Anda di halaman 1dari 38

TUGAS KIMIA DASAR

WUJUD ZAT
Dosen : IR.C.PUJIASTUTI,MT.

DISUSUN OLEH :

1. Alfafa Qinthara ( 1531010203 )

2. Kholifatul Mubin ( 18031010037 )

3. Moch. Yos Setiajie ( 18031010003 )

4. Siti Widayana ( 18031010028 )

5. Zefanya Satrina N. ( 18031010042 )

PARAREL : A
KELOMPOK : 2
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
TAHUN AJARAN 2018-2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah kimia .

Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan wujud zat,
perubahan wujud zat, diagram fasa, variabel gas, hukum-hukum gas, teori kinetik gas
ideal, dan gas nyata . penulis sangat berharap karya makalah ini dapat membantu kita
untuk memahami pelajaran kimia

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala penulis dapat teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca.

Surabaya, 22 Oktober 2018

Peyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1-2

B. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

1. Wujud Zat 3

A. Pengertian 3

B. Perubahan Wujud Zat 4-11

C. Macam-macam Hukum Gas 12-20

- Teori Kinetik Gas Ideal 21-25


- Diagram Fasa 25-27
1. Gas Ideal 27-29
2. Gas Nyata 30-31
3. Contoh Soal 31-32
BAB III PENUTUP 33

A. Kesimpulan 33-34

DAFTAR PUSTAKA 35

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Bloom (1979:99) kemampuan pemahaman konsep adalah


hal penting dalam kemampuan intelektual yang selalu ditekankan di sekolah dan
Perguruan Tinggi. Kemampuan pemahaman konsep suatu materi subjek merupakan
hal terpenting dalam pengembangan intelektual. Dalam pembelajaran fisika,
kemampuan pemahaman konsep merupakan syarat mutlak dalam mencapai
keberhasilan belajar fisika. Hanya dengan penguasaan konsep fisika seluruh
permasalahan fisika dapat dipecahkan, baik permasalahan fisika yang ada dalam
kehidupan sehari-hari maupun permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal fisika di
sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan
tetapi lebih menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep tersebut.

Sangat disayangkan mata pelajaran fisika pada umumnya justru


dikenal sebagai mata pelajaran yang “ditakuti” dan tidak disukai murid-murid.
Kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar mereka dimana mereka
menemukan kenyataan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran ‘berat’ dan serius
yang tidak jauh dari persoalan konsep, pemahaman konsep, penyelesaian soal-soal
yang rumit melalui pendekatan matematis hingga kegiatan praktikum yang menuntut
mereka melakukan segala sesuatunya dengan sangat teliti dan cenderung
“membosankan”. Akibatnya tujuan pembelajaran yang diharapkan, menjadi sulit
dicapai. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai rata-rata mata pelajaran sains (khususnya
fisika) dari tahun ke tahun.

1
Mata pelajaran fisika juga menjadi momok bagi para siswa karena
hubungannya erat dengan matematika. Kemampuan matematis siswa yang lemah
secara otomatis akan mengalami kesulitan dalam memahami fisika, karena sebagian
besar penyelesaian soal-soal fisika dilakukan melalui pendekatan secara matematis.
Artinya, siswa yang memiliki kecerdasan dalam bidang angka atau logika (Logical-
MathematicalIntelligence) saja yang dapat memahami pelajaran fisika dengan baik.
Padahal tidak semua siswa memilik kemampuan yang cukup dalam bidang
matematika.

B. Tujuan

Dari latar belakang diatas, kami menarik satu kesimpulan yang dijadikan tujuan
dalam hal ini ialah diharapkan semua siswa dapat ikut ‘menikmati’ Ilmu Pengetahuan
Alam atau Sains dan atau fisika.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ZAT
Coba perhatikan satu benda saja yang ada disekeliling kalian. Perhatikan
lebih mendetail bentuknya, sifatnya. Zat secara umum merupakan segala sesuatu
yang memiliki massa dan menepati ruang dimana maksud dari menempati ruang
adalah memiliki volume.

B. WUJUD ZAT

Setelah mengetahui pengertian zat, pasti kalian bertanya-tanya apa saja sih
wujud zat yang ada di Bumi? Berdasarkan partikel-partikel penyusunnya, ahli fisika
dapat membedakan antara zat padat, zat cair, dan gas. Tiga wujud inilah yang ada di
Bumi. Zat padat, misalnya meja belajar, jelas memiliki massa dan di dalam ruang
belajar memerlukan ruang atau tempat tertentu. Zat cair, misalnya air, jelas memiliki
massa dan memerlukan ruang dalam gelas. Apakah gas juga memiliki massa dan
menempati ruang? Gas menempati ruang dapat dilihat pada balon yang ditiup
sehingga menggelembung. Bentuk balon yang menggelembung menunjukkan ada
udara di dalamnya. Artinya, udara menempati ruang dalam balon.

