Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Riswandi

Nim : 2027049

Mata kuliah : Agroklimatologi

Program studi : Agroteknologi

Semester : III (Tiga)

Dosen pengampu : Lufita Nur Alfiah, SP., M.Si

Hari/tanggal : Senin, 1 November 2021

Soal!

1. Menurut kamu, apa pengaruh kemiringan bumi terhadap kehidupan di


bumi?
2. Bila bumi berotasi dan berevolusi dalam waktu lebih cepat dari pada saat
ini, apakah yang akan terjadi pada kehidupan di bumi?
3. Apakah kemiringan bumi dapat menyebabkan perubahan iklim dari masa
ke masa? Jelaskan!
4. Carilah satu artikel penelitian tentang iklim dan pengaruhnya terhadap
pertanian di Jurnal Klimatologi terkait, lalu buatlah ulasan singkat tentang
hasil penelitian tersebut.

Jawaban :

1. Menurut saya pengaruh kemirigan bumi dampaknya cukup besar bagi


kehidupan kita di bumi, salah satunya dalam menjaga keseimbangannya.
Kemiringan bumi adalah alasan mengapa kita memiliki musim. Jadi,
bahkan ketika kita belum mengetahui apa akibatnya bagi Bumi (sebagai
planet) dan / atau akan terjadi, kita tahu bahwa kemiringan pasti memiliki
konsekuensi bagi semua makhluk yang hidup di planet Bumi. Musim
yang memengaruhi kita semua: musim panas, musim gugur, musim
dingin, dan musim semi.
Lalu pengaruhnya bagi tumbuhan dan sejenisnya, berbagai sisi tumbuhan
akan menerima intensitas cahaya matahari saat pagi yang lebih merata,
dibandingkan kalau matahari selalu terbit dari satu titik saja ketika ekuator
tidak miring.

2. Dampaknya bila bumi berotasi dan berevolusi lebih cepat dari pada saat
ini adalah:
 Bumi akan kehilangan gaya gravitasi
Jika Bumi berputar lebih cepat, gaya sentrifugal akan mendapat
dorongan. Gaya sentrifugal yang semakin besar ini akan membuat
gravitasi Bumi tidak sekuat biasanya. Jika Bumi berputar secara
ekstrem dan gravitasi tidak dapat mengimbanginya, maka kita
semua akan terlempar ke luar angkasa.
 Berat badan kita akan berkurang
Saat ini, jika kita menimbang dan memiliki berat badan 67,5 kg di
khatulistiwa, berat badan kita akan meningkat menjadi 68 kg saat
kita menimbang di Arktik. Itu karena gaya sentrifugal ekstra yang
dihasilkan saat khatulistiwa berputar lebih cepat membuat gaya
gravitasi menurun. Jika Bumi berputar lebih cepat, gaya sentrifugal
akan cukup besar sehingga berat badan akan berkurang. Bahkan,
ini bisa membuat kita tidak berbobot jika kecepatan berputarnya
Bumi sangatlah ekstrem.
 Perbedaan panjang hari dan terjadinya jet lag
Rotasi Bumi pada prinsipnya menentukan panjang hari. Saat Bumi
berputar lebih cepat, artinya waktu untuk satu hari juga akan
semakin pendek. Kemudian, jumlah hari dalam setahun akan
meningkat. Dengan demikian, kita perlu menyesuaikan kembali
waktu bekerja dan tidur. Hari yang semakin pendek ini juga
berisiko membuat kita mengalami jet lag. Selain itu, panjang hari
yang berubah mungkin akan mengacaukan tanaman dan hewan
juga.
 Meningkatnya kecepatan angina
Kecepatan Bumi berputar bukanlah kekuatan dominan yang
menggerakkan atmosfer. Konveksi dan angin sebagian besar
disebabkan oleh pemanasan permukaan Bumi yang tidak merata.
Apabila Bumi berputar lebih cepat, lingkaran konveksi akan
mengencang dan ini akan menyebabkan angin menjadi lebih
kencang. Lebih jauh, berbagai peristiwa, seperti topan dan badai
akan lebih sering terjadi.
 Daerah katulistiwa akan mengalami banjir besar
Kecepatan ekstra membuat air di lautan khatulistiwa menumpuk.
Bahkan, jika kecepatan bertambah 160 km/jam, beberapa tempat di
khatulistiwa diperkirakan akan mulai tenggelam. Jika kecepatan
Bumi berputar meningkat 1.609 km/jam lebih cepat, jelas akan
terjadi bencana. Gaya sentrifugal akan menarik air ke arah
pinggang bumi. Akibatnya, semua wilayah khatulistiwa akan
tertutup air, kecuali tempat yang sangat tinggi, seperti Gunung
Kilimanjaro atau puncak tertinggi Andes.

