Anda di halaman 1dari 8

Reproduksi Rhizopoda

Rhizopoda berproduksi secara aseksual, sedangkan reproduksi secara seksual kini belum
diketahui. Reproduksi secara akseksual melalui berbagai mekanisme dengan pembelahan sel
yang mengarah ke pembelahan mitosis. Namun tahap-tahap mitosis tidak tampak dengan jelas.
Contohnya pada proses pembelahan sel yang terbentuk benang-benang spindel, akan tetapi
membrane inti tidak pernah menghilang selama proses pembelahan. Pembelahan sel diawali
dengan pembelahan inti yang selanjutnya membrane plasma semakin melekuk kea rah dalam
hingga terbentuk dua sel anakan.

Reproduksi Ciliata

Ciliata dapat berkembang biak melalui dua cara, yaitu secara seksual (kawin)
melalui konjugasi dan secara aseksual (tak kawin) melalui pembelahan biner melintang.
Konjugasi pada Ciliata tidak menghasilkan sel anak yang baru, tetapi setelah melakukan
konjugasi, sel membelah menghasilkan empat sel anak yang identik yang lebih mampu bertahan
hidup terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.

Pembelahan biner pada Ciliata dapat diamati ketika satu sel membelah menjadi 2, kemudian
menjadi 4, 8 dan seterusnya. Pembelahan ini diawali dengan mikronukleus yang membelah dan
diikuti oleh pembelahan makronukleus. Kemudian akan terbentuk 2 sel anak setelah terjadi
penggantian membran plasma. Perlu kalian ketahui bahwa masing-masing sel anak tersebut
identik dan alat sel lainnya mempunyai dua nukleus dan sitoplasma.
Reproduksi Flagellata

Flagellata bereproduksi secara aseksual dengan melakukan pembelahan biner dengan arah
membujur. Dari satu sel dihasilkan dua sel dari dua sel dihasilkan empat sel dan seterusnya.
Pembelahan sel dan inti sel tidak diikuti oleh pembelahan flagella tetapi flagella baru akan
terbentuk pada sel anak hasil pembelahan. Pada flagellate yang hidup parasit seperti
Trypanosoma sp. Pembelahan biner dapat terjadi di jaringan darah tubuh inang. Reproduksi
secara seksual tidak diketahui, siklus hidup Trypanosoma brucei gambiense, untuk lebih jelasnya
sebagai berikut.

Lalat tse-tse Glossina palpalis yang mengandung Trypanosoma menggit manusia,


Trypanosoma kemudian beredar dalam jaringan darah.
Trypanosoma hidup dan bereproduksi dengan cara pembelahan biner memanjang di
dalam jaringan darah manusia, getah bening, limpa dan berpotensi merusak sistem saraf.
Penderita akan mengalami demam, nyeri otot dan sendi, tidak dapat berjalan, tidak dapat
berbicara dan banyak tidur di siang hari tetapi tidak dapat tidur ( insomnia ) di malam hari.
Semakin lama penderita tidak dapat dibangunkan dan akhirnya meninggal dunia.
Penyebaran kepada orang lain terus terjadi bila lalat tse-tse menggigit serta menghisap
darah penderita, lalu menularkan kepada orang lain.
Trypanosome hidup di dalam saluran pencernaan lalat tse-tse selama 20-30 hari.
Trypanosoma infektif akhirnya menetap di kelenjar air liur lalat tse-tse. Lalat tse-tse
banyak terdapat di sepanjang tepi sungai di Afrika bagian barat dan tengah. Lalat tersebut
mampu terbang dengan jarak jangkau hingga mencapai 3 mil dan bisanya menggigit pada
waktu siang hari.

Reproduksi Sporozoa

Cara perkembangbiakan pada Sporozoa (ex. Plasmodium) pertama kali ditemukan oleh Ronald
Ross dan Grassi. Reproduksi pada Sporozoa ini dapat terjadi melalui dua cara, yaitu:
Reproduksi aseksual (vegetatif) yang terjadi di dalam tubuh manusia secara skizogoni
(pembelahan diri dalam tubuh inang tetap) dan pada tubuh nyamuk Anopheles betina
secara sporogoni (pembentukan spora pada inang sementara).
Reproduksi seksual (generatif) dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di dalam
tubuh nyamuk Anopheles.
Reproduksi Rhizopoda

Rhizopoda berproduksi secara aseksual, sedangkan reproduksi secara seksual kini belum
diketahui. Reproduksi secara akseksual melalui berbagai mekanisme dengan pembelahan sel
yang mengarah ke pembelahan mitosis. Namun tahap-tahap mitosis tidak tampak dengan jelas.
Contohnya pada proses pembelahan sel yang terbentuk benang-benang spindel, akan tetapi
membrane inti tidak pernah menghilang selama proses pembelahan. Pembelahan sel diawali
dengan pembelahan inti yang selanjutnya membrane plasma semakin melekuk kea rah dalam
hingga terbentuk dua sel anakan.

Reproduksi Ciliata

Reproduksi Secara Aseksual : Dalam perkembangbiakan secara pembelahan biner,


satu sel membelah menjadi dua, kemudian menjadi 4, 8 dan seterusnya. Pembelahan
biner diawali dengan pembelahan makronukleus yang selanjutnya penggantian membran
plasma dan akhirnya terbentuk dua sel anak.

Reproduksi Secara Seksual : Dalam perkembangbiakan secara seksual (kawin) dengan


cara konjugasi
Reproduksi Flagellata

Flagellata bereproduksi secara aseksual dengan melakukan pembelahan biner dengan


arah membujur.
Dari satu sel dihasilkan dua sel, dari dua sel dihasilkan empat sel, dan seterusnya.
Pembelahan sel dan inti sel tidak diikuti oleh pembelahan flagela, tetapi flagela baru akan
terbentuk pada sel anak hasil pembelahan.
Pada flagellata yang hidup parasi, seperti Trypanosoma sp. pembelahan biner dapat
terjadi di jaringan darah tubuh inang.
Reproduksi secara seksual tidak diketahui.

Reproduksi Sporozoa

Sporozoa bereproduksi secara vegetatif maupun generatif. Reproduksi secara vegetatif dilakukan
dengan pembelahan biner, sedangkan reproduksi secara generatif dengan peleburan antara
gamet jantan dan betina. Reproduksi secara vegetatif dan generatif terjadi secara bergilir dalam
siklus hidup yang sangat rumit, dan terjadi beberapa kali perubahan bentuk Sporozoa pada saat
berada di tubuh hewan perantara maupun di tubuh inang.
Reproduksi Rhizopoda

Reproduksi aseksual (Vegetatif ) pada kebanyakan protozoa adalah dengan membelah diri.
Namun adapula jenis protozoa yang bereproduksi secara konjugasi yaitu perpaduan antara dua
individu yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya.. Rhizopoda berkembang biak secara
vegetative dengan membelah diri.
Amoeba bereproduksi secara vegetatif, yaitu dengan cara membelah diri (pembelahan biner/binary
fission).
Perkembangbiakan amoeba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membelah diri.
Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan setiap 15 menit.
Reproduksi seksual (generatif) dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di dalam tubuh
nyamuk Anopheles.

Reproduksi Ciliata

Proses reproduksi ciliata yaitu secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual pada
ciliata yaitu dimulai dengan membelah diri secara transversal, dimulai dengan membelah
makronukleus yang diikuti oleh sitoplasmanya, membelah diri dapat terjadi + tiap 24 jam. Setelah
terjadi beberapa kali pembiakan aseksual (vegetatif), terjadilah pembiakan seksual (generatif)
secara konjugasi yang dimulai dengan pertemuan antara 2 individu pada bagian mulut. Kemudian
terjadi peristiwa selanjutnya makronukleusnya lenyap.
Reproduksi Flagellata

Reproduksi pada Flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif
terjadi dengan cara pembelahan biner secara transversal, misalnya pada Euglena, sedangkan
reproduksi generatif terjadi melalui persatuan antara ovum dan spermatozoid, misalnya pada
Volvox .
a. Reproduksi secara vegetatif: pembelahan biner
Pembelahan biner pada flagellata berlangsung secara longitudinal. Menurut Smith (2010),
pembelahan sel dimulai dengan menduplikasi DNA-nya untuk membuat duaset lengkap. Sel terus
tumbuh dan set DNA bergerak ke ujung berlawanan pada sisi sel.Setelah sel telah mencapai
ukuran yang tepat, sel membagi menjadi dua sel anak dengan DNA yang identik.
b. Reproduksi secara generatif: persatuan antaraovum dan spermatozoid.
Selain reproduksi secara vegetative (pembelahan biner), kelompok flagellata juga melakukan
perkembangbiakan secarageneratif. Reproduksi ini sangat diperlukan untuk memperkaya variasi
genetic, sehingga akan meningkatkan kemampuannya untuk hidup pada kondisi lingkungan yang
baru.

Reproduksi Sporozoa

Reproduksi secara aseksual dengan spizogoni, yaitu pembelahan diri yang berlangsung di dalam
tubuh inang tetap, dan sporogoni yaitu pembentukan spora yang terjadi pada inang sementara
(hospes intermediet).

Produksi secara seksual melalui persatuan gamet (mikro gamet = gamet jantan dan makro gamet
= gamet betina) yang berlangsung did dalam tubuh nyamuk.

Contohnya adalah Plasmodium.

Reproduksi Rhizopoda
Cara reproduksi Rhizopoda adalah secara aseksual, sedangkan reproduksi secara seksual kini
belum diketahui. Reproduksi secara aseksual melalui berbagai mekanisme dengan pembelahan
sel yang mengarah ke pembelahan mitosis. Namun, tahap-tahap mitosis tidak tampak dengan
jelas. Contohnya, pada proses pembelahan sel yang terbentuk benang-benang spindel, akan
tetapi membran inti tidak pernah menghilang selama proses pembelahan. Pembelahan sel diawali
dengan pembelahan inti yang selanjutnya membran plasma semakin melekuk ke arah dalam
hingga terbentuk dua sel anakan.
Mikronukleusnya membelah secara meiosis menjadi empat. Tiga diantaranya lenyap dan satu
membelah menjadi dua mikronukleus (haploid). Dan terjadi tukar menukar mikronuklues sehingga
menjadi penyatuan mikronukleus haploid menjadi mikronukleus diploid, tiap individu memisahkan
diri. Mikronukleus di dalam masing-masing individu membelah tiga kali berturut-turut menjadi
delapan, empat diantaranya menjadi makronukleus, tiga diantaranya lenyap dan satu menjadi
mikronukleus.
Dalam keadaan demikian tiap individu dan mikronukleusnya akan mengadakan pembelahan dua
kali berturut-turut hingga menjadi empat paramecium baru dengan makronukleus, mikronukleus
dan perlengkapan lainnya yang lengkap.

Reproduksi Ciliata

Aseksual
Paramaecium berkembang biak dengan cara pembelahan biner. Satu sel membelah menjadi dua,
kemudian menjadi 4, dan 8, dan seterusnya. Pembelahan ini di awali dengan pembelahan
makronukleus, setelah itu terjadi penggentingan membran plasma dan akhirnya terbentuk dua sel
anak. Gambar. Pembelahan biner pada Paramaecium.
Seksual
Paramaecium juga dapat berkembang biak secara kawin (seksual), yaitu dengan cara konjugasi.
Perkembangan seksual pada Paramaecium dapat dilihat pada gambar berikut

Reproduksi Flagellata
Flagellata bererproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Cara aseksual dilakukan dengan cara
pembelahan biner. Pembelahan ini tidak diikuti dengan pembelahan flagel. Flagel akan tumbuh
baru pada sel anakan. Sedangkan cara reproduksi secara seksual pada flagellata dilakukan
dengan cara konjungsi.

Reproduksi Sporozoa

1. Reproduksi Aseksual

Sporozoit yang terdapat dalam kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah manusia pada saat
nyamuk menghisap darah, yang selanjutnya masuk dalam system retikuloendotelial.

Setelah beberapa hari berada dalam system retikuloendotelial, barulah sporozoit ini menyerang
eritrosit dan berubah menjadi trofozoit yang mempunyai bentuk seperti cincin. Selanjutnya,
trofozoit berubah menjadi schizont, yang kemudian membelah diri berulang-ulang menjadi 6-36
merozoit yang akan tumbuh menjadi sporozoit-sporozoit baru,pembentukan merozoit-merozoit ini
disebut sporulasi.

Sporozoit yang terbentuk akan menyerang eritrosit baru sehingga terulanglah pembiakan vegetatif
ini. Di antara sporozoit yang terdapat dalam eritrosit ada yang membentuk gametosit. Gametosit
jantan disebut mikrogamet, sedang gametosit betina disebut makrogamet.

2. Reproduksi Seksual

Gametosit yang terisap ketika nyamuk mengisap darah penderita malaria, akan berubah menjadi
mikrogamet dan makrogamet.

Perkawinan antara mikrogamet dan makrogamet menghasilkan zigot. Selanjutnya zigot akan
berubah menjadi ookinet di dalam dinding usus nyamuk. Inti ookinet membelah berulang-ulang,
kemudian masing-masing inti baru membungkus diri dengan sedikit protoplasma dan berubah
menjadi sporozoit-sporozoit baru. Selanjutnya sporozoit menyebar di dalam alat pencernaan
nyamuk, sebagian ada yang sampai di kelenjar ludah dan siap untuk dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai