MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Analisa Makanan dan Minuman
Disusun oleh :
1. Adi Kurniawan P17334119001
2. Adistiani Khairunnisa P17334119002
3. Ayu Nur Azizah P17334119007
4. Lia Rahayu Ningtias P17334119021
5. Nailan Tazkiatun H P17334119025
6. Sindi Yuni Prasetianingsih P17334119033
7. Siti Erfanny Darmawanti P17334119034
8. Suci Hikmahwati R F P17334119036
Kelas : D3 – 2A
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemeriksaan
Besi Dalam Air”.
Dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan hormat dan terima kasih
kepada Ibu Yeni Wahyuni, SSi, MT. selaku dosen pengampu mata kuliah Analisa Air,
Makanan, dan Minuman, yang telah memberikan banyak bimbingan dan masukan yang
bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini serta semua pihak yang telah ikut
serta membantu dalam penyusunan makalah ini.
Adapun penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, penulis menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah
ini. penulis pun berharap kepada pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan
sarannya kepada penulis agar dikemudian hari penulis bisa membuat makalah yang
lebih sempurna lagi.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada segala pihak, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4
2.1 Air.......................................................................................................................4
2.2 Besi (Fe2+)...........................................................................................................4
2.3 Pencemaran (Fe) terhadap Lingkungan..............................................................5
2.4 Bahaya (Fe) Bagi Kesehatan...............................................................................7
2.5 Masuknya Besi ke Dalam Tubuh Manusia.........................................................8
2.6 Metode Penurunan Kadar Besi...........................................................................8
2.7 Metode Penetapan kadar Fe2+...........................................................................11
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................12
3.1 Tinjauan besi dalam air.....................................................................................12
3.2 Metode dan Teknik Sampling Untuk Pemeriksaan Besi dalam Air.................14
3.3 Pengaruh Besi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan Air................................18
3.4 Metode Pemeriksaan Besi dalam Air................................................................22
3.5 Gangguan Pemeriksaan Besi dalam Air...........................................................23
3.6 Perhitungan Kadar Besi....................................................................................24
3.7 Cara Kerja Penentuan Kadar Besi dalam Air...................................................25
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................30
4.1 Simpulan...........................................................................................................30
4.2 Saran.................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Besi adalah logam transisi yang paling banyak dipakai karena relatif
melimpah di alam dan mudah diolah. Besi murni tidak begitu kuat, tetapi bila
dicampur dengan logam lain dan karbon didapat baja yang sangat keras. Biji besi
biasanya mengandung hematite (Fe2O3) yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar 10
%, serta sedikit senyawa sulfur, posfor, aluminium dan mangan.(Syukri ,1999 :
623). Besi merupakan unsur esensial karena merupakan bagian dari enzim-enzim
tertentu dan merupakan bagian dari protein yang berfungsi sebagai pembawa
elektron pada fase terang fotosintesis dan respirasi (Benyamin, 2008).
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan
kesejahteraan umum sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama
pembangunan. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Itu bisa dilihat dari fakta
bahwa 70 persen permukaan bumi tertutup air dan dua per tiga tubuh manusia terdiri
dari air (Asmadi, Khayan and Kasjono, 2011).
Air juga merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini.
Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci,
sanitasi, transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001). Dari persyaratan kualitas air
harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Persyaratan
fisik antara lain tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Persyaratan kimia
yaitu air tidak mengandung senyawa kimia yang beracun dan setiap zat yang terlarut
dalam air mempunyai batas tertentu yang diperkenankan. Salah satu persyaratan
kimia pada air minum adalah kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) (Permenkes
No.416/Menkes/Per/IX/1990).
Salah satu sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh manusia adalah air
tanah. Air tanah biasanya banyak mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya
1
2
jika digunakan. Menurut Said (1999), air tanah sering mengandung zat besi (Fe) dan
mangan (Mn) cukup besar. Adanya kandungan Fe dan Mn dalam air menyebabkan
warna air tersebut berubah menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak
dengan udara. Air ini selain dapat mengganggu kesehatan juga menimbulkan bau
yang kurang enak serta menyebabkan warna kuning pada dinding bak serta
bercakbercak kuning pada pakaian.
