Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan yang berjudul
“Analisis Resiko Fe dari Pencemaran Air”.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai mata kuliah Analisis Dampak
Kesehatan Lingkungan. Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah ibu Rusmiati, SKM, M.Si dan ibu Fitri Rochmalia, SST.,
M.KL dan tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung dan membantu proses penyusunan makalah ini sehingga
bisa selesai tepat pada waktunya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca
agar dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 2
A. Latar Belakang..............................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
A. Pengertian Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan.....................................2
B. Air Minum.....................................................................................................2
C. Besi (Fe) Pada Air Minum............................................................................2
D. Kasus Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) Kandungan Fe Pada
Air Minum Untuk Pekerja di Kabupaten Pasuruan..............................................2
BAB III PEMBAHASAN 2
A. Analisis Resiko Fe Dari Pencemaran Air Bersih..........................................2
1. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification).................................................2
2. Identifikasi Sumber.......................................................................................2
3. Analisis Dosis Respon (Dose-Response Assessment)...................................2
4. Analisis Pemajanan (Exposure Assessment).................................................2
5. Karakteristik Resiko (Risk Characterization)...............................................2
6. Manajemen Resiko (Management Risk).......................................................2
7. Komunikasi Resiko (Communication Risk)..................................................2
BAB IV PENUTUP 2
A. KESIMPULAN.............................................................................................2
B. SARAN.........................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan sepanjang
masa sehingga menjadi kebutuhan manusia yang sangat penting. Oleh
karena itu, sumber daya air harus dilindungi dan dijaga kelestariannya.
Pada tata kehidupan masyarakat, air memang banyak peranan, seperti
untuk kehidupan keluarga, untuk kebersihan desa atau kota, untuk
irigasi dan menyiram tanaman, untuk keperluan industri, dan lain-lain.
Kemampuan air untuk melarutkan berbagai zat sangat penting dalam
proses hidup dan besar pengaruhnya terhadap lingkungan seluruh proses
metabolisme makhluk hidup membutuhkan air (Drs.Sumardjo Damin,
2006 dalam Maniur, 2019).
Air banyak digunakan oleh manusia untuk tujuan yang bermacam-
macam sehingga dengan mudah dapat tercemar, menurut tujuan
penggunanya, kriterianya berbeda-beda. Air yang sangat kotor untuk di
minum mungkin cukup bersih untuk mencuci, untuk membangkit
tenaga listrik, untuk pendingin mesin dan sebagainya. Pentingnya kualitas
air bersih adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yakni
mempunyai peran dalam menurunkan angka penderita penyakit khususnya
yang berhubungan dengan air. (Darmono, 2001 dalam Maniur, 2019).
Menurut Permenkes RI No 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum, standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media
air untuk keperluan higiene sanitasi meliputi parameter fisik, biologi, dan
kimia yang dapat berupa parameter wajib dan parameter tambahan.
Parameter wajib merupakan parameter yang harus diperiksa secara berkala
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan
parameter tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi
geohidrologi mengindikasikan adanya potensi pencemaran berkaitan
1
dengan parameter tambahan. Air untuk keperluan higiene sanitasi tersebut
digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan
sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan
pakaian. Selain itu air untuk keperluan higiene sanitasi dapat digunakan
sebagai air baku air minum (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
2017).
Kadar besi (Fe) dalam air yang melebihi baku mutu dapat
menyebabkan perubahan fisik pada air dan beberapa penyakit pada
manusia. Keberadaan logam-logam berat terutama Fe dalam perairan dapat
berasal dari sumber alamiah dan aktivitas manusia. Sumber-sumber
alamiah yang masuk kedalam badan perairan bisa berupa pengikisan dari
batu mineral yang benyak disekitar perairan. Kadar besi (Fe) yang tinggi
pada air dapat berakibat buruk bagi kesehatan manusia. Besi dapat
terakumulasi dalam tubuh melalui adsorsi kulit dan saluran pencernaan.
