Analisa Sulfat (SO4), Ammonia (NH3), dan Penentuan Kadar Besi (Fe)
Mangan (Mn) Pada Sampel Air di Sekitar Musi Rawas
OLEH :
08092681923001
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
1 Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kuliah lapangan
ini. Adapun judul dari laporan ini adalah “Analisa Uji Sulfat (SO4), Ammonia (NH3),
dan Penentuan Kadar Besi (Fe) Mangan (Mn) Pada Sampel Air dan Air Limbah di
Sekitar Musi Rawas.”
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr.
Poedji Loekitowati H., M.Si, Bapak Dr. Suheryanto, M.Si dan Bapak Dr. Muhammad
Said, M.T selaku dosen kimia lingkungan lanjutan yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelasaian makalah ini dan
memberikan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa hasil praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca. Akhir kata, semoga hasil praktikum ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
2 Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 4
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................... 5
1.3 Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air ........................................................................................... 6
2.2 Sulfat ....................................................................................... 8
2.4 Ammonia ................................................................................ 9
2.3 Besi dan Mangan ..................................................................... 9
2.4 Spektrofotometer Uv-Vis ..................................................... 10
2.5 Atomic Absorption Spectrophotometre (AAS) ...................... 12
BAB III METODE ANALISIS
3.1 Alat dan Bahan ........................................................................ 14
3.2 Prosedur ................................................................................... 14
3.2.1 Analisis Sulfat .............................................................. 14
3.2.2 Analisis Ammonia ........................................................ 15
3.2.3 Analisis Fe dan Mn....................................................... 16
3.2.5 Pembuatan Aquadest Bebas Sulfat ............................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18
LAMPIRAN ................................................................................................. 19
3 Universitas Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN
4 Universitas Sriwijaya
1.2 Tujuan
Mengetahui cara menentukan kadar Sulfat (SO4), kadar ammonia (NH3),
kadar besi (Fe), dan kadar mangan (Mn) dalam sampel air sumur di sekitar Dinas
Lingkungan Hidup Musi Rawas, Sumatera Selatan.
1.3 Manfaat
5 Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
6 Universitas Sriwijaya
d. Berat jenis air dalam bentuk padat lebih kecil daripada dalam bentuk
cairan.
e. Memiliki sifat anomali air ( dibawah suhu 4 0C berat jenis air naik apabila
dipanaskan, diatas suhu tersebut berat jenisnya turun bila dipanaskan ) dan
memiliki sifat yang sama dengan zat cair lainnya.
2. Sifat Kimia Air
a. Dapat melarutkan beberapa zat.
b. Sebagai katalis, misalnya dalam pemanasan karbon dan oksigen.
c. Mengalami penguraian.
DLH musi rawas melakukan pengujian sampel yang meliputi parameter air
dan limbah mengacu pada metode Standar Nasional Indonesia yang dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Parameter uji air dan limbah
7 Universitas Sriwijaya
baik, maka kualitas air tersebut baik juga, tetapi harus dilakukan pengujian
parameter lainnya. Yang termasuk ke dalam parameter fisika adalah bau,
warna, rasa, temperatur, padatan terlarut, padatan tersuspensi dan
kekeruhan.
2. Syarat Kimia
Air minum yang baik harus tidak mengandung unsur-unsur kimia
yang jumlahnya melebihi batas standar air minum. Parameter ini
merupakan pangujian yang lebih kuat daripada parameter fisika dalam
penentuan kualitas air. Yang termasuk ke dalam parameter kimia adalah
kesadahan, pH, DO (Kadar Oksigen Terlarut), BOD (Biochemical Oxygen
Demand) alkalinitas, besi, mangan, klorida, zat organik, sulfat,
fosfat,logam berat dan nitrogen (nitrat, nitrit dan amonia).
8 Universitas Sriwijaya
2.3 Ammonia
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun
amonia memilii sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri
adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Keberadaannya dalam air
dapat mempengaruhi perubahan sifat fisik air dan kesehatan manusia yang
mengkonsumsi air tersebut.
Ammonia dan hypochlorite dengan katalis sodium nitroprusside akan
menghasilkan intensitas senyawa biru dari indofenol yang diukur dengan alat
spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm. Cara uji ini digunakan untuk
penentuan kadar ammonia (NH3-N) dalam sampel air dengan metode Phenat yaitu
dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm dan dengan
konsentrasi NH3-N antara 0,1 mg/L sampai 0,6 mg/L.
9 Universitas Sriwijaya
Berdasarkan ADI (Accebtable Daily Intake) orang deawasa menurut
PeraturanMenteri Kesehatan RI No. 416/MenKes/ Per/IX/1990 tentang syarat-syarat
Air Bersih, Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas Air Minum, maka kadar maksimum yang
diperbolehkan untuk Fe adalah 0,3 mg/L sedangkan kadar Mn adalah 0,1 mg/L.
