Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KESELAMATAN PABRIK KIMIA


“SISTEM VENTILASI”

Dosen Pengampu: IR. RETNO DEWATI, MT

Disusun Oleh:
Kelompok 5 – Paralel C

Safitri Candra Pangestu (18031010010)


Siti Widayana (18031010028)
Astri Setiani (18031010031)
Muhammad Juanda (18031010045)
Riza Nissa Faturrochmah (18031010051)
Okta Maulidian (18031010056)
Muhammad Miftakhul Huda (18031010067)
Mia Tri Rahayuningtyas (18031010070)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur, tim penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya untuk dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang merupakan tugas mata kuliah Keselamatan Pabrik
Kimia dengan judul “SISTEM VENTILASI”
Tim Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan karena adanya bantuan dari beberapa pihak. Karena itu pada
kesempatan ini, tim penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
ibu Ir. Retno Dewati, MT selaku dosen pengampung mata kuliah Keselamatan
Pabrik Kimia dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Tentunya tim penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari sempurna dan banyak kekurangan.
Oleh karena itu tim penyusun mengharapkan kritik dan saran pada semua
pihak demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga
makalah ini dapat berguna bagi tim penyusun dan pembaca.

Surabaya, 5 Oktober 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
I.I Latar Belakang................................................................................................1
I.2 Rumusan masalah..........................................................................................1
I.3 Tujuan............................................................................................................2
I.4 Manfaat..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
I.1 Secara Umum.................................................................................................3
II.1.1 Jenis - Jenis Ventilasi................................................................................4
II.1.2 Perancangan Ventilasi...............................................................................6
II.1.3 Penyakit yang Terkait dengan Venstilasi..................................................8
II.1.4 Ventilasi pada Industri...............................................................................9
II.1.5 Faktor - Faktor Bahaya dan Dampak pada Pekerja.................................12
II.1.6 Aplikasi Ventilasi di Lingkungan Pabrik dan Gedung............................12
II.1.7 Perana Sistem Ventilasi pada Pabrik.......................................................13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................14
III.1 Kesimpulan................................................................................................14
III.2 Saran..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Bagian sebuah gedung yang sangat penting agar sebuah gedung dapat
beroperasi dengan lancar adalah sistem utilitas gedung. Salah satu bagian dari
utilitas adalah sistem ventilasi. Dengan adanya sistem ventilasi yang baik maka
penghuni gedung perkantoran akan dapat melaksanakan pekerjaan secara
produktif dan efisien. Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan, ventilasi
berperan penting dalam kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Banyak
penelitian yang juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
ventilasi dan kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti tuberculosis paru atau
penyakit lainnya. Seperti yang telah dipahami bahwa ventilasi sebagai salah satu
komponen standart pada bangunan tempat kerja maupun di rumah.
Ventilasi pada bangunan sangat diperlukan untuk mengolah udara secara
serempak dengan mengendlikan temperatur, kelembapan, kebersihan, dan
distribusinya untuk memperoleh kenyamanan penghuni dalam ruang yang
dikondisikan. Karena keadaan ruangan tempat bekerja mempengaruhi kualitas
pekerja. Kenyamanan termal yang dinilai dengan mengedepankan pendekatan
psikologis dapat diartikan sebagai kondisi pikiran yang mengekspresikan tingkat
kepuasan seseorang terhadap lingkungan termalnya. Indikator yang digunakan
untuk mengetahui tingkat kenyamanan termal antara lain kualitas udara dalam
bangunan, sick building syndrome, dan personal

I.2 Rumusan masalah


1) Apa definisi dan macam-macam sistem ventilasi ?
2) Apa Syarat-syarat pembuatan ventilasi di lingkungan temapat kerja ?
3) Apa saja peranan sistem ventilasi di lingkungan tempat kerja ?

