OLEH:
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan kegiatan magang di Unit
Pelaksanaan Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah Sanggau Timur
Dinas Kehutanan dan Lingkungan Provinsi Kalimantan Barat dan dapat
menyelesaikan laporan magang saya yang berjudul “POTENSI HASIL HUTAN
BUKAN KAYU (HHBK) DI UPT KPH WILAYAH SANGGAU TIMUR”.
Laporan ini diselesaikan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Srata 1 pada Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura
Pontianak. Laporan ini dibuat berdasarkan pengalaman selama pelaksanaan
Magang di Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutaan Wilayah
Sanggau Timur.
Dalam penyusunan Laporan Magang, Penulis tidak lepas dari bimbingan,
bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, sehingga pembuatan laporan ini
dapat bejalan dengan baik dan terselesaikan pada waktunya. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Farah Diba, S.Hut, M.Si selaku Dosen Pembimbing magang.
2. Ibu Dr. Farah Diba, S.Hut, M.Si selaku Dekan Fakultas Kehutanan
Universitas Tanjungpura Pontianak.
3. Bapak Dr. Slamet Rifanjai, S.Hut,MP selaku Ketua Jurusan Fakultas
Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak.
4. Bapak Abdul Haris, S.Hut, MM., Selaku Kepala Kesatuan Pengelolaan
Hutan Wilayah Sanggau Timur yang memberikan izin untuk
melaksanakan magang di UPT KPH Wilayah Sanggau Timur.
5. Bapak Eko Budi Santoso,S.Hut., selaku Kasubbag Tata Usaha.
6. Bapak Deny Hardiansyah, S.Hut dan Bapak Dedi Maulana S.Hut, selaku
penyuluh Kehutanan di UPT KPH Wilayah Sanggau Timur.
7. Para Aparatur serta anggota Brigade di UPT KPH Wilayah Sanggau
Timur.
8. Kedua orang tua beserta keluarga yang telah memberikan dukungan dan
motivasi.
i
9. Sahabat-sahabat yang telah memberikan semangat dan dukungan yang
besar.
10. Teman-teman kelompok magang fakultas kehutanan universitas
tanjungpura pontianak yaitu :sarni,dea,eliza,risky,oji,rasid terimakasih atas
kerja sama dan dukungan selama kegiatan magang berlangsung
Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan laporan magang ini
masih jauh dari kata sempurna,untuk itu saya mengharapkan adanya kritik dan
saran yang sifatnya mambangun,semoga laporan magang ini dapat bermanfaaat
bagi pembaca dan memberi sumbangan pengetahuan bagi pihak yang
membutuhkan.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
Latar Belakang.........................................................................................................1
Tujuan magang........................................................................................................2
Manfaat Magang......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
Pengertian Hasil Hutan Bukan Kayu.......................................................................3
Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu................................................................................3
Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu...................................................................3
Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu............................................................................4
BAB III GAMBARAN UMUM..............................................................................5
Sejarah UPT KPH Wilayah Sanggau Timur...........................................................5
Visi dan Misi UPT KPH Wilayah Sanggau Timur.................................................7
Tujuan UPT KPH Wilayah Sanggau Timur............................................................7
Profil UPT KPH Wilayah Sanggau Timur..............................................................8
Struktur Organisasi UPT KPH Wilayah Sanggau Timur......................................19
BAB IV. PELAKSANAAN MAGANG...............................................................20
Sistem Kegiatan Magang.......................................................................................20
Hasil dari Kegiatan Magang..................................................................................20
Hasil dan Pembahasan potensi hhbk di upt kph sanggau timur............................28
Pengalaman Positif yang Diperoleh Selama Magang...........................................28
Tantangan Selama Kegiatan Magang....................................................................29
BAB V. PENUTUP...............................................................................................30
Kesimpulan............................................................................................................30
Saran......................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
LAMPIRAN..........................................................................................................32
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Data laham kritis pada fungsi kawasan hutan KPH Unit IV Sanggau Timur.......14
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
Daftar lampiran
Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem pada hamparan lahan yang luas yang
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan yang sangat
berperan penting bagi kehidupan di muka bumi ini. Paradigma baru sektor
Kehutanan telah memandang hutan sebagai multi fungsi, baik fungsi ekonomi,
ekologi dan sosial. HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani
beserta produk turunan dan budi daya yang berasal dari hutan, kecuali kayu. UU
Cipta Kerja dan turunannya yaitu PP No. 23 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Kehutanan menegaskan bahwa kegiatan pemanfaatan HHBK dapat dilakukan
dengan multiusaha kehutanan, di mana kegiatan usaha kehutanan dapat berupa
usaha pemanfaatan kawasan, usaha pemanfaatan HHBK, dan atau usaha
Pemanfaatan Jasa Lingkungan dengan tujuan untuk mengoptimalkan potensi
kawasan hutan pada hutan lindung dan hutan produksi.