Agar sobat lebih mengerti wujud zat, berikut penjelasan wujud zat secara terpisah.

1. Zat Padat

Zat padat merupakan zat yang bentuknya, volumenya, dan massanya tetap. Ciri-ciri
zat padat adalah:

 Bentuk, volume, dan massanya tetap


 Susunan partikelnya teratur dan sangat berdekatan

3
 Partikelnya tidak dapat bergerak bebas

PARTIKEL ZAT PADAT

 Gaya tarik-menarik antar partikel sangat kuat


 Karena gaya tarik antar partikel pada zat padat sangat kuat maka bentuk zat padat
cenderung tetap bila tidak ada gaya atau reaksi yang mempengaruhinya. Contoh
zat padat adalah, besi kayu, batu dll.

2. Zat Cair

Zat cair cenderung mudah bergerak karena letak partikelnya yang agak jarang. Ciri
zat cair adalah :

 Bentuk berubah sesuai dengan wadahnya, tapi volumenya selalu tetap


 Susunan partikelnya agak teratur dan jarak antar partikelnya renggang.

4
PARTIKEL ZAT CAIR

 Partikelnya dapat bergerak bebas.


 Gaya tarik-menarik antar partikelnya lebih lemah.
 Lemahnya gaya tarik menarik ini mengakibatkan bentuk zat cair dapat berubah-
ubah sesuai dengan wadahnya.

3. Gas

Ciri gas adalah :

 Bentuk, volume selalu berubah mengikuti wadah dan ruangnya.


 Susunan partikelnya tidak teratur dan jarak antar partikel sangat berjauhan.

5
PARTIKEL GAS

 Gaya tarik menarik antar partikelnya sangat lemah.


 Pergerakan partikel acak dan cepat
 Lemahnya gata tarik menarik antar partikel pada zat gas menyebabkan bentuk dan
volume zat gas selalu berubah ubah sesuai dengan ruang yang ditempatinya.

C. PERUBAHAN WUJUD ZAT

Wujud zat sangat relatif. Zat padat bisa berubah menjadi cair atau gas.
Demikian pula sebaliknya. Wujud zat sangat dipengaruhi oleh susunan partikel dan
gerak partikelnya. Susunan dan gerak partikel dipengaruhi oleh suhu. Semakin
suhunya dinaikkan, gerak partikel akan semakin aktif.

Pada wujud padat, gerak partikel hanya bergetar. Tetapi apabila suhu benda
dinaikkan, partikel tidak hanya bergetar, hingga bisa berpindah tempat. Hal inilah
yang menyebabkan zat menjadi meleleh / mencair / melebur. Apabila suhu terus
dinaikkan, partikel akan semakin aktif bergerak, hingga zat berubah wujud menjadi
gas.

6
Benda dikatakan berbentuk padat, cair, atau gas hanya pada kondisi suhu
kamar / normal (kurang lebih 24oC). Air misalnya, pada suhu tersebut akan
berbentuk cair. Tetapi pada suhu 100oC air akan mendidih kemudian menguap
berbentuk gas. Demikian pula pada suhu 0oC, air akan membeku berbentuk padat
(es).

Setiap zat bisa berubah wujud. Perubahan wujud ini dapat terjadi secara
kimia maupun fisika. Perbedaan mendasar antara kedua perubahan wujud ini adalah
prosesnya. Dimana proses secara kimia lebih kompleks jika dijelaskan lebih
mendetail.

1. Perubahan secara Kimia

Perubahan ini merupakan proses perubahan suatu zat yang menghasilkan


jenis zat yang baru. Ciri-ciri terjadinya proses perubahan secara kimia adalah
terjadinya perubahan warna, suhu, terjadinya endapan, dan terjadinya pembentukan
gas. Contohnya seperti :

 Kayu (zat awal) dibakar menjadi nyala api, asap, arang dan abu (zat baru).

PERUBAHAN KIMIA KARENA PEMBAKARAN

7
 Peragian atau Proses Fermentasi

PERUBAHAN KIMIA KARENA FREGMENTASI

 Korosi (Proses pengkaratan)

PERUBAHAN KIMIA KARENA PENGKARATAN

 Pelapukan

PERUBAHAN KIMIA KARENA PELAPUKAN

8
2. Perubahan secara Fisika

PERUBAHAN WUJUD ZAT SECARA FISIKA

Perubahan fisika adalah kebalikan dari perubahan kimia dimana perubahan wujud zat
yang tidak disertai dengan terbentuknya zat baru. Salah satu contoh perubahan secara
fisika adalah es yang mencair, lilin yang meleleh, air yang membeku dan lainnya.
Perubahan secara fisika pun memiliki cirinya yaitu tidak menghasilkan zat baru,
dapat kembali ke wujud semula, dapat berubah wujud dan kelarutan. Ada beberapa
proses perubahan fisika :

 Mencair, peristiwa dimana perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Proses
ini memerlukan kalor (energi panas). Contohnya es yang kembali menjadi air.

