Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PHOTOMETER SANITARIAN KIT

Laporan ini dibuat sebagai syarat


Dalam Mata Kuliah Praktikum Analisis Kualitas Lingkungan
Program Studi Kesehatan Lingkungan

OLEH

Nama : Yola Deftaria


NIM : 10031381924058
Kelompok : 4 (Empat)
Dosen : Elvi Sunarsih, S.KM., M.Kes
Inoy Trisnaini, S.KM., M.KL
Dr. Suheryanto, M.SI
Asisten : Agung Rezki Wijaya

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
202
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
2.1 Pengertian Air ............................................................................................ 3
2.2 Besi (Fe) Dalam Air .................................................................................... 3
2.3 Mangan (Mn) Dalam Air ........................................................................... 4
2.4 Nilai Ambang Batas ................................................................................... 4
2.5 Dampak Mangan dan Besi Dalam Air ..................................................... 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 6
3.1 Alat dan Bahan ........................................................................................... 6
A. Alat ....................................................................................................... 6
B. Bahan ................................................................................................... 6
3.2 Prosedur Kerja ........................................................................................... 7
A. Kalibrasi .............................................................................................. 7
B. Cara Kerja .......................................................................................... 8
C. Cara Mengganti Baterai .................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 10

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Air bersih
adalah air yang memenuhi syarat kesehatan dan harus dimasak terlebih
dahulu sebelum diminum. Sedangkan air minum adalah air yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum atau layak digunakan sebagai
air bersih. Kualitas air bersih dapat menurun akibat tingkah-laku manusia
seperti sisa pembuangan pabrik-pabrik kimia/industri, zat-zat detergen, dan
asam belerang.[ CITATION IES00 \l 1033 ]. Air dan kesehatan adalah dua
hal yang saling berhubungan dimana kualitas air yang dikonsumsi sangat
berpengaruh terhadap taraf kesehatan masyarakatnya.[ CITATION IES00 \l
1033 ].

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi
hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik tersedia
di Bumi. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air,
yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
(runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting
bagi kehidupan manusia.

Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di


Bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan
selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat
berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-
satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut.

Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk
adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat
senyawa organik melakukan replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui
2

memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang


penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses
metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi.
Fotosintesis menggunakan cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden
dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk membentuk glukosa dan
oksigen akan dilepas ke udara.

Kehadiran unsur besi (Fe) dalam air bersih menyebabkan timbulnya rasa
bau logam, menimbulkan warna koloid merah (karat) dalam air akibat
oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
[ CITATION IES00 \l 1033 ]. Perairan yang mengandung besi sangat tidak
kondusif untuk kegiatan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas
karat pada pakaian, porselin, dan peralatan lainnya apabila tidak sesuai
dengan ambang batas yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 32 Tahun 2017 tentang pengawasan dan syarat-syarat kualitas air,
dimana batas aman kandungan zat besi (Fe) untuk keperluan higiene sanitasi
adalah 1 mg/L. Selain itu dampak kesehatan yang ditimbulkan apabila
mengosunmsi air dengan kandungan Fe dosis besar adalah gangguan yang
berkaitan dengan pencernaan seperti mual, muntah, diare, keracunan,
konstipasi, merusak sel serta dinding usus, atau dapat berujung kematian.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/ IX/1990 tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas kadar besi yang diperbolehkan yaitu
0,3 mg/L. Kandungan Fe dalam air juga dapat menyebabkan terjadinya iritasi
pada mata dan kulit.

Mangan (Mn) adalah kation logam yang memiliki karakteristik kimia


serupa dengan besi. Keberadaan Mangan dalam air dapat menyebabkan rasa
aneh pada minuman, menimbulkan bercak-bercak kecoklatan pada pakaian
cucian, peralatan lain. Di dalam tubuh manusia, mangan dalam jumlah yang
kecil tidak menimbulkan gangguan kesehatan, tetapi dalam jumlah yang besar
dapat tertimbun di dalam hati dan ginjal. Ada berbagai pendapat tentang
gangguan kesehatan akibat keracunan senyawa mangan, tetapi umumnya
dalam keadaan kronis menimbulkan gangguan pada sistem saraf dan
3

menampakkan gejala seperti penyakit parkinson. Berdasarkan percobaan yang


dilakukan terhadap kelinci, keracunan mangan menimbulkan gangguan pada
pertumbuhan tulang. (Said, 2005). Batas maksimum kandungan mangan
dalam air minum yang ditetapkan adalah 0,4 mg/L, sesuai dengan Permenkes
RI : No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Sedangkan kandungan Mn yang diizinkan dalam air untuk keperluan
domestic yaitu dibawah 0,05 mg/L.
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Air


