Anda di halaman 1dari 17

TUGAS IPA

MAKALAH DAUR ULANG AIR

DISUSUN OLEH :

1. DANIEL RENALDY Y
2. M. DEWA F.
3. SHOLIKIN DWI N.
4. WAKIT SODIKIN
5. WIJI NUR S.
6. ALVIN IMAM S.

SMK PERMATA NUSANTARA

TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu planet dalam tata surya yang mempunyai kandungan air yang cukup
banyak adalah bumi. Lapisan air yang menyelimuti bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer
merupkan lapisan yang terdapat dibagian luar bumi terdiri ata air laut, sungai, danau,
air dalam tanah, dan resapan-respan. Presentase air paling banyak terdapat dilautan,
yakni sekitar 97,5%, dalam bentuk es 75%, dan dalam bentuk uap di udara sekitar
0,001%.
Air adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Secara
umum banyaknya air yang ada di planet ini adalah sama walaupun manusia, binatang
dan tumbuhan banyak menggunakan air untuk kebutuhan hidupnya. Jumlah air
bersih sepertinya tidak terbatas, namun sebenarnya air mengalami siklus hidrologi di
mana air yang kotor dan bercampur dengan banyak zat dibersihkan kembali melalui
proses alam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsepsi para ahli mengenai siklus air?
2. Apa yang dimaksud dengan siklus air?
3. Apakah unsur-unsur utama dalam siklus air?
4. Apa macam macam siklus air ?
5. Bagaimana pengaruh siklus hidrologi bagi ketersediaan air dimuka bumi?

C. Tujuan Penulisan
a.Tujuan penulisan makalah “Siklus Air” adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Kebumian.
b. untuk mengetahui konsepsi para ahli mengenai siklus air .
c. untuk mengetahui yang dimaksud siklus air .
d. untuk mengetahui macam – macam siklus air.
e. untuk mengetahui pengaruh siklus hidrologi bagi ketersediaan air dimuka bumi.
BAB II

PEMBAHASAN

PENGOLAHAN AIR KOTOR MENJADI AIR BERSIH


A. Pengertian Air
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian
besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak
gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,
danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
(runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat
pada kutub utara dan selatan planet Mars. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air)
dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengaturan air yang kurang baik dapat
menyebakan kekurangan air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan
100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut
yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,
seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul
organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida
(OH-). Manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup. Tenaga
air mempunyai arti ekonomi yang besar. Air tidak hanya menyediakan media yang
menjadi tempat dimungkinkannya reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air sendiri
sering menjadi produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu.
B. Karakteristik Air
Karakteristik fisik Air :
1. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang
terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
2. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen
terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi
anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
3. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang
berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
4. Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari
kedalam air.
5. Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh
adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
Karakteristik kimia air :
1. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi
klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler,
dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2. DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi
atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO
biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3. BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self
purification badan air penerima.
4. COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik secara kimia.
Reaksi: + 95%terurai
Zat Organik + O2 → CO2 + H2O
5. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun
sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air
ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki.
Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi
dalam air.
6. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran
besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam,
menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang
dapat menjadi racun bagi manusia.