Potensi HHBK di Indonesia saat ini tercatat setidaknya sebesar 66 juta ton.
Produksinya di tahun 2020 baru sebesar 558 ribu ton dengan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 4,2 miliar. Tiga jenis HHBK dengan produksi
tertinggi berasal dari HHBK kelompok getah sebanyak 126 ribu ton, kelompok
biji-bijian sebanyak 114 ribu ton, dan kelompok daun/akar sebesar 63 ribu ton.
Beberapa komoditi HHBK yang potensial dikembangkan antara lain daun kayu
putih, kopi, madu, getah pinus, getah karet, bambu, jagung, sereh wangi, rumput
gajah, gula aren, gamal, rotan, aren, cengkeh, damar, gaharu, getah, kulit kayu,
kemenyan, kemiri, kenari, sagu, dan lain sebagainya.
Menurut UU Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, disebutkan bahwa hasil
hutan bukan kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati maupun non hayati. HHBK
adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewanibeserta produk turunan dan
budidayanya kecuali kayu yang berasal dari hutan (Permenhut
35/Menhut-II/2017). Pemanfaatan hasil hutan di Indonesia dilakukan oleh
penduduk di sekitar hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, HHBK tidak dapat diabaikan begitu saja karena HHBK menjadi salah
vii
satu peluang yang tepat untuk dikembangkan dan hal itu tentu saja dapat
mengurangi tingkat ketergantungan masyarakat terhadap hasil hutan kayu.
1.2 Tujuan
Tujuan magang di UPT KPH Wilayah Sanggau Timur Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses kegiatan pemanfaatan hasil hutan
bukan kayu (HHBK) di UPT KPH WILAYAH SANGGAU TIMUR
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
2. Untuk menerapkan teori yang diterima pada jenjang akademik dengan
praktek yang dilakukan dilapangan.
3. Melatih mahasiswa mengenal lingkungan kerja dan mengetahui
begaimana melaksanakan pekerjaan sesungguhnya.
4. Untuk memenuhi salah satu syarat utama untuk melalui proses pendidikan
di Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura.
1.3. Manfaat
Manfaat magang di UPT KPH Wilayah Sanggau Timur Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat yaitu
1. Mengetahui secara langsung tahap-tahap kegiatan pemanfaatan hasil
hutan bukan kayu (HHBK) di UPT KPH WILAYAH SANGGAU
TIMUR DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN dan
Menambah wawasan dan pengalaman Mahasiswa secara langsung di
dunia kerja.
2. Memperoleh pengalaman dan ilmu baru dari masyarakat setempat dalam
memanfaatkan hasil hutan bukan kayu.
3. Sebagai evaluasi dini untuk mengembangkan kemapuan diri.
4. Memperoleh banyak koneksi dan informasi yang berkualitas.
viii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Hasil Hutan Bukan Kayu
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati
maupun hewani dan turunannya yang berasal dari hutan kecuali Menurut
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.35/Menhut-II/2007, hasil hutan bukan
kayu yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati
maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal
dari hutan. Sedangkan menurut Suhesti dan Hadinoto (2015),. HHBK Unggulan
adalah jenis hasil hutan bukan kayu yang memiliki potensi ekonomi yang dapat
dikembangkan budidaya maupun pemanfaatannya di wilayah tertentu sesuai
kondisi biofisik setempat guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat. Untuk itu hutan harus diurus dan dikelola, dilindungi dan
dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,
baik generasi sekarang maupun yang akan datang (Kendek dkk, 2013).
2.2. Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu
Jenis Penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan pilihan yang
paling logis, karena di kawasan hutan lindung pemanfaatan kayu tidak
diperbolehkan. Hasil analisis kesesuaiam jenis lokasi yang akan direhabilitasi
merupakan pertimbangan utama dalam pemilihan jenis HHBK. Namun demikian,
jenis yang akan dikembangkan dalam rangka rehabilitasi hutan lindung hendaknya
mempunyai nilai lebih lainnya, misalnya mempunyai potensi untuk mencegah
erosi dan longsor. Parameter yang dapat digunakan dalam hal tersebut salah
satunya adalah sistem perakaran (Setiawan dan Narendra, 2012)
2.3 Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu
Hasil hutan berupa buah dan daun dapat dikonsumsi secara langsung.
Masyarakat di sekitar hutan memanfaatkan hasil hutan bukan kayu seperti sagu,
umbi-umbian, buahbuahan, sayur-sayuran untuk dijadikan bahan konsumsi sehari-
hari. Selain memanfaatkan tanaman konsumsi penggunaan tumbuhan obat-obatan,
rotan, bambu, beserta pengambilan kayu bakar juga dilakukan di sekitar hutan.
ix
tentang Hasil Hutan Bukan Kayu dinyatakan hasil hutan bukan kayu adalah hasil
hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya
kecuali kayu yang berasal dari hutan. Hasil hutan bukan kayu meliputi rotan,
bambu, getah, daun, kulit, buah, dan madu serta masih banyak lagi. Jenis
tumbuhan tersebut beberapa diantaranya bahkan memiliki nilai ekonomi yang
sangat tinggi bila dijadikan produk olahan. Beraneka ragam jenis hasil hutan
bukan kayu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar hutan. Penelitian
Christien dkk (2013)
2.4. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu
Hasil hutan bukan kayu (hhbk) merupakan bagian dari ekosistem hutan
yangmemiliki peranan yang beragam, baik terhadap lingkungan alam maupun
terhadap kehidupan manusia. Hhbk yang sudah biasa dimanfaatkan dan
dikomersilkan diantaranya adalah cendana, gaharu, sagu, rotan, aren, sukun,
bambu, sutera alam, jernang, kemenyan, kayu putih, aneka tanaman obat, minyak
atsiri dan madu. Secara ekologis hhbk tidak memiliki perbedaan fungsi dengan
hasil hutan kayu, karena sebagian besar hhbk merupakan bagian dari pohon.
Istilah hasil hutan non kayu semula disebut hasil hutan ikutan merupakan hasil
hutan yang berasal dari bagian pohon atau tumbuh-tumbuhan yang memiliki sifat
khusus yang dapat menjadi suatu barang yang diperlukan oleh masyarakat, dijual
sebagai komoditi ekspor atau sebagai bahan baku untuk suatu industri (salaka dkk,
2012).
Pemanfaatan sumberdaya hutan khususnya kayu masih mendominasi. Namun
demikian, hhbk juga tidak dapat diabaikan begitu saja karena hhbk menjadi salah
satu peluang yang tepat untuk dikembangkan dan tentu saja dapat mengurangi
tingkat ketergantungan masyarakat terhadap hasil hutan kayu (Jafar, 2013).
Palmolina (2014) menambahkan, beberapa tahun terakhir keberadaan hasil
hutanbukan kayu (hhbk) dipandang penting untuk terusdikembangkan mengingat
produktivitas kayu darihutan alam semakin menurun. Perubahan paradigma dalam
pengelolaan hutan kini cenderung kepada pengelolaan kawasan (ekosistem) hutan
secara utuhdan menuntut diversifikasi hasil hutan selain kayu.hhbk dalam
pemanfaatannya memiliki keunggulan dibanding hasil kayu, sehingga hhbk
memiliki prospek yang besar dalam pengembangannya.
x
BAB III
GAMBARAN UMUM INSTANSI
3.1. Sejarah UPT KPH Wilayah Sanggau Timur
Berdasarkan UUD 23 Tahun 2014, maka kewenangan bidang kehutanan pada
pemerintah daerah Kabupaten di tarik menjadi kewenangan pemerintahan
Provinsi. Menindaki lanjuti hal tersebut pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat
dalam hal ini Gubernur Kalimantan Barat mengeluarkan Peraturan Gubernur
Kalimantan Barat No. 117 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kehutanan Provi nsi Kalimantan Barat
yang kemudian di tindak lanjuti dengan keluarnya PERGUB Kalimantan Barat
No. 103 Tahun 2017 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja UPT KPH Wilayah Sanggau Timur.