9
PERUBAHAN FISIKA : MENCAIR

 Membeku, peristiwa dimana adanya perubahan wujud dari cair menjadi padat.
Dalam peristiwa ini zat melepaskan kalor. Contohnya air menjadi es.
 Mengembun, peristiwa perubahan wujud zat menjadi cair, proses ini melepaskan
energi kalor. Contohnya pengembunan.

PERUBAHAN FISIKA : PENGEMBUNAN

 Menguap, peristiwa perubahan wujud zat dari cair menjadi zat dan memerlukan
energi panas. Contohnya air yang dimasak lambat laun akan menguap.

10
PERUBAHAN FISIKA PENGUAPAN

 Menyublim, peristiwa dimana terjadinya perubahan wujud dari padat menjadi


gas. Proses ini memerlukan energi panas. Contohnya habisnya kapur barus
perlahan-lahan.
 Mengkristal, peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa
ini zat melepaskan energi panas. Contohnya gas dari kapur barus dapat
dipadatkan lagi dengan metode kristalisasi.

C. Pengertian Diagram Fasa


Diagram fasa atau diagram P-Tadalah diagram yang menyatakan hubungan antara
suhu dan tekanan dengan fase zat. Dagram fase menyatakan batas-batas suhu dan
tekanan di mana suatu bentuk fasa dapat stabil.

B. Membaca diagram P-T

11
DIAGRAM FASA (P-T) (sumber: jejaringkimia.web.id)

1. Garis didih

Titik BC disebut garis didih. Garis didih merupakan transisi fasa cair-gas. Setiap
titik pada garis itu menyatakan suhu dan tekanan di mana air akan mendidih.

2. Garis beku

Titik BD disebut garis beku. Garis beku merupakan transisi fasa cair ke padat.
Setiap titik pada garis itu menyatakan suhu dan tekanan di mana air dapat
membeku (es mencair).
3. Garis sublimasi

Titik AB disebut garis sublimasi. Garis sublimasi merupakan transisi fasa padat-
gas. Setiap titik pada garis sublimasi menyatakan suhu dan tekanan di mana zat
padat atau uapnya dapat menyublim.

12
4. Titik triple

Perpotongan antara garis didih, garis beku, dan garis sublimasi disebut titik tripel.
Koordinat titik tripel air adalah (0,0098°C; 4,58 mmHg). Pada titik tripelnya,
ketiga bentuk fasa zat (padat, cair, dan gas), berada dalam kesetimbangan.

GAS IDEAL

Kebanyakan gas pada suhu ruang dan tekanan sekitar 1 atmosfir dapat dianggap
sebagai gas ideal. Beberapa anggapan dasar model gas yang diusukan para ahli fisika
yang dibuat untuk gas ideal dalam teori kinetik adalah sebagai berikut:

1. Gas terdiri atas partikel - partikel yang biasa dinamakan molekul. Setiap
molekul bisa terdiri dari monoatomik (satu atom), diatomik (dua atom), dan
poliatomik (lebih dari dua atom).
2. Molekul-molekul bergerak dalam lintasan lurus dengan kelajuan tetap yang
taat pada hukum gerak Newton dan secara acak. Arti dari bergerak acak
adalah molekul memiliki kemungkinan sama untuk bergerak ke segala arah
dengan kecepatan yang berbeda-beda.
3. Tumbukan antar molekul-molekul gas ataupun antara molekul dengan dinding
wadahnya bersifat elastis sempurna. Artinya, tidak ada kehilangan energi.
Setelah tumbukan tidak terjadi perubahan energi kinetik total molekul. Daam
tumbukan ini energi kinetik dan momentum adalah kekal.
4. Gaya-gaya yang bekerja diantara molekul diabaikan kecuali gaya impus
selama tumbukan berlangsung. Hal ini mengakibatkan selama tidak
bertumbukan molekul-molekul gas dapat dianggap sebagai partikel yang
bergerak bebas tanpa ada hambatan (partikel bebas).

13
5. Jumlah molekul gas sangat banyak. Ukuran molekul-molekul sangat kecil
dibandingkan dengan jarak antara dua molekul sehingga molekul dapat
dianggap sebagai benda titik
6. Ketika terjadi tumbukan, selang waktunya berlangsung sangat singkat.

