Anda di halaman 1dari 14

Pinisi: Journal of Teacher Professional

https://ojs.unm.ac.id/TPJ
Volume 3, Nomor 3 November 2021
e-ISSN: 2723-1631
DOI.10.26858

MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG


PERAWATAN TUMBUHAN MELALUI PEMANFAATAN
LINGKUNGAN DI KELAS III SD

Beni Adam1, Andi Dewi Riang Tati2, Sitti Rasdiana Rajab3


1
PGSD, UPTD SD Negeri 5 Rejasari
Email : benioppa@gmail.com
2
Pendidikan IPS ke-SD-an, Universitas Negeri Makassar
Email: andi.dewi.riang@unm.ac.id
3
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UPT SPF SD Negeri Aroeppala
Email: rasdianarasli@gmail.com

Artikel info Abstrak


Received; 7-04-2021 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik kelas
Revised:10-04-2021 III UPTD SD Negeri 5 Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar tentang
Accepted;25-04-2021 cara-cara perawatan tumbuhan. Hal tersebut ditunjukkan dengan hanya 40 %
Published,16-04-2021
atau hanya 4 orang dari 10 orang peserta didik yang tuntas belajar mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yakni 70. Berdasarkan
masalah tersebut peneliti merasa perlu memperbaiki pembelajaran dengan
pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran pada materi tentang cara-cara
perawatan tumbuhan. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman peserta
didik tentang cara-cara perawatan tumbuhan melalui pemanfaatan lingkungan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian
Tindakan Kelas. Proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan dua siklus,
Hasilnya guru mengalami peningkatan dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran. Selain itu adanya peningkatan hasil belajar
peserta didik ditunjukkan dengan rata-rata nilai hasil belajar peserta didik
sebelum dilaksanakan tindakan adalah 51, sedangkan setelahnya dilaksanakan
tindakan siklus I hasil belajar peserta didik adalah 6 peserta didik (60%) tuntas,
dan 4 peserta didik (40%) tidak tuntas dengan nilai rata-rata 64, dan setelahnya
dilaksanakan tindakan siklus II hasil belajar peserta didik adalah 8 peserta
didik (80%) tuntas dan 2 peserta didik (20%) tidak tuntas dengan nilai rata-
rata 86. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan pemanfaatan
lingkungan dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar peserta didik.

Key words:
paham, perawatan,
tumbuhan, manfaat, artikel pinisi:journal of teacher proffesonal dengan akses terbuka dibawah
lisensi CC BY-4.0
lingkungan, ajar