Dengan dikeluarkannya PERGUB Kalimantan Barat No. 117 Tahun 2016, di
Kalimantan Barat dibentuk 17 (tujuh belas) Unit Pelaksanaan Teknis Kesatuan
Pengelolaan Hutan salah satunya UPT KPH Wilayah Sanggau Timur yang
membawahi 10 Kecamatan yang ada di 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten
Sanggau dan Kabupaten Sekadau.Untuk wilayah yang ada di Kabupaten Sanggau
meliputi beberapa Kecamatan seperti Noyan, Kemayan, Bonti, Parindu, Jangkang,
Kapuas, Mukok dan untuk wilayah Sekadau meliputi beberapa Kecamatan
diantaranya Belitang Hilir, Belitang Hulu, Sekadau Hilir dengan luas areal ±
334.668,04 pada UPT KPH Wilayah Sanggau Timur memiliki SDM sebanyak 9
(sembilan) orang ASN (Aparat Sipil Negara) dengan 1 (satu) KKPH (Kepala
Kesatuan Pengelolaan Hutan) dan 19 orang Brigade Kebakaran Hutan dan Lahan
dan Pengamanan Hutan.
xi
DISHUT KAB DISHUT PROV KALBAR
17 UPT
KABUPATEN SANGGAU
KPH
KPHP KPHP
UNIT IV UNIT XI
xii
3.2. Visi, Misi dan Tujuan
Adapun Visi, Misi dan Tujuan yang akan dicapai Unit Pelaksanaan Teknis
Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah Sanggau Timur Unit IV sebagai berikut :
1. Visi
Terwujudnya pengelolaan hutan lestari melalui pemungutan hasil hutan non
kayu dan jasa lingkungan berbasis pemberdayaan masyarakat.
2. Misi
xiii
5. Meningkatkan pembinaan dan pemantauan terhadap pemegang izin
pemanfaatan yang ada di wilayah KPH.
6. Melaksanakan Monitoring dan evaluasi kegiatan rehabilitasi hutan dan
lahan di luar perizinan.
7. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengaman kawasan hutan di
wilayah KPH dengan meningkatkan kapasitas Brigade Pengendalian
Kebakaran Hutan dan lahan dan Pengamanan Hutan.
8. Meningkatkan kapasitas Aparatur KPHP Unit IV Sanggau Timur dan
Masyarakat sekitar kawasan hutan yang berada di 11 Desa dalam
kawasan KPHP Unit IV Sanggau Timur.
9. Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap Kegiatan Pengelolaan
hutan oleh pemegang izin atau kerjasama pihak ketiga.
10. Membangun sinergi dengan masyarakat, stakeholder, dan pihak ketiga
dalam rangka pengembangan usaha sector kehutanan.
xiv
Tabel 1. Luas Wilayah KPHP Unit IV Sanggau Timur Berdasarkan Administrasi
Kecamatan dan Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat
N
Kabupaten Kecamatan Luas (Ha) %
o
Kembayan 7.927 2,98
Bonti 60.462 22,71
Jangkang 143.110 53,76
Sanggau (263.799
1 Kapuas 12.731 4,78
Ha) 99,10%
Mukok 5.719 2,15
Noyan 29.781 11,19
Parindu 4.069 1,53
Sekadau (1.112 Ha) BelitangHilir 664 0,25
2
0,42% Belitang Hulu 448 0,17
Sintang (1.272 Ha)
3 Ketungau Hulu 1.272 0,48
0,48%
Total 266.183 100
Sumber: Analisis GIS Peta KPHP Unit IV Sanggau Timur Berdasarkan Administrasi
Pemerintahan, 2018
xv
penetapan wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi Provinsi Kalimantan Barat Seluas ± 266.183 Ha.