Zat besi (Fe) merupakan kandungan mineral dalam air yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia untuk pertumbuhannya. Zat ini dalam jumlah kecil diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah. Kadar besi maksimum yang diperbolehkan ada di
dalam air minum menurut Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990 sebesar 0,03
mg/liter. Kadar Fe yang tinggi di dalam tubuh dapat menimbulkan masalah
kesehatan dengan gejala klinis berupa kelainan pigmen kulit dan hepatomegali.
Tingginya kadar besi dalam air yang di minum manusia ataupun air yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti air sumur tentunya memiliki efek-
efek tersendiri yang dapat merugikan manusia. Oleh karena itu, kita harus
mengtahui bagaimana cara untuk mengukur kadar besi di dalam air agar dapat
mengetahui cara penganganan yang tepat. Kita harus mengetahui metode serta
teknik sampling juga teknik pemeriksaan yang tepat dalam pengukuran kadar besi di
dalam air. Berdasarkan hal tersebut maka penulis membuat makalah yang berjudul
“Pemeriksaan Besi Dalam Air”.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan kegunaannya bagi
kehidupan, dan kebersihan air adalah syarat utama bagi air untuk dapat dikonsumsi
(Dwidjo Seputro,1989). Manusia memerlukan air untuk kehidupan sehari-hari,
seperti mandi, kakus, serta untuk kegiatan lain (Depkes RI,1989). Kita dapat
memperoleh air yang kita perlukan dari sumur ataupun sumber mata air lainnya. Air
semacam itu telah mengalami penyaringan selama perjalanan menembus lapisan
tanah sehingga partikelpartikelnya yang tersuspensi didalamnya termasuk logam
berat dan mikroorganisme menjadi tersingkirkan (Michael J,dan E.C.S Chan,1988).
Air dapat terkontaminasi dari berbagai sumber pencemaran. Dua sumber
utama kontaminasi air adalah kebocoran bahan kimia organik dari penyimpanan
bahan kimia yang disimpan di dalam tanah, serta limbah industri yang ditampung
dalam kolam yang dekat dengan sumber air. Persyaratan bagi masing-masing
standart kualitas air yang terdiri dari empat aspek yaitu : persyaratan fisis, kimia,
biologi, dan radiologis. Persyaratan fisis ditentukan oleh faktor kekeruhan, warna,
bau, endapan, temperatur maupun rasa. Persyaratan kimia ditentukan oleh
konsentrasi bahan-bahan kimia diantaranya Arsen, Clhor, Tembaga, Cyanida, Besi,
dan lain sebagainya. Persyataran biologis ditentukan oleh mikroorganisme patogen
maupun yang tidak patogen. Sedangkan syarat secara radiologis diantaranya
konduktivitas atau daya hantar, pesistivitas, PTT atau TDS (kemampuan air bersih
untuk menghantarkan arus listrik). (Unisba.com, 2010)
4
5
Secara kimia besi merupakan logam yang cukup aktif, hal ini karena besi dapat
bersenyawa dengan unsur-unsur lain, seperti unsur-unsur halogen (fluorin, klorin,
bromin, iodin, dan astatin), belerang, fosfor, karbon, oksigen,dan silikon. Di
alam,besi terdapat dalam bentuk senyawa-senyawa antara lain sebagai hematit
(Fe2O3), magnetik (Fe2O4), pirit (FeS2), dan diderit (FeCO3). Besi murni
diperoleh dari proses elektroforesis dari larutan besi sulfat (Sunardi, 2006).
Logam
murni besi sangat
reaktif secara
kimiawi dan mudah
terkorosi, khususnya
di udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu, memiliki 4 bentuk
allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu transisi 700, 928,
dan 1530°C. Bentuk alfa bersifat magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat
magnetnya menghilang meski pola geometris molekul tidak berubah
( www.anneahira.com, 2012).
Besi bersifat keras, rapuh, umumnya besi dapat dicampur dengan logam lain
seperti alumunium, belerang, dan fosfor, besi dapat digunakan untuk menghasilkan
alloy lainnya, termasuk baja. Besi tempa yang mengandung kurang dari 0.1%
karbon, sangat kuat, dapat dibentuk, tidak mudah campur dan biasanya memiliki
struktur berserat. Baja karbon adalah alloy besi dengan sedikit Mn, S, P, dan Si.