224
PENDAHULUAN

Pada hakekatnya pendidikan merupakan usaha menyiapkan subjek didik untuk menghadapi
lingkungan yang sedang mengalami perubahan pesat. Dengan pendidikan manusia menjadi
cerdas dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam bermasyarakat
dan bernegara. Mutu pendidikan akan sangat ditunjang dan ditentukan oleh sejauhmana
komponen-komponen pendidikan mampu dioptimalkan sehingga proses pengajaran di kelas
dapat dijalankan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Salah satu komponen tersebut
yang memiliki andil besar terhadap keberhasilan pengajaran adalah guru.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab II Pasal 4 menjelaskan
bahwa “kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional”. Sebagai agen pembelajaran, guru
merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan penting terhadap terciptanya
proses pembelajaran yang dapat mengantarkan peserta didik ke arah tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan. Di tangan gurulah hasil pembelajaran yang merupakan salah satu indikator
mutu pendidikan lebih banyak ditentukan, yaitu pembelajaran yang bermutu sekaligus
bermakna bagi pemberdayaan kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability) peserta
didik. Tugas seorang guru salah satunya yaitu menciptakan suasana pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan serta dapat menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
karena mutu hasil pembelajaran dapat terwujud jika prosesnya diselenggarakan secara efektif,
artinya proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, terarah, dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tentunya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang
mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Pada pelaksanaan pembelajaran guru pada
dasarnya harus senantiasa meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam memilih
dan menggunakan berbagai model, media, sumber, metode, dan strategi pembelajaran agar
pembelajaran benar-benar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan
keterampilan dasar bagi peserta didik untuk menjadi manusia yang unggul. Untuk menjadikan
peserta didik sebagai manusia yang unggul, salah satunya dengan mengantarkan peserta didik
untuk melakukan proses belajar secara aktif.
Pada prakteknya di dalam proses pembelajaran, terkadang hal tersebut belum bisa berjalan
sesuai dengan apa yang diinginkan karena adanya hambatan yang ada. Hal yang menjadi
hambatan dalam pembelajaran adalah kurangnya kemampuan guru dalam memilih,
menentukan, menyusun, dan menggunakan media dan sumber pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran ketika peneliti melakukan observasi terlihat bahwa guru masih
mendesain peserta didik untuk mengingat dan menghafal seperangkat fakta yang diberikan
oleh guru, seolah-olah guru adalah sumber utama pengetahuan atau biasa disebut dengan
teacher center dimana pembelajaran berpusat pada guru saja. Teknik pembelajaran seperti itu
tentu saja mengakibatkan kurangnya partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar
karena pembelajaran bersifat monoton dan peserta didik cenderung pasif. Pembelajaran yang
monoton dan pasif tersebut dapat menimbulkan kebosanan pada peserta didik dan
kurangnya minat peserta didik terhadap pembelajaran yang pada akhirnya dapat berakibat
pada menurunnya hasil belajar peserta didik. Seperti halnya yang terjadi di kelas III UPTD
SD Negeri 5 Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar, dari pengalaman peneliti pada
225
Pinisi: Journal of Teacher Professional
saat melakukan observasi ditemukan guru menyampaikan materi pada materi cara -cara
perawatan tumbuhan hanya terpaku pada buku-buku, tidak menggunakan media yang
menarik, dan sedikit sekali melibatkan keaktifan peserta didik pada saat pembelajaran dan
peneliti juga menemukan bahwa hasil belajar peserta didik pada materi cara -cara
perawatan tumbuhan masih berada dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
ditetapkan yakni 70. Pada observasi tersebut dapat dilihat bahwa dari 10 peserta didik,
hanya 4 peserta didik (40%) tuntas dan 6 peserta didik (60%) belum tuntas dengan rata-
rata nilai hasil belajar peserta didik adalah 51.
Masalah di atas menuntut guru untuk dapat menyajikan materi pelajaran dengan kreatif
serta dapat mengolah pembelajaran menjadi lebih menarik, menantang dan menyenangkan
sehingga dapat menghilangkan kebosanan peserta didik dan menambah minat, perhatian,
dan keaktifan peserta didik yang pada hakekatnya memang dapat memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik.
Dalam mencapai tujuan dan hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
faktor dari dalam diri peserta didik, dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau
faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri peserta didik yaitu kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan peserta didik besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar
yang dicapai. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Clark dalam Nana Sudjana (2004 : 39)
menjelaskan bahwa: “hasil belajar peserta didik di sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan
peserta didik dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan”. Disamping faktor kemampuan yang
dimiliki peserta didik juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat perhatian, sikap dan
kebiasaan belajar.
Sejalan dengan itu Ahmad Rohani (1991 : 19) menjelaskan bahwa pengertian lingkungan
adalah “segala sesuatu yang ada di luar diri individu”, adapun lingkungan pengajaran
merupakan segala yang bisa mendukung pengajaran itu sendiri yang dapat difungsikan sebagai
sumber belajar. Pengajaran yang tidak menghiraukan lingkungan akan berakibat peserta didik
tidak mampu beradaptasi dengan kehidupan di mana ia hidup. Pengetahuan yang telah ia kuasai
belum menjamin ia dapat menerapkan pengetahuannya bagi lingkungan yang ia hadapi.
Proses pembelajaran langsung mempelajari keadaan sebenarnya secara alami di luar kelas
dengan menghadapkan peserta didik kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati
dalam hubungannya dengan proses belajar. Bentuk pembelajaran dilaksanakan dengan
menekankan pada tindakan nyata bukan pada konsep dan teori, peserta didik diberi kesempatan
untuk berintegrasi dalam kehidupan nyata. Cara ini dapat meningkatkan hasil belajar
disebabkan para peserta didik dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya
secara alami sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar erat kaitannya dengan tahapan berpikir peserta
didik sebab melalui media lingkungan hal-hal yang abstrak dapat dikonkritkan, sehingga
peserta didik dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya. Cara seperti ini dapat membentuk pribadi yang memiliki kepedulian terhadap
lingkungan sekitarnya serta dapat memupuk cinta lingkungan.
Menurut Muh. Hamzah Zaidin (2000 : 44-45) beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari
upaya pemberdayaan lingkungan untuk kepentingan pembelajaran meliputi : Pertama, upaya
ini memberikan perubahan iklim dan suasana pembelajaran kepada peserta didik, yang

