Anda di halaman 1dari 6

Nama : Andi Muhammad Syahrul Ramadhan

Nim : PO713221201004

Prodi : D.III Sanitasi

Teknik Pengolahan dan Pengelolaan Air

Teknik pengolahan dan pengelolaan air merupakan proses penyaringan yang


dilakukan untuk membuang kotoran atau zat tersuspensi pada air baik secara fisik,
kimia, dan biologis.
Siklus hidrologi atau daur air yang dikenal juga dengan istilah siklus air adalah sirkulasi air yang
menggambarkan pergerakan molekul air (H2O) dari atmosfer ke bumi dan sebaliknya, yang
tidak pernah berhenti sehingga membentuk rangkaian melingkar perjalanan molekul air di bumi
yang disebut siklus. Adapun proses siklus hidrologi sebagai berikut:

1. Evaporasi/Transpirasi

Istilah evaporasi digunakan untuk menunjukkan proses penguapan air yang berasal dari laut,
sungai, danau, dan badan air lainnya. Sedangkan transpirasi merupakan pelepasan molekul air
sebagai hasil metabolisme dari tumbuh-tumbuhan. Pada prinsipnya keduanya sama karena
merupakan proses perubahan zat cair menjadi gas yang akan berkumpul di atmosfer.

2. Kondensasi

Kondensasi adalah proses perubahan air dari gas menjadi cair, atau kita kenal dengan istilah
pengembunan, yang merupakan kebalikan dari evaporasi atau penguapan. Pada siklus hidrologi,
kondensasi terjadi di atmosfer akibat perubahan suhu dan tekanan. Akibat adanya kondensasi, air
akan berkumpul membentuk awan hitam yang siap turun sebagai hujan ketika mencapai titik
jenuh.

3. Presipitasi

Presipitasi merupakan produk dari kondensasi. Presipitasi dapat terjadi karena adanya
pendinginan dan penambahan uap air, sehingga air yang membentuk awan mencapai titik jenuh.
Semakin banyak uap air yang terbentuk di atmosfer, maka tetesan air yang ada di awan akan
semakin banyak dan semakin berat. Ketika awan tidak mampu menampung banyaknya air yang
terbentuk, maka air tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk hujan. 

Air akan turun dalam bentuk salju ketika suhu berada di bawah titik beku (0 derajat Celcius atau
32 derajat Fahrenheit). Karena rendahnya suhu ketika musim dingin, uap air di atmosfer akan
terkondensasi menjadi es yang padat tanpa melalui tahap cair. Kristal es yang terbentuk akan
menyerap dan membekukan uap air tambahan dari udara disekitarnya menjadi kristal salju yang
kemudian jatuh ke bumi.

Selain ketiga istilah yang menggambarkan proses daur air yang telah kita bahas di atas, ada
beberapa istilah lain yang perlu Sobat Pintar ketahui untuk lebih memahami proses yang terkait
dengan siklus hidrologi  yaitu:
- Intersepsi, air hujan terjebak di atas tanaman kemudian menguap sebelum mencapai tanah.
- Adveksi, awan bergerak menuju tempat lain karena bantuan angin.
- Run off, air bergerak di darat dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
- Infiltrasi, air meresap ke dalam pori-pori tanah.

Macam-Macam Siklus Air

Siklus air atau siklus hujan dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan panjang dan lama
proses pergerakan molekul air.

Siklus pendek

Siklus air pendek diawali dari evaporasi air laut ke atmosfer. Pada ketinggian tertentu, uap air
akan mengalami kondensasi yang akan membentuk awan. Awan yang tak mampu menahan
beban air akan mengalami presipitasi dan terjadi hujan sehingga air jatuh kembali ke laut.

Siklus sedang

Seperti yang terjadi pada siklus pendek, siklus sedang terjadi ketika air laut menguap. Yang
membedakan adalah uap air akan terbawa oleh angin menuju daratan. Di ketinggian tertentu, uap
air mengalami proses kondensasi menjadi awan.

Awan kemudian menjadi hujan yang jatuh di daratan, meresap ke dalam tanah, sebagian akan
diserap oleh akar tumbuhan, sebagian lagi akan terbawa aliran air permukaan seperti sungai dan
parit. Air akan melewati berbagai macam saluran-saluran air yang akan membawanya kembali
berakhir ke laut.