Gambar 1: Model Gas

HUKUM – HUKUM GAS


Teori kinetik gas berkaitan dengan hukum-hukum gas Olehnya itu, kita harus
mengetahui bagaimana hukum-hukum gas tersebut. Hukum-hukum gas terdiri atas 4
hukum diantaranya

a. Hukum Boyle

Menurut hukum Boyle, pada suhu tetap (isotermal), volume gas berbanding terbalik
dengan tekanan yang diberikan asalkan suhu gas dipertahankan konstan.

14
b. Hukum Charles

Pada hukum Charles ketika tekanan gas dipertahankan tetap (isobarik) maka volume
gas sebanding dengan suhu absolutnya.

c. Hukum GayLusac

Pada hukum tekanan menyatakanbahwa tekanan gas sebanding dengan suhu


mutlaknya asalkan volumenya dipertahankan tetap (isobar).

d. Hukum Boyle-GayLussac

Berdasarkan penggabungan hukum Boyle dan hukum GayLussac

PERSAMAAN KEADAAN GAS IDEAL

adapun istilah-istilah kimia yang berhubungan dengan gas ideal diantaranya:

1. Pengertian 1 mol gas adalah sejumlah gas yang mengandung bilangan avogadro
(NA) = 6,02 x 1023 molekul/mol atau (NA) = 6,02 x 1026 molekul/kmol

2. Massa atom relatif (Ar) adaah perbandingan massa atom suatu unsur terhadap
massa atom unsur ain.

3. Massa moekul relatif (Mr) adalah jumlah seluruh massa atom relatif (Ar) dari atom-
atom penyusun suatu senyawa.

4. Mol (n) adaah perbandingan massa (m) suatu partikel terhadap massa relatifnya (Ar
atau Mr).

Hubungan antara mol, massa, jumlah partikel sebagai berikut:

n = m/Mr

15
m = n . Mr

NA = N/n

N = n NA

Adapun persamaan keadaan gas ideal sebagai berikut:

PV/T = N

PV/T = kN

PV = kNT

Apabila N = n NA dan NAk = R, maka persamaan umum gas ideal sebagai berikut:

PV = n R T

keterangan:

k = konstanta Boltzmann (1,38 x 10-23J/K)

R = konstanta gas umum (8,314 J/mol K = 0,082 L atm/mol K)

V = volume gas (m3)

Catatan:

R = 8314 J kmol-1K-1 jika satuan-satuan P,V, T dalam SI, dan n dalam kmol.

R = 8,314 J mol-1K-1 jika satuan-satuan P,V, T dalam SI, dan n dalam mol.

16
R = 0,082 L atm mol-1K-1 jika satuan-satuan P,V, T dalam SI, dan n berturut-turut
atm, L, K, dan mol.

Konversi satuan-satuan lainnya:

1 atm = 1 x 105 Pa

1 L = 1 dm3 = 10-3m3 = 103 cm3

TEORI EKUIPARTISI ENERGI

Teori ekuipartisi energi menyatakan bahwa jika sejumlah besar partikel


yang memenuhi hukum gerak Newton pada suatu sistem dengan suhu mutlak T,
maka energi yang tersedia terbagi merata pada setiap derajat kebebasan sebesar ½ kT.
Artinya tiap molekul memiliki v (derajat kebebasan) sehingga energi mekanik rata-
rata permolekul, rata-rata EM, atau energi kinetik rata-rata per molekul, rata-rata EK
dinyatakan rata-rata EM = rata-rata EK = v (1/2kT), Derajat kebebasan merupakan
setiap cara bebas yang dapat digunakan oleh partikel untuk menyerap energi. Derajat
ini menunjukkan banyaknya bentuk energi yang dimiliki oleh benda itu. Bentuk-
bentuk energi ini harus tidak saling bergantungan.

Gas Monoatomik

Gas monoatomik adalah gas yang beratom tunggal. Pada molekul ini, gas hanya
melakukan gerak translasi. Energi yang digunakan untuk gerak translasi memiliki
arah sumbu X,Y dan Z (1/2mvx2, 1/2mvy2, dan 1/2mvz2). Olehnya itu ada tiga derajat
kebebasan. Energi dalam (U) gas monoatomik dirumuskan sebagai berikut:

U = N Ek = 3/2 N k T = 3/2 n R T

17
Gas Diatomik

Molekul gas diatomik pada suhu rendah (kurang lebih 250 K). Molekul ini
melakukan gerak translasi dengan komponen energi kinetik (1/2mvx2, 1/2mvy2, dan
1/2mvz2). Olehnya itu, molekul gas ini memiliki tiga derajat kebebasan.

