Anda di halaman 1dari 21

Dwi Septiawati, S.KM, M.

KM

AIR DAN KESEHATAN

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Air adalah materi
esensial di dalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak
membutuhkan air. Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut
ilmu kesehatan, seseorang mampu bertahan hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya
dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum. Hal tersebut dikarenakan sekitar tiga per empat
bagian dari tubuh kita terdiri dari air. Selain memberikan manfaat, air juga dapat
menimbulkan masalah bagi kesehatan karena air dapat menjadi media bagi penularan
penyakit. Dengan alasan tersebut maka air yang akan digunakan harus bebas dari kuman
penyakit dan tidak mengandung bahan beracun.

ISU PENTING
1. Air minum yang tidak aman serta sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk
berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di dunia. Bagi anak yang
bertahan hidup, frekuensi menderita diare yang sering dapat mempengaruhi status gizi
yang akan berimplikasi terhadap pertumbuhan anak. Masa pertumbuhan anak yang
terganggu dapat berdampak buruk terhadap kualitas sumber daya manusia dan
produktivitas.
2. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya
makin lama makin berkurang
3. Cakupan air minum masyarakat Indonesia tahun 2014 68,11% dan baru sekitar 77,19%
yang memenuhi syarat air minum berdasarkan Permenkes 492 tahun 2010
4. Akses air bersih di Sumatera Selatan tahun 2014 yaitu 67,02% dengan Palembang
sebagai Kota dengan akses tertinggi 90,38%

PENTINGNYA AIR DALAM KEHIDUPAN


Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume
tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-
bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung banyak air, antara
lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah 83%. Setiap hari kurang
lebih 2.272 liter darah dibersihkan oleh ginjal dan sekitar 2,3 liter diproduksi menjadi urine.
Selebihnya diserap kembali masuk ke aliran darah .

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 1


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

Dalam kehidupan sehari-hari, air dipergunakan antara lain untuk keperluan minum, mandi,
memasak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, pembawa bahan buangan industri,
pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain.Bagi tubuh dan
kesehatan, air berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, media pengangkut zat gizi pada aliran
darah, membuang racun dan sisa makanan, melembabkan kulit, melancarkan proses
pencernaan, berperan dalam hal pernafasan, pemulihan kesehatan dan sebagainya.

Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan
timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata- rata kebutuhan air setiap individu per hari
berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan
bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat

Standar kelayakan kebutuhan air bersih adalah 49,5 liter/kapita/hari. Badan dunia UNESCO
sendiri pada tahun 2002 telah menetapkan hak dasar manusia atas air yaitu sebesar 60
ltr/org/hari. Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum membagi lagi
standar kebutuhan air minum tersebut berdasarkan lokasi wilayah:
a. Pedesaan dengan kebutuhan 60 liter/per kapita/hari.
b. Kota Kecil dengan kebutuhan 90 liter/per kapita/hari.
c. Kota Sedang dengan kebutuhan 110 liter/per kapita/hari.
d. Kota Besar dengan kebutuhan 130 liter/per kapita/hari.
e. Kota Metropolitan dengan kebutuhan 150 liter/per kapita/hari.

Kebutuhan air minum nasional berdasarkan data dari Departemen Pekerjaan Umum
menunjukkan, bahwa kebutuhan air nasional sebanyak 272.107 liter per detik, sedangkan
kapasitas air minum eksistingnya sebanyak 105.000 liter perdetik.

SUMBER AIR
Sumber air meruapkan komponen penting untuk penyediaan air bersih karena tanpa sumber
air maka suatu sistem penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Berikut ini adalah 5 macam
sumber air minum yang dapat digunakan;
1. Air Laut
Air ini sifatnya asin karena mengandung garam NaCl. kadal garam NaCl dalam air
laut 3% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 2


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

2. Air Hujan
Cara menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya jangan saat air hujan baru
mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Air hujan juga mempunyai
sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir sehingga
hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Air hujan juga mempunyai
sifat luna sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun
3. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di perbukaan bumi, Pada umumnya air
permukaan ini akan mengandung suspensi padat selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur, batang kayu, daun, kotoran industri dan lainnya. Untuk meminumnya harus
melewati proses pembersihan yang sempurna.
4. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam zone jenuh dimana tekanan
hidrstatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer.

Gambar 1
Siklus Hidrologi

5. Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dengan
hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitasnya sama dengan air dalam.

