BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan produk kimia yang cepat selama satu abad ini telah berhasil
meningkatkan mutu kehidupan. Namun di sisi lain keadaan tersebut menimbulkan
kerugian bagi masyarakat terutama mereka yang secara langsung berhubungan
dengan bahan kimia.
Semakin majunya teknologi yang ada di dunia ini, akan menciptakan
beragamnya bahan kimia yang dihasilkan. Bahan kimia yang terdapat di sekitar
kita biasanya dapat menimbulkan berbagai penyakit atau masalah bagi manusia.
Dampak yang dihasilkan oleh zat kimia ini dapat berdampak cepat/akut atau
berdampak lambat/kronis karena dapat berakumulasi didalam tubuh. Bahan kimia
yang berbahaya tersebut disebut juga toksin/racun. Sebagian besar toksin berasal
dari bahan kimia hasil aktivitas manusia misalnya aktivitas Industri, pertanian,
perternakan, kedokteran maupun rumah tangga. Dalam kehidupan sehari-haripun
keberadaan bahan kimia tidak dapat dihindarkan, karena dalam setiap kegiatan
kita pasti adanya kandungan unsur kimia. Banyak bahan kimia yang memiliki
efek toksik bagi kesehatan dan lingkungan. Resiko dapat berasal dari paparan,
produksi, penyimpanan, penangan, pemindahan, penggunaan, dan pembuangan
bahan kimia, juga dari kebocoran aksidental, dan dari pembuangan limbah kimia
ilegal.
Jika pembuangan bahan kimia ke lingkungan tidak tepat maka bahan kimia
tersebut akan menjadi polutan yang akan kita hirup, dalam air yang kita minum,
dalam makanan yang kita makan. Polutan itu dapat mempengaruhi sungai, danau,
dan hutan kita, dapat merusak kehidupan alam, dan dapat mengubah cuaca dan
ekosistem.
Selain bermanfaat bagi kehidupan, bahan kimia juga memiliki efek samping
yang dapat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Peran manusia selain sebagai
pengguna atau konsumen dari bahan kimia, manusia juga dapat menjadi korban
dari efek bahan kimia tersebut. Paparan dari toksik terhadap manusia baik secara
spontan dalam dosis besar maupun secara berkala dalam dosis rendah dapat
Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui kategori dan simbol-simbol bahaya yang berdampak
negatif pada kulit dan mata.
2. Untuk mengetahui dampak dari paparan toksik terhadap mata, kulit dan
saraf
3. Untuk mengetahui pertolongan pertama pada seseorang yang terkena
paparan dari toksik
4. Untuk mengetahui dampak patologis dari neurotoksikan
5. Untuk mengetahui cara mencegah dan mengendalikan paparan dari toksik
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Kulit
Definisi Korosi / Iritasi kulit adalah dampak negatif yang terjadi pada kulit
seperti kulit menjadi sensitif, alergi, luka bakar dan gatal pada kulit.
Tindakan Pertolongan Pertama
Dalam kasus kontak, segera siram kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya
15 menit saat menghapus pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutup kulit
yang teriritasi dengan suatu emolien. Air dingin mungkin pakaian used.Cuci
sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali.
Dapatkan perhatian medis segera.
2.1.1 Unsur-Unsur Label Pada Kategori Korosi/Iritasi kulit
Kategori
Kata Sinyal
Pernyataan Bahaya
Kategori 1A
Bahaya
Kategori 1B
Bahaya
Kategori 1C
Bahaya
Kategori 2
Awas
Kategori 3
Awas
Label Piktogram Kategori 1A, 1B, 1C, 2, dan 3 Korosi / Iritasi kulit
2.2 Mata
Definisi Kerusakan / Iritasi Serius pada Mata adalah kerusakan pada mata, atau
pengurangan daya lihat serius dikarenakan penggunaan bahan pada daerah mata
dimana efek tersebut tak dapat dikembalikan dalam waktu 21 hari juga bisa
menyebabkan kerusakan kornea atau kebutaan.
Tindakan Pertolongan Pertama
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera basuh
mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perhatian medis segera.