Ek = 3/2 k T

U = 3/2 n R T

Molekul gas diatomik pada suhu sedang (kurang lebih 500 K). Molekul ini
melakukan gerak translasi (Ekx, Eky, dan Ekz) dan gerak rotasi (Eky dan Ekz). Olehnya
itu, molekul gas pada suhu ini memiliki lima derajat kebebasan.

Ek = 5/2 k T

U = 5/2 N k T = 5/2 n R T

Molekul gas diatomik pada suhu tinggi (kurang lebih 1000 K). Molekul ini
melakukan gerak translasi (Ekx, Eky, dan Ekz) dan gerak rotasi (Eky dan Ekz) dan gerak
vibrasi (Ek dan Ep). Olehnya itu, memiliki tujuh derajat kebebasan.

Ek = 7/2 k T

U = 7/2 N k T = 7/2 n R T

Contoh Soal 1

Tentukan jumlah partikel Z, Jika gas Z berada di dalam tabung dengan tekanan 3 atm
dan volume 5 liter tabung berada di suatu ruangan pada suhu 1000C.

jawab:

Diketahui:

18
P = 3 atm

V = 5 liter

T = 1000C = 1000C + 273 K = 373 K

R = 0,082 L atm/mol K

Ditanyakan: N.......?

Penyelesaian:

PV = n R T

n = PV / RT

= (3 x 5)/(0,082 x 373)

= 15/30,586

= 0,490 mol

N = n NA

= 0,490 . (6,02 x 1023)

= 2,95 x 1023 molekul

Contoh Soal 2

Tentukan massa moleku relatif (Mr) suatu gas yang bermassa 800 gram pada suhu
500 K dengan volume 500 liter dan tekanan 3 atm.

jawab:

Diketahui:

m = 800 gram

19
V = 500 liter

T = 500 K

P = 3 atm

Ditanyakan: Mr.......?

Penyelesaian:

PV = n R T

PV = (m/Mr) (R T)

Mr = m R T / P V

= (800 . 0,082 . 500) / (3 . 500)

= 32800 / 1500

= 21,87

Contoh Soal 3

Jika 0,4 mol gas ideal berada didalam wadah yang bervolume 10 liter dan tekanannya
1 atm Tentukan:

a. Suhu gas tersebut

b. Volume gas jika suhu menjadi setengahnya dan tekanannya dikalikan dua

jawab:

Diketahui:

n = 0,4 mol

V = 10 liter = 10 x 10-3 m3 = 0,01 m3

20
T = 500 K

P = 1 atm = 105 Pa

Ditanyakan:

a. T...?

b. V (jika T2 = ½ T1 dan P2 = 2P1)

Penyelesaian:

a. T = P V/ n R

= (105 x 0,01) / (0,4 x 8,314)

= 1000 / 3,3256

= 300,7 K

b. V=nRT/P

= (0,4 . 8,314 . 150,35) / (2 x 105)

= 500 / 2 x 105

= 2,5 x 10-3 m3

= 2,5 L

21
Tekanan Gas Ideal

jika pembahasan sebelumnya, kita bisa mengetahui tekanan gas dengan


membuat tetap satu keadaan dan mengubah keadaan lainnya.
Kali ini kita akan menghitung secara kuantitatif tekanan yang ada dalam gas pada
wadah tertutup.
sebuah partikel gas diletakan dalam suatu wadah berbentuk kubus yang panjang
rusuknya L dan memiliki luas tiap dinding adalah A. Kita tinjau satu partikel gas
bermassa m yang bergerak hanya pada arah sumbu X dengan besar kecepatan vx.

Partikel bergerak dan menumbuk dinding A dan karena partikel gas ideal itu
tumbukannya lenting sempurnya maka setelah tumbukan, partikel akan bergerak
berlawanan arah dengan kecepatan -vx. Adanya perubahan arah kecepatan ini
menghasilkan adanya perubahan momentum yang besarnya :

dengan: P2 = momentum setelah tumbukan (kg.m/s)


P1= momentum sebelum tumbukan (kg.m/s)
m = massa (kg)
Vx = kecepatan partikel arah sumbu -x (m/s)

lalu, ketika partikel sudah bergerak sejauh 2L maka ia akan menumbuk dingding
kembali dengan selang waktu:

22
dengan : t = waktu (s)
L = jarak antar dinding kubus (m)
besarnya Impuls yang dialami oleh dinding selama tumbukan adalah :

dengan : delta P = perubahan momentum (kg.m/s)


I = impuls (kg.m/s)
F= gaya (N)
Besarnya tekanan gas dalam kubus adalah :

dengan: P = tekanan gas (N/m^2)


A= luasan yang dikenai gaya (m^2)
V = Volume kubus (m^3)
Jika didalam wadah itu ada N partikel, maka tekanan gas pada dinding dirumuskan :

dengan : N = banyaknya partikel

23
Partikel-partikel tersebut bergerak kesegala arah tidak hanya bergerak pada sumbu x
saja namun kelajuannya tetap sama. sehingga :

maka tekanan gas pada dinding dapat dirumuskan :

2. Suhu dan energi kinetik rata-rata partikel gas ideal

kalian tentu tau definisi suhu dan energi kinetik kan ?