Siklus panjang

Siklus panjang diawali dengan evaporasi dan kondensasi air laut. Awan yang terbentuk dibawa
oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di area daratan. Nah, awan yang terbentuk tadi bergabung
dengan uap air yang berasal dari evaporasi danau dan sungai, serta transpirasi tumbuhan. Karena
dipengaruhi ketinggian tempat, uap air mengenai lapisan udara dingin dan berubah menjadi salju
sehingga terjadilah hujan salju saat musim dingin dan juga membentuk bongkahan es di
pegunungan tinggi.

Bongkahan es di pegunungan akan meluncur ke tempat lebih rendah akibat gaya gravitasi.
Bongkahan es yang meluncur karena gaya gravitasi ini disebut gletser. Gletser yang terkena suhu
tinggi kemudian mencair dan mengalir melalui perairan darat yang akan kembali ke laut.
Adapun peraturan-peraturan mengenai air:

 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32


TAHUN 2017 TENTANG STANDAR BAKU MUTU KESEHATAN LINGKUNGAN
DAN PERSYARATAN KESEHATAN AIR UNTUK KEPERLUAN HIGIENE
SANITASI, KOLAM RENANG, SOLUS PER AQUA, DAN PEMANDIAN UMUM
 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
492/MENKES/PER/IV/2010 TENTANG PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

Macam-macam jenis air yaitu:

 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 mengenai Sumber Daya Air yang
mendefinisikan air tanah sebagai air yang terdapat di lapisan batuan di bawah permukaan
tanah. Menurut Asdak di tahun 2002, Air tanah adalah segala bentuk aliran air hujan yang
mengalir dibawah permukaan tanah sebagai akibat dari gaya gravitasi bumi, struktur
perlapisan geologi, dan beda potensi kelembaban tanah.
 Air permukaan adalah air alami yang belum menembus lapisan tanah bagian terbawah.
Jenis air ini tidak seperti air tanah yang terdapat di lapisan akhir tanah atau telah meresap
hingga ke permukaan bumi paling dasar. Contoh yang bisa kita temui secara langsung
adalah sungai, danau, lautan, dan juga lahan basah lainnya.
 Air hujan, Presipitasi atau hujan adalah merupakan uap air yang terkondensasi dan jatuh
dari atmosfer ke bumi dengan segala bentuknya dalam rangkaian siklus hidrologi.
 Mata air (spring water) adalah sebuah keadaan alami di mana air tanah mengalir keluar
dari akuifer menuju permukaan tanah yang menjadi sumber air bersih yang berguna
untuk keperluan kehidupan manusia. Mata air merupakan bagian dari hidrosfer.

Tahap-tahap pengolahan air:

 Pre treatment, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak
yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran
relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya
adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke
dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
 Primary Treatment Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa
proses pengolahan secara fisika.
 Secondary  Treatment Tahap pengolahan sekunder, merupakan proses pengolahan secara
biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi
bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode
penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan
metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .
 Tertiary Treatment pengolahan tersier, dilakukan jika setelah pengolahan primer dan
sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi
lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini
disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya
zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun
sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment).
Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode
pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan
multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif,
pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik. Metode pengolahan tersier
jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang
diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak
ekonomis.

Sedimentasi adalah proses pengendapan material hasil erosi di tempat tertentu. Bahan yang
terendap tersebut dapat disebabkan oleh banyak kondisi, misalnya material yang terbawa angin,
terbawa aliran air, atau terbawa gletser.

Filtrasi atau Penyaringan adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan
terendapkan. Rentang penyaringan pada industri mulai dari penyaringan sederhana hingga
pemisahan yang kompleks.

Koagulasi merupakan proses pengolahan air dimana zat padat melayang ukuran sangat kecil dan
koloid digabungkan dan membentuk flok-flok dengan cara penambahan zat kimia (misalnya
PAC dan Tawas).
Klorinasi air adalah proses penambahan klorin atau hipoklorit pada air. Metode ini digunakan
untuk membunuh bakteri dan mikrob tertentu di air keran karena klorin sangat beracun. Secara
khusus, klorinasi digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air
seperti kolera, disentri, dan tipus. 

Teknik Perpipaan dan Pompa

Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk melakukan transportasi fluida kerja
antar peralatan (equipment) dalam suatu pabrik (plant) atau dari suatu tempat ke tempat yang lain
sehingga proses produksi berlangsung. Sistem perpipaan (piping system) dilengkapi dengan
komponen-komponen seperti katup, flens, belokan (ellbow), percabangan, zozzle, reducer,
tumpuan, isolasi dan lain-lain. Dalam dunia industri, biasanya dikenal beberapa istilah mengenai
sistem perpipaan seperti piping dan pipeline. Piping adalah sistem perpipaan disuatu plant,
sebagai fasilitas untuk mengantarkan fluida (cair atau gas) antara satu peralatan ke peralatan
lainnya untuk melewati proses-proses tertentu. Piping ini tidak akan keluar dari satu wilayah
plant. Sedangkan pipeline adalah sistem perpipaan untuk mengantarkan atau mengalirkan fluida
antara satu plant ke plant lainnya yang biasanya melewati beberapa daerah. Ukuran panjang pipa
biasanya memiliki panjang lebih dari 1 km tergantung jarak antar plant.
Fungsi system instalasi plumbing
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari system instalasi plumbing pada gedung bertingkat :
1. Menyediakan system penyaluran air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan
tekanan yang cukup.
2. Menyediakan system penyaluran air buangan dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan
bagian penting lainnya.
3. Menyediakan system ven yang dipasang untuk sirkulasi udara ke seluruh bagian dari system
pembuangan.
4. Menyediakan system pencegah kebakaran.
5. Menyediakan system penyaluran air hujan.
6. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana guna memberikan kenyamanan dan kepuasan
kepada pengguna sebuah bangunan atau gedung.

Peralatan Dan Perancangan Sistem Plumbing


Dalam perancangan sehingga plumbing memerlukan beberapa peralatan sehingga nantinya akan
mampu membentuk system plumbing yang baik. Berikut ini adalah jenis peralatan plumbing
dalam artian khusus, yang meliputi :
1. Peralatan untuk penyediaan system penyaluran air bersih atau air minum.
2. Peralatan untuk penyediaan air panas.
3. Peralatan untuk pembuangan dan ventilasi.
4. Peralatan saniter (plumbing fixtures).
Alat plumbing terdiri dari semua peralatan baik yang dipasang di dalam ataupun di luar gedung
guna untuk menyediakan ataupun menerima air.
Berikut ini adalah peralatan utama yang dibutuhkan dalam system pemipaan :
1. Pipa
Yaitu alat yang digunakan untuk menyalurkan air. Pihak kontraktor jasa instalasi plumbing
menentukan jenis pipa yang akan digunakan berdasarkan tekanan yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air tersebut.
2. Katup
Ada berbagai jenis katup yang bisa digunakan pada instalasi plumbing untuk gedung dan
bangunan tinggi yaitu :
- Gate valve
Katup ini berfungsi untuk membuka dan menutup aliran pada pipa.
- Globe valve
Sama seperti halnya gate valve, katup jenis glove valve ini digunakan untuk membuka dan
menutup aliran pada pipa. Akan tetapi, ketika fluida atau air melewati globe valve, aliran akan
membentuk pola huruf S sehingga air akan tertahan dan tekanan yang terjadi tidak meningkat.
- Check valve
Katup jenis ini digunakan untuk menahan aliran balik apabila pompa berhenti beroperasi. Dalam
pemasangan check valve harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi water hammer.
- Pressure reducing valve (PRV)
Jenis katup PRV ini berfungsi untuk mengurangi tekanan statik dalam pipa. Dengan demikian,
tekanan fluida yang dihasilkan tidak melebihi batasan maksimum, yakni 4,0 kg/cm2.
Pemasangan PRV ini dilakukan pada cabang pipa dari shaft yang masuk ke tiap lantai.
Jenis-jenis pipa:
 Pipa Air PVC.
 Pipa Air CPVC.
 Pipa Air PVC-O.
 Pipa Air HDPE.
 Pipa Air PP-R.
 Pipa Air PEX.
 Pipa Air Tembaga.
 Pipa Air Galvanis.

Jenis-jenis pompa:
 Pompa Air Sumur Dangkal. 
 Pompa Air Sumur Dalam.
 Pompa Air Diesel.
 Pompa Air Celup.
 Pompa Air Booster.

Anda mungkin juga menyukai