226
Pinisi: Journal of Teacher Professional
sebelumnya selalu terkurung di dalam ruang kelas yang sering kali amat sempit dan pengap
menjadi sedikit lebih luas dengan sirkulasi udara yang lebih leluasa. Kedua, kegiatan ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan praktikum terhadap apa yang telah
dipelajarinya di dalam kelas. Ketiga, program ini memperpendek antara teori dan praktek,
peserta didik diharapkan dapat menyaksikan langsung kaitan antara teori dan praktek dalam
pengalaman nyata. Keempat, upaya ini memungkinkan peserta didik bisa belajar mandiri,
mengurangi ketergantungannya kepada guru. Kelima, upaya ini juga dapat memperluas
wawasan peserta didik tentang pelbagai fakta keilmuan yang ditemukan di alam nyata.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian yang
berjudul : “ Meningkatkan Pemahaman Peserta didik tentang Cara-cara Perawatan Tumbuhan
melalui Pemanfaatan Lingkungan di Kelas III UPTD SDN 5 Rejasari Kecamatan Langensari
Kota Banjar Propinsi Jawa Barat”
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Disebut kuantitatif
karena data yang diperoleh melalui hasil penilaian untuk mengetahui kemampuan peserta didik
dalam memahami cara perawatan tumbuhan melalui pemanfaatn lingkungan sebagai sumber
belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berua angka sebagai alat menganalisis
keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan suatu kajian yang bersifat reflektif dan sistematis oleh pelaku tindakan dan
ditunjukkan untuk memaknai tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran serta
untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan Kemmis dan Tagart (1986) dalam Ruswandi Hermawan
(2007:127) bahwa “Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat
refplektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk
memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan itu serta situasi dimana pekerjaan itu
dilakukan”.
Desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti model siklus. Model siklus yang digunakan
adalah model Kemmis dan Mc. Taggart. Alasan dipilihnya desain model Kemmis dan Mc.
Taggart karena lebih sederhana dan mudah dipahami. Model Kemmis dan Mc. Taggart
(Ruswandi Hermawan, 2007:127) terdiri dari empat komponen yaitu:
a) Rencana, yaitu rencana tindakan apa untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan
perilaku dan sikap sebagai solusi.
b) Tindakan, yaitu apa yang dilakukan guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan,
peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
c) Observasi, yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau
dikenakan terhadap peserta didik.
d) Refleksi, yaitu peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak
dari tindakan dari pelbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama mitra
dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan oleh penulis digunakan instrumen pengumpulan data
dengan (1) Tes Uji Kompetensi dan (2) Lembar Observasi. Rencana tindakan ini disusun untuk
227
Pinisi: Journal of Teacher Professional
2 (dua) siklus sesuai dengan perkiraan terpecahnya masalah ini secara optimal, yaitu 2 (dua)
siklus. Siklus ke-1 dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai media
pembelajaran. Peserta didik secara berkelompok menggali informasi dengan bertanya kepada
guru lain tentang cara perawatan tumbuhan yang mereka ketahui. Siklus ke- 2 dengan
memanfaatkan lingkungan masyarakat. Peserta didik secara berkelompok berkunjung ke
tempat petani/penjual tanaman dibimbing oleh guru. Setiap kelompok diberi lembar wawancara
yang telah dipersiapkan oleh guru untuk menggali informasi kepada narasumber tentang cara
perawatan tumbuhan. Selanjutnya langkah-langkah setiap siklus terdiri dari: penetapan fokus
masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta analisis dan refleksi.
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar peserta didik setelah
proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus.
Selanjutnya, dikatakan pula bahwa apabila 70% dari jumlah peserta didik yang mengikuti
proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal, atau bahkan maksimal,
maka proses belajar mengajar dikatakan berhasil. Sebaliknya jika 70% atau lebih dari jumlah
peserta didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang
(dibawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya bersifat
perbaikan (remedial).
Maka indikator hasil belajar peserta didik dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “jika
70%”atau lebih dari jumlah peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran berhasil
menguasai ≥ 70% materi pelajaran yang diajarkan, maka penelitian sudah berhasil sehingga
tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Akan tetapi, jika kurang dari 70% dari jumlah
peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran berhasil menguasai <70% materi pelajaran
yang diajarkan, maka penelitian perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada kegiatan ini guru menyusun perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman
peserta didik tentang cara perawatan tumbuhan melalui pemanfaatan lingkungan. Perencanaan
tersebut disusun dan dikembangkan oleh peneliti selaku guru kelas yaitu: a)membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), b) menyiapkan lembar kerja peserta didik, c) menyiapkan tes
akhir siklus d) membuat lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik.
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus I adalah melalui kegiatan