Secara makroskopis suhu dapat didefinisikan sebagai derajat panas dan dinginnya
suatu benda. Jika kita ingin melihat secara lebih mikro, suhu dapat didefinisikan
sebagai rata-rata energi kinetik yang dimiliki oleh partikel dalam suatu wadah
tertentu. Nah dari sini kita bisa simpulkan suhu sangat erat kaitannya dengan Energi
kinetik. Ketika suhu gas dalam wadah tertutup dipanaskan, maka partikel gas dalam
wadah akan bergerak lebih cepat.

dengan menurunkan persamaan gas ideal, maka formulasi hubungan antara suhu dan
energi kinetik dapat dituliskan sebagai berikut :

dengan ;

Ek =energi kinetic partikel (J)


k = konstanta (boltzmann)
T= suhu (K)

24
3. Kelajuan efektif gas ideal

Salah satu hal yang perlu dingat adalah bahwa partikel gas ideal selalu bergerak
dengan laju dan arah yang beragam. Apabila disuatu ruangan tertutup terdapat
N1 yang bergerak dengan kecepatanv1 , N2 dengan kecepatan v2 dan seterusnya,
maka rata-rata kuadrat partikel gas dapat dituliskan :

Dan, akar dari kuadrat rata-rata tersebut disebut dengan kecepatan efektif (vrms =
rootmeansquare) . Kecepatan efektif dapat dirumuskan sebagai berikut :

dengan : vrms = kecepatan efektif (m/s)

25
Atau kecepatan relatif ini juga dapat dirumuskan sebagai berikut:

dengan : R= konstanta gas ideal


Mr= Massa Relatif
ro.= massa jenis

Gas ideal didefinisikan sebagai salah satu di mana semua tumbukan


antara atom atau molekul bersifat elastis sempurna dan di mana tidak ada kekuatan
menarik antarmolekul. Sesuatu dapat memvisualisasikannya sebagai kumpulan bola
sempurna keras yang bertabrakan tetapi dinyatakan tidak berinteraksi satu sama lain.
Dalam gas seperti itu, semua energi internal dalam bentuk energi kinetik dan
perubahan energi internal disertai dengan perubahan suhu.

Gas ideal dapat dicirikan oleh tiga variabel keadaan:


tekanan mutlak (P), volume (V), dan suhu mutlak (T). Hubungan antara mereka dapat
disimpulkan dari teori kinetik dan disebut

PV = nRT = NkT

n = banyaknya mol

R = Universal gas konstan = 8,3145 J / mol K

N = jumlah molekul

k = konstanta Boltzmann = 1,38066 x 10-23 J / K = 8,617385 x 10-5 eV / K

k = R / NA

26
NA = Avogadro nomor = 6.0221 x 1023 / mol

Hukum gas ideal dapat dipandang ketika yang muncul dari tekanan kinetik
molekul gas bertabrakan dengan dinding wadah sesuai dengan hukum Newton. Tapi
ada juga unsur statistik dalam penentuan energi kinetik rata-rata molekul-molekul.
Suhu diambil harus proporsional dengan energi kinetik rata-rata ini, ini akan
memanggil gagasan tentang temperatur kinetik. Satu mol gas ideal pada STP
menempati 22,4 liter.

Gas yang mengikuti hukum Boyle dan hukum Charles, yakni hukum gas ideal
disebut gas ideal. Namun, didapatkan, bahwa gas yang kita jumpai, yakni gas nyata,
tidak secara ketat mengikuti hukum gas ideal. Semakin rendah tekanan gas pada
temperatur tetap, semakin kecil deviasinya dari perilaku ideal. Semakin tinggi
tekanan gas, atau dengan kata lain, semakin kecil jarak intermolekulnya, semakin
besar deviasinya.

Paling tidak ada dua alasan yang menjelaskan hal ini. Peratama, definisi
temperatur absolut didasarkan asumsi bahwa volume gas real sangat kecil sehingga
bisa diabaikan. Molekul gas pasti memiliki volume nyata walaupun mungkin sangat
kecil. Selain itu, ketika jarak antarmolekul semakin kecil, beberapa jenis interaksi
antarmolekul akan muncul.