xvi
4 HP - Blok Khusus 21.773 21.773 8,18
5 HP - Blok Pemanfaatan HHK – HT 155.326 155.326 58,35
6 HP - Blok Pemberdayaan Masyarakat 30.818 30.818 11,58
7 HP - Blok Perlindungan 15.427 15.427 5,8
Total 42.839 223.344 266.183 100
Sumber : UPT KPH Wilayah Sanggau Timur
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa pembagian blok KPHP Unit IV
Sanggau Timur didominasi oleh HP Blok Pemanfaatan HHK-HT dengan luasan
155.430 Ha pada fungsi kawasan Hutan Produksi (HP) dengan presesntasi 58,39
%. Sedangkan blok yang memiliki luasan yang paling kecil adalah HL Blok Inti
seluas 8.990 Ha pada fungsi kawasan Hutan Lindung (HL) dengan presentasi 3,38
%, dengan jumlah petak secara keseluruhan wilayah sebanyak 711 petak yaitu HL
dengan 114 petak dan HP dengan 597 petak dengan luas terkecil petak 17 ha
terletak di petak HL-1 karena berada diantara APL dan Hutan Produksi dan luas
terbesar 390 Ha terletak di petak HL-62.
Tabel 3. Pembagian Blok dan Arahan Kegiatan pada Fungsi kawasan Hutan
Wilayah Tertentu di Wilayah KPHP Unit IV Sanggau Timur.
xvii
Lotup
Total 24.889 58.600 83.489
Sumber : UPT KPH Wilayah Sanggau Timur
xviii
No. Bulan Curah Hujan (mm) Hujan (Hari)
1 Januari 283,38 15,92
2 Februari 287,38 13,62
3 Maret 303 16,92
4 April 374,77 19,46
5 Mei 320,15 16,38
6 Juni 193,77 11,15
7 Juli 195,92 10,85
8 Agustus 398,38 18,46
9 September 345,62 15,85
10 Oktober 364,92 17,85
11 November 401,54 20,54
12 Desember 395,85 20,46
Sumber: BMKG – StasiunKlimatologiMempawah
xix
hutan dan lahan (RHL) dengan mendayagunakan semua potensi dan kemampuan
pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha, dan masyarakat secara
terkoordinasi. Kegiatan rehabilitasi hutan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan
penanaman reboisasi dan pengkayaan reboisasi. Sedangkan komoditi yang akan
dijadikan jenis tanaman pada kegiatan rehabilitasi adalah jenis tanaman yang
lazim ditanam pada hutan tanaman. Hal ini untuk meningkatkan nilai guna lahan
dan efektivitas waktu untuk pemanfaatan tanaman hasil rehabilitasi. Kegiatan
RHL tersebut diprioritaskan untuk lahan kritis yang ada di KPHP Unit IV
Sanggau Timur.
Tabel 5. Data Lahan Kritis pada Fungsi Kawasan Hutan di KPHP Unit IV
Sanggau
Fungsi Kawasan
No. Tingkat Kritis Total %
HL HP
1 TidakKritis 7.389 37.175 44.564 16,74
2 AgakKritis 4.012 2.036 6.048 2,27
3 Potensialkritis 9.178 125.870 135.048 50,73
4 Kritis 22.260 58.263 80.523 30,25
5 SangatKritis - - - -
Grand Total 42.839 223.344 266.183 100
Sumber: Peta LahanKritis BPDAS Kapuas, 2018
xx
Gambar 4. Peta Lahan Kritis di Wilayah KPH Unit IV Sanggau Timur
Fungsikawasan
No Kelas Lereng Luas (Ha)
HL HP
1 0–8 25.137 207.852 232.989
2 8 – 15 1.052 5.083 6.135
3 15 – 25 3.987 3.194 7.181
4 25 – 40 10.168 6.944 17.112
5 > 40 2.495 271 2.766
Total 42.839 223.344 266.183
Sumber: Peta KemiringanLereng Prov. Kalbar 2002
xxi
Gambar 5. Peta Kelerengan KPHP Unit IV Sanggau Timur
xxii
daerah pegunungan. Umumnya, tanah ini berada di daerah yang memiliki iklim
basah dengan curah hujan lebih dari 2500 mm per tahun, sedangkan Tanah latosol
atau laterit dikenal juga sebagai tanah inceptisol yang pernah kita bahas
sebelumnya. Tanah latosol atau tanah insepticol merupakan tanah yang
mempunyai lapisan solum. Lapisan solum yang dimiliki oleh tanah latosl ini
cenderung tebal dan bahkan sangat tebal. Lapisan solum tanah ini antara 130 cm
hingga 5 meter dan bahkan lebih. Batas horison dari tanah ini tidaklah begitu
terlihat jelas. Sebagai salah satu jenis tanah yang ada di permukaan Bumi, tanah
latosol berbeda dengan jenis tanah yang lainnya. Setiap jenis tanah mempunyai
ciri-cirinyamasing-masing. Begitu pula dengan tanah latosol ini. Tanah latosol
atau tanah inceptisol merupakan tanah yang mempunyai beberapa ciri atau
karakteristik tertentu.