Dengan mengetahui 5 macam sumber air ini maka dapat ditentukan sumber air mana yang
dapat diminum atau perlu pengelolahan lebih lanjut sehingga aman diminum bagi manusia

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 3


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

SIKLUS HIDROLOGI
Disiplin ilmu di bidang geografi fisik yang berhubungan dengan siklus air disebut hidrologi.
Hal ini berkaitan dengan asal-usul, distribusi, dan sifat air di dunia. Akibatnya, siklus air juga
disebut siklus hidrologi. Dalam konteks yang luas, ilmu meteorologi dan oseanografi
menggambarkan bagian dari serangkaian proses fisik secara global yang melibatkan air yang
juga komponen utama dari ilmu hidrologi. Siklus hidrologi adalah proses pergerakan dan
penyimpanan air antara biosfer, atmosfer, litosfer, dan hidrosfer

Gambar 2
Siklus Hidrologi

Siklus air global dapat digambarkan dengan sembilan proses fisik yang besar yang
membentuk gerakan air yang kontinyu. Jalur kompleks meliputi bagian air dari gas di sekitar
planet yang disebut atmosfer, melalui badan air di permukaan bumi seperti lautan, gletser dan
danau, dan pada saat yang sama (atau lebih lambat) melewati tanah dan lapisan batuan di
bawah tanah kemudian, air dikembalikan ke atmosfer. Karakteristik mendasar dari siklus
hidrologi adalah bahwa siklus ini tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir. Hal ini dapat
dipelajari pada proses berikut: evaporasi, kondensasi, presipitasi, intersepsi, infiltrasi,
perkolasi, transpirasi, limpasan, dan penyimpanan.

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 4


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

Penguapan (Evaporasi)

Penguapan terjadi ketika keadaan fisik air berubah dari keadaan cair menjadi gas. Sejumlah
besar panas, sekitar 600 kalori energi untuk setiap gram air yang dipertukarkan selama
perubahan keadaan. Biasanya, radiasi matahari dan faktor lain seperti suhu udara, tekanan
uap, angin, dan tekanan atmosfer mempengaruhi jumlah penguapan alam yang terjadi
disetiap wilayah geografis. Penguapan dapat terjadi pada tetesan air hujan dan pada air
permukaan seperti laut dan danau. Proses ini bahkan bisa terjadi dari air yang menetap pada
vegetasi, tanah, batu dan salju. Ada juga penguapan yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Bangunan yang dipanaskan menyebabkan penguapan air yang menetap di permukaan nya.

Kondensasi

Kondensasi adalah proses dimana uap air mengalami perubahan keadaan fisik dari uap
menjadi cairan. Uap air mengembun ke partikel udara kecil untuk membentuk embun, kabut,
atau awan. Partikel-partikel yang paling aktif yang membentuk awan adalah garam laut, ion
atmosfer yang disebabkan oleh petir, dan produk-produk pembakaran belerang yang
mengandung asam dan nitrous. Kondensasi terjadi oleh pendinginan udara atau dengan
meningkatkan jumlah uap di udara ke titik jenuh. Ketika uap air mengembun kembali ke
keadaan cair maka jumlah panas yang diperlukan adalah 600 kalori energi per gram untuk
membuat uap dilepaskan ke lingkungan.

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 5


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

Presipitasi (hujan)

Air hujan adalah proses yang terjadi ketika setiap dan semua bentuk partikel air jatuh dari
atmosfer dan mencapai tanah. Ada dua sub-proses yang menyebabkan awan untuk
melepaskan air hujan yaitu proses peleburan dan proses es kristal. Saat tetesan air mencapai
ukuran kritis maka akan jatuh akibat adanya tarikkan gravitasi dan gesekan. Tetesan yang
jatuh meninggalkan bagian lainnya mengalami turbulensi yang memungkinkan tetes kecil
jatuh lebih cepat dan akan menyusul untuk bergabung dan bersama-sama turun.

Sub-proses lain yang dapat terjadi adalah proses pembentukan es kristal. Hal ini terjadi ketika
es berkembang di awan dingin atau dalam formasi awan tinggi di atmosfer dimana suhu beku
terjadi. Ketika tetesan air di dekatnya mendekati kristal beberapa tetesan menguap dan
mengembun pada kristal. Kristal tumbuh sampai ukuran kritis dan jatuh sebagai salju atau es.
Terkadang, saat es jatuh melalui udara elevasi yang lebih rendah, mereka mencair dan
berubah menjadi hujan.

Endapan air bisa jatuh ke badan air atau jatuh ke tanah. Hal ini kemudian tersebar dalam
beberapa cara. Air dapat tergenang pada benda, dekat permukaan benda, dapat dibawa dan
melalui darat ke saluran sungai, menembus ke dalam tanah, atau mungkin tertahan oleh
tanaman.

Ketika curah hujan kecil dan jarang, persentase yang tinggi dari curah hujan dikembalikan ke
atmosfer oleh penguapan. Porsi curah hujan yang muncul di permukaan sungai disebut
limpasan. Limpasan dapat berkontribusi sebagai sumber aliran air permukaan, limpasan
bawah permukaan, atau limpasan air tanah. Limpasan permukaan berjalan di atas permukaan
tanah dan melalui saluran permukaan untuk meninggalkan daerah tangkapan disebut daerah
aliran sungai atau DAS. Bagian dari aliran permukaan yang mengalir di atas permukaan tanah
menuju saluran sungai disebut aliran darat. Total limpasan terbatas di saluran sungai disebut
debit sungai.

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 6


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

Intersepsi

Intersepsi adalah proses mengganggu pergerakan air dalam rantai peristiwa transportasi
menuju sungai. Intersepsi dapat berlangsung oleh tanaman penutup atau depresi penyimpanan
dalam genangan air dan dalam formasi tanah seperti parit.