Fisikawan Belanda Johannes DiderikvanderWaals (1837-1923) mengusulkan


persamaan keadaan gas nyata, yang dinyatakan sebagai persamaan keadaan
vanderWaals atau persamaan vanderWaals. Ia memodifikasi persamaan gas ideal
(persamaaan 6.5) dengan cara sebagai berikut: dengan menambahkan koreksi pada P
untuk mengkompensasi interaksi antarmolekul; mengurango dari suku V yang
menjelaskan volume real molekul gas. Sehingga didapat:

[P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT (6.12)

27
Keterangan :

P = tekanan

V = volume

n = jumlah mol zat

Vm = V/n = volume molar, volume 1 mol gas atau cairan

T = temperatur (K)

R = tetapan gas ideal (8.314472 J/(mol·K))

[P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT (6.12)

a dan b adalah nilai yang ditentukan secara eksperimen untuk setiap gas dan
disebut dengan tetapan vanderWaals (Tabel 2.1). Semakin kecil nilai a dan b
menunjukkan bahwa perilaku gas semakin mendekati perilaku gas ideal. Besarnya
nilai tetapan ini juga berhbungandenagn kemudahan gas tersebut dicairkan.

Tabel 2.1 Nilai tetapan gas yang umum kita jumpai sehari-hari.

gas a(atm dm6 mol-2) b(atm dm6 mol-2)

He 0,0341 0,0237

Ne 0,2107 0,0171

H2 0,244 0,0266

NH3 4,17 0,0371

28
N2 1,39 0,0391

C2 H 4,47 0,0571

CO2 3,59 0,0427

H2O 5,46 0,0305

CO 1,49 0,0399

Hg 8,09 0,0170

O2 1,36 0,0318

Gas nyata (real gas) bersifat menyimpang dari gas ideal, terutama pada tekanan tinggi
dan suhu rendah. Teori Kinetika gas menjelaskan Postulat 1: massa gas dapat
diabaikan jika dibandingkan dengan volume bejana. Pada tekanan tinggi, atau jika
jumlah molekul banyak, volume gas harus diperhitungkan à volume ideal sebetulnya
lebih kecil dari volume real.

à Menurut Van Der Waals, koreksi volume tergantung dari n (junlah mol gas)
b = tetapan koreksi volume

Pada tekanan tinggi à rapatan gas tinggi à molekul2 sangat berdekatan à gaya antar
molekul harus diperhitungkan à karena ada gaya tarik menarik à tekanan yang
sebenarnya lebih rendah dari tekanan ideal.

Pengurangan tekanan karena kerapatan gas adalah:

29
1. Berbanding lurus dengan jml tabrakan dgn dinding atau dengan konsentrasi gas

2. Berbanding lurus dengan gaya tabrakan à berbanding lurus dengan konsentrasi gas

CONTOH SOAL :

1. Suhu sebuah benda jika diukur menggunakan termometer celsius akan bernilai 45.
Berapa nilai yang ditunjukkan oleh termometer Reamur, Fahrenheit dan kelvin ?
Diketahui
T = 5⁰C
Ditanya
a. T⁰R . . . . ?
b. T⁰F. . . . ?
c. T K . . . . ?
Jawab :
a. T⁰C = 4/5 (T) ⁰R
= 4/5 (45) ⁰R
= 36⁰R
b. T⁰C = (9/5 x T) + 32 ⁰F
= (9/5 X 45) + 32 ⁰F
= 113 ⁰F
c. 45⁰C = 318 K
Jadi benda itu ketika diukur dengan temometerReamur akan menunjukkan 36⁰R,
diukur dengan termometer fahrenheit menunjukkan 113⁰F dan 318 ketika diukur
dengan termometer Kelvin.

2. Berapa kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 kg air yang bersuhu 20⁰C
menjadi 100⁰C jika diketahui kalor jenis air 1000 J/kg⁰C ?
Diketahui :

30
m = 1 kg
c = 1000 J/kg⁰C
ΔT = 100⁰C - 20⁰C = 80⁰C
Ditanya :
Q...?
Jawab :
Q = m. c ΔT
Q = 1. 1000. 80
Q = 80.000 J
Jadi kalor yang

diperlukan untuk memanaskan air tersebut sebesar 80.000J atau 80KJ

3. Diketahui massa sebuah aluminum 500 gram bersuhu 10⁰C. Aluminium kemudian
menyerap kalor sebesar 1.5kilojoule sehingga suhunya naik menjadi 20⁰C.
Berapa kalor jenis aluminium tersebut ?
Diketahui :
m = 500 gram = 0.5 kg
Q = 1.5 kj = 1500 J
ΔT = 20⁰C - 10⁰C = 10⁰C
Ditanya :
c...?
jawab :
c = Q / m.ΔT
c = 1500 J / (0.5 kg.10⁰C)
c = 300 J/kg⁰C
Jadi kalor jenis aluminium tersebut bernilai 300J/kg⁰C

