Anda di halaman 1dari 8

Nama : Liwang Ulama Utama

NIM : 2022312029P

Mata Kuliah : Teknologi Pengolahan Air

Dosen Pengampu : Reno Fitriyanti, S.T., M.Si.

Tugas : Rangkuman

1. Air

Air adalah salah satu unsur yang paling utama dalam menunjang kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya, dimana perananannya tidak dapat digantikan
oleh unsur lainnya. Berbagai aktifitas manusia senantiasa membutuhkan air dalam
jumlah besar seperti pada kegiatan ekonomi dan sosial, misalnya industri, rumah
sakit, perhotelan, perdagangan, perkantoran, pendidikan. Jumlah kebutuhan air
berbeda-beda untuk masing-masing kegiatan tersebut, persyaratan mutunya
bergantung pada jenis aktivitas yang bersangkutan.Seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk dan aktivitas ekonomi masyarakat, kebutuhan air juga mengalami
peningkatan, baik dari sisi jumlah maupun mutu.

Air yang baik harus memenuhi unsur kualitas baik secara fisik, kimia dan
mikrobiologi. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.

2. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah sebagai proses air yang berasal dari atmosfer ke bumi,
lalu air tersebut  akan kembali lagi ke atmosfer dan demikian siklus ini terus berjalan
seterusnya. Siklus air sendiri merupakan salah satu siklus biogeokimia yang terjadi di
bumi dengan tujuan mempertahankan jumlah dan ketersediaan air.
Siklus hidrologi sendiri tak hanya bertujuan untuk mempertahankan
ketersediaan air namun juga menjaga intensitas hujan. Tak hanya itu siklus air juga
turut menjaga cuaca dan suhu di bumi agar semuanya tetap teratur. Siklus air ini juga
turut membantu keseimbangan ekosistem serta menjaga semua lingkup kehidupan
berjalan dengan sebagaimana mestinya. Berikut beberapa tahapan siklus hidrologi :
 Evaporasi atau Penguapan Seluruh Air
Evaporasi merupakan tahap pertama yang terjadi pada sebuah siklus
hidrologi dimana pada tahap ini terjadi penguapan pada air yang berada di sungai
dan lainnya. Sungai, danau dan laut serta tempat lainnya kemudian dianggap
sebagai badan air lalu air yang menguap akan menjadi uap air. Penguapan yang
terjadi sendiri kemudian akan menimbulkan efek naiknya air yang telah berubah
menjadi gas ke atmosfer. 
 Transpirasi atau Penguapan Air di Jaringan Mahluk Hidup
Transpirasi merupakan proses penguapan meski penguapan yang terjadi
tidak hanya pada air yang tertampung dalam air. Ia sendiri memiliki bentuk
penguapan yang terjadi pada bagian tubuh makhluk hidup khususnya pada hewan,
tumbuhan serta prosesnya sama dengan tahap evaporasi. Pada proses transpirasi
sendiri molekul cair yang menguap kemudian tak sebanyak saat proses evaporasi.

 Evotranspirasi
Evotranspirasi sebagai suatu proses penggabungan tahap transpirasi serta
tahap evaporasi sehingga kemudian pada tahap ini air yang menguap kemudian
akan lebih banyak lagi. Evotranspirasi juga suatu tahap penguapan dimana molekul
cair yang menguap adalah seluruh jaringan pada makhluk hidup dan air. Tahap
Evotranspirasi sendiri sebagai tahap yang paling mempengaruhi jumlah air yang
terangkut atau siklus hidrologi.

 Sublimasi
Selain ketiga proses di atas, terdapat pula proses penguapan lainnya
yaitu sublimasi. Sublimasi sendiri memiliki makna yang sama diantaranya
perubahan molekul cair menjadi molekul gas ke arah atas atau atmosfer. Namun,
penguapan yang terjadi ialah perubahan es yang ada di gunung dan kutub utara
sehingga tidak melewati proses cair.

 Kondensasi
Setelah melalui empat tahap sebelumnya, tahap berikut adalah tahap
kondensasi dimana pada tahap ini air yang telah menguap kemudian berubah
menjadi partikel es. Partikel es yang dihasilkan sendiri sangat kecil dan terbentuk
dikarenakan suhu dingin pada ketinggian atmosfer bagian atas. Partikel es sendiri
kemudian berubah menjadi awan hingga semakin banyak jumlah partikel esnya,
awan kemudian semakin berwarna hitam.

 Adveksi
Adveksi merupakan suatu tahap yang tidak terjadi siklus hidrologi
pendek didalamnya, dan hanya berada pada siklus hidrologi panjang. Pada tahap
ini yang terjadi adalah perpindahan awan dari satu titik ke titik lainnya atau disebut
juga sebagai awan di langit yang menyebar.

 Presipitasi
Proses yang ketujuh merupakan presipitasi sebagai tahap mencairnya
awan karena tidak mampu menahan suhu yang kian lama kian meningkat. Pada
tahap ini sendiri kemudian akan terjadi salah satu gejala alam yang dinamakan
dengan hujan atau jatuhnya butiran air ke permukaan bumi. Jika suhu sekitar
kurang dari 0 derajat celcius, kemudian akan terjadilah hujan es hingga hujan
salju.