Kategori 2 B
Kategori
Kata Sinyal
Kategori 1
Bahaya
Kategori 2A
Awas
Kategori 2B
Awas
Pernyataan Bahaya
Menyebabkan kerusakan serius
pada mata
Menyebabkan iritasi serius
pada mata
Menyebabkan iritasi pada mata
Label Piktogram Kategori 1, 2A, dan 2B Kerusakan/ iritasi serius pada mata
2.3 Sistem Saraf
Sebagai suatu bagian vital dalam tubuh, susunan saraf dilindungi dari
toksikan dalam darah oleh suatu mekanisme protektif yang unik, yaitu sawar
darah otak dan sawar darah saraf. Meskipun demikian, susunan saraf rentan
terhadap berbagai jenis toksikan. Contohsnya, metal merkuri terutama
mempengaruhi susunan saraf, meskipun kadarnya dalam otak sebanding dengan
kadar dalam berbagai jaringan lainnya; kadar metal merkuri dihati dan ginjal
bahkan jauh lebih rendah.
bekerja di sistem saraf, namun sistem saraf juga sangat rentan terhadap suatu
perubahan terutama yang terjadi di sistem sirkulasi darah.
Ada beberapa toksikan yang spesifik bagi neuron(neurotoksikan) atau ada
beberapa bagian neuron yang dapat mengakibatkan cedera atau kematian
neuron(neursis) dan hilangnya neuron tidak dapat digantikan lagi. Efek
neurotoksiskan dapat digolongkan berdasarkan tempat kerjanya, yakni badan sel
dan bagian lain neuron, terutama akson, sel glia, dan sistem pembuluh darah.
Tetapi suatu toksikan dapat mempengaruhi lebih dari satu tempat.
Fungsi dari saraf utama adalah men-transmisikan impuls lewat sel-sel
saraf. Sel saraf yang tersambung dengan yang lain atau tersambung dengan sel
organ seperti otot melalui suatu sinap/junction. Dengan demikian ada dua
mekanisme racun saraf, yakni (1) gangguan pada transmitter, dan (2) gangguan
pada aktivitas keluar masuknya ion Na dan K sepanjang akson saraf, sehingga
impuls elektrik terganggu.
Puncaknya, Neuron-neuron yang rusak akan mengakibatkan putusnya
komuikas sistem saraf dan seluruh bagian tubuh. Banyaknya fungsi yang hilang
akibat kerusakan sistem saraf bergantung pada jumlah neuron yang rusak dan
tingkat kerusakannya. Kerusakan yang permanen dapat mengakibatkan hilangnya
sensasi atau kelumpuhan, juga dapat menimbulkan efek disorientasi.
A. Neuropati
Suatu neuron sangat rentan terhadap keadaan anoksia dan hipoglikemia.
Badan sel neuron dapat dipengaruhi oleh toksikan secara langsung. Toksikantoksikan yang dapat merusak neuron diantaranya :
Karbon monoksida : dapat menginduksi efek yang menetap dalam otak
yang muncul akibat berkembangnya sklerosis difus disubstansia alba
(leukoensefalopati).
Sianida dan azid : mengkhambat sitokrom oksidase, sehingga
mengakibatkan anoksia sitotoksik.
Metil mercury : menyebabkan hilangnya ribosom setempat, kemudian
disintegrasi dan hilangnya zat-zat nissl, terutama dalam sel kecil. Proses
ini diikuti oleh perubaha inti dan sekitarnya dan akhirnya diikuti oleh
hilangnya seluruh neuron termasuk aksonnya. Metil mercury juga dapat
menembus sawar darah-otak sehingga dapat merusak neuron dalam
ganglia radiks dorsal.
Vinkristin : Dapat menyebabkan akumulasi neurofibril dalam perikarion
dan akson, mengacaukan neurotubulus dan neuronfilamen akson dan
mengambat transport aksoplasma ultrastruktur.
10
11
12
13
14
dosis;
usia orang yang terkena (janin adalah yang paling rentan);
durasi eksposur;
rute paparan - inhalasi, ingesti, kontak kulit, dll, dan
kesehatan orang tersebut terpapar.
Cara menghindari risiko paparan merkuri :
Hati-hati membuang benda yang mengandung merkuri seperti termometer
dan lampu neon.
Bila merkuri jatuh dilantai, jangan memakai penghisap debu (vacuumcleaner), oleh karena merkuri tersebut akan menguap dan bahaya untuk
terhirup.
Ajarkan anak-anak untuk tidak bermain dengan cairan yang mengkilat dan
berwarna perak.
