Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM INVENTARISASI

HUTAN

“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Praktikum Mata Kuliah Inventarisasi”

Oleh:

KELOMPOK 4

KHT B

AHLIL AHDIN N.NIMA (L131 19 180)

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Praktikum Inventarisasi Sumber Daya Hutan

Kelompok : 4 (Empat)

Kelas : KHT B

Jurusan : Kehutanan

Fakultas : Kehutanan

Universitas : Tadulako

Palu, Juli 2021

Mengetahui :

Dosen Pendamping Praktikum Asisten Penanggung Jawab Praktikum


Inventarisasi Hutan Inventarisasi Hutan

Mengetahui :
Dosen Penanggung Jawab
Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT, sebagai penguasa yang

Akbar bagi seluruh alam semesta karena atas rahmat dan berkat-Nyalah sehingga

laporan lengkap praktikum Silvikultur ini dengan waktu yang telah di tentukan.

“Laporan Lengkap Praktikum Inventarisasi Sumber Daya Hutan” ini dapat

tersusun sesuai dengan yang kita kehendaki. maksud dari penyusunan laporan ini

adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Silvikultur.

Tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang banyak berperan dalam membantu penyusunan laporan ini, yaitu kepada

bapak dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan-masukan baik

dalam teori maupun pelaksanaan praktikum, dan terutama kepada kakak-kakak

asisten yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama praktikum sehingga

penyusunan laporan berlangsung.

Dalam penyusunan laporan ini, saya sebagai penyusun menyadari akan

kesalahan-kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam laporan ini, oleh karena

itu saran dan kriktik yang sifatnya membangun dan dapat saya jadikan sebagai

masukan untuk perbaikan selanjutnya sangat saya harapkan.

Palu, 2 Juli 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan Dan Kegunaan....................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1. Pengertian Teknik Sampling............................................................. 3
2.2. Pengelolaan Petak Ukur......................................................................... 3
2.3. Populasi Dan Sampel.............................................................................. 4
2.4. Diameter dan tinggi pohon......................................................................... 5

III. METODE PRAKTIKUM............................................................................. 6

3.1. Waktu dan Tanggal............................................................................ 6


3.1. Alat Dan Bahan.................................................................................. 6
3.2. Cara Kerja.......................................................................................... 6
4. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 8
5.1. Hasil................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan........................................................................................ 16
5. PENUTUP................................................................................................... 17
5.1. Kesimpulan........................................................................................ 17
5.2. Saran................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Pengukuran Semai..................................................................................... 7
2. Pengukuran Pancang.................................................................................. 7
3. Pengukuran Tiang....................................................................................... 8
4. Pengukuran Pohon...................................................................................... 10
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Model petak ukur..................................................................................... 5


2. Proses Pembuatan plot............................................................................. 19
3. Proses Pembuatan plot............................................................................. 19
4. Proses Pengamatan Semai....................................................................... 20
5. Proses Pengamatan Pancang................................................................... 20
6. Proses PengukuranTiang ........................................................................ 21
7. Proses PengukuranPohon........................................................................ 21
8. Proses PengukuranPohon........................................................................ 21
9. Proses PengukuranPohon........................................................................ 21
10. Proses PengukuranPohon........................................................................ 21
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan

iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah

yang di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk

kedalam ruang sauna yang hangat dan lembab, yang berbeda daripada daerah

perladangan sekitarnya. Pemandangannya juga berlainan ini berarti segala

tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil – kecilnya) serta beraneka unsur

tak hidup lainnya termasuk bagian – bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari

hutan (Soeparno, 2003).

Menurut Rusdianan dan Lubis (2012) hutan merupakan suatu kesatuan

ekosistem yang erat kaitannya dengan proses alam yang saling berhubungan

1
antar komponen penyusun ekosistem.

Ilmu inventarisasi hutan adalah salah satu cabang ilmu kehutanan yang

membahas tentang metode penaksiran potensi hutan. Metode penaksiran adalah

cara pengukuran sebagian atau seluruh elemen dari suatu obyek yang menjadi

sasaran pengamatan untuk mengetahui sifat dari obyek yang bersangkutan.

