Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Ilmu Kimia adalah ilmu yang terkait dengan kehidupan sehari-hari atau

gejala-gejala alam, karena mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar,

obat-obatan sampai bahan konstruksi bangunan, bahan industri elektronik dan

bahkan air sekalipun melibatkan ilmu kimia.

Air merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul air

tersusun atas dua atom Hidrogen (H) yang terikat secara kovalen pada satu atom

Oksigen (O). Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada

kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0

°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting dikarenakan banyaknya

kelimpahan di alam serta mudah dan ekonomis ketika digunakan. Air memiliki

kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,

gula, asam, dan beberapa jenis gas serta banyak macam molekul organik. Air di

alam meliputi :

1. Air tanah yang berasal dari mata air atau dari sumur dangkal/artesis.

2. Air permukaan yang berasal dari permukaan daratan, misalnya seperti air

sungai, air danau, air waduk, dll.

3. Air laut, serta

4. Air hujan.

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 22

ayat 23 mengatakan bahwa Penyehatan Air meliputi pengamanan dan penetapan


1
kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia. Untuk menjamin

tersedianya kualitas air yang memenuhi persyaratan tersebut, berbagai upaya telah

dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat, seperti pembangunan dan

perbaikan sarana air bersih/air minum.

Penulisan makalah ini merupakan pemaparan mengenai kimia air yang sangat

erat keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sehubungan dengan hal

tersebut maka makalah ini dapat memberikan informasi mengenai kimia air serta

penanggulangannya terhadap permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka masalah pada topik “Kimia Air” dapat

dirumuskan :

1. Bagaimana hubungan antara air dengan ilmu kimia?

2. Apa saja sifat fisik dan sifat kimia yang terkandung pada air?

3. Bagaiman klasifikasi air di alam?

4. Apa solusi yang dapat dilakukan guna menanggulangi pencemaran air?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mampu menjelaskan hubungan air dengan ilmu kimia.

2. Memahami sifat-sifat yang terkandung pada air.

3. Mendeskripsikan klasifikasi air di alam.

4. Mampu memberikan solusi agar pencemaran air dapat diminimalisir.

2
BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Air


A. Pengertian Secara Umum
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang

diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir

71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³)

tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-

lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir

sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air

dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu : melalui

penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata

air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.

Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi,

sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet

Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud

padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang

secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.

Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,

monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.

B. Pengertian Secara Kimia


Air memiliki rumus kimia H2O. Suatu molekul air tersusun atas dua atom

Hidrogen (H) yang terikat secara kovalen pada satu atom Oksigen (O). Air
3
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu

pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0 °C).  Air sering disebut

sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada

dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan

temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion

hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).

Massa molar dari satu molekul air adalah 18 g/mol dan massa jenis dari air

adalah 1 g/cm3. Air memiliki titik lebur 0°C sehingga bila air berada pada suhu

dibawah titik leburnya maka wujudnya akan berubah menjadi padat, sedangkan

titik didih dari air adalah 100°C sehingga bila air berada pada suhu diatas titik

didihnya maka wujudnyapun akan berubah menjadi gas.

2.2 Sifat Fisik dan Kimia yang Terkandung pada Air


Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum

dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara

hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik unsur,

yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen

sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang

mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua

elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas

pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan

oksigen membentuk fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat

elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor).

4
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat daripada

yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada

kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya

muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah

momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya

momen dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan,

membuatnya sulit untuk dipisahkan dan pada akhirnya menaikkan titik didih dari

air tersebut. Gaya tarik-menarik inilah yang sering disebut sebagai ikatan

hidrogen.

Berikut beberapa sifat-sifat yang dimiliki oleh air :

a. Elektrolisis air, adalah proses untuk mengurai molekul air menjadi unsur-

unsur asalnya dengan cara mengaliri arus listrik.

b. Kelarutan, air adalah pelarut yang kuat dan mampu melarutkan banyak zat

kimia. Zat yang larut dengan baik dalam air disebut “hidrofilik”.

c. Kohesi dan adhesi, air memiliki sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat

atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan

bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom hidrogen.

d. Tegangan permukaan, air memiliki tegangan permukaan yang besar yang

disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini

dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah

permukaan yang tak dapat terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan

berkumpul sebagai sebuah tetesan.

