Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Air Asam Tambang (AAT)
Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang karena sifat kegiatannya pada
dasarnya selalu menimbulkan dampak pada alam lingkungannya. Aktivitas
penambangan selalu membawa dua sisi. Sisi pertama adalah memacu kemakmuran
ekonomi negara. Sisi yang lain adalah timbulnya dampak lingkungan. Salah satu
komoditi yang banyak diusahakan saat ini, untuk memenuhi kebutuhan energi di
Indonesia adalah batubara. Pada saat ini Indonesia memiliki potensi sumber daya
batubara sekitar 60 miliar ton dengan cadangan 7 miliar ton. Tambang batubara pada
umumnya dilakukan pada tambang terbuka (open mining), sehingga akan berdampak
terhadap perubahan bentang alam, sifat fisik, kimia, dan bioligis tanah, serta secara
umum menimbulkan kerusakan pada permukaan bumi. Dampak ini secara otomatis
akan mengganggu ekosistem di atasnya, termasuk tata air. Salah satu permasalahan
lingkungan dalam aktivitas penambangan batubara adalah terkait dengan Air Asam
Tambang ( AAT) atau Acid Mine Drainage (AMD) atau dalam industri pertambangan
batubara disebut dengan coal mine drainage (CMD).
Air Asam Tambang terbentuk akibat kegiatan pertambangan terbuka maupun
tertutup (bawah tanah) sebagai hasil oksidasi dari mineral sulfida tertentu yang
terkandung dalam batuan, yang bereaksi dengan oksigen di udara pada lingkungan
berair. Timbulnya air asam tambang (Acid Mine Drainage) bukan hanya berasal dari
hasil pencucian batubara, tetapi juga dari dibukanya suatu potensi keasaman batuan
sehingga menimbulkan permasalahan kepada kualitas air dan juga tanah.
Pengendalian terhadap air asam tambang merupakan hal yang perlu dilakukan
selama kegiatan penambangan berlangsung dan setelah kegiatan penambangan
berakhir. Air asam tambang (Acid Mine Drainage) dapat mengakibatkan menurunnya
kualitas air, air permukaan dan air tanah. Selain itu jika dialirkan ke sungai akan
berdampak terhadap masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai serta akan
mengganggu biota yang hidup di darat juga biota perairan.(Hidayat,2017).
Air asam tambang dicirikan dengan rendahnya pH dan tingginya senyawa logam
tertentu seperti besi (Fe), mangan (Mn), cadmium (Cd), aluminium (Al), sulfate,Pyrite
merupakan senyawa yang umum dijumpai dilokasi pertambangan. Selain pirit masih
ada berbagai macam mineral sulfida yang terdapat dalam batuan dan mempunyai
potensi membentuk air asam tambang seperti : marcasite, pyrrotite, chalcocite,
covellite (CuS) molybdenite, chalcopyrite, galena, sphalerite (ZnS), dan arsenopyrite
(FeAsS).
Tabel 1. Spesifikasi kualitas air asam tambang
No Paramter Nilai
1 pH 5
2 Temperatur (°C) 30,4
3 TSS (ppm) 18,7
4 Logam Fe (ppm) 1,1935
5 Logam Mn (ppm) 7,0600

II.1.1 Sumber Air Asam Tambang


1. Air Dari Tambang Terbuka
Lapisan batuan akan terbuka sebagai akibat dari terkupasnya lapisan penutup,
sehingga unsur sulfur yang ada dalam batuan sulfida akan terpapar oleh udara maka
terjadilah oksidasi yang apabila hujan atau air tanah mengalir di atasnya maka jadilah
air asam tambang.
2. Air Dari Unit Pengolah Batuan Buangan
Material yang banyak terdapat limbah kegiatan penambangan adalah batuan buangan
(waste rock). Jumlah batuan buangan ini akan semakin meningkat dengan
bertambahnya kegiatan penambangan. Akibatnya batuan buangan yang banyak
mengandung sulfur akan berhubungan langsung dengan udara membentuk senyawa
sulfur oksida, selanjutnya dengan adanya air akan membentuk air asam tambang.