Akumulasi Fe dalam tubuh meyebabkan efek kronik seperti
hemokromatosis. Kadar besi yang melebihi juga dapat meyebabkan
kerugian dari segi kebersihan karena air yang mengandung kadar besi
melebihi batas dapat menyebabkan air berbau karat dan membuat bercak
kuning pada baju putih (Intan dkk, 2019).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengidentifikasi bahaya jika terdapat kasus
pencemaran air yang disebabkan oleh kandungan Fe?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi sumber jika terdapat kasus
pencemaran air yang disebabkan oleh kandungan Fe?
3. Bagaimana cara menganalisis Dosis-Respon jika terdapat kasus
pencemaran air yang disebabkan oleh kandungan Fe?
4. Bagaimana cara menganalisis pemajanan jika terdapat kasus
pencemaran air yang disebabkan oleh kandungan Fe?
5. Bagaimana cara menentukan karakterisasi resiko bahaya jika terdapat
kasus pencemaran air yang disebabkan oleh kandungan Fe?
6. Bagaimana cara memanajemen resiko jika terdapat kasus pencemaran
air yang disebabkan oleh kandungan Fe?
2
C. Tujuan
1. Agar mahasiwa dapat mengetahui cara mengedentifikasi bahaya dan
mengedentifikasi sumber apabila terdapat kasus pencemaran air yang
disebabkan oleh kandungan Fe yang tinggi dengan menggunakan
panduan Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)
2. Agar mahasiwa dapat mengetahui cara menganalisis dosis-respon,
menganalisis pemajanan, dan menetukan karakterisasi resiko bahaya
apabila terdapat kasus pencemaran air yang disebabkan oleh
kandungan Fe yang tinggi dengan menggunakan panduan Analisis
Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)
3. Agar mahasiwa dapat mengetahui cara menentukan manajemen resiko
apabila terdapat kasus pencemaran air yang disebabkan oleh
kandungan Fe yang tinggi dengan menggunakan panduan Analisis
Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)
D. Manfaat
1. Agar mampu menyelesaikan kasus pencemaran baik di air, tanah,
udara, dan makanan minuman dengan menggunakan kaidah Analisis
Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)
2. Dapat menambah wawasan mengenai Analisis Resiko Kesehatan
Lingkungan (ARKL)
3. Memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (ADKL)
4. Dapat menjadi referensi bagi pembaca.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Risk assessment
2. Pengelolaan risiko
Upaya untuk mengendalikan risiko dampak pada tingkat yang
tidak membahayakan. Umumnya meliputi 3 langkah :
a. Partisipasi Masyarakat
b. Pengendalian Bahaya dimana pengendalian diarahkan kepada dua
sasaran yairu pengendalian pada sumbernya dan pengendalian
pemajanan
c. Pemantauan Risiko
3. Komunikasi risiko
Dalam hal ini komunikasi resiko sangat penting dari
keberlanjutan ARKL agar data dan informasi yang diperoleh bisa
diterima masyarakat. Komunikasi risiko dapat dilakukan dengan teknik
atau metode ceramah ataupun diskusi interaktif.
4
a. Identifikasi bahaya (Hazard Identification)
Identifikasi bahaya merupakan proses untuk menentukan
apakah pajanan dari sebuah agen risiko dapat menyebabkan
peningkatan kejadian gangguan kesehatan (kanker, kecacatan lahir,
dll). Sedangkan menurut Direktorat Jenderal PP dan PL tahun 2012
identifikasi bahaya digunakan untuk mengetahui secara spesifik
agen risiko apa yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan
bila tubuh terpajan.
b. Analisis Dosis Respon (Dose Response Assessment)
Melihat daya racun yang terkandung dalam suatu bahan
atau untuk menjelaskan bagaimana suatu kondisi pemajanan oleh
suatu bahan berhubungan dengan timbulnya dampak kesehatam
c. Analisis Pemajanan (Exposure Assessment)
Memperkirakan besaran, frekuensi, dan lamanya
pemajanan pada manusia oleh suatu bahan melalui semua jalur dan
menghasilkan perkiraan pemajanan numerik
d. Karakteristik Risiko (Risk Characterization)
Integrasikan informasi daya racun dan pemajanan kedalam
“Perkiraan Batas Atas” risiko kesehatan yang terkandung dalam
suatu bahan
B. Air Minum
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum air
minum merupakan air yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum baik melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan. Untuk menjaga kualitas air minum dilakukan pengawasan
kualitas air minum secara eksternal dan internal. Kegiatan pengawasan
meliputi inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air, pengujian kualitas air,
analisis hasil pemeriksaan laboratorium, rekomendasi dan tindak lanjut.