Menurut Sujono dkk. 2012. Air merupakan zat esensial bagi kehidupan.
Air dengan rumus kimia H2O adalah benda tak berwarna, tak berbau, dan tak
berasa yang diperlukan oleh semua kehidupan di bumi. Secara alami air
mengandung berbagai macam zat yang larut di dalamnya seperti unsur-unsur
hara dan garam-garam mineral. Air bersih adalah air yang memenuhi syarat
kesehatan dan harus dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Sedangkan
air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum atau layak digunakan sebagai air bersih.[ CITATION IES00 \l
1033 ]. Syarat-syarat yang ditentukan sesuai dengan persyaratan kualitas air
secara fisika, kimia, dan biologi. Standar kualitas air bersih menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
492/Menkes/Per/IV/2010.

Pemenuhan kebutuhan air dengan kualitas yang baik sangat penting bagi
masyarakat karna kualitas air sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan
masyrakatnya. Tanpa adanya air kita tidak dapat hidup di muka bumi atau
bahkan beraktivitas dengan semestinya.

2.2. Besi (Fe) Dalam Air


Besi seperti juga cobalt dan nikel di dalam susunan berkala unsur
termasuk logam golongan VII , dengan berat atom 55,85, berat jenis 7,86, dan
mempunyai titik lebur 2450 0 C. Di alam biasanya banyak terdapat di dalam
bijih besi hematite, magnetite, limonite dan pyrite (FeS), sedangkan di dalam
air umumnya dalam bentuk senyawa garam ferri atau garam ferro (valensi 2).
Senyawa ferro dalam air yang sering dijumpai adalah FeO, FeSO4, FeSO4.
7H2O, Fe CO3, Fe(OH)2, FeCl2 dan lainnya, sedangkan senyawa ferri yang
sering dijumpai yakni FePO4, Fe3O3, FeCl3, Fe(OH)3 dan lainnya.
[ CITATION IES00 \l 1033 ].
5

2.3. Mangan (Mn) Dalam Air


Mangan (Mn) merupakan unsur logam golongan VII, dengan berat atom
54,93, titik lebur 1247 0 C, dan titik didihnya 2032 0C. Di alam jarang sekali
berada dalam keadaan unsur. Umumnya berada dalam keadaan senyawa
dengan berbagai macam valensi. Di dalam hubungannya dengan kualitas air
yang sering dijumpai adalah senyawa mangan dengan valensi 2, valensi 4 dan
valensi 6. [ CITATION IES00 \l 1033 ].

2.4. Nilai Ambang Batas


Batas maksimum kandungan mangan dalam air minum yang ditetapkan
adalah 0,4 mg/L, sesuai dengan Permenkes RI : No. 492/Menkes/Per/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Sedangkan kandungan Mn yang
diizinkan dalam air untuk keperluan domestic yaitu dibawah 0,05 mg/L.
Sementara batas maksimum kandungan besi dalam air menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/ IX/1990 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas kadar besi yang diperbolehkan yaitu 0,3 mg/L.

2.5. Dampak Mangan dan Besi Dalam Air


Keberadaan Mangan dalam air dapat menyebabkan rasa aneh pada
minuman, menimbulkan bercak-bercak kecoklatan pada pakaian cucian,
peralatan lain. Di dalam tubuh manusia, mangan dalam jumlah yang kecil
tidak menimbulkan gangguan kesehatan, tetapi dalam jumlah yang besar
dapat tertimbun di dalam hati dan ginjal. Ada berbagai pendapat tentang
gangguan kesehatan akibat keracunan senyawa mangan, tetapi umumnya
dalam keadaan kronis menimbulkan gangguan pada sistem saraf dan
menampakkan gejala seperti penyakit parkinson. Berdasarkan percobaan yang
dilakukan terhadap kelinci, keracunan mangan menimbulkan gangguan pada
pertumbuhan tulang. (Said, 2005).

Kehadiran unsur besi (Fe) dalam air bersih menyebabkan timbulnya rasa
bau logam, menimbulkan warna koloid merah (karat) dalam air akibat
6

oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
[ CITATION IES00 \l 1033 ]. Perairan yang mengandung besi sangat tidak
kondusif untuk kegiatan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas
karat pada pakaian, porselin, dan peralatan lainnya.