Saat hujan pertama dimulai, air dan bahan organik lainnya menyebar di atas permukaan
dalam lapisan tipis atau mengumpulkan pada titik-titik atau tepi. Ketika kemampuan
penyimpanan permukaan maksimum pada permukaan material terlampaui, air yang
menyimpan bahan tambahan tumbuh di pinggirannya. Akhirnya berat tetes melebihi tegangan
permukaan dan air jatuh ke tanah. Angin dan dampak dari air hujan juga bisa melepaskan air
dari bahan organik. Lapisan air di permukaan organik dan tetes air sepanjang tepi juga bebas
terkena penguapan.

Selain itu, intersepsi air di permukaan tanah selama pembekuan dan kondisi sub-beku sangat
besar. Intersepsi hujan salju dan es pada vegetasi juga terjadi. Tingkat tertinggi intersepsi
terjadi ketika salju di hutan konifer dan hutan kayu keras yang belum kehilangan daun
mereka.

Infiltrasi (Peresapan)

Infiltrasi adalah proses fisik yang melibatkan pergerakan air melalui daerah perbatasan di
mana antarmuka udara dengan tanah. Fenomena permukaan diatur oleh kondisi permukaan
tanah. Air yang ditransfer terkait dengan porositas tanah dan permeabilitas profil tanah.
Biasanya, laju infiltrasi tergantung pada pelumpuran air di permukaan tanah dengan dampak
hujan, tekstur dan struktur tanah, kadar air tanah awal, konsentrasi air menurun karena air
bergerak lebih besar daripada mengisi tanah pori-pori di matriks tanah, perubahan komposisi

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 7


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

tanah, dan pembengkakan tanah yang dibasahi yang pada gilirannya dapat menimbulkan
retakan dekat di tanah. Air yang menyusup dan disimpan di dalam tanah juga bisa menjadi air
yang kemudian dapat menjadi limpasan permukaan.

Penapisan (Perkolasi)

Perkolasi adalah gerakan air baik pada tanah ataupun lapisannya oleh gaya gravitasi dan
kapiler. Kekuatan penggerak utama air tanah adalah gravitasi. Air yang ada di zona jenuh
disebut air tanah. Setelah berada di tanah, air digerakkan oleh gravitasi.

Formasi geologi di kerak bumi berfungsi sebagai reservoir bawah tanah alami untuk
menyimpan air. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai saluran untuk pergerakan air. Pada
dasarnya, semua air tanah bergerak. Sebagian kecil bergerak sangat lambat. Sebuah formasi
geologi yang memancarkan air dari satu lokasi ke lokasi lain dalam jumlah yang cukup untuk
pembangunan ekonomi disebut akuifer. Gerakan air dimungkinkan karena rongga atau pori-
pori di formasi geologi. Beberapa formasi mengalirkan air kembali ke permukaan tanah.

Transpirasi

Transpirasi adalah proses biologis yang terjadi terutama di siang hari. Air di dalam tanaman
dipindahkan dari tumbuhan ke atmosfer sebagai uap air melalui berbagai bukaan. Air pada
tanaman ini bertujuan untuk memindahkan nutrisi ke bagian atas dari tanaman dan untuk
mendinginkan daun yang terkena sinar matahari. Daun mengalami transpirasi yang cepat
dapat secara signifikan lebih dingin dari udara di sekitarnya. Transpirasi sangat dipengaruhi
oleh jenis tanaman yang ada di tanah dan itu sangat dipengaruhi oleh jumlah cahaya yang
tanaman yang terkena. Air dapat keluar secara bebas dari tanaman sampai defisit air

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 8


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

berkembang pada tumbuhan dan akan mulai menutup sel (stomata) untuk menghindari
pelepasan berkelanjutan. Transpirasi kemudian berlanjut pada tingkat lambat. Hanya
sebagian kecil dari air pada tanaman dipertahankan.

Vegetasi umumnya menghambat penguapan dari tanah. Vegetasi yang melapisi tanah,
mengurangi kecepatan angin dan juga mengurangi jumlah penguapan langsung dari tanah
atau dari salju atau lapisan es. Penyerapan air ke akar tanaman, bersama dengan penangkapan
yang terjadi pada permukaan tanaman mengimbangi efek umum vegetasi dalam
memperlambat penguapan dari tanah. Vegetasi hutan cenderung memiliki lebih banyak uap
air daripada tanah di bawah pohon.

Limpasan

Limpasan aliran dari aliran sungai atau DAS yang muncul di sungai permukaan. Hal ini
biasanya terdiri dari aliran yang tidak terpengaruh oleh pengalihan buatan, penyimpanan atau
buatan lain yang mungkin pada saluran sungai. Aliran ini terbentuk sebagian dari curah hujan
yang jatuh langsung di sungai, aliran permukaan yang mengalir di atas permukaan tanah dan
melalui saluran, limpasan permukaan yang meresapi tanah permukaan dan bergerak secara
lateral ke arah sungai, dan limpasan air tanah dari perkolasi melalui tanah. Bagian dari aliran
bawah permukaan memasuki sungai cepat, sedangkan sisanya dapat mengambil waktu yang
lebih lama sebelum air bergabung di sungai. Ketika masing-masing arus komponen masuk
sungai, mereka membentuk total limpasan. Total limpasan di saluran sungai disebut aliran
sungai dan umumnya dianggap sebagai limpasan langsung atau aliran dasar.

Penyimpanan
Ada tiga lokasi dasar penyimpanan air yang terjadi dalam siklus air di planet. Air disimpan di
atmosfer; Air disimpan di permukaan bumi, dan air yang tersimpan di dalam tanah.

Air disimpan yang terdapat di atmosfer dapat dipindahkan secara cepat dari satu bagian dari
planet ke bagian lain dari planet ini. Jenis penyimpanan yang terjadi pada permukaan tanah
dan di bawah tanah sangat tergantung pada fitur geologi yang terkait dengan jenis tanah dan

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 9


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

jenis batuan yang terdapat di lokasi penyimpanan. Penyimpanan terjadi sebagai penyimpanan
permukaan lautan, danau, waduk, dan gletser; penyimpanan bawah tanah terjadi didalam
tanah, dalam akuifer, dan di celah-celah formasi batuan.

Tidak meratanya distribusi dan pergerakan air dari waktu ke waktu, dan distribusi spasial air
di kedua wilayah geografis dan geologi, dapat menyebabkan fenomena ekstrim seperti banjir
dan kekeringan terjadi.

PERANAN AIR DALAM MEMINDAHKAN PENYAKIT


1. Water Borne Disease
Adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air, dimana air tersebut mengandung
kuman patogen dan masuk kedalam tubuh manusia (baik secara oral atau kontak kulit)
maka dapat menimbulkan penyakit. Water-borne diseases merupakan penyakit yang
ditularkan ke manusia akibat adanya cemaran baik berupa mikroorganisme ataupun zat
pada air.
Kontaminasi pada manusia dapat terjadi melalui kegiatan minum, mandi, mencuci, proses
menyiapkan makanan, ataupun memakan makanan yang telah terkontaminasi saat proses
penyiapan makanan. Tidak hanya melalui air minum dan makanan, water-borne
disease juga dapat terjadi akibat kontaminasi di kolam renang. Kondisi higienitas air
kolam yang buruk juga dapat menyebabkan infeksi telinga dan kulit bagi korban. Untuk
beberapa penyakit juga dapat terjadi akibat adanya vektor penyakit yang tinggal di air
seperti malaria (disebabkan protozoa Plasmodium dengan vektor nyamuk), dan demam
berdarah (disebabkan oleh virus dengan vektor nyamuk).

Water-borne diasease diakibatkan oleh mikroorganisme berupa bakteri, protozoa, dan


cacing. Bakteri penyebab water atau foodborn disease antara lain: Chlostridium
botulinum, Campylobacter jejuni, Vibrio cholerae, Vibrio parahaemolyticus, Escherichia
coli, Shigella dysenteriae, Salmonella typhi.

Bakteri dan protozoa umumnya menyebabkan sakit akibat masuknya organisme tersebut
dan dapat merusak jaringan ataupun sistem sirkulasi pada saluran pencernaan. Hal inilah
yang menyebabkan pencernaan tidak bekerja optimal sehingga menyebabkan diare bagi
penderita. Kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan kerusakan pada saluran
pencernaan sehingga menyebabkan luka saluran cerna yang berakibat pada diare
beradarah. Diare yang cukup sering dapat berbahaya bagi manusia diakibatkan kekurangan

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 10


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

cairan pada tubuh, dan kehilangan cairan parah dapat menyebabkan keseimbangan asam
basa tubuh tidak seimbang yang berujung pada kerusakan sistem organ.

Penyebab lainnya dari waterborne disease yaitu infeksi cacing nematoda. Contoh
kontaminasi cacing yang paling sering yaitu Schistosoma (penyebab
Scistosomiasis), Taenia (infestasi cacing pita, Taeniasis), dan Ascaris (penyebab
kecacingan Ascariasis). Kecacingan dapat terjadi akibat dari meminum air yang
terkontaminasi oleh telur cacing. Umumnya kecacingan lebih sering terjadi melalui
kontaminasi lewat makanan dibandingkan lewat air minum. Penyakit-penyakit yang dapat
di sebabkan oleh kontaminasi tersebut antara lain adalah penyakit Kholera, Typhoid,
Hepatitis Infektiosa, Dysentri dan Gastroenteritis.

Berdasarkan kandungan bahan pencemar, penyebab food dan waterborne diseases dapat
berupa parasit, bakteri, virus, maupun toksin.

Parasit penyebab waterborne disease antara lain:


1) Entamoeba histolytica,
2) Giardia lambia,
3) Schistosoma,
4) Taenia,
5) Ascaris lumbricoides,
6) Enterobius vermicularis.