Hati-hati membuang obat yang mengandung merkuri. Jauhkan dari anakanak obat-obat tersebut.
Hindari tambalan gigi yang memakai merkuri (amalgam).
Hindari makan ikan laut terlalu banyak.
GAS SULFUR DIOKSIDA (SO2)
Secara garis besar efek terhadap kesehatan, akan mengganggu alat
pernafasan dan mata.Terhadap alat pernafasan, terjadi iritasi selaput lendir
saluran pernafasan dan pada kadar 8-12 ppm dapat menyebabkan batuk dan
kesukaran bernafas. Pada paparan kronis terhadap saluran pernafasan dapat
menyebabkan terjadinya bronchitis, chronic obstructive pulmonary disease
(COPD) dan edema paru. Sedangkan efek terhadap mata adalah iritasi mata
yang bisa menyebabkan keluarnya air mata dan mata menjadi memerah dan
terasa pedas.
2.5 Dampak Pathologi dari Neurotoksikan
a. Polineuropati
Polineuropati adalah kelainan fungsi yang berkesinambungan
15
16
17
18
karenanya kita perlu mengetahui hal apa saja yang harus dilakukan ketika ada
seseorang yang keracunan, diantaranya adalah:
- Jika racun masuk melalui oral, usahakan menghindarkan absorbsi racun
- Jika racun masuk melalui oral dan parental, usahakan untuk mempercepat
eliminasi
- Usahakan menanggulangi kerja racun dengan suatu antidote
- Usahakan untuk menormalkan gangguan fungsi tubuh terutama pernafasan
dan sirkulasi dengan tindakan somatic
- Memperlambat atau mengurangi pemasukan racun
Jika keracunan timbul karena menghirup racun, maka pasien harus
dibawa kelingkungan dengan udara bersih. Pada absorbsi melalui kulit
maka baju yang terkena (terkontaminasi racun) harus diganti. Kemudia
daerah tersebut harus dibilas dengan air hangat atau pasien harus disuruh
mandi. Jika kulit rusak berat harus digunakan pula sabun dengan air yang
tidak terlalu hangat. Pada kedua hal tersebut perlu diingat adanya resiko
penolongnya. Kalau perlu, penolong menggunakan pakaian pelindung
khusus.
Jika zat yang merangsang masuk ke mata, tidak bergantung pagaimana
sifat zat tersebut, maka mata harus dicuci bersih dengan air. Sebaiknya
kelopak mata juga dibalik. Jika ada benda padat yang akan dikeluarkan
perlu digunakan anastetika local. Gas air mata karena iritasinya yang
inntensif pada konjungtiva mata menyebabkan sakit menusuk nusuk dan
banyak nya air mata yang terbentuk. Pada konsenterasi gas air mata tinggi
terdapat kerusakan selaput lendir paru-paru dan memung kinkan timbulnya
endema paru-paru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kerja
senyawa kimia yang meruigan makhluk hidup, dan juga mempelajari
mekanisme efek toksik terhadap makhluk hidup. Paparan dari toksik terhadap
manusia baik secara spontan dalam dosis besar maupun secara berkala dalam
dosis rendah dapat menyebabkan bermacam-macam gangguan. Beberapa
19
20
DAFTAR PUSTAKA
http://www.globaltalitakum.com/2010_10_01_archive.html
https://www.scribd.com/doc/108808461/Paper-Toksikologi-Organ-Saraf
http://mbingboo29.blogspot.com/2012/10/msds-cuso4.html
http://dianaph.blogspot.com/2013/01/tugasku-makalah-paparan-merkuri-hg.html
http://www.kesmas-unsoed.info/2011/01/mekanisme-toksik-logam-beratberilium.html
http://catatankimia.com/catatan/toksisitas-merkuri.html
www.jamsostek.co.id/content_file/mata.pdf
sumber foto :
http://mercurypolicy.org/wpcontent/uploads/2010/06/skincreamhgfactsheet_may31_final.pdf
http://www.bahayamerkuri.com/2012/10/alur-kerja-merkuri-hg-di-kulit-wajah.html
21
http://jujubandung.com/2012/06/09/pelabelan-b3-untuk-kategori-bahaya-kesehatanberdasarkan-ghs-3/
http://dokumen.tips/documents/efek-toksik-561c3065088e2.html