1
I.3 Tujuan
1) Mengetahui sistem ventilasi beserta macam-macam ventilasi
2) Mengetahui syarat-syarat dalam pembuatan sistem ventilasi di lingkungan
kerja
3) Mengetahui peranan adanya keberadaan sistem ventilasi dilingkungan
tempat kerja

I.4 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui sistem ventilasi standart, macam-macam
ventilasi, dan dampak penerapannya diterapkan di tempat kerja.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.1 Secara Umum
Ventilasi pada banyak penelitian berperan penting dalam kesehatan
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Banyak penelitian menunjukkan hubungan
signifikan antara ventilasi dan kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti
tuberculosis paru atau penyakit lainnya.
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis.
Tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia,
sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan
over crowded maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan
kesehatan.
Pengadaan ventilasi tentunya mempunyai tujuan, antara lain :
1. Mengeluarkan kontaminan
2. Mengatur panas atau dingin di dalam ruangan
3. Menyegarkan ruangan dengan pertukaran udara
4. Mengencerkan konsentrasi kontaminan dalam udara
5. Mencegah terjadinya peledakan atau kebakaran
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela
sebagai berikut :
1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan
luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%
luas lantai, dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-
langit.
2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai
dan jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.
3. Udara yang masuk harud udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.
4. Aliran  udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang
hawa berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan

3
tidak terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat,
dan lain-lain.
5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.
Prinsip utama dari ventilasi adalah menggerakan udara kotor dalam rumah
atau di tempat kerja, kemudian menggantikannya dengan udara bersih. Sistem
ventilasi menjadi fasilitas penting dalam upaya penyehatan udara pada suatu
lingkungan kerja. Menurut ILO (1991), ventilasi digunakan untuk memberikan
kondisi dingin atau panas serta kelembaban di tempat kerja. Fungsi lain adalah
untuk mengurangi konsentrasi debu dan gas-gas yang dapat menyebabkan
keracunan, kebakaran dan peledakan.
(Anonim, 2015)
II.1.1 Jenis - Jenis Ventilasi
Ventilasi mempunyai 4 jenis, diantaranya :
1. Ventilasi umum
Ventilasi umum digunakan untuk menurunkan konsentrasi kontaminan
udara di dalam ruang kerja sampai mencapai kadar/tingkat yang tidak
membahayakan. Ventilasi umum ini dapat terlaksana dengan 2 cara, yaitu:
a. Ventilasi horizontal (silang)
Aliran udara yang masuk tidak boleh terhambat, tidak boleh terlalu
kuat dan juga harus diarahkan ke bagian yang ditempati. Karena pada
dasarnya semakin besar perbandingan lubang ventilasi, maka semakin
tinggi pula kecepatan angin yang masuk.
b. Ventilasi vertical
Aliran udara terjadi karena perbedaan berat jenis lapisan udara luar
dan dalam bangunan. Contohnya saja seperti pembuatan cerobong.
Semakin tinggi cerobong udara, maka semakin baik pula sirkulasi udara
dalam ruangan.
Syarat-syarat menggunakan ventilasi umum, yakni :
 Toksisitas rendah
 Jumlah kontaminan tidak besar (sedikit) dan tidak terus-menerus
 Sumber merata

4
 Konsentrasi rendah

2. Ventilasi Buatan (Mekanik)


Pengaturan aliran udara dibantu dengan alat mekanik seperti kipas
angin, penyedot udara, atau exhauster. Pemakaian ventilasi ini biasanya
disebabkan ruangan yang terlalu luas sehingga tidak cukup jika hanya
menggunakan ventilasi umum karean dirasa kurang efektif. Adapun
persyaratan dalam menggunakan ventilasi mekanik, antara lain:
a. Sistem ventilasi harus bekerja terus-menerus selama ruangan digunakan
b. Penempatan ventilasi mekanik harus memungkinkan pertukaran udara
bekerja secara maksimal