C. Macam-macam Air
Macam-macam air dan Pembagiannya :
1. Air yang suci dan mensucikan.
Air ini ialah air yang boleh diminum dan digunakan untuk menyucikan
(membersihkan) benda yang lain. Yaitu air yang yang masih murni yang jatuh dari langit
atau terbit dari bumi dan masih tetap belum berubah keadaannya, seperti; air hujan air
laut, air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air embun, dan air yang keluar dari
mata air. Allah berfirma Al-Anfal :11: “Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari
langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu.
Perubahan air yang tidak menghilangkan keadaan atau sifatnya’suci menyucikan’.
Walaupun perubahan itu terjadi salah satu dari semua sifatnya yang tiga(warna,rasa dan
baunya) adalah sebagai berikut:
a. Berubah karena tempatnya, seperti air yang tergenang atau mengalir di batu belerang.
b. Berubah karena lama tersimpan, seperti air kolam.
c. Berubah karena sesuatu yang terjadi padanya, seperti berubah karena ikan atau
kiambang.
d. Berubah karena tanah yang suci, begitu juga berubah yang sukar memeliharanya
misalnya berubah karena daun-daunan yang jatuh dari poho-pohon yang berdekatan
dengan sumur atau tempat-tempat air yang lainnya.
2. Air suci tetapi tidak menyucikan
Zatnya suci tetapi tidak sah dipakai untuk menyucikan sesuatu. Yang termasuk
dalam kategori ini ada tiga macam air :
a. air yang telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan sesuatu benda yang
suci, selain dari perubahan yang tersebut di atas seperti air teh, air kopi, dan sebagainya.
b. Air sedikit kurang dari dua kulah (tempatnya persegi panjang yang mana panjangnya,
lebarnya,dalamnya 1 1/4 hasta.kalau tempatnya bundar maka garis tengahnya 1 hasta,
dalam 2 ¼ hasta, dan keliling 3 1/7hasta.) sudah terpakai untuk menghilangkan hadas
atau menghilangkan hukum najis. Sedangkan air itu tidak berubah sifatnya dan tidak pula
bertambah timbangannya.
c. Air pohon-pohonan atau air buah-buahan, seperti air yang keluar dari tekukan pohon
kayu(air nira), air kelapa dan sebagainya.
3. Air yang bernajis
Air yang termasuk bagian ini ada dua macam :
a. Sudah berubah salah satu sifatnya oleh najis. Air ini tidak boleh dipakai lagi, baik airnya
sedikit atau banyak , sebab hukumnya seperti najis.
b. Air bernajis tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. Air ini kalau sedikit- berarti urang
dari dua kulah –tidak boleh dipakai lagi, bahkan hukumnya sama dengan najis. Kalau air
itu banyak berarti dua kulah atau lebih, hukumnya tetap suci dan menyucikan. Rasulullah
bersabda Saw : Air itu tidak dinajisi sesuatu, kecuali apbila berubah rasa, wana atau
baunya.”(Riwayat Ibnu Majah dan Baihaqi). Dalam hadist lain Rasul Saw: ‘Apabila air
cukup dua kulah, tidaklah dinajisi oleh sesuatu apapun.(Riwayat oleh lima ahli hadist).
4. Air yang makruh
Yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain bejana emas atau
perak. Air ini makruh dipakai untuk badan. Tetapi tidak makruh untuk pakaian; kecuali
air yang terjemur di tanah, seperi air sawah, air kolam, dan tempattempat yang bukan
bejana yang mungkin berkarat.. Sabda Rasulullah Saw. Dari Aisyah .Sesungguhnya ia
telah memanaskan air pada cahaya matahari. Maka Rasulullah Saw. Berkata kepadanya ,
‘Jangan engkau berbuat demikian, ya Aisyah. Sesungguhnya air yang dijemur itu akan
menimbulkan sopak.”(Riwayat Baihaqi).
D. Karakteristik Air Bersih dan Air Kotor
1. Ciri-ciri Air Bersih
 Jernih, tidak berbau, tidak berasa &tidak berwarna.
 Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas.
 Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa (Hg) dan
mangan (Mn).
 Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja dan total
coliforms.
2. Karakteristik Air Kotor
 Berwarna kotor.
 Suhunya panas.
 Mengandung unsur-unsur Fe, Zn, Hg dan Mn.
 Biasanya air ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air
bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan
sampah-sampah lainnya.
 Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni:
 gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine dan asam amino.

 gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan karbohidrat,
termasuk selulosa.