5
2.3 Penggolongan Air
Berdasarkan pasal 7, penggolongan air menurut peruntukannya dapat

dibedakan menjadi :

1. Air golongan A : air pada sumber air yang dapat digunakan sebagai air

minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Air golongan B : air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah

menjadi air minum dan keperluan rumah tanga lainnya.

3. Air golongan C : air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan-

perikanan dan peternakan.

4. Air golongan D : air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian dan

dapat dimanfaatkan untuk usaha diperkotaan, industri dan pembangkit listrik

tenaga air.

Pengolongan air diatas termasuk kedalam bagian air badan air (air

permukaaan), dimana pada air permukaan tersebut memiliki batas syarat yang

disesuaikan dengan peruntukannya. Air permukaan mempunyai daya pemurnian

alami (self purification). Bila bahan pencemar masuk maka akan diuraikan secara

biologi oleh mikroorganisme yang ada di dalam air dengan kebutuhan oksigen

terlarut menjadi hasil uraian yang stabil. Dari zat organik diuraikan menjadi

senyawa nitrat sulfat, karbonat, fosfat dan sebagainya oleh bakteri aerob. Akan

tetapi bila bahan pencemar organiknya terlalu tinggi, oksigen terlarut yang ada

akan makin berkurang sampai menjadi nol. Akibatnya yang bekerja adalah bakteri

anaerob, dengan hasil akhir nitrit, amonia, asam sulfida dan sebagainya yang akan

menimbulkan bau, dalam hal ini terjadi pembusukan.

6
2.4 Pencemaran Air serta Solusinya
A. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat

penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas

manusia. Perubahan keadaan tersebut dapat terjadi karena masuknya zat, energi

atau komponen lain kedalam air sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga

batas tertentu yang menyebabkan air tidak berguna lagi.

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab

pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah)

pemukiman atau limbah rumah tangga. Limbah pemukiman mengandung limbah

domestik yang berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen.

Sampah organik yaitu sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri

contoh : sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sampah anorganik ini tidak

dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable) contoh : kertas, plastik, gelas atau

kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Selain sampah organik dan

anorganik, deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial

mencemari air. Kenyatannya pada saat ini hampir semua rumah tangga

menggunakan deterjen.

Penyebab lainnya juga berasal dari limbah industri. Industri membuang

berbagai macam polutan ke dalam air antara lain : logam berat, toksin, minyak,

nutrien, dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang

dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam

air. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya

kandungan O2 yang terlarut. Ada dua cara yang digunakan untuk menentukan
7
kadar oksigen dalam air, secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand)

dan BOD (Biochemical Oxygen Demand) secara biologi. Makin besar harga BOD

semakin tinggi pula tingkat pencemarannya. (sentra-edukasi, 2010). Air limbah

tersebut memiliki harga BOD yang tinggi, sehingga dapat diketahui bahwa air

tersebut telah tercemar limbah berat.

Pencemaran sungai adalah tercemarnya air sungai yang disebabkan oleh

limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara

yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu

kesehatan manusia. Pencemar sungai dapat diklasifikasikan sebagai organik,

anorganik, radioaktif, dan asam/basa.

Sungai batang toman merupakan salah satu dari 4 sungai besar yang

mengitari ibukota kabupaten pasaman barat. Sungai ini mengalami pencemaran

yang disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang menimbulkan limbah rumah

tangga. Masyarakat kampong lambah membuang sampah rumah tangga disungai

dan melaksanakan aktivitas lainnya seperti mencuci pakaian, dan buang kakus.

Sehingga di saat hujan deras sungai batang toman akan meluap lebih besar dan

mengancam keselamatan masyarakat dan pemukiman warga di radius puluhan

kilometer dari aliran sungai tersebut.