Dimana : A = absorbansi
Є = epsilon (tetapan)
10 Universitas Sriwijaya
C = konsentrasi
t = tebal cuvet
11 Universitas Sriwijaya
Sedangkan kuarsa bisa di daerah UV-VIS dan kuarsa lebih tahan pelarut organik,
asam basa kuat. Maka dari itu banyak yang menggunakan kuarsa.
e. Detektor
Fungsinya merubah cahaya yang diterima menjadi arus listrik. Ada dua
jenis detektor yang dikenal yaitu:
1) Foto Tube (photo emissive cell)
2) Barrier Layer Cells.
Diantara keduanya paling baik yaitu Barrier Layer Cells, karena pada saat proses
jatuhnya foton sinar pada katoda akan membebaskan elektron labih banyak
dibandingkan Foto Tube yaitu sebesar 106–107 elektron.
12 Universitas Sriwijaya
Gambar 2. Seperangkat Alat AAS yang ada di DLH Musi Rawas
13 Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE ANALISIS
3.1 Alat dan Bahan
Bahan : Air suling bebas sulfat, kertas saring bebas sulfat, Barium klorida,
(BaCl2.2H2O), Natrium sulfat anhidrat, Na2SO4, larutan buffer A dan
B, Ammonium Klorida (NH4Cl), Larutan Fenol (C6H5OH), Larutan
alkalin sitrat, Natrium hipoklorit (NaClO)
3.2 Prosedur
14 Universitas Sriwijaya
gelombang 420 nm setelah (5 + 0,5) menit penambahan barium klorida. Buat kurva
kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi.
4 Prosedur analisa
Gunakan 100,0 mL contoh uji, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
Lakukan analisis pada langkah sebelumnya. Lakukan analisis duplo / triplo. Buat
spike matrix dengan cara sebagai berikut: - ambil 50 mL contoh uji, di tambah 20 mL
larutan baku sulfat 1,0 mg/mL dan encerkan dengan air suling hingga volumenya
100,0 mL, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL; - lakukan langkah diatas.
1. Pembuatan larutan
Larutan Fenol (C6H5OH)
Dicampurkan 11.1 mL Fenol yang dicairkan (kadar Fenol ≥ 89 %) dengan etil
alcohol 95 % didalam labu ukur 100 mL. Diencerkan dengan aquades hingga batas
tanda tera dan dihomogenkan
Larutan Nitroprusida (C5FeN6Na2O) 0.5 %
Dilarutkan 0.5 gram Natrium Nitroprusida dalam 100 mL air suling lalu
dihomogenkan.
Larutan hipoklorit (NaOCl) 5 %
Catatan : larutan yang tersedia di pasaran berkonsentrasi 5 %, larutan ini akan
terdekomposisi setelah segel dilepas, oleh karena itu ganti larutan setelah 2 bulan
. Larutan pengoksidasi
Dicampurkan 100 mL larutan alkalin sitrat dengan 25 mL larutan NaOCl 5 %.
Larutan ini harus disiapkan setiap kali sebelum pengujian.
Larutan induk Ammonia 1000 mg/L
Dilarutkan 3.819 g NH4Cl (yang sudah dikeringkan pada 100℃ dengan 100
mL aquades dalam labu ukur 1 L. Diencerkan hingga batas tanda tera dengan aquades
Setiap 1 mL larutan ini mengandung 1 mg N /L = 1 mg NH3 /L. 22 1. Kalibrasi
15 Universitas Sriwijaya
Dipipet 0.0 mL; 1 mL; 2 mL; 3 mL dan 5 mL larutan baku ammonia 10 mg N /L dan
masukan dimasing-masing ke dalam labu ukur 100 mL. Ditambahkan air suling
sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh kadar ammonia 0.0 mg N /L; 0.1 mg N/L;
0.2 mg N/L; 0.3 mg N/L; 0.5 mg N/L.
2. Prosedur Uji
16 Universitas Sriwijaya
3.2.4 Pembuatan Aquadest bebas sulfat.
Pembuatan aquadest yang bebas sulfat dilakukan dengan proses evaporasi.
Tahap pembuatan aqudest ini dengan cara mereaksikan air dengan kalium
permanganate dan bariumhidroksida, selanjutnya dilakukan proses evaporasi yang
akan menghasilkan uap air bebas sulfat
17 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
http://bplhdjabar.go.id/index.php/did-you-know/lingkungan/30 pencemaran-air
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosfat
http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/1704.pdf
http://science.csumb.edu/morocojo/chem_methods/Phosphate/PhosphateMeth.html
http://smk3ae.wordpress.com/2010/08/28/penghilangan-besi-fe-dan-mangan-mn-
dalam-air-2/
https://www.academia.edu/7013825/SNI_06-6989_5 2004_Mn_SSA_Nyala
18 Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
19 Universitas Sriwijaya
20 Universitas Sriwijaya