Bakteri penyebab water atau foodborn disease antara lain:


1) Chlostridium botulinum,
2) Campylobacter jejuni,
3) Vibrio cholerae,
4) Vibrio parahaemolyticus,
5) Escherichia coli,
6) Shigella dysenteriae,
7) Salmonella typhi.

Jenis virus penyebab water atau foodborn disease antara lain:


1) Rotavirus,
2) Calicivirus,
3) Enteric,

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 11


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

4) Adenovirus,
5) Hepatitis A,
6) Poliovirus.

2. Water Washes Disease


Adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan higiene
perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat-alat dapur dan alat makan.
Terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup maka penularan penyakit-
penyakit tertentu pada manusia dapat dikurangi. Penyakit ini banyak
terdapat di daerah tropis. Penyakit ini tidak hanya dipengaruhi kurangnya pemeliharaan
kebersihan perorangan, namun juga dipengaruhi oleh kebersihan pada alat-alat, terutama
pada alat dapur dan makan. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara penularan .

Adapun water washed diseases diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :


1) Infeksi melalui alat pencernaan
Merupakan penyakit infeksi saluran pencernaan yang bersifat fecal-oral. Penyakit
diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur diantaranya: jalur yang melalui air (water
borne) dan jalur yang melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water washed).

2) Infeksi melalui kulit dan mata


Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan hygiene perorangan yang buruk. Penyakit
ini dapat ditularkan dengan penyediaan air yang cukup bagi kesehatan perseorangan.

3) Penyakit melalui binatang pengerat


Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan,yaitu:
a. Infeksi melalui alat pencernaan seperti diare pada anak-anak.
b. Infeksi melalui kulit dan mata seperti skabies dan trakoma.
c. Penyakit melalui gigitan binatang pengerat seperti leptospirosis.
d. Infeksi kulit dan selaput lendir, lepra

3. Water Based Disease


Adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebagian besar siklus hidupnya
di air seperti Schistosomiasis. Larva Schistosoma hidup di dalam keong-keong air. Setelah
waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi Cercaria dan menembus kulit (kaki)
manusia yang berada di dalam air tersebut. Penyakit ini merupakan penyakit yang

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 12


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus kehidupannya berhubungan dengan
schistosomiasis.

Penyakit ini disebabkan oleh cacing daun yang mempunyai siklus hidup sebagian di air,
untuk dapat hidup terus, telurnya harus berada di perairan, menetas menjadi larva
miracidium dan untuk dapat berubah menjadi larva infektif maka ia harus masuk ke dalam
tubuh siput air. Setelah berubah menjadi larva, cercaria keluar dari tubuh siput dan
berenang dengan bebas di perairan. Larva ini dapat memasuki kulit orang sehat yang
kebetulan berada di air tersebut. Kunci pemberantasannya terletak pada isolasi perairan
dan tidak ada lagi pemasukan mikrofilaria baru ke dalam perairan.

Jenis penyakit lain yaitu dracontiasis yang disebabkan oleh cacing Drancunculus
medinensis yang masuk ke dalam tubuh manusia karena meminum air mentah yang
mengandung Cyclops, yakni hospes perantara larva cacing pada air. Pemberantasannya
cukup mudah yakni dengan meminum air matang atau yang telah disaring, sehingga
Cyclops mati atau tersaring.

4. Water Related Insects Vectors


Adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor penyakit yang sebagian atau seluruh
perindukan hidupnya tergantung pada air yaitu misalnya Malaria, Demam berdarah,
Filariasis, Yellow fever, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Slamet (2002), peran air dalam menularkan penyakit meliputi:
1. Air sebagai penyebar mikroba pathogen
2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
3. Jumlah air yang tersedia tidak mencukupi, sehingga orang tidak dapat membersihkan
dirinya dengan baik
4. Air sebagai sarang hospes sementara penyakit.

Indonesia sendiri dengan adanya anomali cuaca menyebabkan tingginya penyebaran penyakit
menular melalui water related insect vector mechanism atau sejenis penyakit yang ditularkan
oleh gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air seperti penyakit DBD, malaria dan
kaki gajah. Pemberantasannya adalah dengan cara pengendalian populasi vektor, serta
pemeliharaan lingkungan air. Pemberantasan/ pengendalian vektor bukanlah hal yang
sederhana. Usaha ini harus dilaksanakan secara kontinyu dengan cara tidak membiarkan
sarang yang telah ada, ataupun menciptakan sarang yang baru. Dalam pemberantasannya

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 13


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

peran serta masyarakat untuk mencegah penyebarannya sangat penting dan menjadi faktor
penentu keberhasilan pemberantasan.

Penyakit tidak menular dapat muncul terutama karena air telah tercemar oleh senyawa
anorganik seperti logam berat. Ada juga senyawa organik yang dapat menimbulkan penyakit,
terutama yang mengandung unsur klorin (Cl), seperti DDT dan PCB. Polutan-polutan ini
dapat menimbulkan penyakit karena sifatnya beracun bagi tubuh.