Inventarisasi hutan dapat didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu kehutanan yang

membahas tentang cara pengukuran sebagian atau seluruh elemen-elemen dari

suatu lahan hutan untuk mengetahui sifat-sifat dan/atau nilai kekayaan yang ada di

atas lahan hutan yang bersangkutan (Malamassam, 2009).

2
2

Pengukuran merupakan hal yang paling penting dilakukan, karena dapat

Mengetahui atau menduga potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas

tertentu. Dalam memperoleh data pengukuran, jenis dan cara penggunaan alat

merupakan faktor penentu utama yang mempengaruhi keotentikan data yang

diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka semakin baik pula hasil

pengukuran yang akan didapat (Firdaus, 2010).

1.2. Tujuan Dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum Inventarisasi Hutan adalah agar mahasiswa dapat

mengetahui sekaligus memahami cara mengukur atau menaksir potensi dari suatu

tegakan hutan dalam hal pengukuran parameter pohon

Kegunaan yang diharapkan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa

dapat menambah wawasan sekaligus memahami tata cara pembuatan petak ukur,

penentuan arah jalur, penentuan jarak antar jalur dan pengukuran parameter pohon

dalam hal pengelolaan sumber daya hutan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian teknik sampling

Taknik sampling adalah merupakan pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai

teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok

yaitu probability sampling dan non probability sampling. Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan probability sampling (Sugiyono 2015).

2.2. Pengelolaan Petak Ukur

Petak ukur adalah satuan sampling yang berupa bagian dari luasan sebuah

tegakan dimana akan dilakukan pengukuran dan pengamatan karakter tegakan dan

kondisi lahannya.Pencatatan dan pengolahan data memperoleh perhatian yang

cermat, khususnya selama permulaan tahap perencanaan suatu invenntore hutan

karena sarana pengolahan data (misalnya tersedianya fasilitas dan personil untuk

perhitungan) atau biayanya akan mempunyai dampak yang berarti pada

rancangan, intensitas dan pembagian waktu seluruh inventore. Didalam kerangka

informasi yang diperlukan serta uang dan waktu yang tersedi, perlakuan terhadap

data harus dipandang sebagai faktor pembantu yang secara langsung

mempengaruhi pemilihan metode inventore. Secara umum akan ditekankan,

semakin sederhana rancangan inventorenya, semakin murah biaya penanganan

data dan semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

Walaupun pengolahan data lebih membantu sebagai sarana inventore hutan

daripada sebagai faktor penentu, namun pengaruhnya terhadap realisasi inventore

3
4

tak dapat dianggap kecil.Secara umum tipe petak ukur dapat dipisahkan menjadi

tiga macam yaitu petak ukur sederhana dengan berbagai bentuk, petak ukur

terkombinasi, dan petak ukur satelit (Eddy, 2001).

2.3.   Populasi dan Sampel

Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi

dan sampel penelitian.Dewasa ini, kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan

penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih

hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan

dengan metode sensus.Pengambilan sebagian dari keseluruhan objek, dan atas

hasil penelitian suatu keputusan atau kesimpulan mengenai keseluruhan objek

populasi dibuat, disebut sebagai metode penarikan sampel (sampling). Penelitian

yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik objek

penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain: objek yang diteliti

sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin

meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk

menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling  (Simon H.2007)

Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan

mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran

penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah

subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber

data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau

subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang

karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara
5

pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel

yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan

populasinya secara cermat.Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria

terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud

menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya (Simon

H.2007)