31
4. Tentukan banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 500gram es yang
bersuhu - 12⁰C menjadi - 2⁰C. Nyatakan dalam satuan joule jika diketahui kalor jenis
es 0.5 kalori/gr⁰C !
Diketahui :
m = 500 gram
c = 0.5 kal/gr⁰C
ΔT = -2 ⁰C – (-12⁰C) = 10⁰C
Ditanya :
Q...?
Jawab :
Q = m.c.ΔT
Q = (500).(0.5).(10)
Q = 2500 kalori
Ingat1 kalori = 4.2 joule maka,
2500 (4.2) = 10.500 Joule.

5. Sebuah benda bersuhu 5⁰C menyerap kalor sebesar 1500 joule sehingga suhunya
naik menjadi 32⁰C. Tentukan kapasitas kalor benda tersebut !
Diketahui :
Q = 1500 J
ΔT = 32⁰C – 5 ⁰C = 27⁰C = 300K
Ditanya :
C...?
Jawab :
C = Q / ΔT
C = 1500J / 300K
C = 5J/K
Jadi kapasitas kalor benda tersebut sebesar 5J/K.

32
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

1. Wujud zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Pada saat tertentu
umumnya zat hanya berada dalam satu wujud saja, tetapi zat dapat berubah dari
wujud yang satu ke wujud yang lain.
2. Wujud Benda :

a. Benda padat, setiap benda yang berwujud padat bentuknya selalu tetap.
b. Benda cair, Benda cair mengikuti bentuk wadahnya, sifat benda cair yang lain
ialah selalu memiliki permukaan datar dan Sifat air yang selanjutnya, yaitu
bergerak ke segala arah dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
c. Wujud benda gas, Udara dan asap merupakan benda yang tergolong benda gas.
Berbeda dengan benda padat dan cair, gas sulit diamati. Hanya gas-gas tertentu
yang dapat dilihat. Misalnya, asap pembakaran dan asap knalpot kendaraan.
Hati-hati jangan sampai kamu mengisapnya karena gas itu mengandung zat
berbahaya. Udara merupakan gas yang tidak dapat dilihat. Akan tetapi, kita dapat
merasakan keberadaannya.

3. Perubahan Wujud Benda,

a. Perubahan dari Cair ke Padat dan Sebaliknya, Perubahan es, dari wujud cair
ke padat disebut membeku. Agar tetap berwujud padat, es harus disimpan di
tempat yang dingin seperti lemari es. Ketika es berada di tangan, es berada di
tempat yang lebih panas dibandingkan dengan di lemari es.

33
b. Panas yang ada di sekitar es tersebut akan menyebabkan es berubah menjadi
wujud cair. Perubahan es dari wujud padat ke wujud cair
disebut meleleh atau mencair.

c. Perubahan dari Cair ke Gas dan Sebaliknya, Perubahan air dari wujud cair ke
wujud gas disebut proses penguapan. Uap air yang panas apabila didinginkan,
akan berubah menjadi wujud cair kembali. Perubahan air dari wujud gas ke
wujud cair disebut proses pengembunan.

d. Perubahan dari Padat ke Gas, Perubahan wujud padat ke wujud gas


disebut menyublim.

3.2 SARAN

1. Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan waktu mengajar yang tersedia


(mengingat waktu yang tersedia cukup singkat) maka pada setiap akhir pelajaran
hendaknya guru memberitahukan kepada para siswanya materi apa saja yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya sehingga para siswa dapat mempelajarinya
terlebih dahulu di rumah agar ketika guru mengajar siswa sudah siap.
2. Sebagai salah satu ujung tombak dalam dunia pendidikan kiranya para guru selalu
berusaha untuk memberikan pengabdian yang terbaik bagi para siswa khususnya
dan dunia pendidikan pada umumnya. Salah satu cara sederhana yang dapat
diterapkan adalah dengan menciptakan metode pengajaran yang kreatif dan
aplikatif sehingga mampu meningkatkan minat dan kreativitas siswa-siswanya.

34
DAFATAR PUSTAKA

Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV

Amstrong, T. (2004). Kamu itu lebih cerdas daripada yang kamu duga
(You’resmarterthanyouthink). Batam Centre : Interaksara

Dahar, Ratna Wilis, Prof. Dr. M.Sc,. (1996).Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga

Duxes, Herbert. (1996). Kompedium didaktik fisika. Bandung : Remaja Rosdakarya

Kompas, Rabu 23 Maret 2005, hal. 9, kol. 1

http://genius.smpn1-
mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Zat%20dan%20Wujudnya/perubahan.html

35

Anda mungkin juga menyukai