Jika air disekitar lingkungan masyarakat tercemar, maka dapat

mengakibatkan :

(1) Kekurangan sumberdaya air.

(2) Menjadi sumber penyakit.

(3) Terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati.

8
Limbah yang terus-menerus meningkat, akan mengakibatkan air semakin

tercemar dan akan sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih karena air

yang tercemar akan meresap ke dalam tanah. Air tanah tersebut merupakan

sumber dari air sumur di rumah masyarakat, dan apabila masyarakat

mengkonsumsi air tersebut akan mengakibatkan penyakit. Air yang tercemar tidak

hanya masuk dalam tanah, tetapi juga mengalir pada sungai bahkan laut dan

mengakibatkan terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman

hayati.

B. Solusi untuk Meminimalisir Terjadinya Pencemaran Air


Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan mulai dari pengenalan dan

pengertian yang baik oleh perilaku masyarakat. Oleh karena itu, sehendaknya ada

upaya untuk pencegahan dan penanggulangan pencemaran air. Untuk mengatasi

pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak

membuang sampah dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah

ke sungai dan sembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan

peraturan-peraturan yang diterapkan di lingkungan masing-masing secara

konsekuen. Sampah-sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah

ditentukan. Masyarakat di sekitar sungai hendaknya mengetahui pemanfaatan

sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah

dan tempat mandi-cuci-kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri

hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman. Banyak

tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai cara penanggulangan

pencemaran air, yaitu :

9
a. tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut.

b. tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil,

dan sepeda motor.

c. tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak

dan sebagai tempat kakus.

d. tidak minum air dari sungai, danau, atau sumur, tanpa diolah dahulu.

e. sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau

mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.

f. mengurangi intensitas limbah rumah tangga.

Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan atau dialirkan

kesungai, sehendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian

diolah. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih

lainnya tidak tercemar dan akan lebih baik lagi, jika limbah yang telah diolah

dapat dipergunakan kembali untuk kepentingan industri lainnya. Dalam

menyikapi permasalahan pencemaran air ini, terdapat beberapa cara

penanggulangannya. Menurut Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

(BPLHD) Provinsi Jawa Barat (2001) di antaranya sebagai berikut :

1. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan

2. Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.

3. Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.

4. Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.

5. Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan

EPCM (Environmental Pollution Control Manager).

10
6. Program Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup

7. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.

8. Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.

9. Meningkatkan konservasi air bawah tanah.

10.Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.

Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman

pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam

jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon

secara massal. Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal.

Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon,

semakin banyak pula sumber-sumber air potensial di bawahnya.

Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup

terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan

mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul

karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian kemampuan alam

tersebut sangat terbatas sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang.

Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain :

a. Pengenceran (Dilution)

Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah

kemudian dibuang ke badan-badan air. Makin bertambahnya penduduk berarti

kegiatan manusia makin meningkat sehingga jumlah air limbah yang harus

dibuang terlalu banyak, air yang diperlukan untuk pengenceran juga akan

11
bertambah banyak, oleh sebab itu cara ini tidak efektif apabila penduduk terlalu

banyak.

b. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)

Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,

ganggang (alga), bakteri, dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air

limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman

antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun.

Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan berada di daerah yang

terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. Sebagai hasilnya

nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang, sehingga relatif aman apabila

dibuang ke dalam badan-badan air.

c. Irigasi

Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali sehingga air

akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dari dinding parit-parit

tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan

ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Cara

ini dapat digunakan terutama untuk air limbah rumah tangga, perusahaan susu

sapi, rumah potong hewan, dan sebagainya dimana kandungan zat-zat organik dan

protein yang diperlukan oleh tanaman cukup tinggi. Namun metode irigasi ini

tidak dapat digunakan pada jenis limbah industri karena limbah industri umumnya

mengandung kadar racun yang tinggi serta banyak logam berat yang dapat

merusak kesuburan tanah.