3. Air Dari Lokasi Penimbunan Batuan
Timbunan batuan yang berasal dari batuan sulfida dapat menghasilkan air asam
tambang karena adanya kontak langsung dengan udara luar yang selanjutnya terjadi
pelarutan akibat adanya air.
4. Air Dari Unit Pengolahan Limbah Tailing
Kandungan unsur sulfur di dalam tailing diketahui mempunyai potensi dalam
membentuk air asam tambang, pH dalam tailing pond ini biasanya cukup tinggi
karena adanya penambahan hydrated lime untuk menetralkan air yang bersifat asam
yang dibuang kedalamnya.(Hidayat,2017)

II.1.2 Dampak Negatif Air Asam Tambang


1. Bagi masyarakat sekitar
Dampak terhadap masyarakat disekitar wilayah tambang tidak dirasakan secara langsung
karena air yang dipompakan kesungai telah dinetralkan dan selalu dilakukan pemantauan
setiap hari untuk mengetahui temperatur, kekeruhan, dan pH. Namun apabila terjadi
pencemaran dan biota perairan terganggu maka binatang seperti ikan akan mati akibatnya
mata pencaharian penduduk akan terganggu.
2. Bagi biota perairan
Dampak negatif untuk biota perairan adalah terjadinya perubahan keanekaragaman biota
perairan seperti plankton dan benthos, kehadiran benthos dalam suatu perairan dijadikan
sebagai indikator kualitas perairan. Pada perairan yang baik dan subur benthos akan
melimpah, sebaliknya pada perairan yang kurang subur bentos tidak akan mampu bertahan
hidup.
3. Bagi kualitas air permukaan
Air asam tambang merupakan air yang terbentuk di lokasi penambangan dengan nilai
pH yang rendah (pH < 4). Nilai pH yang rendah pada air asam tambang menyebabkan
mudahnya logam-logam tertentu larut dalam air akan menyebabkan menurunnya kualitas
air permukaan. Parameter kualitas air yang mengalami perubahan diantaranya pH, padatan
terlarut, sulfat, besi dan mangan.
4. Kualitas air tanah
Ketersediaan unsur hara merupakan faktor yang paling penting untuk pertumbuhan tanaman.
Tanah yang asam, banyak mengandung logam-logam berat seperti besi, tembaga,
seng yang semuanya ini merupakan unsur hara mikro. Akibat kelebihan unsur hara
mikro dapat menyebabkan keracunan pada tanaman, ini ditandai dengan busuknya
akar tanaman sehingga tanaman menjadi layu dan akhirnya akan mati.
(Hidayat,2017).
II.2 Teknologi Membran Keramik
Membran merupakan salah satu teknologi alternatif yang banyak digunakan
pada saat ini, terutama dalam proses pemisahan dan pemurnian. Teknologi membran
ini digunakan sebagai pengganti dari proses pemisahan konvensional yang masih
banyak digunakan. Hal ini disebabkan karena teknologi membran ini lebih ramah
lingkungan dan juga hemat dalam penggunaan energi.(Ma’ruf,2019).
Membran keramik dikembagkan sebagai alternative pengolahan air. Membran
keramik diaplikasikan untuk proses filtrasi, desalinasi, maupun purifikasi baik air
limbah, air asam tambang, air gabut, air tanah permukaan.(Susanto,2017). Membran
keramik memiliki struktur multilayer satu atau lebih bahan keramik yang berbeda,
yang disebut struktur asimetris. Struktur multi layer membran keramik terdiri dari
pendukung (support) macroporous yang menyediakan dukungan mekanik, satu atau
dua lapisan antara mesopori dan mikropori (dense). Proses pemisahan yang
sebenarnya terjadi pada lapiaran mikropori. Membran keramik komersial biasanya
terbuat dari bahan oksida logam dan sebagian besar bahan keramik yang biasa
digunakan adalah Al2 O3 , TiO2 , ZrO2 atau kombinasi dari oksida logam terebut.