3. Ventilasi Lokal
Pembuangan udara dilakukan langsung dari sumber kontaminan
melalui corong penghisap yang berada di dekat sumber kontaminan. Tahap
selanjutnya dari corong penghisap langsung disalurkan melalui pipa-pipa
saluran dibantu dengan penyedot udara. Kemudian tahap terakhir udara
bersih dibuang langsung ke atmosfir. Ventilasi local mempunyai 5 tipe,
yakni:
a. Ventilasi local dengan sistem pembersih kontaminan
b. Ventilasi local dengan corong pengeluaran yang berada di dekat sumber
kontaminan
c. Ventilasi local dengan corong celah
d. Ventilasi local dengan sistem tiup dan bisa (push and pull exhauster)
e. Ventilasi local untuk pembuangan kontaminan yang ada pada pabrik
penyepulan logam

4. Ventilasi pengendalian suhu udara


Ventilasi ini bertujuan untuk menurunkan panas di dalam ruangan dan
diganti denga udara dingin dan menyegarkan. Cara kerja pengendalian suhu
udara ini dapat dilaksanakan dengan ventilasi alami maupun mekanik seperti

5
kipas angin ataupun pendingin udara (AC). Sistem pendingin ruang ini
terdiri dari sistem langsung dan tidak langsung. Yang mana sistem langsung
(direct cooling), udara didinginkan dengan zat pendingin dengan sistem
paket. Dan sistem tidak langsung (indirect cooling), udara didinginkan
menggunakan media air es dan mesin pengolah udara.
II.1.2 Perancangan Ventilasi
1. Perancangan ventilasi umum dengan beberapa cara :
a. Menentukan ventilasi gaya angin yang akan digunakan. Faktor - faktor
yang mempengaruhi jalan kerja ventilasi yang disebabkan oleh gaya
angin, yaitu:
 Kecepatan rata-rata
 Variasi kecepatan dan arah angin harian dan musiman
 Hambatan sekitar seperti banguna yang berdektan, pohon, semak,
dll.
 Angin yang kuat
Untuk menghasilkan laju aliran udara ditunjukkan dengan persamaan
kuantitas gaya angin melalui ventilasi bukaan inlet oleh angin. 
Q = CV.A.V..................... .......................
Keterangan : (1)
Q = laju aliran udara, m3/sec
A = luas bebas dari bukaan inlet, m2
V = kecepatan angin, m/sec
CV = effectiveness dari bukaan
Selain inlet penepatan outlet juga bisa sesuai yang diinginkan seperti :
 Pada sisi yang berdekatan ke muka arah angin
 Pada atap
 Pada sisi arah tempat teduh dari bangunan yang berlawanan
dengan inlet
 Pada cerobong

6
Penempatan inlet harus di dalam daerah bertekanan tinggi, sedangkan
outlet harus di daerah bertekanan rendah.
b. Ventilasi gaya termal

2. Perancangan ventilasi mekanik dengan beberapa cara :


a. Menentukan kapasitas fan
b. Merancang distribusi udara atau kebutuhan laju udara seperti di bawah
ini :
Tabel 1. Kebutuhan laju udara pada berbagai macam ruangan