wawancara, peserta didik dapat menyajikan laporan hasil wawancara mengenai cara-cara
perawatan tumbuhan menggunakan kosa kata baku dan kalimat efektif dengan benar.
Dalam mencapai tujuan tersebut, perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan langkah-
langkah pendekatan Saintifik. Pada penelitian ini, guru (wali kelas) sebagai peneliti sedangkan
teman sejawat sebagai observer.
Pelaksanaan pembelajaran tindakan pertama, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, yaitu
pada hari Senin tanggal 6 bulan September tahun 2021, yang berlangsung dari pukul 07.30
WIB sampai dengan selesai, diikuti oleh seluruh peserta didik kelas III UPTD SD Negeri 5
Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui tiga
tahap pembelajaran yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang di dalam
memuat proses pembelajaran yang disesuaikan dengan langkah-langkah pendekatan saintifik
dan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Masing-masing tahapan
pembelajaran diuraikan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
228
Pinisi: Journal of Teacher Professional
Pada kegiatan pendahuluan yang berlangsung ± 10 menit, guru mengucapkan salam dengan
semangat, mengarahkan peserta didik untuk berdoa, menanyakan keadaan peserta didik,
mengecek kehadiran peserta didik, pembiasaan untuk mematuhi protokol kesehatan,
menyanyikan lagu “Indonesia Raya”, mengaitkan materi kegiatan pembelajaran yang lalu
dengan materi kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan (apersepsi), dan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti yang secara utuh berlangsung selama ± 45 menit, proses pembelajaran yang
dilakukan adalah dengan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran dan penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
1) Stimulus / Rangsangan
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran tentang
Tema 2 Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Subtema 3 Menyayangi Tumbuhan
Pembelajaran 1.
b) Guru membentuk kelompok kecil dengan setiap kelompok berjumlah 3 orang
c) Melalui tayangan powerpoint guru menampilkan teks tentang cara perawatan tanaman.
d) Peserta didik membaca teks bacaan di dalam hati selama waktu tertentu.
e) Peserta didik dan guru mendiskusikan isi teks bacaan melalui kegiatan tanya jawab. Peserta
didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan teks bacaan.
2) Identifikasi Masalah
a) Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar.
b) Peserta didik diminta untuk melihat video tentang kegiatan wawancara
c) Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum
melaksanakan kegiatan wawancara.
d) Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kelompok.
3) Pengumpulan Data
a) Peserta didik secara berkelompok melakukan kegiatan wawancara tentang perawatan satu
tanaman.. Wawancara dilakukan kepada orang-orang di sekitar sekolah (guru, penjaga
sekolah, tukang kebun, kepala sekolah, atau lainnya)
b) Peserta didik menuliskan hasil wawancara pada LKPD.
4) Pengolahan Data
a) Perwakilan kelompok mempersentasikan di depan kelas hasil kerja kelompoknya.
b) Peserta didik yang lain mengomentari hasil presentasi kelompok lain.
c) Guru membimbing peserta didik dalam mempersentasikan hasil kerja kelompoknya.
5) Pembuktian
a) Guru memberikan penguatan tentang informasi perawatan tanaman.
b) Tiap-tiap kelompok saling diberikan kesempatan untuk mempersentasikan hasil hasil kerja
kelompoknya.
6) Menarik Kesimpulan
a) Guru bersama peserta didik menganalisis dan meyimpulkan cara perawatan tanaman.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir yang berlangsung selama ± 15 menit, aktifitas yang dilakukan adalah: (1)
Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, (2) Peserta didik bersama guru mengemukakan dan
menyimpulkan hasil pembelajaran, (3) Guru memberikan penguatan dan apresiasi serta
motivasi kepada seluruh peserta didik, (4) Guru menginformasikan tugas yang akan dilakukan
berikutnya, (5) Berdoa bersama.
229
Pinisi: Journal of Teacher Professional
Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus 1 dalam proses pembelajaran
meningkatakan pemahaman peserta didik tentang perawatan tumbuhan melalui pemanfaatan
lingkungan cukup baik.
Temuan yang teramati oleh observer yang menunjukan masih adanya kekurangan dalam
pelaksanaan pembelajaran yaitu:
a. Kegiatan Awal
1) Dalam menggali pengetahuan awal peserta didik melalui tanya jawab materi pembelajaran
yang lalu dan pemberian motivasi kepada peserta didik, kemampuan guru masih kurang.
2) Dalam tanya jawab mengenai materi pelajaran sebelumnya peserta didik terlihat bingung.
3) Peserta didik kurang memahami teknik pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga
suasana kelas menjadi gaduh.
b. Kegiatan Inti
1) Guru dalam memberikan tugas laporan pengamatan kurang terarah.
2) Guru kurang memperhatikan dan membimbing peserta didik baik secara individual maupun
kelompok.
3) Hanya sebagian peserta didik yang aktif dan memahami tugas yang diberikan oleh guru
dalam melaksanakan kegiatan wawancara.
c. Kegiatan Akhir
1) Hanya sebagian peserta didik yang tertib dalam mengakhiri pembelajaran.
Pada pelaksanaan tindakan silklus 1, berdasarkan tes akhir siklus 1, hasil belajar peserta didik
tentang cara perawatan tumbuhan melalui pemanfaatan lingkungan, maka disajikan hasil
belajar peserta didik sebagai berikut:
Berdasarkan hasil tes akhir siklus 1, telah diperoleh nilai hasil belajar peserta didik dominan
dalam kategori sangat rendah sebanyak 4 peserta didik atau 40%, kategori tinggi sebanyak 3
