Anda di halaman 1dari 4

Apa benar, manusia bisa mengganggu Siklus Biogeokimia ?

Pendahuluan
Daur Biogeokimia merupakan perpindahan unsur-unsur kimia melalui makhluk hidup
dan lingkungan abiotik (tanah dan air). Daur biogeokimia berfungsi mengatur keseimbangan
ekosistem. Artinya keseimbangan ekosistem tergantung pada pengulangan yang terjadi secara
berputar pada unsur-unsur kimia tertentu. Unsur-unsur kimia yang dapat mengalami daur
biogeokimia meliputi karbon, nitrogen, hidrogen, dan oksigen, serta fosfor. Dalam siklus
biogeokimia juga sebagai pertukaran antara komponen biosfer yang hidup dan tidak hidup
yang akan di tingkat trofik yang tidak hilang dalam ekosistem.
Manusia bisa mengganggu siklus biogeokimia dan juga dapat mengancam banyak
ekosistem. Dalam beberapa tahun membenci kegiatan manusia secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi siklus biogeokimia yang menentukan kondisi iklim bumi. Sangat
penting untuk menyebutkan bahwa, mengelola dan memahami masalah-masalah lingkungan
yang disebabkan oleh perubahan iklim akan membutuhkan pemahaman tentang siklus
biogeokimia. Siklus biogeokimia selalu melibatkan negara kesetimbangan: keseimbangan
dalam siklus unsur antara bidang. Namun, keseimbangan keseluruhan mungkin melibatkan
elemen didistribusikan pada skala global dan itulah mengapa gangguan dalam satu siklus
menyebabkan gangguan pada semua siklus lainnya.

Macam – Macam Siklus Biogeokimia & Aktifitas Manusia yang Mengganggunya

A. Siklus air
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi
dan transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus.

Contoh : Manusia mencemari air yang terjadi dengan adanya penggunaan polutan yang
masuk ke dalam air yang menjadikan bentuk asli dari air menjadi berubah. Air yang awalnya
berwarna jernih menjadi keruh, yang awalnya tidak berbau menjadi berbau yang tidak sedap.
Berikut adalah jenis-jenis penyebab pencemaran air beserta penjelasannya :
1. Pencemaran Air Karena Limbah Rumah Tangga
Contoh pencemaran air paling sederhana adalah dari limbah rumah tangga. Polusi air jenis ini
biasanya dari air sabun, sampah rumah tangga, dan lain hal yang mungkin terkesan sepele
dan “sehari-hari”, padahal menyebabkan dampak pencemaran air yang signifikan.
2. Pencemaran Air Dari Sektor Pertanian
Kegiatan pertanian juga dapat menghasilkan limbah yang menjadi penyebab pencemaran air.
Contoh pencemaran air dari limbah pertanian ini berasal dari pupuk kimia dan pestisida yang
digunakan untuk memelihara tanaman. Tak hanya air permukaan, limbah ini juga
menyebabkan pencemaran air tanah.
3. Penggunaan Bahan Peledak Untuk Menangkap Ikan
Contoh pencemaran air berikutnya adalah penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan.
Meski illegal alias dilarang, cara ini masih sering digunakan sehingga menjadi penyebab
pencemaran air dan merusak ekosistem air.
4. Pencemaran Air Karena Detergen
Detergen juga menjadi penyebab pencemaran air. Contoh pencemaran air ini terjadi karena
pembuangan limbah detergen langsung ke dalam air membuat air tercemar dan dapat
mematikan ikan-ikan juga organisme air lainnya.
5. Pencemaran Air Dari Sektor Peternakan dan Perikanan
Sektor peternakan dan perikanan juga mampu menyumbang limbah untuk contoh
pencemaran air yang terjadi. Limbah peternakan dan perikanan yang dihasilkan berupa
kotoran ternak dan sisa makanan ternak bisa menjadi penyebab pencemaran air jika tidak
diolah terlebih dahulu.
6. Pencemaran Air Karena Sampah
Sampah menjadi penyebab pencemaran air yang paling umum. Kebiasaan buruk membuang
sampah sembarangan, baik sampah organik maupun anorganik, ke sungai dan laut dapat
membuat perairan tercemar.
7. Pencemaran Air Karena Penggundulan Hutan
Penyebab polusi air berikutnya adalah penggundulan dan perusakan hutan. Hal ini
disebabkan pembuangan kayu, ranting-ranting, dan dedaunan yang menyebabkan sumber air
menjadi tercemar. Oleh sebab itu juga hutan yang masih tersisa di bumi harus dilestarikan
demi hidupnya ekosistem.
B. Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia di mana karbon dipertukarkan antara biosfer,
geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus
karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui). 
Contoh : kebiasaan manusia membakar sisa sampah plastik rumah tangga yang ternayata
berdampak besar pada atmosfer. Pembakaran tersebut menghasilkan polusi udara yang
berupa zat-zat kimia berbahaya. Dari pembakaran yang terlalu sering emisi karbon yang
dihasilkan, maka semakin tinggi konsentrasi gas-gas rumah kaca yang ada di atmosfer.
Konsentrasi gas rumah kaca yang tinggi di atmosfer menyebabkan peningkatan suhu bumi
dan berujung pada krisis iklim yang kita alami saat ini.