7
Fungsi Gedung Satuan Kebutuhan Udara Luar
No Tidak
Merokok
Merokok
Laundri (mᵌ/min)/oran
1. 1,05 0,46
g
2. Restoran:
a. Ruang Makan (mmin)/orang 1,05 0,21
b. Dapur (mᵌ/min)/oran -0,3 0,3
g
c. Fast Food (mᵌ/min)/oran 1,05 0,21
g
3. Service mobil
a. Garasi (tertutup) (mᵌ/min)/oran 0,21 0,21
g
b. Bengkel (mᵌ/min)/oran 0,21 0,21
g
4. Hotel, Motel, dsb:
a. Kamar Tidur (mᵌ/min)/oran 0,42 0,21
g
b. Ruang tamu/ ruang (mᵌ/min)/oran 0 0,75
duduk g
c. Kamar mandi/ Toilet (mᵌ/min)/oran 0 0
g
d.Lobi (mᵌ/min)/oran 0,45 0,15
g
e. Ruang pertemuan (mᵌ/min)/oran 1,05 0,21
(kecil) g
f. Ruang rapat (mᵌ/min)/oran 1,05 0,21
g
5. Kantor
a. Ruang Kerja (mᵌ/min)/oran 0,6 0,15
g
b. Ruang pertemuan (mᵌ/min)/oran 1,05 0,21
g
6. Ruang Umum
a. Koridor (mᵌ/min)/oran 0 0
g
b. WC umum (mᵌ/min)/oran 2,25 2,25
g
c. Ruang Locker/ Ruang (mᵌ/min)/oran 1,05 0,45
Ganti baju g
7. Pertokoan
a. Besmen Lantai Dasar (mᵌ/min)/oran 0,75 0,15
g
b. Lantai Atas Kamar (mᵌ/min)/oran 0,75 0,15
Tidu g
c. Mall dan Arkade (mᵌ/min)/oran 0,3 0,15
g
d. Lif (mᵌ/min)/oran 0 0,45
g
e. Ruang Merokok (mᵌ/min)/oran 1,5 0
g
8. Ruang Kecantikan
a. Panti Cukur dan Salon (mᵌ/min)/oran 0,87 0,6
g
b. Ruang Olah Raga (mᵌ/min)/oran 0 0,42
8
g
c. Tako Kembang (mᵌ/min)/oran 0 0,15
g
c. Menentukan kebutuhan udara yang diperlukan sesuai fungsi ruangan
Kecepatan angin yang tepat bagi tenaga kerja yang terpapar panas di
berbagai suhu, antara lain :
Tabel 2. Kecepatan angin yang tepat bagi tenaga kerja yang terpapar panas
diberbagai suhu
Kecepatan Angin
Suhu (˚C)
(m/detik)
16 – 20 0,25
21 – 22 0,25 – 0,30
24 – 25 0,40 – 0,60
26 – 27 0,70 - 1,00
28 - 30 1,10 – 1,30

II.1.3 Penyakit yang Terkait dengan Venstilasi


Beberapa penyakit yang ada kaitannya dengan masalah ventilasi yang
paling umum adalah iritasi mata, sesak napas, bronchitis yang disebabkan oleh
debu halus yang tidak bisa keluar melalui ventilasi atau juga bisa karena
kelembaban dan suhu dalam suatu ruangan tidak sesuai dengan semestinya.
(Tyas, 2013)

II.1.4 Ventilasi pada Industri


1. Ventilasi Dilusi
Ventilasi dilusi biasanya dengan cara mengencerkan udara yang
terkontaminasi atau mengandung gas yang mudah terbakar dengan meniupkan
udara yang segar ke tempat kerja dan mengeluarkan kontaminan dari dalam ruang
kerja sehingga udara di dalam ruangan kerja menjadi bersih, segar dan sehat.
Adapun persyaratan bagi ruangan yang akan menggunakan sistem ventilasi
dilusi :
a. Kuantitas kontaminan harus kecil
b. Daya racun kontaminan rendah
ACGIH (American Conference of Governmental of Industrial Hygienist)
merekomendasikan contoh penerapan ventilasi dilusi yang baik dan benar.

9
Gambar 1. Contoh penerapan ventilasi dilusi yang baik dan benar

Gambar 2. Contoh penerapan ventilasi dilusi yang baik dan benar

Gambar 3. Contoh penerapan ventilasi dilusi yang baik dan benar


2. Ventilasi Lokal
Ventilasi lokal adalah bertujuan untuk mengeluarkan kontaminan langsung
dari sumbernya tanpa memberikan kesempatan kontaminan untuk berada di area
pernapasan (breathing zone). Biasanya penggunaan ventilasi lokal adalah pada
saat welding, cutting dan lain-lain yang memiliki debu dan uap logam yang
berpotensi mengganggu kesehatan dari pekerja.