Besi (Fe) dibutuhkan tubuh dalam pembentukan hemoglobin. Banyaknya


besi dalam tubuh dikendalikan oleh fase adsorpsi. Tubuh manusia tidak dapat
mengekskresikan besi (Fe), karenanya mereka yang sering mendapat transfusi
darah, warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe. Air minum yang
mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi.
Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis yang besar dapat
merusak dinding usus. Kematian sering disebabkan oleh rusaknya dinding
usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi
pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan
menyebabkan air berbau seperti telur busuk. Debu Fe juga dapat diakumulasi
dalam alveoli dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru (Slamet,
2004).
7

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


A. Alat

a. Photometer Sanitarian Kit b. Tabung Vial c. Tissue

B. Bahan

a. Aquabidest b. Reagen c. Sampel air


8

3.2. Prosedur Kerja


A. Kalibrasi Alat
Power

Pilih parameter yang akan diukur

Siapkan tabung vial yang telah di isi aquabides

Masukan tabung ke dalam alat, tutup, kemudian tekan tombol OK

Tunggu beberapa detik dan alat sudah terkalibrasi


9

B. Cara Kerja
Tekan Power ON/OFF

Pilih parameter yang akan diukur

Isikan aquabides sebanyak 10 ml ke dalam tabung vial untuk blanko,


pastikan tabung terbebas dari bekas sidik jari agar tidak mempengaruhi
hasil pengukuran.

Masukan blanko ke dalam alat, ditutup, tekan tombol ok, tunggu beberapa
detik, Ketika selesai akan muncul perintah untuk memasukan sampel.

Haluskan reagen berbentuk pil dengan menggunakan mortar, setelah


halus masukan ke dalam tabung vial berisikan sampel yang ingin diukur,
kocok, kemudian tunggu hingga 1 menit sampai reagen tercampur. Satu
reagen untuk setiap 1 sampel

Setelah didiamkan selama 1 menit masukan sampel yang telat dicampur


dengan reagen tadi ke dalam alat, kemudian tutup, dan tunggu hingga
hasil pengukuran muncul

Ketika hasil pengukuran sudah muncul pada display maka catat


dan dokumentasikan, kemudian bandingkan dengan baku mutu
lingkungan yang berlaku

Setelah pengukuran selesai maka matikan alat dan


bersihkan peralatan yang telah digunakan
10

C. Cara Mengganti Baterai

Lepaskan sekrup yang terdapat di belakang alat

Angkat penutup baterai untuk membuka tempat baterai

Masukkan baterai dengan sisi kutub yang benar

Tutup kembali dan pasang kembali sekrup


11

DAFTAR PUSTAKA

Kesumaningrum, F., Ismayanti, N.A. and Muhaimin, M., 2019. Analisis Kadar
Logam Fe, Cr, Cd dan Pb dalam Air Minum Isi Ulang Di Lingkungan
Sekitar Kampus Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Indonesian Journal of Chemical
Analysis, 2(01), pp.41-46.

Sunarsih, E., Faisya, A.F., Windusari, Y., Trisnaini, I., Arista, D., Septiawati, D.,
Ardila, Y., Purba, I.G. and Garmini, R., 2018. Analisis Paparan Kadmium,
Besi, Dan Mangan Pada Air Terhadap Gangguan Kulit Pada Masyarakat
Desa Ibul Besar Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Indonesia, 17(2), pp.68-73.

Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tentang


Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta.

Republik Indonesia. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tentang


Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta.

Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82


Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air. Jakarta.

Febrina, L. and Ayuna, A., 2015. Studi penurunan kadar besi (Fe) dan mangan
(Mn) dalam air tanah menggunakan saringan keramik. Jurnal
Teknologi, 7(1), pp.35-44.

Rachmawati, W., Andriatna, W. and Puspitasari, V., 2018. ANALISIS LOGAM


FE DAN MN SERTA CEMARAN MIKROBA PADA AIR MINUM ISI
ULANG. JURNAL FARMASI GALENIKA, 5(1), pp.30-40.

Said, N.I., 2005. Metoda penghilangan zat besi dan mangan di dalam penyediaan
air minum domestik. Jurnal Air Indonesia, 1(3).

Amelia, F. and Rahmi, R., 2017. ANALISA LOGAM BERAT PADA AIR
MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) YANG DIPRODUKSI DI
KOTA BATAM. JURNAL DIMENSI, 6(3).

Anda mungkin juga menyukai