 Run Off
Tahap run off memiliki nama lain limpasan dimana pada tahap ini air
hujan kemudian akan bergerak. Pergerakan yang terjadi dari permukaan yang
lebih tinggi ke yang lebih rendah dengan sebelumnya melalui berbagai saluran.
Saluran yang dimaksud diantaranya sungai, got, laut, danau hingga samudera.

 Infiltrasi
Infiltrasi menjadi tahap terakhir dalam siklus hidrologi, tahap ini
merupakan tahap dimana air hujan kemudian berubah menjadi air tanah. Air
hujan yang turun ke bumi sendiri tak seluruhnya mengalir seperti pada tahap
limpasan, namun demikian akan mengalir pula ke tanah. Proses perembesan air
hujan ke pori-pori tanah inilah yang kemudian disebut sebagai infiltrasi untuk
kemudian kembali ke laut secara keseluruhan.

 Konduksi
Konduksi sebagai pemanasan dengan cara bersinggungan atau kontak
langsung dengan suatu objek. Pemanasan sendiri terjadi karena molekul udara
kemudian berada di dekat permukaan bumi bersinggungan dengan bumi yang
menerima panas langsung dari matahari hingga molekul yang telah panas ini
kemudian bersinggungan dengan molekul udara yang belum panas.

3. Sumber Air Baku


Untuk keperluan air minum, maka sumber air baku yang dapat digunakan
untuk kebutuhan air minum dapat terdiri dari mata air, air permukaan (sungai, danau,
waduk, dll.), air tanah (sumur gali, sumur bor) maupun air hujan. Dari segi kualitas
air, kualitas mata air relatif jernih dibandingkan dengan kualitas sumber air dari air
permukaan pada umumnya, dengan demikian mata air lebih baik digunakan
dibandingkan dengan air permukaan. Namun demikian keberadaan mata air ini pada
saat ini terus berkurang keberadaannya. Air tanah, yang umumnya mempunyai
kandungan besi dan mangan relatif lebih besar dari sumber air yang lain,
pemakaiannya juga sudah harus mulai dikurangi atau dihentikan sehubungan dengan
masalah penurunan muka tanah. Air hujan yang keberadaannya sangat tergantung
musim, masih dapat digunakan sebagai sumber air baku dengan membangun tangki
penampungan atau waduk dalam skala besar.

4. Karakteristik Air
Karakteristik air adalah parameter penting dalam pengolahan air. karakteristik
air dapat dilihat dari beberapa parameter fisika, kimia, biologi, dan mikrobiologi.
Beberapa parameter air antara lain adalah :
 Suhu: Suhu air dapat mempengaruhi kelarutan zat-zat tertentu dalam air dan
aktivitas biologi di dalamnya.
 pH: pH air menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan air dan dapat
mempengaruhi kelarutan dan reaktivitas zat-zat tertentu dalam air.
 Konduktivitas: Konduktivitas air menunjukkan kemampuan air dalam
menghantarkan listrik, yang dapat dipengaruhi oleh jumlah ion-ion yang terdapat
di dalamnya.
 Oksigen terlarut: Oksigen terlarut di dalam air penting untuk kehidupan
organisme akuatik seperti ikan dan tumbuhan air.
 Kekeruhan: Kekeruhan air menunjukkan jumlah partikel terlarut atau tersuspensi
di dalam air, yang dapat mempengaruhi kualitas air untuk penggunaan tertentu.
 Warna: Warna air dapat dipengaruhi oleh kandungan organik atau bahan kimia
tertentu di dalam air.
 Bau dan rasa: Bau dan rasa air dapat dipengaruhi oleh kandungan zat-zat tertentu
di dalam air, yang dapat mempengaruhi kualitas air untuk dikonsumsi.

Kontaminan dan Standar Mutu Air

A. Jenis dan Sumber Kontaminan Air


1. Kontaminan Fisik
Air yang bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. antara
lain derajat kekeruhan, bau, rasa, jumlah zat padat terlarut, suhu, dan warnanya. Syarat
fisik air yang layak minum sebagai berikut:
a. Kekeruhan
Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas maksimal
kekeruhan air layak minum menurut PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010 adalah
5 skala NTU. Kekeruhan air disebabkan oleh partikel - partikel yang tersuspensi di
dalam air yang menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan berlumpur. Bahan -
bahan yang menyebabkan air keruh antara lain tanah liat, pasir, dan lumpur.
b. Tidak Berbau dan Tidak Berasa
Air yang kualitasnya baik adalah tidak berbau dan memiliki rasa tawar. Bau dan
rasa air merupakan dua hal yang mempengaruhi kualitas air. Bau dan rasa dapat
dirasakan langsung oleh indra penciuman dan pengecap. Biasanya, bau dan rasa saling
berhubungan. Air yang berbau busuk memiliki rasa kurang (tidak) enak. Dilihat dari
segi estetika, air berbau busuk tidak layak dikonsumsi. Bau busuk merupakan sebuah
indikasi bahwa telah atau sedang terjadi proses pembusukan (dekomposisi) bahan-
bahan organik oleh mikroorganisme di dalam air. Selain itu, bau dan rasa dapat
disebabkan oleh senyawa fenol yang terdapat di dalam air.
c. Tidak Berwarna
Warna pada air disebabkan oleh adanya bahan kimia atau mikroorganik
(plankton) yang terlarut di dalam air. Warna yang disebabkan bahan - bahan kimia
disebut apparent color yang berbahaya bagi tubuh manusia. Warna yang disebabkan
oleh mikroorganisme disebut true color yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Air yang
layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. PERMENKES RI Nomor 492
Tahun 2010 menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang layak minum adalah 15
skala TCU.