Beberapa polutan atau pencemar air adalah sebagai berikut:


1) Kadmium (Cd)
Kadmium adalah logam berat yang banyak digunakan pada industri pipa PVC,
pembuatan karet, dan pabrik kaca. Logam Cd dapat terserap tubuh manusia dan akan
terakumulasi atau terkumpul di organ-organ tubuh terutama di ginjal dan hati. Hanya
sebagian kecil dari logam ini yang dapat terbuang melalui pencernaan. Keracunan
Kadmium dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah, sehingga tekanan darah
menjadi tinggi dan dapat menyebabkan gagal jantung. Keracunan Kadmium juga
dapat mengakibatkan kerusakan pada organ ginjal dan hati, pelunakan tulang
sehingga tulang-tulang punggung terasa nyeri.
2) Merkuri (Hg)
Merkuri banyak digunakan dalam proses industri pembuatan klorin, juga terdapat
pada baterai, cat, plastik, termometer, lampu tabung, kosmetik dan hasil pembakaran
batu bara. Logam merkuri sifatnya terakumulasi dalam tubuh makhluk hidup. Tubuh
manusia menerima merkuri terutama dari konsumsi hewan-hewan air yang telah
tercemar merkuri. Efek merkuri pada wanita hamil dapat menyebabkan janin menjadi
cacat mental. Tubuh yang terpapar merkuri dalam jangka waktu lama dapat
mengalami kerusaka ginjal, saraf dan jantung. Pada konsentrasi rendah merkuri dapat
menimbulkan sakit kepala, depresi, dan perubahan perilaku.
3) Senyawa organik berklorin
Contoh senyawa organik berklorin adalah dikloro-difenil-trikloroetana (DDT), aldrin,
heptaklor, dan klordan yang banyak digunakan sebagai pestisida. Selain pestisida,
senyawa kimia industri juga ada yang merupakan senyawa organik berklorin,
contohnya poliklorinasi bifenil (PCB) dan dioksin.
Senyawa organik berklorin sifatnya persisten di alam dan terakumulasi dalam tubuh.
Senyawa ini dapat menyebabkan kerusakan organ terutama hati dan ginjal, serta dapat

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 14


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

menimbulkan kanker. Beberapa senyawa organik berklorin, seperti DDT dan PCB
dapat mengalami magnifikasi biologi saat memasuki rantai makanan

KUALITAS AIR
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang
dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu.
Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 mengenai syarat dan pengawasan kualitas air
bersih, memberikan pengertian air bersih adalah air yang digunakan sehari-hari memiliki
kualitas yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum jika sudah dimasak. Sedangkan
air bersih menurut EG. Wagner dan J.N Lanix yang didalam bukunya berjudul Water Suplay
For Rural and Small Communication menyatakan bahwa air yang sehat adalah air yang tidak
merugikan kesehatan penggunanya. Kalau menurut Fair dan Geyer, air sehat adalah air yang
bebas dari kotoran dan tidak menyebabkan kerugian bagi pemakainya, serta terbebas dari
berbagai bahan beracun dan tidak mengandung bahan-bahan organik berbahaya.

Sedangkan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum
dikatakan aman untuk diminum bila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi,
dan radioaktif (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air sehingga
tidak sesuai lagi dengan standar baku mutu yang dipersyaratkan. Beberapa faktor penyebab
tersebut antara lain :
1. Secara alamiah sumber air yang digunakan mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah
yang berlebihan sehingga memerlukan pengolahan yang lebih sempurna.
2. Air yang telah memenuhi standar kualitas akan dapat tercemar, baik secara alamiah
maupun akibat aktivitas manusia. Kurangnya kepedulian individu atau masyarakat dalam
menggunakan fasilitas air bersih juga menjadi salah satu penyebab turunnya kualitas air
bersih.

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 15


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

Beberapa komponen dan standar baku pada air bersih meliputi berbagai aspek baik fisik,
kimia, maupun bakteriologis. Beberapa aspek yang secara umum dinilai sebagai acuan
standar baku air tersebut meliputi unsur-unsur antara lain :
1. Suhu.
Kenaikan suhu menimbulkan beberapa akibat antara lain menurunnya jumlah oksigen
terlarut dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia serta terganggunya kehidupan
ikan dan hewan air lainnya. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan
air lainnya mungkin akan mati.
2. pH
Nilai pH air yang normal antara 6–8, sedangkan pH air terpolusi seperti air buangan,
berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya.
3. Warna, bau dan rasa
Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya polusi. Warna air dibedakan
atas dua macam yaitu warna sejati (true colour) yang disebabkan oleh bahan-bahan
terlarut, dan warna semu (apparent colour), yang selain disebabkan adanya bahan
terlarut juga karena adanya bahan tersuspensi, termasuk di antaranya yang bersifat
koloid.
Bau air tergantung dari sumber airnya. Timbulnya bau pada air secara mutlak dapat
dipakai sebagai salah satu indikator terjadinya tingkat pencemaran air yang cukup tinggi.
Air yang normal sebenarnya tidak mempunyai rasa. Apabila air mempunyai rasa (kecuali
air laut), hal itu berarti telah terjadi pelarutan garam.
4. Kesadahan
Standar kesadahan total adalah 500 mg/l, jika melebihi akan dapat menimbulkan
beberapa resiko seperti:
a. Mengurangi efektivitas sabun
b. Terbentuknya lapisan kerak pada alat dapur,
c. Kemungkinan terjadi ledakan pada boiler
d. Sumbatan pada pipa air
5. Besi (Fe)
Dalam jumlah kecil zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan sel-sel darah
merah. Kandungan zat besi di dalam air yang melebihi batas akan menimbulkan
gangguan. Standar kualitas ditetapkan 0,1 – 1.0 mg/l.