2.4. Diameter Dan Tinggi Pohon

Pendugaan  suatu  komunitas  salah  satunya  dilakukan  dengan

melakukan pengukuran  pada  tinggi pohon  dari  komunitas  yang  akan

diketahui  tersebut. Tinggi pohon merupakan dimensi  pohon yang sangat  penting

dalam pendugaan potensi  pohon  dan  tegakan.  Data  tinggi  bukan  hanya

diperlukan  untuk menghitung nilai luas bidang dasar suatu tegakan melainkan

juga dapat digunakan untuk  menentukan  volume  pohon  dan  tegakan,  berguna

dalam  pengaturan penebangan dengan batas tinggi tertentu serta dapat digunakan

untuk mengetahui struktur suatu tegakan hutan. Pengukuran tinggi pohon dengan

menggunakan beberapa alat yang berbeda akan menghasilkan data yang berbeda

pula. Dengan demikian, perbedaan relatif dari keakuratan data yang diperoleh

diantara alat yang berbeda akan terlihat. Sehingga dapat diketahui pula kelebihan

dan kelemahan suatu alat tertentu (Kurniawan, 2015).


III. METODE PRAKTIKUM

III.1 Waktu Dan Tempat

Adapun praktikum Pengenalan Hasil Hutan dilaksanakan pada hari

Minggu, 27 Juni 2021 pada pukul 08:00-selesai. Bertempat di Desa Labuan

Kungguma Kecamatan Tanatovea Kabupaten Donggala.

III.2 Alat Dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Hasil Hutan

yaitu Klinometer, Hagameter, Pita ukur, meteran roll, kompas, Avenza Maps,

Parang, Plakat Plot dan alat tulis

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum silvikultur adalah tali

raffia, tally sheet.

III.3 Cara Kerja

Adapun langkah kerja praktikum sebagai berikut :

1. Buatlah plot yang berukuran 20x20m untuk pengukuran pohon, 10x10m

untuk pengukuran tiang, 5x5m untuk pengukuran pancang, dan 2x2m

untuk pengukuran semai yang berbeda kondisi alamnya,

Gambar 1.model petak ukur

6
2. Amati jenis-jenis pohon yang ada pada kedua tempat tersebut, catat jenis

tumbuhannya, jumlah setiap jenis dan ukuran tinggi serta diameter

batangnya (tingkat pohon dan tiang). Pada plot berukuran 2x2 m, bedakan

antara tumbuhan bawah dan semai.

3. Buat tabel pengamatan dan pelajari tentang perbedaan-perbedaan kondisi

vegetasi pada kedua tempat tersebut, baik mengenai jenis

penyusun.kerapatan, fase pertumbuhan yang dominan di lokasi tersebut,

serta kondisi lingkungannya (sinar matahari, dll).

4. Pada plot berukuran 10x10 m serta 20x20 m untuk pengukuran tiang dan

pohon dilakukan perhitungan diameter pada setiap tiang dan pohon dengan

k
rumus D= dan tinggi total dengan rumus Tttl=α × jarakdatar
π

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Pengukuran Semai

Adapun hasil pengukuran semai yang diperoleh pada lokasi praktikum

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Pengukuran Semai

No Nama Jenis/Species Jumlah Semai/Tumbuhan Bawah

1 Tumbuhan A 3 Semai

2. Tumbuhan B 2 Semai

4.1.2. Pengukuran Pancang

Adapun hasil pengukuran pancang yang diperoleh pada lokasi praktikum

dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Pengukuran Pancang

No Nama Jenis/Species Jumlah Pancang

1 Tumbuhan A 1 Pancang

2. Tumbuhan B 1 Pancang

3. Tumbuhan C 1 Pancang

4. Tumbuhan D 1 Pancang

5. Tumbuhan E 1 Pancang

6. Tumbuhan F 2 Pancang

8
9

4.1.1 Pengukuran Tiang

Adapun hasil pengukuran Tiang yang diperoleh pada lokasi praktikum

dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Pengukuran Tiang


No Nama Tinggi Tinggi Bebas Diameter Volume
Jenis/Species Total (m) Cabang (m) (cm) (m3)
1 Tumbuhan A 12,5 cm 2,70 30 cm 0,89
11