d. Jumlah Padatan Terapung


Jumlah Padatan Terapung Perlu diperhatikan, air yang baik dan layak untuk
diminum tidak mengandung padatan terapung dalam jumlah yang melebihi batas
maksimal yang diperbolehkan (1000 mg/L). Padatan yang terlarut di dalam air berupa
bahan-bahan kimia anorganik dan gas - gas yang terlarut.
e. Suhu Normal
Air yang baik mempunyai temperatur normal, maks >8ºC dari suhu kamar
(27ºC). Suhu air yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan
kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar (misalnya, fenol atau belerang) atau
sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme. Jadi, apabila
kondisi air seperti itu sebaiknya tidak diminum.

2. Kontaminan Kimiawi
Standar baku kimia air layak minum meliputi batasan derajat keasaman, tingkat
kesadahan, dan kandungan bahan kimia organik maupun anorganik pada air.
Persyaratan kimia sebagai batasan air layak minum sebagai berikut:
a. Derajat Keasaman (pH)
pH menunjukkan derajat keasaman suatu larutan. Air yang baik adalah air yang
bersifat netral (pH = 7). Air dengan pH kurang dari 7 dikatakan air bersifat asam,
sedangkan air dengan pH di atas 7 bersifat basa. Menurut PERMENKES RI Nomor
492 Tahun 2010, batas pH minimum dan maksimum air layak minum berkisar 6,5-8,5.
Khusus untuk air hujan, pH minimumnya adalah 5,5. Tinggi rendahnya pH air dapat
mempengaruhi rasa air. Maksudnya, air dengan pH kurang dari 7 akan terasa asam di
lidah dan terasa pahit apabila pH melebihi 7.
b. Kandungan Bahan Kimia Organik
Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam jumlah yang
tidak melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah tertentu, tubuh membutuhkan air
yang mengandung bahan kimia organik. Namun, apabila jumlah bahan kimia organik
yang terkandung melebihi batas dapat menimbulkan gangguan pada tubuh. Hal itu
terjadi karena bahan kimia organik yang melebihi batas ambang dapat terurai jadi racun
berbahaya. Bahan kimia organik tersebut antara lain NH4, H2S, SO4 2-, dan NO3.
c. Kandungan Bahan Kimia Anorganik
Kandungan bahan kimia anorganik pada air layak minum tidak melebihi jumlah
yang telah ditentukan. Bahan - bahan kimia yang termasuk bahan kimia anorganik
antara lain garam dan ion - ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Zn).

d. Tingkat Kesadahan
Kesadahan air disebabkan adanya kation (ion positif) logam dengan valensi dua,
seperti Ca2+, Mn2+. Secara umum, kation yang sering menyebabkan air sadah adalah
kation Ca2+, Sr2+, Fe2+, dan Mg2+. Kation ini dapat membentuk kerak apabila
bereaksi dengan air sabun. Sebenarnya, tidak ada pengaruh derajat kesadahan bagi
kesehatan tubuh. Namun, kesadahan air dapat menyebabkan sabun atau deterjen tidak
bekerja dengan baik (tidak berbusa). Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 492 Tahun
2010, derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per
liter.

3. Kontaminan Mikrobiologi
a. Organisme Patogen
Organisme patogen berbahaya bagi kesehatan manusia. Beberapa
mikroorganisme patogen yang terdapat pada air berasal dari golongan bakteri,
protozoa, dan virus penyebab penyakit.
- Bakteri Salmonella typhi, Sighella dysentia, Salmonella paratyphi, dan Leptospira.
- Golongan protozoa seperti Entoniseba histolyca dan Amebic dysentry.
- Virus Infectus hepatitis merupakan penyebab hepatitis.

b. Organisme Non Patogen


Mikroorganisme non patogen merupakan jenis mikroorganisme yang tidak
berbahaya bagi kesehatan tubuh. Namun, dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak
enak, lender, dan kerak pada pipa. Beberapa mikroorganisme non patogen yang berada
di dalam air sebagai berikut :
- Beberapa jenis bakteri, antara lain Actinomycetes (Moldlikose bacteria), Bakteri coli
(Coliform bacteria), Fecal streptococci, dan Bakteri Besi (Iron Bacteria).
- Sejenis ganggang atau Algae yang hidup di air kotor menimbulkan bau dan rasa tidak
enak pada air.
- Cacing yang hidup bebas di dalam air (free living)

Anda mungkin juga menyukai