3. Ya, kemiringan bumi juga berpengaruh dalam perubahan iklim dari masa
ke masa. Perubahan iklim yang terjadi di zaman modern ini tidak hanya
disebabkan oleh aktivitas manusia. Siklus alam juga menjadi faktor
penting dalam terjadinya perubahan iklim saat ini. Siklus Milankovitch
menjelaskan dampak dari perubahan gerakan bumi terhadap iklim bumi
selama ribuan tahun lamanya.
Seorang ahli astrofisika Serbia bernama Milutin Milankovitch berhipotesis
bahwa variasi dalam eksentrisitas, kemiringan sumbu, dan presesi orbit
Bumi dapat menghasilkan variasi intensitas radiasi matahari yang
mencapai Bumi dan juga pola iklim yang terjadi di Bumi. Hal ini
membuktikan bahwa siklus alami alam juga berperan penting bagi
perubahan iklim yang terjadi di Bumi.
Siklus Milankovitch mencakup 3 aspek, yaitu:
 Bentuk dari orbit bumi, yang juga dikenal sebagai eksentrisitas.
Eksentrisitas adalah alasan mengapa panjang tiap musim di Bumi
sedikit berbeda. Saat ini musim panas di BBU berlangsung lebih lama
4,5 hari lebih lama daripada musim dingin dan musim semi
berlangsung tiga hari lebih lama daripada musim gugur. Semakin kecil
eksentrisitas bumi, perbedaan panjang musim akan semakin berkurang.

 Sudut kemiringan sumbu bumi terhadap bidang orbit bumi, yang


disebut oblikuitas.
Oblikuitas adalah kemiringan sumbu rotasi bumi saat bergerak
mengelilingi matahari. Oblikuitas merupakan alasan mengapa Bumi
memiliki musim. Selama jutaan tahun terakhir, sudut oblikuitas bumi
bervariasi antara 22,1 hingga 24,5 derajat tegak lurus dengan bidang
orbit Bumi. Semakin besar sudut kemiringan sumbu Bumi, semakin
ekstrem pula musim kita karena bumi akan mendapat lebih banyak
intensitas radiasi matahari di musim panas dan lebih sedikit di muism
dingin.

 Arah sumbu rotasi bumi mengarah, dikenal sebagai presesi.


Presesi adalah perubahan perlahan dari orientasi rotasi kutub bumi
terhadap posisi bintang-bintang di langit. Selama beberapa ribu tahun
ke belakang, sumbu Bumi mengarah ke sebuah bintang yang bernama
Polaris atau yang juga biasa disebut the North Star.
Terhadap iklim bumi, presesi menyebabkan kontras musiman lebih
ekstrim di satu belahan bumi dan tidak terlalu ekstrim di belahan bumi
lainnya.

4. Ulasan Jurnal!

Judul Pengaruh perubahan iklim terhdap


produksi pertanian dan strategi adaptasi
pada lahan rawan kekeringan
Jurnal Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan
Volume & halaman Volume 16, Hal 42-52
Tahun 2015
Penulis Ida Nurul Hidayati dan Suryanto
Reviewer Riswandi (2027049)
Tanggal 5 November 2021
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana dampak perubahan iklim
terhadap produksi pertanian, dan
bagaimana strategi adaptasi pada lahan
yang rawan kekeringan
Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah 90 petani
di Desa Jatirunggo, 27 diantaranya adalah
petani di daerah rawan kekeringan dan 63
petani di daerah normal. Berdasarkan hasil
analisis regresi log linear berganda
menunjukkan bahwa variabel: luas lahan,
modal, tenaga kerja, dan keanggotaan
kelompok tani berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap produksi pertanian.
Sedangkan variabel daerah kekeringan
berpengaruh secara negative.
Metode Penelitian Studi ini menggunakan metode survey
dengan petani yang menggarap lahan
rawan kekeringan di wilayah Kabupaten
Semarang dengan desain explanatory
design yang menggunakan a two phase
method (Creswell, et.al. dalam Kurniawati,
2012:40).

Anda mungkin juga menyukai