10
Gambar 4. Contoh penerapan ventilasi lokal yang baik dan benar

Gambar 5. Contoh penerapan ventilasi local yang baik dan benar


Proses diatas akan menghasilkan debu dan atau uap logam, bila tidak ada
sistem ventilasi maka debu atau uap logam akan terakumulasi di dalam ruangan
dan pekerja akan menghirupnya. Maka dari itu diperlukan ventilasi lokal yang
akan mengeluarkan dengan cara menyedot dan membuang keluar debu atau uap
logam tersebut.

Tabel 3. Keuntungan dan kekurangan daripada Ventilasi Dilusi dan Ventilasi


Lokal

11
Dilution (general) ventilation/Ventilasi Local exhaust ventilation/Ventilasi
Pengenceran Udara pengeluaran setempat
Keuntungan Kekurangan Keuntungan Kekurangan
Biasanya biaya peralatan Tidak sepenuhnya Dapat menghilagkan Biaya lebih tinggi
dan  instalasi,lebih menghilangkan contaminant pada untuk desain,
rendah udara yang sumber dan instalasi dan
berkontaminan. memindahkannya dari peralatan.
tempat kerja.
Tidak membutuhkan  Tidak bisa Digunakan untuk Memerlukan
perawatan yang digunakan untuk bahan kimia di udara pembersihan,
spesifik/rutin bahan kimia sangat yang sangat beracun. inspeksi dan
beracun. pemeliharaan.,
secara reguler
Efektif untuk mengontrol Tidak efektif untuk Dapat menangani
jumlah kecil bahan kimia debu atau uap segala macam
toksisitas rendah. logam atau kontaminan termasuk
sejumlah besar gas debu dan asap logam.
atau uap.
Efektif mengontrol gas Membutuhkan Membutuhkan upaya
atau uap yang mudah sejumlah besar yang lebih kecil untuk
terbakar  . makeup udara makeup udara
panas atau dingin
Untuk sumber Tidak efektif untuk Dikurangi biaya
kontaminan yang menangani , gas , energi karena ada
tersebar., atau mobile atau uap, atau emisi kurangnya makeup
tidak teratur udara panas atau
dingin
(Prabowo, 2016)

II.1.5 Faktor - Faktor Bahaya dan Dampak pada Pekerja


Adapun faktor faktor bahaya dan dampak untuk pekerja dalam tempat
kerja adalah sebagai berikut :
1. Sumber Bahaya
Faktor yang harus diperhatikan dalam membangun sistem ventilasi
adalah bentuk ventilasi, kekuatan aliran dan tata letak ventilasi. Letak
ventilasi harus sesuai dengan principles od dilution ventilation, terutama
untuk tempat kerja dengan resiko paparan bahan kimia. Berdasarkan
standar Industrial Ventilation, A Manual of Recommended Pratice.

12
Kecepatan aliran udara secara umum untuk tempat dimaksud lebih dari 75
fpm.
2. Dampak terhadap pekerja
Dalam tahap ini produksi mempunyai tanggung jawab untuk
mengawasi terjadinya pencemaran. Dengan bantuan ahli toksiologi yang
bertugas mengawasi sumber dan dampak dari pencemaran udara dalam
ruang pabrik.
II.1.6 Aplikasi Ventilasi di Lingkungan Pabrik dan Gedung
Beberapa alternatif ventilasi yang biasa diaplikasikan pada Pabrik dan
Gedung adalah
a. Sistem ventilasi Cooling Pad
Metode pendinginan dilakukan dengan pemasangan karton basah,
melalui pendinginan menggunakan hasil penguapan, Gsi Wind CHill
Effect, dan ventilasi tekanan negatif untuk memudahkan membersihkan
gedung dari bau dan udara yang stagnan serta menjaga suhu gedung agar
konsisten.
Ada beberapa keuntungan dalam sistem ini, yaitu setelah
pemasangan sistem kombinasi, secara efektif menghabiskan udara
bertemperatur tinggi untuk menurunkan suhu di dalam gedung secara
cepat dan menjaganya pada kondisi yang paling nyaman, yaitu antara
25°C- 32 °C. aplikasi sistem ini bisa meningkatkan efisiensi pabrik.
Kemudian, sistem ini juga secara efektif meningkatkan pertukaran udara
di dalam gedung sekitar 95% - 99%. sistem kombinasi ini merupakan cara
yang terbaik dalam menurunkan suhu di dalam gedung.
b. Sistem Ventilasi Dinding
Teori pertukaran udara dan distribusi udara membuang udara yang
bau dan stagnan keluar gedung, dan digantung di jendela atau pintu-pintu
masuk untuk membawa udara segar ke dalam. Dengan sistem ini,
kecepatan aliran udara per detik, jumlah pertukaran setiap jam, jumlah
udara segar yang akan dialirkan ke dalam, dapat di kontrol secara akurat
(Minal, 2014).