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 16


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

6. Mangan (Mn)
Tubuh manusia membutuhkan mangan rata-rata 10 mg/l sehari yang dapat dipenuhi dari
makanan. Mangan bersifat toksik terhadap organ pernafasan. Standar kualitas ditetapkan
0,05 – 0,5 mg/l dalam air.
7. Nitrit (NO2) dan Nitrat (NO3)
Jumlah nitrat yang besar dalam tubuh cenderung berubah menjadi nitrit dan dapat
membentuk methaemoglobine sehingga dapat menghambat perjalanan oksigen dalam
tubuh, hal ini dapat menyebabkan penyakit baby blue.
Nitrit adalah zat yang bersifat racun sehingga kehadiran bahan ini dalam air minum tidak
diperbolehkan.
8. Cadmium (Cd)
Cadmium merupakan zat beracun yang bersifat akumulasi dalam jaringan tubuh sehingga
dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan lambung, kerapuhan tulang, mengurangi
hemoglobin darah dan pigmentasi gigi. Selain itu cadmium juga bersifat karsinogenik.
9. Timbal (Pb).
Timbal sangat berbahaya bagi kesehatan karena cenderung terakumulasi dalam tubuh,
serta meracuni jaringan syaraf.
10. Kekeruhan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain karena adanya bahan yang
tidak terlarut seperti debu, tanah liat, bahan organik atau inorganik, dan mikroorganisme
air. Akibatnya air menjadi kotor dan tidak jernih sehingga bakteri pathogen dapat
berlindung di dalam atau di sekitar bahan penyebab kekeruhan.
11. Bakteri coli
Organisme pathogen di perairan merupakan indikasi adanya pencemaran air. Oleh karena
itu organisme pathogen di perairan harus diketahui. Mengingat tidak mungkin
mengindikasikan berbagai macam organisme pathogen, maka pengukurannya
menggunakan bakteri-coli sebagai indikator organisme. Standar Coli pada air bersih
ditetapkan sebesar 10 coli/100 ml air.

PENGELOLAAN AIR
Pada prinsipnya, pengolahan air bersih adalah bagaimana mengubah mutu air yang tidak
sesuai dengan keinginan kita menjadi mutu air yang sesuai dengan keinginan kita. Secara
umum pengolahan air bersih dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu melalui proses fisika,
kimia dan biologi.

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 17


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

Pengolahan air bersih secara fisika bersifat mekanis dan tidak memberikan tambahan bahan
kimia apapun. Pengolahan air bersih secara fisika yaitu seperti pengendapan air kotor,
adsorpsi dan penyaringan. Sedangkan pengolahan air bersih secara kimia adalah pengolahan
air agar menjadi bersih dengan menambahkan bahan kimia seperti tawas, klor dan lainnya.
Penambahan bahan kimia tersebut bertujuan untuk memisahkan H2O dari campuran logam-
logam berat. Sedangkan pengolahan air bersih secara biologi dilakukan dengan memberikan
mikroorganisme untuk memperoleh kemurnian air.

Contoh bentuk pengolahan air:


1. Membuat bangunan pengumpul air (bangunan intake)
Bangunan ini digunakan untuk pertama kalinya air masuk dari sumber air, kebanyakan
sumber air diperoleh dari air sungai. Pada proses ini dilakukan penyaringan kasar yaitu
untuk menyaring benda-benda kasar yang terapung di air seperti sampah, daun dan lain-
lain.
2. Bangunan bak prasedimentasi
Bak ini berfungsi untuk sumber air yang memiliki tingkat kekeruhan tinggi, bangunan bak
prasedimentasi dibentuk secara sederhana yang fungsinya hanya untuk pengendapan air
kotor. Ini dilakukan untuk memisahkan air bersih dari partikel-partikel diskrit dan zat-zat
berat seperti pasir dan lain-lain. Setelah air mengendap proses selanjutnya adalah
pemompaan air bersih ke WTP (Water Treatment Plant).
3. Water Treatment Plant (WTP)
Pengolahan air bersih/ Water Treatment Plant adalah sebuah sistem yang digunakan untuk
mengolah air dari kualitas yang tidak bagus agar mendapatkan kualitas air yang di
inginkan/ ditentukan untuk digunakan lebih lanjut sesuai dengan hasil yang diinginkan.
Pada bagian ini adalah bagian inti dari proses pengolahan air bersih, dimana pada bagian
wtp ini akan dilakukan proses-proses diantaranya koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi
dan desinfeksi.
a. Koagulasi
Pada proses ini, pengolahan air bersih secara kimia mulai dilakukan. Koagulasi
bertujuan untuk memisahkan partikel koloid yang terdapat pada air kotor. Umumnya air
sungai seperti koloid ini disebabkan banyaknya partikel koloid yang terkandung
didalam air sungai sehingga menyebabkan warna air sungai kecoklatan. Jadi Koagulasi
adalah proses pemisahan air dan suspensi padat yang terkandung didalamnya seperti
pemisahaan atara susu kedelai dengan air. Pada sistem koagulasi ini dilakukan