Perhitungan Volume Tiang

1. Jenis A1
V = ¼ π.d2.t.fk

= ¼ . 3,14.(0,30)2 .12,5.1

=¼ .3,14.0,09.12,5.1
= ¼. 3,5325
= 0,89 m3
12

4.1.2 Pengukuran Pohon

Adapun hasil pengukuran Pohon yang diperoleh pada lokasi praktikum

dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Pengukuran Pohon

No NamaJenis/Species Diameter Helling Atas Helling Jarak


(cm) (m) Bawah (m)
1 Jenis A 43 16 -2 20
2 Jenis B 26 20 -1 15
3 Jenis C 34 10 -1 15
4 Jenis D 75,3 19 -2 20
5 Jenis E 65 35 6 30
6 Jenis F 24 15 -2 20
13

4.2. Pembahasan
18

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pengukuran 2x2 meter ditemukan semai sebanyak 5 jenis.

2. Pada pengukuran 5x5m ditemukan pancang sebanyak 5 pancang dengan

tinggi lebih dari 1,5 m.

1.2. Saran

Sebaiknya untuk kelanjutan praktikum ini kedepannya diharapkan agar

lebih diperhatikan lagi masalah kualitas dan kuantitas dari praktikum

Inventarisasi Sumber Daya Hutan. Agar dapat memberikan manfaat yang lebih

bagi para praktikan khususnya dalam perluasan ilmu pengetahuan dibidang

kehutanan.
DAFTAR PUSTAKA

Eddy, S.W. 2001. Perbandingan efisiensi metode pohon contoh ( tree sampling )
dan metode konvensional dalam pendugaan potensi tegakan jati
(Tectona grandisL.f.) di KPH Mantingan Perum Perhutani unit I Jawa
Tengah.(Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kurniawan, R.2015. Mengenal Alat ukur Diameter dan Tinggi Pohon. Diakses
dari http://www.scrib.com/[diakses pada tanggal 1Mei 2019][11:43 WIT]

Malamassam, D. 2009. Inventarisasi Hutan. Fakultas Kehutanan. Universitas


Hasanuddin. Makassar.

Simon H. 2007. Metode Inventore Hutan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyon.2015. Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, Kualitatif


dan R & D. Penerbit CV. Alfabeta : Bandung.

Puspitasari, D .2015. Angka Bentuk Dan Model Volume Kayu Afrika (Maesopsis
eminii Engl) .Di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi,  Jawa
Barat. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan  Institut
Pertanian Bogor.

Putranto, B. 2011. Penduga Model Hubungan Tinggi dan Diameter Pohon Jenis
Jambu-Jambu (Kjellbergiodendron sp.) pada Hutan Alam di Kab
Mamuju Sulawesi Barat. Diakses dari https://core.ac.uk/download/files
[4 Mei 2019].

Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi Bagi Populasi Dan Komunitas.


Jakarta : UI Press.
TALLY SHEET INVENTARISASI HUTAN

Pengamatan Semai
No Nama Jenis/Species Jumlah Semai/Tumbuhan Bawah

1 Tumbuhan A 3 Semai

2. Tumbuhan B 2 Semai

Pengamatan pancang
No Nama Jenis/Species Jumlah Pancang

1 Tumbuhan A 1 Pancang

2. Tumbuhan B 1 Pancang

3. Tumbuhan C 1 Pancang

4. Tumbuhan D 1 Pancang

5. Tumbuhan E 1 Pancang

6. Tumbuhan F 2 Pancang

Pengukuran Tiang
No Nama Tinggi Tinggi Bebas Diameter Volume
Jenis/Species Total (m) Cabang (m) (cm) (m3)
1 Tumbuhan A 12,5 cm 2,70 30 cm 0,89

Pengukuran Pohon
No NamaJenis/Species Diameter Helling Atas Helling Jarak
(cm) (m) Bawah (m)
1 Jenis A 43 16 -2 20
2 Jenis B 26 20 -1 15
3 Jenis C 34 10 -1 15
4 Jenis D 75,3 19 -2 20
5 Jenis E 65 35 6 30
6 Jenis F 24 15 -2 20
22

Anda mungkin juga menyukai