Alloy baja adalah baja karbon dengan tambahan seperti nikel, khrom, vanadium dan
lain-lain. Besi relatif murah, mudah didapat, sangat berguna dan merupakan logam
yang sangat penting ( www.anneahira.com, 2012).
Hal ini yang menyebabkan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi (III)
oksidasi terhidrat yang tidak larut menyebabkan air berubah menjadi abu-abu. Besi
(II) dapat menjadi jenis yang sangat stabil yang larut dalam sumber air yang
kekurangan oksigen. Ion FeOH2+ dapat terjadi dalam perairan yang bersifat basa,
tetapi jika ada CO2 maka terbentuk FeCO3 yang tidak larut. Besi (II) dapat
membentuk kompleks yang stabil dengan zat organik yang larut dalam air. Dalam
perairan dengan ph rendah, kedua ion ferro dan ferri dapat ditemukan
(www.smkae.wordpress.com, 2008).
2.4 Bahaya (Fe) Bagi Kesehatan
Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai
pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan besi sebanyak 7-35
mg/hari yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi jika melebihi dosis yang diperlukan
oleh tubuh akan menimbulkan masalah kesehatan, yaitu tubuh manusia tidak dapat
mensekresi Fe.
Air minum yang banyak mengandung ion besi akan menyebabkan berbagai
penyakit jika dikonsumsi dan dapat merusak dinding usus, sering mengakibatkan
kematian oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l
menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Selain itu, menyebabkan air
berbau busuk. Warna, bau, dan rasa merupakan gangguan fisik yang ditimbulkan
oleh adanya besi terlarut dalam air.
Pada hemokromatesis primer besi disimpan dalam tubuh dengan jumlah
yang berlebihan. Feritin yang memiliki kadar besi tinggi berada dalam keadaan
jenuh, sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks
dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Mengakibatkan sirosis hati dan kerusakan
pankreas sehingga menimbulkan diabetes. Hemokromatis sekunder terjadi karena
transfusi yang berulang-ulang. Dalam keadaan ini besi masuk ke dalam tubuh
sebagai hemoglobin dari darah yang ditransfusikan dan kelebihan besi ini tidak
disekresikan (blogspot.com).
Kelebihan zat besi (Fe) bisa menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah,
kerusakan usus, penuaan dini, kematian mendadak, mudah marah, radang sendi,
cacat lahir, kanker, hepatitis, hipertensi, infeksi, insomnia, sakit liver, masalah
mental, rasa logam di mulut, rematik, sikoprenia, sariawan perut, sickle-cell anemia,
8
keras kepala sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, kulit
kehitam-hitaman, sakit kepala, gangguan penyerapan vitamin dan mineral, serta
hemokromatis (Parulian, 2009 dan Paul C. Eck, Et.al., 1989).
1. Secara Fisika
A. Aerasi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat dengan permukaan zat lain. Zat
yang diserap disebut fase terserap (adsorbat), sedangkan zat yang menyerap disebut
adsorben.secara umum adsorpsi adalah proses penggumpalan substansi terlarut yang
ada dalam larutan oleh permukaan benda atau zat penyerap.
10
2. Secara Kimia
A. Koagulan
PAC adalah suatu persenyawaan anorganik komplek, ion hidroksil serta ion
alumunium bertaraf klorinasi yang berlainan sebagai pembentuk polynuclear
mempunyai rumus umum Alm(OH)nCl(3m-n). Beberapa keunggulan yang dimiliki PAC
dibanding koagulan lainnya adalah :
- PAC dapat bekerja di tingkat pH yang lebih luas, dengan demikian tidak
diperlukan pengoreksian terhadap pH, terkecuali bagi air tertentu.
- Kandungan belerang dengan dosis cukup akan mengoksidasi senyawa
karboksilat rantai siklik membentuk alifatik dan gugusan rantai hidrokarbon
yang lebih pendek dan sederhana sehingga mudah untuk diikat membentuk flok.