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 18


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

pengadukan cepat dan terjunan dengan tujuan untuk mempercepat proses pemisahan air
dan suspensi padat yang ada dalam air itu.
b. Flokulasi
Flok adalah suspensi padat yang mengendap, tahap ini adalah untuk proses
pengendapan suspensi padat. Pada proses pembentukan flok masih diperlukan
pengadukan tetapi pengadukan lambat, dan juga diperlukan aliran air yang tenang agar
flok tidak naik lagi. Untuk menambah efisiensi ditambahkan bahan kimia yang dapat
mengikat flok-flok itu.
c. Sedimentasi
Tahap ini adalah proses pengendapan partikel-partikel koloid yang sudah
didestabilisasi. Ini dikerjakan dengan menggunakan sistem berat tipe. Berat tipe koloid
pada umumnya berbentuk lumpur dan berat tipe koloid lebih berat dari pada tipe air.
d. Filtrasi
Tahap ini adalah dilakukan penyaringan melalui media butiran-butiran, butiran-butiran
yang digunakan diantarnya pasir silica, antrasit dan kerikil dengan ukuran yang tidak
sama. Proses ini menerapkan sistem gravitasi.
e. Desinfeksi
Air yang masuk pada proses ini berarti sudah bebas dari suspensi padat, namun tidak
menutup kemungkinan air tersebut masih mengadung kuman dan bakteri. Oleh sebab
itu, diperlukan zat kimia yang mampu menghilangkan kuman dan bakteri. Teknik yang
digunakan antara lain uv, ozonisasi, dan chlor.
f. Reservoir
Reservoir yaitu tempat penampungan air bersih sementara sebelum didistribusikan ke
konsumen. Negara kita, pada sistem ditribusi air bersihnya masih menggunakan sistem
gravitasi, sehinggan resevoir diletakkan ditempat yang lebih tinggi.

Ada beberapa tipe air yang memiliki cara pengolahan yang berbeda-beda, yaitu:
1. Air tanah yang besi dan mangannya tinggi
Dapat dilakukan pengolahan air dengan menggunakan media manganese. Manganese
Greensand, berfungi untuk menghilangkan mangan dan besi dalam air
2. Air tanah yang kapurnya tinggi
Kadar kapur dapat dihilangkan dengan menggunakan pertukaran ion kation atau resin
kation.

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 19


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

3. Air tanah yang berbau, berwarna dan berasa


Dapat dihilangkan atau dikurangi dengan menggunakan media karbon aktif. Karbon aktif,
berfungsi untuk menyerap bau, warna, logam berat, amoniak dan memberikan rasa pada
air minum
4. Air yang kekeruhannya tinggi
Pengolahan air yang kekeruhannya tinggi dapat digunakan media pasir silika dan sedimen
cartrige. Pasir silika, berfungsi untuk menyaring kotoran yang lebih besar dari 50 mikron
5. Air gambut
Pengolahan air gambut menjadi air bersih dapat dilakukan dengan menggunakan resin
organik.
6. Air payau
Air payau dapat dirubah menjadi air tawar dengan menggunakan teknologi RO.
7. Air laut
Air laut dapat dirubah menjadi air tawar dengan menggunakan teknologi RO.
8. Air limbah
Menggunakan sistem clarifier, ultrafiltrasi untuk menjadi air bersih.
9. Air Sungai
Menggunakan clarifier, ultrafiltrasi atau reverse osmosis untuk menjadi air bersih atau air
minum.

Untuk menjaga kualitas air yang diminum masyarakat maka dilakukan pengawasan baik
secara internal maupun secara eksternal. Pengawasan kualitas air minum secara ekternal
adalah pengawasan yang dilakukan oleh instansi terkait seperti dinas kesehatan atau kantor
kesehatan pelabuhan. Pengawasan kualitas air minum secara internal merupakan pengawasan
kualitas air minum oleh penyelenggaran air minum untuk menjamin kualitas air minum yang
diproduksinya.
Kegiatan pengawasan kualitas air minum meliputi:
1. Inspeksi sanitasi
2. Pengambilan sampel air
3. Pengujian kualitas air
4. Analisa hasil pemeriksaan laboratorium
5. Rekomendasi
6. Tindak lanjut
7.

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 20


Dwi Septiawati, S.KM, M.KM

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan [Air dan Kesehatan] Page 21

Anda mungkin juga menyukai