E. Fungsi Air Dalam Kehidupan


1. Mengontrol suhu tubuh
2. Faktor penting untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi ke dalam tubuh. Membawa
oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh sehingga semua sel dan organ
tubuh termasuk otak, ginjal, jantung, limpa, paru-paru dapat tetap hidup dan berfungsi
dengan baik.
3. Detoksifikasi, membawa sisa-sisa pembakaran tubuh termasuk racun-racun ke alat
sekresi sehingga metabolisme tubuh berjalan baik. Ini berarti semua zat yang ada di
dalam air minum ikut ke dalam tubuh dan peredaran darah kita.
4. Fungsi lainnya bagi kesehatan adalah kulit menjadi lebih sehat, membantu penurunan
berat badan, menurunkan resiko serangan jantung, membantu sendi dan otot menjadi
rileks, melancarkan proses buang air besar dan menambah energi serta kesegaran tubuh.
5. Sebagai sumber kehidupan di muka bumi.
F. Pengolahan Air Kotor Menjadi Air Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan
adsorpsi. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan
barangkali juga zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (alumunium sulfat),
pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif. Tawas berguna untuk
menggumpalkan lumpur koloidal sehingga mudah disaring. Tawas juga membentuk
koloidal AL(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti
detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi maka
digunakan karbon aktif di samping tawas. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau
kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna
untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman ynang terjadi karena
penggunaan tawas.
1. Industri Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)
Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan
pengolahan air sederhana. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak
prasedimentasi. Di sini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur
dibuang dengan pompa, sedangkan air selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury. Pada
tahap ini dicampurkan tawas dan gas klorin (preklorinasi). Poada air baku yang
kekeruhan dan pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif yang berguna untuk
menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang terkandung dalam air baku. Dari
bak ventury, air baku yang telah dicampur dengan bahan-bahan kimia dialirkan ke dalam
accelator. Di dalam bak accelator ini terjadi proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain
menggumpal membentuk flok-flok yang akan mengalami sedimentasi secara gravitasi.
Selanjutnya, air sudah setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada
saringan ini, sisa-sisa flok akan tertahan.
Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih. Air yang sudah cukup
bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, dimana ditambahkan kapur
untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan hama. Dari bak
siphon, air yang sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam
reservoar, kemudian ke konsumen.
2. Pengolahan Air Bersih
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan
utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak
koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a. Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses koagulasi
ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau
air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung
di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia
berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat),
hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang
pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump.
Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar
b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi.
Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan
dilakukan pengadukan lambat (slow mixin)

Proses Sedimentasi
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
c. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai
dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini
biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda.
Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan,
dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain
sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
d. Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke
dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air
bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan
distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat
dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi.
Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air.
Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun
dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan
pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari
WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan
melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.
3. Pengolahan Air Kotor (Limbah Industri)
Kadang-kadang aliran limbah perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi
konsentrasi beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang mengandung sulfida
dapat dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu trivalent karena
tidak perlu dilakukan reduksi bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom dapat
diendapkan dengan menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH tinggi.
Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan,
melarutkannya kembali dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan. Proses
pengolahan primer lain mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan untuk
mengurangi BOD dan memperoreh padatan kembali. Pengolahan secara kimia dengan
menggunakan tawas, kapur tohor, fero-chlorida atu polielektrolit lebih lanjut dapat
mengurangi PTT dan BOD. Sistem pengolahan secara biologi bekerja efektif.
Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus
digunakan sistem penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob efektif, tetapi
akan mengeluarkan bau tajam dang mengganggu daerah pemukiman. Sistem-sistem parit
oksidasi, kolam aerob, sringan tetes dan Lumpur teraktifkan sudah banyak digunakan.
Danau (anaerob dan aerob) meruopakan sistem yang murah dan efektif, apabila
dirancang dan dioperasikan secara baik dan apabila tanah tersedia. Apabila diperlukan,
dapat digunakan suatu sistem untuk menghilangkan tingkat nitrogen yang tinggi.
Dalam operasi baru telah digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan
pengayakan mikro untuk mengurangi zat pencemar sampai tingkat rendah.
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran.
Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar
terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut. Namun
demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya
sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan
air buangan antara lain:
a. Pengenceran (Dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah
kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya
penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah
yang harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula
maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi.
Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya
kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya
menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau,
dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
b. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah
dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2
meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus
jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan
sirkulasi angin dengan baik.
Cara kerjanya antara lain sebagai berikut:
Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar
matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam
air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga
tumbuh dengan subur.
pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh
chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian oksigen
ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang
terdapat dalam air buangan. Disamping itu terjadi pengendapan.
Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga
relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau, dan sebagainya).
c. Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan
merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam
keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau
perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan
untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan
lain-lainnya di mana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang
diperlukan oleh tanam-tanaman.
4. Penyaringan Air
a. Saringan Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik
penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan menggunakan
kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme
kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan
kerapatan kain yang digunakan.
b. Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik
sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas
juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh.
Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.
c. Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air.
Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta
hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi
atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan
mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang
nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.
d. Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan
dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian
melewati lapisan kerikil.
e. Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir
pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila
dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air
bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih
dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir.
f. Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC)
dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama
air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan
kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua
kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat
lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan
Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.
g. Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu
buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa
yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok
kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.
h. Saringan air sederhana / tradisional
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang
dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir,
kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari
sabut kelap
i. Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat
dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan
penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan
campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika
proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan
akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah
penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh
atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat
filter keramik tersebut pada air yang mengalir.
j. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan
menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat
desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal
dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah.
Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif rendah
bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
k. Saringan Tanah Liat.
Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus
pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya.