- Kadar khlorida yang optimal dalam fasa cair yang bermuatan negatif akan cepat
bereaksi dan merusak ikatan zat organik terutama ikatan karbon nitrogen yang
umumnya dalam struktur ekuatik membentuk suatu makromolekul terutama
gugusan protein, amina, amida dan penyusun minyak dan lipida.
3. Secara Alami
Ada beberapa penjernihan air sederhana baik secara alami maupun kimiawi
yang akan diuraikan berikut ini dapat digunakan di desa dan daerah pinggiran kota,
karena menggunakan teknologi sederhana serta bahan dan alatnya mudah didapat.
11
Biasanya menggunakan tempurung kelapa, biji kelor, arang sekam padi, dan kulit
pisang (blogspot.com).
PEMBAHASAN
12
13
sedangkan pada air sungai yang mengalir akan terjadi aerasi, sehingga Fe2+
teroksidasii menjadi Fe3+. Fe3+ ini sulit larut pada pH 6–8, bahkan dapat menjadi
Ferri Hidroksida/Fe(OH)3 atau Fe2O3 yang bisa mengendap; dalam air sumur, besi
berada dalam bentuk Fe2+, Fe3+ terlarut dan Fe3+ dalam bentuk senyawa organik
koloidal. Adanya unsur-unsur besi dalam air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
tubuh akan unsur tersebut. Zat besi, merupakan suatu unsur yang penting dan
berguna dalam metabolisme tubuh, untuk keperluan ini tubuh membutuhkan 7–35
mg unsur tersebut per hari, yang tidak hanya diperoleh dari air; dalam jumlah kecil,
unsur-unsur ini diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah. Apabila tubuh
kekurangan zat besi, maka tubuh akan merasa lesu, mudah menjadi sakit dan pada
keadaan yang banyak kekurangannya, maka jantung akan berdebar-debar.
Adanya zat besi dalam air yang melebihi nilai ambang batas yang telah
ditetapkan dalam Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010, yaitu sebesar 0,3
mg/L akan mengakibatkan :
1. Menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih
pada konsentrasi lebih dari 2 mg/L.
2. Menimbulkan warna kemerah-merahan pada air, memberi kesan dan rasa yang
tidak enak pada minuman dalam konsentrasi lebih dari 1 mg/L.
3. Membentuk endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian.
Besi dalam bentuk ion Fe2+ sangat mudah larut di dalam air, oksigen terlarut di
dalam air akan mengoksidasi Fe3+ menjadi Fe(OH)3 yang merupakan endapan,
sehingga akan menyebabkan kekeruhan dalam air yang berwarna merah karat.
Besi terdapat dalam air alam, dengan kadar sangat rendah. Air
permukaan yang alkalis dan disaring, jarang mengandung besi lebih dari 1 mg/L.
Beberapa air tanah dan air permukaan yang asam, kadang – kadang mengandung
besi lebih banyak. Dalam keadaan tereduksi sebagai ferro, besi ini larut dalam
adanya ion-ion pembentuk kompleks, ion ferro hanya larut pada pH kurang dari
lima. Pada air limbah yang asam dengan pH kurang dari 3,5; besi akan larut
dalam bentuk ferri. Jadi dalam air, besi dapat sebagai larutan maupun bentuk
koloidal yang mengikat bahan organik dalam bentuk ferri maupun ferro. Besi
dapat ditemukan dalam lumpur yang berada dalam air. Dapat berasal dari
kerusakan pipa-pipa atau tutup wadah sampel yang terbuat dari logam. Secara
analitis sukar di bedakan antara besi terlarut dengan besi tersuspensi karena
diudara terbuka ion ferro yang larut dapat dioksidir oleh oksigen terlarut dan
dihidrolisa pada pH lebih dari 5 menjadi ion ferri yang tak larut.
3.2 Metode dan Teknik Sampling Untuk Pemeriksaan Besi dalam Air
3.2.1 Metode Sampling Untuk Pemeriksaan Besi dalam Air
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi. Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan cara sampling purposif, yaitu sampel diambil dengan
ketentuan peneliti, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya dengan memperhatikan pertimbangan kondisi serta keadaan dari
daerah penelitian.
Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh yaitu
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil. Istilah lain
sampel Jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel,
sedangkan penetapan kadar Besi (Fe) menggunakan metode fenantrolin secara
spektrofotometrik.
15
tersebut per hari, yang tidak hanya diperoleh dari air; dalam jumlah kecil, unsur-
unsur ini diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah. Manusia
membutuhkan zat besi dalam jumlah sedikit untuk metabolisme dan
pembentukan sel-sel darah merah. Jumlah zat besi yang dikeluarkan tubuh
sekitar 1,0 mg perhari, sehingga konsumsi yang dianjurkan adalah 10 mg perhari
untuk orang dewasa. Hal ini disebabkan karena jumlah besi yang dapat diserap
oleh tubuh adalah 10 %.
Apabila tubuh kekurangan zat besi, maka tubuh akan merasa lesu, mudah
menjadi sakit dan pada keadaan yang banyak kekurangannya, maka jantung
akan berdebar-debar. Kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan anemia
defisiensi besi, anemia defisiensi besi merupakan penurunan jumlah sel darah
merah yang disebabkan oleh besi terlalu sedikit. Anemia defisiensi besi juga
dapat disebabkan oleh buruknya penyerapan zat besi dalam makanan.
Kekurangan zat besi (Fe) menimbulkan gejala anemia seperti kelemahan,
fatigue, sulit bernafas waktu berolahraga, kepala pusing, diare, penurunan nafsu
makan, kulit pucat, kuku berkerut, kasar dan cekung serta terasa dingin pada
tangan dan kaki.
Besi juga dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan hemoglobin, dan
banyaknya Fe di dalam tubuh dikendalikan pada fase absorbsi. Tubuh manusia
tidak dapat mengekskresikan Fe. Oleh karena itu, mereka yang sering mendapat
transfusi darah, warna kulitnya menjadi hitam, hal ini diakibatkan oleh
akumulasi Fe. Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis besar
dapat berdampak negatif terhadap kesehatan tubuh diantaranya sebagai berikut :
1. Merusak dinding usus, dan kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya
dinding usus.
2. Debu Fe juga dapat diakumulasi di dalam alveoli, dan menyebabkan
berkurangnya fungsi paru-paru.
3. Air tanah yang mengandung zat besi (Fe) yang cukup tinggi, berbau dan
berwarna coklat atau kemerahan, apabila digunakan untuk mandi akan
membuat kulit menjadi kering.
4. Terjadinya iritasi pada mata dan kulit.
18
5. Hemokromotasis primer besi yang diserap dan disimpan dalam jumlah yang
berlebihan. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi sehingga kelebihan
mineral ini akan disimpan dalam 18 bentuk kompleks dengan mineral lain
yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan pankreas
sehingga menimbulkan diabetes.
6. Hemokromatis sekunder terjadi karena tranfusi yang berulang-ulang dalam
keadaan ini besi masuk ke dalam tubuh sebagai hemoglobin dari darah yang
ditranfusikan dan kelebihan besi ini tidak dieksresikan.
7. Tingginya kandungan logam Fe akan berdampak terhadap kesehatan
manusia diantaranya bisa menyebabkan keracunan (muntah), kerusakan
usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, radang sendi, cacat lahir,
gusi berdarah, kanker, sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah
lelah, hepatitis, hipertensi, insomnia.
Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan
induk yang banyak di temukan diperairan umum, senyawa besi di dalam air
umumnya dalam bentuk garam ferri atau garam ferro yang bervalensi 2. Besi
adalah salah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan air
tanah. Air tanah yang mengandung Fe (II) memiliki sifat yang unik. Dalam
kondisi tidak ada oksigen, air tanah yang mengandung Fe (II) jernih, begitu
mengalami oksidasi oleh oksigen yang berasal dari atmosfer ferro akan berubah
menjadi ion ferri dengan reaksi :
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ↔ 4 Fe(OH)3 + 8 H+ (air menjadi keruh)
Besi (Fe) merupakan salah satu unsur kimia yang diperbolehkan ada
dalam air dengan kadar tertentu. Berikut merupakan standar baku kadar besi
dalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolanm Renang,
Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum :
Sumber : http://hukor.kemkes.go.id/.