Adapun ciri-ciri tanah latosol dan inceptisol sebagai berikut:
1. Memiliki solum tanah yang agak tebal hingga tebal, yakni mulai sekitar
130 cm hingga lebih dari 5 meter.
2. Tanahnya berwarna merah, coklat, hingga kekuning- kuningan.
3. Tekstur tanah umumnya merupakan liat
4. Struktur tanah umumnya adalah remah dengan konsistensi gembur
5. Memiliki pH 4,5 hingga 6,5, yakni dari asam hingga agak asam.
6. Memiliki bahan organik sekitar 3% hingga 9%, namun pada umumnya
hanya 5% saja.
7. Mengandung unsur hara yang sedang hingga tinggi. Unsur hara yang
terkandung di dalam tanah bisa dilihat dari warnanya. Semakin merah
warna tanah maka unsur hara yang terkandung adalah semakin sedikit.
8. Mempunyai infiltrasi agak cepat hingga agak lambat
9. Daya tanah air cukup baik.
10. Lumayan tahan terhadap erosi tanah
xxiii
Gambar 6. Peta Jenis Tanah di KPHP Unit IV Sanggau Timur
3.4.9. Hidrologi
Secara umum keterdapatan air di Kabupaten Sanggau berasal dari DAS
Kapuas dan sumber mata air yang berada di daerah pegunungan. Ada satu Daerah
Aliran Sungai (DAS) utama yang melintasi wilayah Kabupaten Sanggau yaitu
DAS Kapuas. Berikut ini merupakan rincian dari aliran sungai DAS Kapuas di
wilayah KPH Unit IV Sanggau Timur.
Tabel 8. Luas Sub-DAS di KPHP Unit IV Sanggau Timur
Fungsikawasan
No Nama DAS Luas (Ha)
HL HP
1 Kapuas 42.839 223.344 266.183
Total 42.839 223.344 266.183
Sumber: Laporan Akhir IdentifikasiBiofisik, SosialEkonomi dan PotensiSeluruh
Areal KPHP Unit IV Sanggau Timur, BP2HP Wilayah XII Tahun 2018
Gambar 7. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di KPHP Unit IV Sanggau Timur
xxiv
3.4.10. Aksesibilitas Kawasan
Aksesibilitas menuju areal KPHP Unit IV Sanggau Timur di Kabupaten
Sanggau terdiri dari modal transportasi darat, untuk menuju ke kantor UPT KPH
Wilayah Sanggau Timur (Pengelola Kawasan KPHP Unit IV) dari Ibukota
Provinsi dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda 4 dan roda 2 dengan
waktu tempuh ± 4-5 jam. Dari kantor menuju areal kerja yang berada di KPHP
Unit IV Sanggau Timur dapat ditempuh antara 1-6 jam. Perjalanan tersebut dapat
ditempuh menggunakan kendaraan roda 4 dan roda 2 dengan kondisi jalan
sebagian besar masih tanah merah dan dibeberapa lokasi sudah beraspal. Secara
spasial, aksesibilitas KPHP Unit IV Sanggau Timur dapat dilihat pada peta
aksesibilitas kawasan KPHP Unit IV Sanggau Timur digambar pada peta di
bawah ini.