A. Konsepsi Mengenai Siklus Air Menurut Para Ahli

Dalam artikel "Hydrogeologie" daripada Encyclopedia Universalis, dua orang


ahli, yaitu G. Castany dan B. Blavoux menyajikan sejarah air yang sangat jelas
sebagai berikut:

Bagi Thales dan Milet pada abad VII S.M. air laut masuk ke benua karena
pengaruh angin, air juga jatuh di atas bumi dan masuk dalam tanah. Plato menyetujui ide
ini dan berpendapat bahwa kembalinya air ke laut itu terjadi karena tatare, yakni jurang
yang besar di pinggir bumi. Teori tersebut dianut oleh banyak ahli fikir sampai abad
XVII dengan Rene Descartes, Aristoteles mengira bahwa uap air di tanah menjadi padat
dalam gua-gua yang dingin di gunung-gunung dan menjadikan danau-danau di bawah
bumi, danau-danau itu mengisi sumber-sumber air. Pendapat Aristoteles diikuti oleh
Seneca (abad I M) dan banyak orang lainnya sehingga tahun 1877, O. Volger termasuk
di antara pengikut teori tersebut.

Konsepsi tentang siklus air yang jelas untuk pertama kali diutarakan oleh Bernard
Palessy pada th. 1580. Konsepsi itu mengatakan bahwa air di bawah tanah asalnya dari
infiltrasi air hujan dalam tanah. Teori tersebut kemudian dibenarkan oleh E. Mariotte dan
P. Perrault pada abad XVII M.

B. Pengertian Siklus Air

Siklus hidrologi atau disebut juga siklus air adalah proses, yang didukung oleh
energi matahari, yang menggerakan air antara lautan, langit, dan tanah. Artikel berikut
menjelaskan sedikit lebih banyak tentang siklus air, di mana air bersirkulasi dari tanah ke
udara dalam suatu siklus yang berkelanjutan.

Air adalah kekuatan pendorong dari semua alam (Leonardo da Vinci). Benar
dinyatakan oleh pelukis dan pematung terkenal ini, air adalah salah satu zat yang paling
penting di bumi, karena semua organisme hidup membutuhkan air untuk bertahan hidup.

Selain itu, itu adalah fakta yang diketahui bahwa air mencakup sekitar 70% dari
permukaan bumi. Siklus air juga dikenal sebagai siklus hidrologi, dapat didefinisikan
sebagai ‘suatu siklus terus menerus, tak berujung dan penguapan air secara alami,
berikutnya kondensasi, dan pengendapan sebagai hujan dan salju’

C. Unsur Utama Siklus Air

 Evaporasi
Evaporasi merupakan proses penguapan air di permukaan tanah, danau ataupun
laut. Kemudian menguap ke angkasa (atmosfer) lalu menjadi awan. Pada keadaan jenuh
uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun dalm
bentuk hujan, salju dan es.

 Infiltrasi
Infiltrasi / perkolasi kedalam tanah adalah air yang jatuh dari langit (hujan) dan
bergerak kedalam tanah melalui celah-celah dan pori pori tanah dan batuan menuju muka
air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal
atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut kembali ke sistem air
permukaan (menuju laut).