13
II.1.7 Perana Sistem Ventilasi pada Pabrik
Peranan utama system ventilasi terhadap pencemaran udara yang terjadi
diruang pabrik adalah :
1. Mencegah kontaminasi udara
2. Menghindari bahaya panas, mikroba, panas, dan lain-lain
3. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan segar
4. Mensuply oksigen untuk manusia dan alat-alat
5. Mengencerkan dan membuang gas beracun dan debu dari
tempat kerja
6. Menjaga temperature dan kelembaban udara agar sesuai dengan
tingkat kenyamanan pekerja (Wijanarko, 2016)

14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan
1. Ventilasi merupakan proses penyediaan udara segar ke dalam dan
pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup. Adapun macam-macam
ventilasi diantaranya, ventilasi umum, ventilasi buatan (mekanik), ventilasi
local, dan ventilasi pengendalian suhu udara. Ventilasi umum dibagi lagi
menjadi dua, yaitu ventilasi horizontal (silang) dan ventilasi vertical.
2. Dalam membangun sistem ventilasi terpadat hal-hal yang harus diperhatikan
adalah bentuk ventilasi, kekuatan aliran dan tata letak ventilasi. Letak
ventilasi harus sesuai dengan principles od dilution ventilation, terutama
untuk tempat kerja dengan resiko paparan bahan kimia. Kecepatan aliran
udara secara umum lebih dari 75 fpm.
3. Sistem Ventilasi memiliki peran penting pada suatu lingkungan tempat kerja,
seperti manfaat system ventilasi di ruang pabrik yaitu mencegah kontaminasi
udara, menghindari bahaya panas dan mikroba, menciptakan lingkungan
yang nyaman dan segar, mensuply oksigen untuk manusia dan alat-alat,
mengencerkan dan membuang gas beracun dan debu dari tempat kerja, serta
menjaga temperature dan kelembaban udara agar sesuai dengan tingkat
kenyamanan pekerja.
III.2 Saran
Mengingat pentingnya peranan system ventilasi pada suatu ruangan, maka
di harapkan makalah ini dapat menjadi acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi
pembaca dalam perancangan system ventilasi serta menambah pengetahuan
pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015, Ventilasi yang Baik Untuk Industri, dilihat pada 29 September
2020, (https://ventilationfan.net/ventilasi-yang-baik-untuk-industri/)
Minal, 2014, Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja, dilihat 04 Oktober 2020,
(http://minalinzhar.blogspot.com/2014/09/pengendalian-bahaya-di-
tempat-kerja.html)
Tyas, A. 2013, Ventilasi, dilihat pada 30 September 2020,
(http://k3tium2013.blogspot.com/2013/12/ventilasi.html)
Prabowo, G.A. 2016, Ventilasi Industri, dilihat pada 30 September 2020,
(http://k3smrha10.blogspot.com/2016/06/ventilasi-industri.html)
Wijanarko, Bambang 2016, Peranan Sistem Distilasi dalam Lingkungan Pabrik,
dilihat pada 5 Oktober 2020,
(https://id.scribd.com/document/334046379 /Peranan-Sistem-Ventilasi-
Dalam-Lingkungan-Pabrik)

16

Anda mungkin juga menyukai