5
pathogen dan segala makhluk hidup yang membahayakan kesehatan
manusia, tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh
dan dapat merugikan secara ekonomis (Agustina Linda, 2019).
6
pada dinding pipa dan air menjadi keruh. Di sisi lain besi diperlukan bagi
tubuh dalam pembentukan hemoglobin, akan tetapi apabila dalam dosis
besar maka menimbulkan rusaknya dinding usus hingga menyebabkan
kematian akibat rusaknya dinding usus. Kadar Fe yang lebih dari 1mg/L
akan menyebabkan iritasimata dan kulit. Apabila kelarutan Besi lebih dari
10 mg/L akan menyebabkan air seperti bau busuk. Kandungan Fe yang
tinggi dalam air minum akan menimbulkan masalah kesehatan jika
dikonsumsi pekerja (Agustina Linda, 2019).
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
BBerdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa C max dari Besi
(Fe) adalah yang paling besar dibandingkan agen kimia lain yang ada
didalam parameter air minum untuk pekerja di Kabupaten Pasuruan
Tahun 2017 yaitu 0.8364.
9
Kondisi kadar Fe yang tinggi dalam air minum tidak akan baik
bagi kesehatan pekerja, hal ini dikarenakan kandungan Fe yang tinggi
pada air minum akan menimbulkan masalah kesehatan pada pekerja.
Pekerja dengan kondisi kelelahan fisik yang membutuhkan asupan air
minum bagi tubuhnya seharusnya mendapatkan air minum dengan
kuantitas yang cukup dan kualitas yang memenuhi syarat kesehatan
sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan.
Untuk nilai C min dan C max agen kimia yang lain selain Besi
(Fe) masih sesuai dengan standart dan tidak melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan.
2. Identifikasi Sumber
Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan tata guna yang
terjadi berimbas pada peningkatan akan kebutuhan air dan
berkurangnya wilayah konservasi air sehingga mengakibatkan
pengurangan ketersediaan air baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya.
Sumber pencemar yang berasal dari pesatnya sektor industri di
kabupaten Pasuruan mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan
terhadap air tanah. Dimana air tanah tersebut digunakan sebagai
sumber air minum untuk pekerja di Kabupaten Pasuruan. Air tanah
yang digunakan telah mengandung kadar Fe yang tinggi, sehingga
mengakibatkan air minum untuk pekerja di Kabupaten Pasuruan juga
mengandung kadar Fe yang tinggi pula.
Sumber pencemar yang berasal dari sector industry terdekat
dengan titik pengambilan sampel air minum karena pesatnya industri
maka penggunaan air semakin meningkat sehingga kuantitas dan
kualitas air menurun, media lingkungan dan mekanisme penyebaran
melalui air yang menyebarkan pencemar dengan mekanisme tertentu
ke titik pemajanan atau ke air tanah tersebut; titik pemajanan terjadi
pada area potensial atau daerah yang dekat dengan sector industry
dengan pekerja industry; cara pemajanannya yaitu kandungan Fe pada
air minum tersebut tertelan atau terminum oleh pekerja; penduduk
10
berisiko merupakan para pekerja yang dengan tidak sengaja
mengkonsumsi air minum yang terdapat kandungan Fe.
3. Analisis Dosis Respon (Dose-Response Assessment)
Analisis dosis respon adalah proses karakterisai hubungan
antara dosis dari sebuah agen resiko yang diterima dengan kejadian
efek gangguan kesehatan pada populasi terpajan dan memperkirakan
efek kejadian tersebut pada tubuh manusia yang terpajan agen resiko.
Analisis dosis respon digunakan untuk mencari nilai dosis Referensi
(RfD), dan/atau Slope Factor (SF) dari agen risiko yang menjadi kajian
ARKL.