 Evapotranspirasi
Evapotranspirasi merupakan proses perpaduan antara evavorasi dan transpirasi.
Transfirasi adalah suatu proses ketika air diuapkan ke udara dari permukaan daun/tajuk
vegetasi. Oleh karenanya, faktor-faktor yang mengendalikan besar kecilnya transpirasi
suatu vegetasi adalah sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
evaporasi, yaitu radiasi panas matahari, suhu, kecepatan angin, dan gradient tekanan
udara. Dalam hal ini, besarnya transpirasi, dalam batas tertentu, juga dipengaruhi oleh
karakteristik dan kerapatan vegetasi seperti struktur tajuk, perilaku pori-pori daun, dan
lain-lain (Seyhan,1990).

 Kondensasi
Kondensasi merupakan proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air
sebagai hasil pendinginan.
 Presipitasi
Presipitasi merupakan segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi
yang meliputi hujan air, hujan es, hujan salju.

 Infiltrasi
Infiltrasi merupakan air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah.

 Perkolasi
Perkolasi air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga mencapai
air tanah atau groundwater.

 Run off
Run off merupakan air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit,
sungai, hingga menuju ke laut.

D. Macam-Macam Siklus Air

1. Siklus Air Pendek / Siklus Kecil (Short Cycle)


Siklus ini terjadi jika air laut mengalami penguapan oleh sinar matahari, uap
air tersebut naik dan membentuk awan kemudian mengalami kondensasi. Karena
tidak dapat menahan beratnya sendiri, maka titik-titik air turun sebagai hujan yang
terjadi dilaut.
2. Siklus Air Sedang (Medium Cycle)
Siklus ini terjadi jika air laut mengalami penguapan oleh sinar matahari.
Angin membawa uap air tersebut kearah daratan. Pada ketinggian tertentu uap air
mengalami kondensasi sehingga terjadilah hujan di darat. Air hujan yang jatuh akan
meresap kedalam tanah dan kembali kelaut.

3. Siklus Air Panjang/ Siklus Besar (Long Cycle)


Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, uap air atau awan
terbawa angin menuju daratan hingga pegunungan tinggi. Karena pengaruh suhu, uap
iar berubah menjadi Kristal-kristal es atau salju kemudian jatuh sebagai hujan es atau
salju yang membentuk gletser, mengalir masuk kesungai, dan akhirnya kembali
kelaut.

E. Pengaruh siklus hidrologi terhadap ketersediaan air dibumi


Dengan adanya siklus hidrologi kuantitas air muka bumi relatif tetap. Karena,
meskipun air digunakan terus menerus air akan tetap mengalami siklus hidrologi. Hal
inilah yang membuat jumlah air dari waktu ke waktu relatif tetap. Namun, jumlah air
yang tetap bukan berarti kualitasnya turut tetap. Sebab dalam siklus hidrologi air akan
bersinggungan langsung dengan lingkungan. Seperti yag kita ketahui, kualitas
lingkungan dari tahun ke tahun mengalami kemunduran, begitu pula dengan kualitas air.
Oleh karenanya tidak heran jika lama-kelamaan didunia ini akan terjadi krisis air bersih
yang layak untuk dikonsumsi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Air adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi.
Proses siklus hidrologi atau siklus air berlangsung terus-menerus yang membuat air
menjadi sumber daya alam yang terbaharui. Siklus hidrologi atau siklus air adalah
perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada bentuk awal.
Pergerakan air di permukan Bumi yang dinamakan siklus air. Siklus air atau siklus
hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan
kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Unsur-
unsur utama dalam siklus air atau siklus hidrologi antara lain : evaporasi,transpirasi,
respirasi, evapotranspirasi kondensasi presipitasi infiltrasi, perkolasi, dan run off .
Macam-macam siklus air yaitu siklus pendek, siklus sedang, dan siklus panjang.
Seperti yag kita ketahui, kualitas lingkungan dari tahun ke tahun mengalami
kemunduran, begitu pula dengan kualitas air. Oleh karenanya tidak heran jika lama-
kelamaan didunia ini akan terjadi krisis air bersih yang layak untuk dikonsumsi.

B. Saran
Perlu ada kesadaran dari dalam diri sendiri untuk melakukan penghematan air
agar ketersediaan air terjaga hingga masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai