yang hampir sepanjang hari tersinari
olah matahari. Ada pula daun terlindung yang kurang mendapat sinar matahari, entah
karena tertutupi oleh daun lain yang terketak lebih atas dan ukuran lebih besar atau
penyebab lain seperti posisi pohon yang terhalangi oleh pohon lain atau bahwa bangunan.
Posisi daun yang berbeda tersebut akan memengaruhi morfologi dari daun itu. Perbedaan
tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan pembentukan klorofil serta
efektivitas fotosintesis pada daun tersebut. Untuk memahami perbedaan proses fisiologi
antara daun terbuka dan terlindung secara tidak langsung, maka diperlukan pengetahuan
mengenai morfologi daun terbuka dan terlindung.

b. Tujuan
Membandingkan morfologi daun terbuka dan terlindung dari sinar matahari

c. Manfaat
Mahasiswa mengetahui perbedaan morfologi dari daun terbuka dan terlindung dan
kaitannya dengan proses fisiologi pohon yang terjadi di dalamnya.

II. METODE
a. Waktu : Tanggal 1 Bulan Maret, Tahun 2021
b. Tempat : Rumah masing-masing
c. Alat : Penggaris
d. Bahan : Daun terbuka dan terlindung

e. Cara kerja :

1. Ambil masing-masing minimal 5 helai daun yang kondisi terbuka


(selalu mendapat sinar matahari penuh) dan terlindung (tidak terkena
sinar matari penuh). Catatan: Daun diambil dari satu pohon yang
sama. Daun yang diambil merupakan daun termuda yang telah
memiliki ukuran penuh.
2. Amati morfologi daun, meliputi: ukuran (panjang dan lebar),
ketebalan, warna, dan karakteristik permukaan
III. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan dan produktivitas tanaman dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.


Cahaya matahari merupakan salah faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman
karena tidak semua tanaman memerlukan intensitas cahaya yang sama dalam proses
fotosintesis. Fotosintesis adalah reaksi penting pada tumbuhan yang berfungsi
mengkonversi energi (cahaya) matahari menjadi energi kimia yang disimpan dalam
senyawa organic (Campbell &Reece, 2008). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah faktor internal yang meliputi
gen,dan hormone. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai dari proses
perkecambahan yang diawali proses imbibisi (penyerapan air) yang berfungsi melarutkan
cadangan makananan dan menginduksi aktivitasenzimhidrolitik (Resosoedarmo, 2000)

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi reaksi fotosintesis. Energi
matahari yang diserap oleh daun sebesar 1- 5% sedangkan sisanya dikeluarkan melalui
transpirasi dan dipancarkan/dipantulkan (Taiz&Zeiger, 2010). Menurut Trehow(1971
dalam Subronto dkk. 1977) , menyatakan bahwa penghambatan proses fotosintesis pada
intensitas cahaya yang tinggi (>10.000 foot candle) merupakan pengaruh tidak langsung
dari intensita cahaya tersebut, dimana pada intensitas cahaya yang tinggi akan
menyebabkan terjadinya penutupan dari stomata dan mengurangi evapotranspirasi
terutama melalui daun. Selanjutnya terjadi penghambatan pembentukan khlorofil dan
kerusakan organ-organ fotosintesis yaitu terjadinya lyisis khlorofil dan semua hal tersebut
akan menyebabkan penghambat proses fotosintesis pada daun secara keseluruhan (Chang,
1968) .
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Nama Species :
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Morfologi Daun

No. Kondisi Ukuran Ketebalan Warna Daun Karakteristik


Sampel Daun Daun Daun Permukaan Daun
1 Ternaung 119 cm 0,01 cm Hijau muda Lebih tipis dan lembek
Terbuka 115 cm 0,03 cm Hijau tua Kaku dan kasar
2 Ternaung 134 cm 0,02 cm Hijau muda kekuningan Tipis halus lembek
Terbuka 97 cm 0,04 cm Hijau tua Kaku kasar
3 Ternaung 138 cm 0,02 cm Hijau muda segar Lembek halus
Terbuka 101 cm 0,03 cm Hijau tua gelap Kaku keras
4 Ternaung 148 cm 0,01 cm Hijau muda Lembek dan halus
Terbuka 117 cm 0,03 cm Hijau tua Kaku kasar
5 Ternaung 136 cm 0,01 cm Hijau muda terang Tipis lembek halus
Terbuka 99 cm 0,02 cm Hijau gelap Kasar kaku
6 Ternanung 125 cm 0,02 cm Hijau muda kekuningan Lembek tipis halus
Terbuka 112 cm 0,03 cm Hijau tua Kasar kaku

2. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang sudah disediakan pada tabel di atas tentang
morfologi 12 daun jambu air yang warna dan ukuranya berbeda-beda dengan 6 berdaun
terbuka dan sisanya berdaun ternanung. Setelah diukur menggunakan penggaris dan di
gambar dengan milimeter blok dengan 1 kotaknya berukuran 1cm maka dapat dilihat
hasilnya seperti pada tabel. Selain perbedaan pada besar daun terdapat pula perbedaan
tebal pada daun yang dimana dapat dilihat bahwa tebal daun terbuka lebih tebal dibanding
daun tertutup, dengan perbedaan tebal dan selisih di antara keduanya adalah sekitar 0,01
mm- 0,02 mm. Selain tebal dan lebar daun dapat dilihat juga perbedaan mencolok lainya
yang berada pada warna daun.
Diperoleh bahwa kadar klorofil total dalam daun yang berumur ternaung lebih
banyak daripada daun yang terbuka. Perbedaan kandungan klorofil total pada suatu
tanaman diakibatkan perbedaan metabolisme yang berkaitan denganumur, morfologi, dan
faktor genetik daun pada tanaman (Biber, 2007). Kandungan klorofil pada daun yang
ternaung lebih tinggi daripada daun yang terbuka, dikarenakan pada daun yang ternaung
rentan terkena sinar matahari sehingga mampu memproduksi klorofil lebih banyak. Dan
juga daun yang ternaung rentan terkena suhu secara tinggi. Suhu yang sangat tinggi
menyebabkan kerusakan protoplasma (Loveless, 1991) maka dari itu daun ternaung lebih
cepat memproduksi klorofil karena tidak mengalamai perusakan protoplasma. Faktor-
faktor yang memengaruhi pembentukan klorofil.
Faktor pembentuk klorofil sendiri mempunyai dua faktor yaitu faktor internal dan
lingkungan. Faktor Lingkungan terdiri dải cahaya. Cahaya esensial biasanya untuk
pembentukan klorofil. Pada tanaman dalam gelap disebut juga protoklorofil apabila
terkena cahaya akan tereduksi menjadi klorofil. Untuk itu kenapa daun ternaung biasanya
memiliki konsentrasi klorofil lebih besar. Untuk suhu sintesis khlorofil biasa terjadi pada
range suhu yang lebar sekitar 3-480C kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil. Pada
daun terbuka lebih banyak terkena sinar matahari secara langsung berbeda dengan daun
yang ternaung. Karena daun terbuka lebih banyak terkena sinar matahari dan juga memiliki
kandungan klorofil yang banyak maka ukuran nya akan lebih tebal dari daun ternaung.
Warna nya pun juga lebih menonjol daun terbuka karena mempunya banyak klorofil.
Daun terbuka memiliki daun lebih kecil dan tebal berkebalikan dengan daun
ternanung, daun ternanung memiliki daun lebih tipis namun lebar, hal itu dikarenakan
kandungan mesofil, klorofil, enzim per unit area daun terbuka lebih besar dibanding
dengan daun ternanung.
Pada daun terbuka kejenuhan cahaya lebih tinggi sehingga kecepatan fotosintesis
lebih tinggi per unit area daun dan fotosintesis pada daun terbuka lebih efisien dibanding
dengan daun tertutup. Kecepatan fotosintesis sendiri dipengaruhi oleh jumlah stomata
ukuran stomata dan kontrol pembukaan dan penutupan stomata. Pada daun lebar umumnya
terdapat di permukaan daun bagian bawah, tetapi ada juga yang di permukaan atas.
kecepatan fotosintesis juga dipengaruhi oleh posisi daun di tajuk dimana kecepatan
fotosintesis di bagian dalam tajuk tergantung pada bentuk dan kelebatan tajuk dapat kurang
dari 2% dari bagian luar tajuk.
Daun terbuka Daun ternaung

Daun terbuka dan ternaung


V. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Daun ternaung biasanya memiliki konsentrasi klorofil dikarenakan banyak
terkena sinar matahari secara langsung untuk itu warna daun ternanung
biasanya lebih hijau daripada daun terbuka.
2. Daun terbuka memiliki kecepatan fotosintesis lebih tinggi per unit area
dibanding dengan daun tertutup dikarenakan memiliki kandungan mesofil,
klorofil, enzim per unit area daun lebih besar (karena lebih tebal)
3. Daun yang terbuka cenderung memiliki kandungan mesofil, klorofil,
enzim per unit area dan daun lebih besar (karena daunya lebih tebal).
4. Daun tertutup memiliki kapasitas fotosintesis lebih rendah maka dari itu
fotosintesis kurang efisien.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Yustiningsih, Maria. 2019. Intensitas Cahaya dan Efisiensi Fotosintesis pada


Tanaman Naungan dan Tanaman Terpapar Cahaya Langsung. Neliti.com.
BIOEDU, Vol. 4, No. 2, Agustus 2019: (43-48).
https://media.neliti.com/media/publications/299879-intensitas-cahaya-dan-efisiensi-
fotosint-e5953d77.pdf . Di akses pada tanggal 5 Maret 2021.

Utami. 2018. Bali. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman.


Diakses pada tanggal 5 Maret 2021.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d860383bd2d687fa31df008
8e0450033.pdf

Lailatul, Nur. 2017. Universitas Negeri Surabaya. Laporan Resmipraktikum


Fisiologi Tumbuhanmengukur Kadar Klorofil Daun Dracaena Marginata. Academia
edu.com. Diakses pada tanggal 6 Maret 2021.
https://www.academia.edu/35540964/LAPORAN_RESMI_PRAKTIKUM_FISIOLOGI_T
UMBUHAN_MENGUKUR_KADAR_KLOROFIL_DAUN_Dracaena_marginata

PPT Pembelajaran Mata Kuliah Fisiologi Pohon Pertemuan Ke-4 tentang Struktur
daun & fotosintesis 2021.

Anda mungkin juga menyukai