Tabel 2. Dosis Respon Agen Kimia Berisiko
11
penyerapan melalui kulit. Sebagian besar dari kita terkena pajanan
melalui beberapa jalur pajanan.
Analisis pemajanan merupakan proses mengukur atau
memperkirakan intensitas, frekuensi, dan durasi pajanan agen risiko ke
dalam tubuh manusia, apakah melalui inhalasi, ingesti, atau absorbsi
ke agen lingkungan atau memperkirakan pajanan hipotesis yang
mungkin timbul dari pelepasan bahan kimia baru ke lingkungan.
Tujuan dari analisis pemajan yaitu untuk mengenali jalur-jalur pajanan
risk agent agar jumlah asupan yang diterima individu dalam populasi
beresiko bisa dihitung.
Pajanan agen kimia dalam parameter air minum untuk pekerja
di Kabupaten Pasuruan yang masuk ke dalam tubuh melalui jalur
ingesti karena melewati sistem pencernaan. Bahan pencemar
merupakan polutan non karsinogenik.
Perhitungan analisis pajanan ini akan menghasilkan nilai INK
minimal dan maksimal untuk mencari nilai tingkat risiko kesehatan
yang ditimbulkan akibat pencemaran agen kimia.
a. Perhitungan Nilai Asupan
Berikut rumus pajanan Ingesti (tertelan)
I=
Dimana :
I = asupan (intake) (mg/kg/hari)
C = Konsentrasi agen resiko (mg/L untuk air minum, mg/kg
untuk makanan atau pangan)
R = Laju asupan atau konsumsi (L/hari untuk minum, g/hari
untuk makanan)
fE = frekuensi pajanan (hari/tahun)
Dt = Durasi pajanan (tahun; real time atau proyeksi, 30 tahun
untuk nilai default residensial)
Wb = Berat badan (kg)
12
Tavg = Periode rata-rata harian (Dt x 365 hari/tahun untuk zat
nonkarsinogenik)
Tabel 3. Hasil Perhitungan Intake Parameter Air Minum di
Kabupaten Pasuruan
b. Berat Badan
Berat badan dikelompokkan pekerja dengan estimasi 55 kg.
5. Karakteristik Resiko (Risk Characterization)
Karakteristik resiko adalah proses memperkirakan kejadian
efek kesehatan akibat berbagai pajanan yang telah dijelaskan di
analisis pajanan. Karakteristik resiko dilakukan dengan
menggabungkan analisis pajanan dan dosis respon. Karakterisasi
resiko dibagi dalam dua hal, yaitudinyatakan dalam Risk Quotient
(RQ) untuk efek nonkarsinogenik dan dinyatakan dalam Excess
Cancer Risk (ECR) untuk efek karsinogenik). Nilai RQ dihitung
dengan membagi nilai asupan nonkarsinogenik dengan nilai dosis
referensi (RfD atau RfC). Resiko kesehatan adaatau tinggi dan perlu
13
Berikut rumus Risk Quotient (RQ) untuk efek
nonkarsinogenik:
RQ =
Dimana:
RQ = Karakteristik resiko (risk quotient)
I = Intake / asupan
RfC / RfD = Dosis Concentration atau dosis referensi
RQ MIN RQ MAX
0.000 153591 0.084 719801
Fe mg/L
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai intake minimal
dan maksimal dari tiap agen kimia dalam parameter air minum untuk
pekerja di Kabupaten Pasuruan Tahun 2017.
14
apabila mengkonsumsi air minum di Kabupaten Pasuruan dengan nilai
konsentrasi risk agent kimia air tidak lebih dari yang ada.
15
baku mutu kandungan Fe dalam air minum yaitu sebesar 0,3 mg/L.4
Sedangkan dapat diketahu C max dari Fe dalam air minum untuk
pekerja melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Sehingga
diperlukan pengendalian kandungan Fe pada air minum dikarenakan
sudah melebihi baku mutu.
16
sebelumnya, diketahui besar risiko yang dihasilkan bahwa besar
nilainya dibawah standar yang ditentukan.