12
Pertanyaan & Diskusi

1. Apabila air sumur yang berbau seperti besi, apakah pada saat dipanaskan air
tersebut dapat menghilangkan bahan pencemar dari air tersebut ?
(Nurhidayati)
Jawaban :
Air sumur yang berbau seperti besi apabila dipanaskan akan menghilangkan
bahan pecemarnya namun tidak seluruhnya karena air tersebut harus melalui
proses penyaringan agar menghilangkan zat pencemarnya. Sebaiknya air
tersebut jangan dikonsumsi karena belum steril. (Dini Putri Ningtyas &
Faisal Al Banna) serta ditambahkan oleh (Sarahatun Nisak)

2. Apakah pencemaran air mempengaruhi hujan asam ? (Nurainun Adamy)


Jawaban :
Tidak, karena hujan asam disebabkan oleh terbentuknya asam di udara
akibat bertemunya uap air dengan gas gas pembentuk asam. Biasanya terjadi
karena pencemaran udara di sekitar pabrik. (Faisal Al Banna)

3. Di daerah tempat tinggal saya ada pabrik semen yang dimana pabrik tersebut
mengalirkan limbahnya ke pantai yang sering digunakan untuk mandi. Airnya
terasa hangat dan beberapa pengunjung yang mandi ada yang mengalami
gatal-gatal dan ada juga yang tidak. Mengapa demikian ? (Nurmi Yanti)
Jawaban :
Karena air pantai tersebut sudah digunakan oleh pabrik untuk pemanasan
sehingga hasil buangannya air tersebut terasa hangat, oleh masyarakat
apabila mandi terasa gatal mungkin hal ini disebabkan oleh alergi namun air
tersebut tidak bercampur dengan senyawa kimia oleh produksi pabrik semen
tersebut. (Dini Putri Ningtyas)

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Air adalah suatu zat berwujud cair yang keberadaannya sangat penting bagi

semua bentuk kehidupan sampai saat ini. Dalam ilmu kimia air diberi rumus H 2O

dan bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi

standarnya. Air juga termasuk pelarut universal karena mampu melarutkan banyak

zat kimia lainnya. Air di alam meliputi :

a. Air tanah yang berasal dari mata air atau dari sumur dangkal/artesis.

b. Air permukaan yang berasal dari permukaan daratan.

- Gol. A : air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung.

- Gol. B : air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah menjadi

air minum dan keperluan rumah tanga lainnya.

- Gol. C : air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan/peternakan.

- Gol. D : air yang dapat digunakan untuk keperluan industri, dll.

c. Air laut.

d. Air hujan.

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebabnya

adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah rumah tangga. Upaya

pencegahan pencemaran air dimulai dari tidak membuang sampah rumah tangga

sembarangan di sungai sampai pada pengertian untuk mengolah sampah agar

tidak mencemari air. Selain hal itu, penanggulangan pencemaran air dengan cara

penanaman pohon dapat mencegah longsor dan dapat menyerap banyak air bersih.
14
3.2 Saran
Demikian yang dapat penulis jelaskan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam makalah ini, tentunya masih terdapat kekurangan dikarenakan

terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan/referensi. Semoga makalah ini

mampu menjadi pengingat agar kita mampu menjaga dan merawat lingkungan

sehingga terhindar jauh dari kata tercemar. Penulis berharap banyak diberikan

kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini pada penulisan dilain

kesempatan berikutnya dapat disempurnakan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anneahira. 2010. Cara Mencegah Penemaran Air, (www.anneahira.com/cara-


mencegah-pencemaran-air.html, diakses 23 Juli 2016).

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD). 2001. Penanggulangan


Pencemaran Air. Bandung : Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup.

Hidayat, W. 1 Januari, 2008. Teknologi Pengolahan Air Limbah. Majari. hlm. 5.

Robert, K. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Edisi 2). Jakarta :

Index.

Sentra, Edukasi. 2010. Macam-macam Pencemaran Lingkungan,


(http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/macam-macam-pencemaran-
lingkungan-upaya.html, diakses 23 Juli 2016).

Wikipedia. 2016. Air, (https://id.wikipedia.org/wiki/Air, diakses 23 Juli 2016).

16

Anda mungkin juga menyukai