peserta didik atau 30%, dan peserta didik yang mendapat kategori sangat tinggi hanya 3 orang
atau 30%.
Selanjutnya dengan melihat data di atas dapat juga diketahui persentase ketuntasan hasil belajar
peserta didik setelah dilaksanakannya pembelajaran tindakan siklus 1:
Berdasarkan data ketuntasan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tindakan siklus 1
terdapat 6 peserta didik (60%) yang telah mencapai kriteria keberhasilan yaitu nilai sama atau
lebih dari KKM 70, dan terdapat 4 peserta didik (40%) yang belum mencapai kriteria
keberhasilan, yaitu nilai belum sesuai dengan KKM 70.
Merefleksi hasil analisis pembelajaran tindakan pertama merupakan bagian penting dari proses
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun hal-hal yang perlu direfleksi sehubungan dengan
hasil analisis tersebut, antara lain:
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran
Secara umum dalam aspek rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan dan materi pembelajaran
dinilai kurang maksimal. Artinya aspek ini perlu disempurnakan agar meningkat. Atas dasar
itu untuk kepentingan pembelajaran tindakan kedua, hal ini harus diperbaiki.
b. Kemampuan guru dalam proses pembelajaran
Kemampuan guru dalam proses pembelajaran secara umum berjalan dengan baik sesuai dengan
skenario pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru dan peserta didik dapat menempuh prosedur
pembelajaran peningkatan pemahaman siswa tentang cara perawatan tumbuhan melalui
pemanfaatan lingkungan.
230
Pinisi: Journal of Teacher Professional
c. Aktivitas peserta didik
Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang, hanya sebagian siswa yang
aktif dan memahami tugas yang diberikan oleh guru.
d. Hasil belajar peserta didik
Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tindakan pertama, diketahui ada peningkatan dari
hasil belajar sebelumnya. nilai rata-rata sebelum siklus 1 sebesar 51, dan persentase ketuntasan
belajar siswa mencapai 40%. Sedangkan perolehan nilai pada siklus 1 sebesar 64, dan
persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 60%. Nilai persentase tersebut dalam tindakan
siklus 1 belum mencapai target yang diharapkan, maka perlu direncanakan tindakan siklus 2.
Pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus 2 telah diupayakan oleh peneliti dengan
berkonsetrasi pada fokus penelitian yang telah direncanakan yaitu pemanfaatan lingkungan
sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa kelas III UPTD SD Negeri 5 Rejasari
Kecamatan Langensari Kota Banjar dalam pembelajaran, materi pokok cara-cara perawatan
tumbuhan, agar diperoleh temuan yang diharapkan.
Pada kegiatan ini guru menyusun perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman
peserta didik tentang cara perawatan tumbuhan melalui pemanfaatan lingkungan. Perencanaan
tersebut disusun dan dikembangkan oleh peneliti selaku guru kelas dengan mempertimbangkan
kelebihan dan kelemahan atau kekurangan pada pembelajaran tindakan sebelumnya (tindakan
siklus 1).
Perencanaan pembelajaran yang disusun dan dikembangkan oleh peneliti yaitu: a) membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), b) menyiapkan lembar kerja peserta didik, c)
menyiapkan tes akhir siklus d) membuat lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik.
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus I adalah melalui kegiatan
wawancara, peserta didik dapat menyajikan laporan hasil wawancara mengenai cara-cara
perawatan tumbuhan menggunakan kosa kata baku dan kalimat efektif dengan benar.
Dalam mencapai tujuan tersebut, perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan langkah-
langkah pendekatan saintifik dan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). Pada penelitian ini, guru (wali kelas) sebagai peneliti sedangkan teman sejawat sebagai
observer.
Pelaksanaan pembelajaran tindakan kedua, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, yaitu
pada hari Senin tanggal 13 bulan September tahun 2021, yang berlangsung dari pukul 07.30
WIB sampai dengan selesai, diikuti oleh seluruh siswa kelas III UPTD SD Negeri 5 Rejasari
Kecamatan Langensari Kota Banjar.
Langkah yang diambil di sesuaikan dengan langkah-langkah yang telah disusun pada
perencanaan perbaikan pembelajaran. Teman sejawat selaku observer mengawasi peneliti yang
berperan sebagai pelaksana tindakan yang berusaha mengelola pembelajaran sebagaimana
langkah-langkah yang telah direncanakan. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang
diupayakan peneliti merujuk pada langkah-langkah dalam RPP, yaitu:
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan pendahuluan yang berlangsung ± 10 menit, guru mengucapkan salam dengan
semangat, mengarahkan peserta didik untuk berdoa, menanyakan keadaan peserta didik,
mengecek kehadiran peserta didik, pembiasaan untuk mematuhi protokol kesehatan,
menyanyikan lagu “Indonesia Raya”, mengaitkan materi kegiatan pembelajaran yang lalu
231
Pinisi: Journal of Teacher Professional
dengan materi kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan (apersepsi), dan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti yang secara utuh berlangsung selama ± 45 menit, proses pembelajaran yang
dilakukan adalah dengan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran dan penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
1) Stimulus / Rangsangan
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran tentang
Tema 2 Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Subtema 3 Menyayangi Tumbuhan
Pembelajaran 1.
b) Guru membentuk kelompok kecil dengan setiap kelompok berjumlah 3 orang
c) Melalui tayangan powerpoint guru menampilkan teks tentang cara perawatan tanaman.
d) Peserta didik membaca teks bacaan di dalam hati selama waktu tertentu.
e) Peserta didik dan guru mendiskusikan isi teks bacaan melalui kegiatan tanya jawab. Peserta
didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan teks bacaan.
2) Identifikasi Masalah
a) Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar.
b) Peserta didik diminta untuk melihat video tentang kegiatan wawancara
c) Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum
melaksanakan kegiatan wawancara.
d) Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kelompok.
3) Pengumpulan Data
a) Peserta didik secara berkelompok berkunjung ke tempat petani/penjual tanaman dibimbing
oleh guru.
b) Setiap kelompok diberi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD yang didalamnya terdapat
lembar wawancara yang telah dipersiapkan oleh guru untuk menggali informasi kepada
petani/penjual tanaman sebagai narasumber tentang cara perawatan tumbuhan.
c) Secara berkelompok peserta didik melakukan kegiatan wawancara tentang perawatan
tanaman. Setiap kelompok masing-masing mendapat tugas untuk menggali informasi
tentang satu tanaman.
d) Peserta didik menuliskan hasil wawancara pada LKPD.
4) Pengolahan Data
a) Perwakilan kelompok mempersentasikan di depan kelas hasil kerja kelompoknya.
b) Peserta didik yang lain mengomentari hasil presentasi kelompok lain.
c) Guru membimbing peserta didik dalam mempersentasikan hasil kerja kelompoknya.
5) Pembuktian
a) Guru memberikan penguatan tentang informasi perawatan tanaman.
b) Tiap-tiap kelompok saling diberikan kesempatan untuk mempersentasikan hasil hasil kerja
kelompoknya.
6) Menarik Kesimpulan
a) Guru bersama peserta didik menganalisis dan meyimpulkan cara perawatan tanaman.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir yang berlangsung selama ± 15 menit, aktifitas yang dilakukan adalah: (1)
Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, (2) Peserta didik bersama guru mengemukakan dan
menyimpulkan hasil pembelajaran, (3) Guru memberikan penguatan dan apresiasi serta
motivasi kepada seluruh peserta didik, (4) Guru menginformasikan tugas yang akan dilakukan
berikutnya, (5) Berdoa bersama.
232
Pinisi: Journal of Teacher Professional
Hasil observasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas siklus 2 untuk
meningkatakan pemahaman tentang cara-cara perawatan tumbuhan melalui pemanfaatan
lingkungan sudah baik dan telah sesuai prosedur yang ditetapkan. Selain itu dalam proses
pembelajaran siklus 2 guru terlihat lebih intensif membimbing dan memperhatikan peserta
didik, dan peserta didik terlihat lebih aktif mengikuti pembelajaran. Adapun hasil belajar
peserta didik tentang cara perawatan tumbuhan melalui pemanfaatan lingkungan pada
pembelajaran tindakan siklus 2,
Berdasarkan hasil tes akhir siklus 2, telah diperoleh nilai hasil belajar peserta didik dominan
dalam kategori rendah sebanyak 2 peserta didik atau 20%, kategori tinggi sebanyak 2 peserta
didik atau 20%, dan peserta didik yang mendapat kategori sangat tinggi sebanyak 6 orang atau
60%.
Selanjutnya dengan melihat data di atas dapat juga diketahui persentase ketuntasan hasil belajar
peserta didik setelah dilaksanakannya pembelajaran tindakan siklus 2:
Berdasarkan data ketuntasan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tindakan siklus 2
terdapat 8 peserta didik (80%) yang telah mencapai kriteria keberhasilan yaitu nilai sama atau
lebih dari KKM 70, dan terdapat 2 peserta didik (20%) yang belum mencapai kriteria
keberhasilan, yaitu nilai belum sesuai dengan KKM 70
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan pada setiap tahap dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 2, peneliti bersama guru mitra sebagai observer
merefleksikan sehubungan hasil tindakan siklus 2 sebagai berikut:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat dalam bentuk (RPP) sudah baik dan
sistematis namun diharapkan untuk terus disempurnakan dan dilaksanakan pada setiap
pembelajaran.
b. Proses Pembelajaran
Proses belajar diketahui sudah memenuhi kriteria yang diharapkan. Guru telah berhasil
melaksankan kegiatan proses pembelajaran dengan baik, hal ini perlu terus dikembangkan dan
ditingkatkan lagi.
c. Hasil Belajar
Hasil observasi dan penilaian selama penelitian tindakan kelas siklus 2 telah menunjukan hasil
yang memuaskan. Perolehan hasil belajar sudah memenuhi kriteria minimal tuntas belajar.
Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran tentang cara-cara perawatan tumbuhan memiliki
pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian sebelum tindakan (pra
siklus), siklus I, dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar setelah dilakukan
penindakan. Proses pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan lingkungan sebagai media
sekaligus sumber belajar. Hasil pembelajaran Pra Siklus atau sebelum dilaksanakan tindakan
adalah 4 orang peserta didik (40%) tuntas, dan 6 orang peserta didik (60%) tidak tuntas dengan
nilai rata-rata 51. Hasil tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan,
maka harus dilakukan penelitian pada Siklus I.
Hasil belajar pada Siklus I adalah 6 orang peserta didik (60%) tuntas, dan 4 orang peserta didik
(40%) tidak tuntas dengan nilai rata-rata 64. Hasil tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan
yang telah ditetapkan, maka harus dilakukan penelitian pada Siklus II dengan langkah-langkah
pembelajaran dan waktu berbeda.

233
Pinisi: Journal of Teacher Professional
Hasil belajar pada Siklus II terdapat 8 orang peserta didik (80%) tuntas, dan 2 orang peserta
didik (20%) tidak tuntas dengan nilai rata-rata 86. Hasil data tersebut dapat diketahui nilai hasil
belajar siswa Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan. Pelaksanaan pembelajaran pada
Siklus II secara klasikal siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) mencapai 80% dari
siswa keseluruhan. Hasil persentase sudah mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu ≥ 70%
dari jumlah seluruh siswa tuntas belajarnya. Siswa yang belum tuntas pada Siklus II akan
diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidial oleh guru sehingga diharapkan
semua siswa dapat tuntas belajar.
Data yang diperoleh menunjukkan hasil belajar peserta didik setelah dilaksanakan tindakan
melalui pemanfaatan lingkungan pada pembelajaran kelas III materi pelajaran cara-cara
perawatan tumbuhan terjadi peningkatan ketuntasan belajar. Pra Siklus atau sebelum
dilaksanakan tindakan sebanyak 40% peserta didik tuntas belajar, Siklus I sebanyak 60%
peserta didik tuntas belajar, dan Siklus II sebanyak 80% peserta didik tuntas belajar.
Peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dari Pra Siklus ke Siklus I sebanyak 20%, dan
Siklus I ke Siklus II sebanyak 20%.
Hasil belajar peserta didik setalah dilaksakan tindakan dengan pemanfaatan lingkungan terjadi
peningkatan dari Pra Siklus sebanyak 40% peserta didik tuntas belajar, Siklus I sebanyak 60%
peserta didik tuntas belajar, dan Siklus II sebanyak 80% siswa tuntas belajar. Peningkatan siswa
yang tuntas belajar Pra Siklus ke Siklus I sebanyak 20%, dan Siklus I ke Siklus II sebanyak
20%.
Berdasarkan data awal peserta didik kelas III UPTD SD Negeri 5 Rejasari Kecamatan Langensari
Kota Banjar Propinsi Jawa Barat, diperoleh informasi secara umum bahwa pada Tema 2
Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Subtema 3 Menyayangi Tumbuhan Pembelajaran 1, dengan
materi cara-cara perawatan tumbuhan masih berada dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang ditetapkan yakni 70. Pada observasi tersebut dapat dilihat bahwa dari 10 orang peserta didik,
hanya 4 orang peserta didik (40 %) tuntas dan 6 orang peserta didik (60%) belum tuntas dengan rata-
rata nilai hasil belajar peserta didik adalah 51. Rendahnya hasil belajar peserta didik tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya guru menyampaikan materi cara-cara perawatan
tumbuhan hanya terpaku pada buku-buku, tidak menggunakan media yang menarik, dan sedikit
sekali melibatkan keaktifan peserta didik pada saat pembelajaran.
Masalah di atas menuntut guru untuk dapat menyajikan materi pelajaran dengan kreatif serta dapat
mengolah pembelajaran menjadi lebih menarik, menantang dan menyenangkan sehingga dapat
menghilangkan kebosanan peserta didik dan menambah minat, perhatian, dan keaktifan peserta
didik yang pada hakekatnya memang dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik. Adapaun tindakan yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti yaitu dengan pemanfaatan
lingkungan sebagai media sekaligus sumber belajar dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang
cara-cara perawatan tumbuhan.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan suatu kajian yang bersifat reflektif dan sistematis oleh pelaku tindakan dan
ditunjukkan untuk memaknai tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran serta
untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan Kemmis dan Tagart (1986) dalam Ruswandi Hermawan
(2007:127) bahwa “Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat
refplektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk
memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan itu serta situasi dimana pekerjaan itu
234
Pinisi: Journal of Teacher Professional
dilakukan”.
Penelitian ini dianggap berhasil jika telah memenuhi kriteria keberhasilan. Kriteria keberhasilan
belajar siswa dalam persen sesuai dengan prosentase siswa yang mencapai KKM. Adapun kriteria
keberhasilan yang ingin dicapai minimal adalah 75 %, hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi
Arikunto (2005 : 250 ) dijelaskan bahwa prinsip belajar tuntas “para siswa diharapkan dapat
menguasai bahan sekurang-kurangnya 75 %, atau dengan perkataan lain setiap siswa diharapkan
dapat mencapai sekurang-kurangnya 75 % tujuan yang ditentukan”.
Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran tentang cara-cara perawatan tumbuhan memiliki
pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar setelah dilaksakan tindakan pada
siklus I adalah 6 orang peserta didik (60%) tuntas, dan 4 orang peserta didik (40%) tidak tuntas
dengan nilai rata-rata 64. Hasil tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan,
maka harus dilakukan penelitian pada Siklus II dengan langkah-langkah pembelajaran dan waktu
berbeda. Hasil belajar pada Siklus II terdapat 8 orang peserta didik (80%) tuntas, dan 2 orang peserta
didik (20%) tidak tuntas dengan nilai rata-rata 86. Hasil data tersebut dapat diketahui nilai hasil
belajar siswa Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan. Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II
secara klasikal siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) mencapai 80% dari siswa
keseluruhan. Hasil persentase sudah mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu ≥ 75% dari jumlah
seluruh siswa tuntas belajarnya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa pemanfaatan lingkungan berhasil
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar peserta didik pada materi cara-cara perawatan
tumbuhan di kelas III UPTD SD Negeri 5 Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar Propinsi
Jawa Barat Tahun Pelajaran 2021/2022.
UCAPAN TERIMA KASIH
Karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta wawasan penulis dalam penyusunan
laporan penelitian tindakan kelas ini banyak menemukan hambatan, kendala serta kesulitan, di
dalam penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng. selaku Rektor Univesitas
Negeri Makassar, yang telah memberikan layanan akademik kepada penulis selama
mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Angkatan 3 Tahun 2021.
2. Ibu Andi Dewi Riang Tati, S.Pd, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang
telah memberikan pengarahan, bimbingan, serta motivasi selama pelaksanaan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) hingga penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas pada
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Angkatan 3 Tahun 2021 ini.
3. Ibu Sitti Rasdiana Rajab, S.Pd, M.Pd, selaku Guru pamong yang telah memberikan masukan,
bimbingan, dan motivasi selama pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
4. Bapak Enjen Nurjaman, S.Pd.SD selaku Kepala UPTD Sekolah Dasar Negeri 5 Rejasari,
yang telah mendukung selama melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL).
5. Ibu Erna Ervianti, S.Pd., M.Pd, selaku admin di kelas PGSD – 03, yang telah banyak
membantu dari awal sampai kegiatan akhir Pendidikan Profesi Guru (PPG).
6. Para guru UPTD Sekolah Dasar Negeri 5 Rejasari yang telah memberikan dukungan dan
semangat selama PPL.