BAB IV
PENUTUP
17
A. KESIMPULAN
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum terdapat 18 parameter wajib
kimawi yang diperiksa kandungannya dan dapat mempengaruhi kualitas
air minum. Salah satunya kandungan Fe pada air minum untuk Pekerja di
Kabupaten Pasuruan yang dikonsumsi pada tahun 2017. Ditinjau dari hasil
uji laboratorium maka perlu dilakukan Analisis Risiko Lingkungan. Dalam
menentukan analisis risiko kesehatan lingkungan kandungan Fe dalam air
minum pekerja di Pasuruan meliputi :
1. Identifikasi Bahaya, agen kimia Fe dalam air minum untuk pekerja di
Kabupaten Pasuruan Tahun 2017 yaitu 0,8364 hal ini telah melebihi
baku mutu kandungan Fe dalam air minum sebesar 0,3 mg/L, dimana
hal tersebut akan menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi, jika
dosis yang besar dapat merusak dinding usus hingga menyebabkan
kematian.
2. Identifikasi Sumber, sumber pencemar yang berasal dari sektor
industri karena pesatnya industri maka penggunaan air semakin
meningkat sehingga kuantitas dan kualitas air menurun, penyebaran
melalui air yang menyebarkan peencemar ke titik pemajanan atau ke
air tanah
3. Dosis respon agen kimia Fe yang dikonsumsi pekerja di Kabupaten
Pasuruan tahun 2017 dengan jalur pajanan ingesti yang telah
ditetapkan RfD sebesar 0,3 mg/kg/hari. Hal ini apabila pengonsumsian
lebih dari RfD akan menyebabkan masalah kesehatan.
4. Nilai intake Fe maksimal sebesar 2E-05 jadi standar baku mutu 4,6077
sedangkan nilai min sebesar 41594 jadi standar baku mutu 0.010
5. Hasil karakteristik risiko menunjukkan bahwa nilai RQ pada
kandungan Fe air minum menunjukkan <1, artinya apabila dikonsumsi
untuk orang dewasa dengan berat badan 55 kg tergolong aman jika
mengkonsumsi air minum di Kabupaten Pasuruan 1 L/hari selama 250
hari/tahun dalam jangka waktu 25 tahun yang akan mendatang
18
6. Manajemen risiko, dalam pengelolaan risiko pada air minum di
Kabupaten Pasuruan perlu dilakukan pengecekan kualitas air minum
secara berkala serta dilakukan pengendalian terhadap parameter Fe
yang melebihi baku mutu
7. Komunikasi resiko dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak di
Kabupaten Pasuruan terkait upaya pencegahan yang bisa dilakukan
agar air minum di Kabupaten Pasuruan aman untuk dikonsumsi.
B. SARAN
1. Untuk perusahaan penyedia air minum bagi pekerja di Kabupaten
Pasuruan seharusnya lebih mengutamakan kualitas air minum yang
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dimana syarat tersebut
tidak boleh melebihi baku mutu standar , sehingga memberikan rasa
aman jika dikonsumsi bagi pekerja di Kabupaten Pasuruan, serta dapat
memberikan dampak baik bagi kesehatan manusia.
2. Untuk menjamin kualitas air minum perlu dilakukan pemantauan terus
menerus terhadap kualitas air minum yang dikonsumsi oleh pekerja di
Kabupaten Pasuruan.
DAFTAR PUSTAKA
19
Agustina, L. (2019). ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (ARKL)
PARAMETER AIR MINUM UNTUK PEKERJA DI KABUPATEN PASURUAN
TAHUN 2017. Medical Technology and Public Health Journal, 3(1), 61-69.
Febrina, L., & Ayuna, A. (2015). Studi penurunan kadar besi (Fe) dan mangan
(Mn) dalam air tanah menggunakan saringan keramik. Jurnal
Teknologi, 7(1), 35-44.
Intan Noer Auliah, Khambali, Ernita Sari. 2019. Efektivitas Penurunan Kadar
Besi (Fe) pada Air Sumur dengan Filtrasi Serbuk Cangkang Kerang
Variasi Diameter Serbuk. Surabaya. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Forikes.
Reda Rizal. 2016. Studi Kelayakan Lingkungan (AMDAL, UKL-UPL & SPPL).
Jakarta. Buku Ajar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
20