C. Siklus Nitrogen
Siklus daur nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur
nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain.
Contoh : penggunaan pupuk fosfor oleh manusia dimana penggunaan pupuk terutama telah
memengaruhi fosfor dan nitrogen siklus. Tanaman yang mungkin tidak dapat memanfaatkan
semua pupuk fosfat mengakibatkan banyaknya pupuk yang hilang dari tanah melalui air run-
off yang kemudian akhirnya diendapkan sebagai sedimen di bagian bawah badan air.

D. Siklus Sulfur / Belerang


Daur sulfur diawali dengan perubahan hidrogen sulfida menjadi sulfur oksida,
kemudian sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida. Sulfur dapat ditemukan dalam
berbagai bentuk.
Contoh : masalah yang ditimbulkan oleh polutan yang dibuat manusia adalah dalam hal
distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu, bukan dari
jumlah keseluruhannya, sedangkan polusi dari sumber alam biasanya lebih tersebar merata.
Transportasi bukan merupakan sumber utama polutan SOx tetapi pembakaran bahan bakar
pada sumbernya merupakan sumber utama polutan SOx, misalnya pembakaran batu arang,
minyak bakar, gas, kayu dan sebagainya. Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur
akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relative masing-masing tidak
dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah
besar. Jumlah SO3 yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
E. Siklus Oksigen
Siklus oksigen adalah siklus dasar bagi sebagian besar ekosistem yang melibatkan
keseimbangan antara organisme yang melepaskan oksigen dan organisme yang menyerap
oksigen.
Contoh : adanya penebangan hutan secara liar oleh manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan pada tempat hidup tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya banyak jenis
tumbuhan yang menjadi berkurang dan lama-lama menjadi langka. Karena oksigen dan
tempat hidup dari berbagai macam tumbuhan maupun hewan sudah tidak tersedia lagi.

F. Siklus Fosfat
Siklus fosfor merupakan suatu proses perubahan fosfat anorganik menjadi fosfat
organik lalu kembali lagi menjadi fosfat anorganik secara terus-menerus tanpa jeda.
Contoh : fosfat berada di luar arus dari instalasi pengolahan limbah kota. Tanpa pengobatan
tersier mahal, fosfat dalam limbah tidak dihapus selama berbagai operasi pengobatan. Sekali
lagi jumlah tambahan fosfat memasuki air.

Penutup
          Maka dari itu, diharapkan kesadaran kita, bagaimana menjaga lingkungan kita agar
tetap bersih serta terjaga kelestariannya. Lingkungan merupakan tempat tinggal semua
makhluk hidup yang ada di muka bumi, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan harus kita
jaga kelestariannya. Lingkungan sangat penting bagi kelangsungan hidup bagi makhluk
hidup. Karena apabila lingkungan tidak ada maka manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat
bertahan hidup. Oleh sebab itu, agar bencana alam tidak terulang terus-menerus, kita sebagai
manusia yang hidup dimuka bumi yang telah diberikan kekayaan alam yang melimpah,
seharusnya kita berterima kasih kepada Tuhan dengan cara menjaga dan melestarikan
lingkungan ini. Mulai dari sekarang marilah kita membenahi lingkungan kita.

Anda mungkin juga menyukai