235
Pinisi: Journal of Teacher Professional
7. Siswa-siswi kelas III dan kelas IV UPTD Sekolah Dasar Negeri 5 Rejasari yang sangat
antusias dalam mengikuti pembelajaran selama PPL.
8. Rekan Mahasiswa PPG Daljab Univesitas Negeri Makassar Angkatan 3 kelas PGSD-03
yang selalu bekerja sama dengan baik selama persiapan, pelaksanaan hingga penulisan
laporan PPL.
9. Istri tercinta Eka Destiani, S.Pd, yang selalu mendukung dan membantu selama proses
PPG.
10. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan PPL yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu.
Semoga Allah SWT melimpahkan pahala yang sebesar-besarnya kepada mereka, atas
keikhlasan serta kebaikannya kepada penulis selama mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Dalam Jabatan Angkatan 3 Tahun 2021 maupun penyusunan laporan Penelitian Tindakan
Kelas.
SIMPULAN
Hasil penelitian tindakan kelas di kelas III UPTD SD Negeri 5 Rejasari Kecamatan Langensari
Kota Banjar Tahun Pelajaran 2020/2021, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan lingkungan
sebagai media sekaligus sumber belajar dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar
peserta didik pada materi cara-cara perawatan tumbuhan.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik. Sebelum
dilaksanakan tindakan (pra siklus), dari 10 orang peserta didik hanya 4 peserta didik (40%)
tuntas belajar dan 6 peserta didik (60%) tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata 51. Setelah
dilaksanakan tindakan, pada siklus I sebanyak 6 peserta didik (60%) tuntas belajar, dan 4
peserta didik (40%) tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata 64. Kemudian pada siklus II
terdapat 8 peserta didik (80%) tuntas belajar, dan 2 peserta didik (20%) tidak tuntas belajar
dengan nilai rata-rata 86.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara.
Budiamin, A.(2009).Perkembangan Peserta Didik.Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Cahyoto.(1997).Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Hermawan, R.(2002). Penelitian Tindakan Kelas (Metode Penelitian Untuk Keperluan Mata
Kuliah Bimbingan Penulisan Karya Ilmiah ). Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Maksum, A., (1997). Pemanfaatan Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung: Tesis.
Rohani, A.(1997). Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar.Jakarta: Medyatama
Sarana Perkasa.
Sudjana, N.(1995). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Tim Pengembang Kurikulum.(2021). Dokumen I & II Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran
2021/2022.Banjar: UPTD SDN 5 Rejasari
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

236
Pinisi: Journal of Teacher Professional
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wiriatmaja, R.(2008).Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Zaidin, M.H.(2000).“Sekolah Masa Depan, Pemanfaatan Lingkungan sebagai sumber
Belajar”. Jakarta: Buletin Pelangi Pendidikan.

237

Anda mungkin juga menyukai