Menurut Permenkes, kadar besi dalam air tidak boleh lebih dari 0,3-1
mg/L. Adanya zat besi dalam air yang melebihi nilai ambang batas yang telah
ditetapkan dalam Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010, yaitu sebesar 0,3-
1 mg/L akan mengakibatkan :
20
Alat
5. Pipet tetes
6. Pro pipet
Bahan
2. Aquades
akuades
- Penghomogenan
menggunakan AAS
Hasil
Praktikum berjudul pengujian kadar besi (Fe) dalam air metode adisi
standar bertujuan untuk menentukan kadar besi (Fe) dalam air menggunakan alat
panjang gelombang 248,3 nm, tekanan gas asetilen 0,3 kg/cm 2 dan tekanan udara
1,6 atm. Yang dimaksud dengan metode adisi standar adalah menambahkan
larutan standar ke dalam sampel. Volume sampel tetap sedangkan volume dari
larutan standar berbeda. Volume akhir yang diukur dengan menggunakan alat
instrumentasi adalah sama. Jadi yang memiliki variasi adalah konsentrasi larutan
standar.
konsentrasi larutan.
Keterangan :
1. Larutan Standar Fe 0 mL
V1 x N1 = V2 x N2
0mL x 100 mg/L = 100 mL x N2
N2 = 0 mg/L
2. Larutan Standar Fe 1 mL
V1 x N1 = V2 x N2
1mL x 100 mg/L = 100 mL x N2
N2 = 1 mg/L
3. Larutan Standar Fe 5mL
V1 x N1 = V2 x N2
5mL x 100 mg/L = 100 mL x N2
N2 = 5 mg/L
4. Larutan Standar Fe 10mL
V1 x N1 = V2 x N2
10mL x 100 mg/L = 100 mL x N2
M2 = 10 mg/L
5. Larutan Standar Fe 20mL
V1 x N1 = V2 x N2
20mL x 100 mg/L = 100 mL x N2
M2 = 20 mg/L
0.2
f(x) = 0.04 x − 0.04
0.18 R² = 0.9
0.16
0.14
0.12
Absorbansi
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 2 4 6 8 10 12
konsentrasi (mg/L)
Untuk menghitung kadar besi (Fe) dalam sampel, garis lurus y = 0,008 x
y
= 0,008x + 0,021
1 = 0,008 x + 0,021
- 0,0021= 0,008 x
x = -2,625 mg/L
27
100 mL
= 2,625 mg/L x
25 mL
= 10,5 mg/L
Kadar Fe sebesar 10,5 mg/L ini melebihi kadar besi terlarut yang masih
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada BAB III dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap
tempat di bumi, pada semua lapisan geologi dan semua badan air, pada umumya
besi yang ada di dalam air memiliki sifat terlarut sebagai Fe 2+ (Ferro) dan Fe3+
(Ferri) , tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 µm) atau lebih besar,
seperti Fe2O3, FeO, FeOOH, Fe (OH)3 dan sebagainya. serta tergabung dengan
zat organik atau zat padat yang anorganik.
2. Besi dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan hemoglobin. Akan tetapi kadar
besi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus, dan kematian yang sering
kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus, selain itu debu Fe dapat
diakumulasi di dalam alveoli, dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru.
3. Pemeriksaan kadar besi dalam air dapat dilakukan dengan metode
Spektrofotometri UV-Vis dan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Dalam
pengambilan sampel wadah yang digunakan harus dicuci terlebih dahulu dengan
air suling. Selain itu pengambilan porsi yang akan dianalisa, harus sering
dikocok kuat untuk membuat besi yang tersuspensi terbagi rata dalam air dan
perlu memperhatiakan adanya besi koloid yang melekat pada dinding wadah
terutama wadah plastik. Hasil analisa kadar besi dalam air, sangat dipengaruhi
oleh cara pengambilan sampel, penyimpanan dan perlakuan pendahuluan
terhadap sampel.
4.2 Saran
Besi merupakan zat yang penting bagi kesehatan tubuh salah satunya digunakan
untuk pembentukan hemoglobin. Akan tetapi kadar besi dalam dosis besar dapat
mengganggu kesehatan tubuh dan juga dapat merusak lingkungan. Maka dari itu saran
dari penulis yaitu perlu adanya pemeriksaan kadar besi secara berkala dalam air yang
dikonsumsi untuk memastikan air yang dikonsumsi aman bagi tubuh dan juga
28
29
lingkungan sekitar. Pemeriksaan kadar besi secara berkala perlu dilakukan untuk
mecegah timbulnya berbagai gangguan kesehatan yang ditimbulkan dan meminimalisir
kerusakan lingkungan akibat kadar besi yang telalu tinggi dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
30
31
1. Selain tadi yang sudah disebutkan, adakah gangguan kesehatan lainnya jika
kita mengkonsumsi fe secara berlebih? (Salsabila P Benny 2A)
Jawaban (Sindi) : Selain dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengekskresikan Fe,
sehingga bagi mereka yang sering mendapatkan transfusi darah warna kulitnya menjadi
hitam karena akumulasi Fe. Ada juga gangguan kesehatan lain seperti :
• Air minum yang mengandung fe cenderung menimbulkan rasa mual apabila
dikonsumsi.
• kadar Fe dalam dosis besar dapat merusak dinding usus.
• Kadar fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi mata dan kulit.
• pabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti
telur busuk
2. Mengapa pada air yang mempunyai pH tinggi (basa) kadar besinya akan
menjadi rendah ? (Atria 2A)
Jawaban (Adi) : Sifat kimia besi diketahui bahwa besi membentuk endapan besi (II)
hidroksida atau besi (III) hidroksida ketika bereaksi dengan ph Basa. Dengan demikian
besi mengendap pada suasana basa yang akan membuat kadar fe rendah dalam air ph
basa
3. Mengapa besi dalam air itu dapat menyebabkan endapan pada pipa-pipa logam
dan bahan cucian? (Shintia 2A)
Jawaban (Siti E) : Pada umumnya besi yang ada dalam air dapat bersifat: terlarut
sebagai Fe2+ (ferro) atau Fe3+ (ferri), tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1
mm) atau lebih besar seperti FeO, Fe(OH)2, atau Fe(OH)3. Endapan Fe(OH)3 dapat
menyebabkan efek-efek yang merugikan seperti : Mengotori bak dari seng, wastafel dan
kloset dan bersifat korosif terhadap pipa terutama pipa GI dan akan mengendapkan pada
saluran pipa, sehingga menyebabkan pembuntuan.
33
4. Zat besi merupakan suatu unsur yang berguna dalam metabolisme tubuh juga
diperlukan untuk pembentukan sel sel darah merah. Apa saja contoh makanan
yang kaya akan mengandung zat besi? (Syifa NF 2A)
Jawaban (Nailan) : Daging merah, Tiram, Berbagai jenis ikan, Hati, Sereal yang
diperkaya zat besi, Kacang kedelai, Berbagai jenis kacang-kacangan, Bayam, Biji wijen,
Tahu, Kentang, Sementara pada bayi, kebutuhan zat besi dapat dipenuhi dari ASI atau
susu formula yang diperkaya zat besi.
7. di penyebab utama kadar besi tinggi. Masih belum paham di temperatur air
kenapa bisa demikian ? (Bunga 2A)
Jawaban (Siti E) : Kenaikan temperatur akan menyebabkan meningkatnya derajat
korosif artinya kadar besi dalam air itu tinggi.
34
10.Kan penyebab utama kadar besi dalam air itu ada bakteri, nah bakteri apa
aja? (Farida 2A)
Jawaban (Lia) : Bakteri - Bakteri zat besi seperti Crenotrik, leptotrik, callitonella,
Siderocapsa yang membutuhkan makanan dengan mengoksidasi besi sehingga larut
dalam air, secara biologis sangat mempengaruhi tinggi rendahnya kadar zat besi pada
air
11. Apakah pada seseorang yang mengkonsumsi suplemen zat besi akan menerima
efek yang sama dengan orang yang menerima transfusi atau tidak (Salsabila
Nurmadina 2B)
Jawaban (Ayu) : Berbeda efeknya, efek samping suplemen penambah darah umumnya
terjadi jika dikonsumsi dalam dosis tinggi. Beberapa efek samping zat besi yang dapat
terjadi akibat terlalu banyak mengonsumsi obat penambah darah yaitu masalah
pencernaan seperti sakit perut, mual, diare, dan konstipasi, BAB berwarna hitam, dan
berkurangnya nafsu makan. Sedangkan efek samping suplemen vitamin B12 dan asam
35
folat yang dapat terjadi yaitu pusing, sakit kepala, dan mual. Kalau yg transfusi kan
efeknya ke kulit, sedangkan yang karna obat efeknya ke pencernaan
12. Apabila kadar Fe dalam air tinggi bagaimana cara mengatasinya agar air
dapat digunakan atau dikonsumsi ? (Anis 2B)
Jawaban (Adistiani) : Cara menjernihkan air yang mengandung besi bisa
mengaplikasikan empat cara berikut ini:
1. Aerasi
Aerasi adalah proses untuk menaikkan kadar oksigen dalam air dengan cara
menyuntikkan udara ke dalam air lewat proses oksidasi. Setelah proses oksidasi dengan
udara biasa, tahap selanjutnya diikuti dengan proses pengendapan dan penyaringan.
2. Sedimentasi
Proses pengendapan dilakukan untuk mengikat partikel-partikel padat agar mengendap
dalam air dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Prinsipnya, proses sedimentasi
berusaha untuk mereduksi zat kimia yang menjadi penyebab air keruh tanpa mengubah
bentuk, ukuran, dan kerapatannya.
3. Oksidasi
Proses oksidasi dijalankan untuk membuat air bersinggungan langsung dengan udara
agar kadar besi dalam air teroksidasi menjadi feri-oksida kemudian menjadi endapan.
Beberapa metode oksidasi juga memanfaatkan beberapa jenis bahan kimia untuk
membantu mempercepat proses oksidasinya.
4. Filtrasi
Metode filtrasi digunakan dengan tujuan mengurangi bahan-bahan organik dan
nonorganik di dalam air agar air lebih bersih. Salah satu bahan yang biasa digunakan
untuk media penyaringnya adalah karbon aktif karena mampu melakukan penyaringan
dengan cukup baik
13. berapa batas toleransi fe atau kadar maksimum fe dalam air bersih dan air
minum menurut permenkes? (Dinar 2A)
Jawaban (Nailan) : Menurut Permenkes No. 492 Tahun 2010, kadar maksimum fe
dalam Air bersih 1mg/l dan Air minum 0,3 mg/l
36
14. Dampak negatif akibat fe salah satu nya dapat merusak dinding usus. Nah
gimana cara fe merusak dinding usus? (Rofi 2A)
Jawaban (Adistiani) : Fe yang terlalu banyak didalam usus akan mengendap dan akan
mengiritasi dinding usus, apabila tidak cepat ditangani akan menyebabkan kanker usus
besar atau kanker kolon.
Hal ini dipicu pula oleh reaksi Fenton tidak terkontrol dengan adanya zat besi berlebih
di dalam tubuh, yang mempromosikan ketidakstabilan dan mutasi gen, mengarah ke
kanker.
15. pada gangguan kesehatan, apakah ada organ lain yang terancam akibat dari
adanya fe di dalam tubuh? (Fabian 2A)
Jawaban (Sindi) : ada organ tersebut dapat berupa
- Dinding Usus, Air yang mengandung besi dikonsumsi dengan jumlah banyak dapat
merusak dinding usus. Kematian seringkali disebabkan oleh
rusaknya dinding usus ini
- Mata, kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadimya iritasi pada mata.
- Hati, Pada Hemokromotasis primer besi yang diserap dan disimpan dalam jumlah
yang berlebihan. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi sehingga kelebihan
mineral ini akan disimpan dalam
bentuk kompleks dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis
hati dan kerusakan pankreas sehingga menimbulkan diabetes. Hemokromatis sekunder
terjadi karena
tranfusi yang berulang-ulang dalam keadaan ini besi masuk ke dalam tubuh sebagai
hemoglobin dari darah yang ditranfusikan dan kelebihan besi ini tidak dieksresikan.