xxv
KEPALA UPT. KPH
SANGGAU TIMUR
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN MAGANG
xxvi
Kegiatan magang di laksanakan di Unit Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan
Wilayah Sanggau Timur Unit IV yang terletak di Jl. Kom Yos Sudarso No. 32
Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau. Kegiatan magang dilaksanakan selama 1
(Satu bulan), terhitung mulai dari tanggal 04 Juli 2022 sampai dengan 04 Agustus
2022 dengan jadwal sesuai lampiran. Jam kerja efektif dimulai dari pukul 07.30
WIB sampai 16.00 WIB dari hari senin sampai hari jumat.
xxvii
Gambar 10. Orientasi perkenalan mahasiswa magang
xxviii
Gambar 12. Melakukan koordinasi ke Kantor Desa Pana
xxix
4.2.6 Melakukan engangkutan bibit tanaman di RPH Kembayan dan
Melakukan pemupukan tanaman di RPH Sami
Mahasiwa Melakukan pengangkutan bibit tanaman dan menyusun
tanaman perblok, hal ini dilakukan agar dalam menghitung jumlah bibit tidak
keliru dan kami melakukan pemupukan tanaman di RPH sami bersama KKPH
dan 3 orang brigade
xxx
Pemanenan dan Pengemasan serta Pemasaran Madu Kelulut kepada Bang Denny
selaku pemilik budidaya Madu Lebah Kelulut, tak lupa kami juga diberikan
kesempatan untuk merasakan madu dari Lebah Kelulut langsung dari sarangnya.
xxxi
Gambar 18. Mengunjungi wisata alam Riam Tingkas di Desa Bantai Kecamatan
Bonti
Gambar 19. Kegiatan Senam pagi di halaman Kantor UPT KPH Sanggau Timur
xxxii
mengangkat Tema “Penanaman Pohon Serentak Untuk Kalimantan Barat Teduh,
Hijau dan Lestari Dalam Rangka Pemulihan Hutan Dan Lahan Sebagai Upaya
Mendukung FOLU NET SINK 2030” yang di laksanakan di Sabang Merah
Kabupaten Sanggau. Kegiatan penanaman ini juga dilakukan di sekolah-sekolah
yang ada di Kalimantan Barat dan UPT KPH Sanggau Timur menjadi
Fasilitator/penyalur bibit berkualitas siap tanam
xxxiii
Gambar 21. Bahan untuk membuat Beeswax
xxxiv
akan menjadi maksimal
4.3 Hasil Dan Pembahasan Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu Di UPT KPH
Sanggau Timur
xxxv
4. Menjalin silaturahmi bersama Aparatur serta Brigade UPT KPH Wilayah
Sanggau Timur.
5. Dapat mengunjungi beberapa daerah yang termasuk kedalam areal kerja
UPT KPH Wilayah Sanggau Timur.
6. Mengunjungi RPH dan melakukan patroli Hutan.
7. Mengunjungi tempat Wisata Alam.
8. Mendapatkan Rasa kekeluargaan dan keakraban sesama Kelomok
Magang.
xxxvi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Potensi hasil hutan bukan kayu
yang ada di Desa pana .Pengolahan hasil hutan bukan kayu yang dimanfaatkan
oleh masyarakat masih dalam bentuk pengolahan tradisional dan tidak maksimal.
52. Saran
Pemerintah Kabupaten atau pun pihak KPH perlu memberikan
pemberdayaan terhadap masyarakat mengenai pemanfaatan dan pengelolaan
potensi hasil hutan bukan kayu yang ada di Desa pana
Sosialisasi kepada masyarakat setempat mengenai tindakan konservasi
terhadap jenis-jenis hasil hutan bukan kayu yang dimanfaatkan untuk
mencegah kerusakan berlebih dan mencegah kepunahan.Perlu diadakan
penelitian lebih lanjut mengenai potensi hasil hutan bukan kayu yang ada di
hutan sekitar Desa pana
xxxvii
DAFTAR PUSTAKA
xxxviii
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Magang
xxxix
Lampiran 2. Surat Jalan Magang
xl
Lampiran 3. Jurnal Harian Magang
xli
xlii
xliii
xliv
xlv
Lampiran 4. Penilaian Tempat Magang
xlvi
xlvii