II.2.1 Zeolit
Zeolit adalah mineral kristal alumina silicat tetra hydrat berpori yang
mempunyai struktur kerangka tiga dimensi, terbentuk oleh tetrahedral [SiO4]4- dan
[AIO4]5- yang saling terhubungkan oleh atom-atom oksigen sedemikian rupa,
sehingga membentuk kerangka tiga dimensi terbuka yang mengandung kanal-kanal
dan rongga-rongga yang didalamnya terisi oleh ion-ion logam, biasanya adalah
logam-logam alkali atau alkali tanah dan molekul air yang bergerak bebas. Zeolit
alam merupakan bahan yang cocok dalam fabrikasi membran keramik karena sifatnya
yang tidak mudah mengembang dalam air dan mudah membentuk suspensi untuk
melapisi membran sebagai support. Sifat zeolit tidak mengalami perubahan struktur
yang berarti bila dipanaskan pada suhu tinggi serta tahan terhadap oksidasi dan
reduksi. Pada pemanasan 600o C, sebagian zeolit tidak memberikan perubahan posisi
ion dalam kristal dan tidak menyebabkan perubahan struktur. Beberapa jenis zeolit
tahan terhadap perlakukan kimia pada pH < 3 dan pH > 12. Ketahanan radiasi zeolit
juga sangat baik. Zeolit sering disebut sebagai 'molecular sieve' / 'molecular mesh'
(saringan molekuler) karena zeolit memiliki pori-pori berukuran kecil (kurang dari
0,28 nm) yang mampu memisahkan / menyaring molekul dengan ukuran lebih besar
dari 0,28 nm
II.2.2 Tanah Liat
Tanah liat (clay) atau lempung adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Tanah liat mengandung leburan silika dan
alumunium yang halus. Tanah liat terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh
asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktifitas panas bumi.(Ma’ruf,2019).
II.2.3 Keunggulan Membran Keramik
Salah satu keunggulan utama membran keramik adalah memiliki kemampuan
untuk bertahan pada lingkungan yang sangat agresif, seperti larutan yang sangat asam
dan tahan pada temperatur tinggi.(Ma’ruf,2019). Keunggalan lain yaitu stabilitas
kimia, kekuatan kimia.
II.2.4 Karakterisasi Membran Keramik
1. Densitas
Untuk mengetahui densitas membran yang dihasilkan dilakukan dengan cara
mengukur tebal dan diameter membran yang terbentuk serta menimbang berat
membran.
V = ¼ x π x D2 x t
keterangan :
V = volume (cm3 )
D = diameter (cm)
t = tebal (cm).
rumus densitas membran
ρ = mk/V
ρ = densitas (gr/cm3 ),
mk = massa kering membran (gr)
V adalah volume membran (cm3 )
2.Porositas dan Water Absorption
Untuk mengetahui porositas dan water absorption dilakukan dengan cara merendam
membran dengan aquades hingga membran dalam keadaan jenuh (tidak dapat
menyerap air lagi). Sebelum direndam membran ditimbang sebagai berat kering (mk).
Setelah itu membran dikeringkan sedikit kemudian ditimbang sebagai berat basah.
Porositas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
mb−mk
θ= x 100 %
V
Dimana
θ adalah pororsitas (%),
mb adalah massa basah (gr),
mk adalah massa kering (gr)
V sampel adalah volume bulk membran (cm3 ).
Sedangkan water absorption dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
mb−mk
μ= x 100 %
mk
Dimana µ adalah pororsitas (%)
II.2.4 Mekanisme kinerja membrane
Limbah cair masuk melalui bagian dalam membran kemudian akan merembes
melewati pori-pori dinding membran sehingga terjadi proses filtrasi lalu permeat akan
keluar dari bagian bawah membran. Lapisan mikropori teratas memiliki kerapatan
tinggi (microporous top layer) yang berfungsi sebagai filter, sehingga pengotor yang
terdapat dalam air dapat tersaring. Kemudian pada lapisan terluar berfungsi sebagai
penyangga membran (macroporous support). Zat-zat terlarut atau bagian dari
camluran memiliki ukuran partikel lebih kecil dari ukuran pori membran sehingga
dapat melewati membransebagai permeate atau filtrate. Pemisahan didasarkan pada
distribusi ukuran molekul maupun ion, dimana yang berukuran besar seperti residu
asam organic, sulfat akan tersaring lebih dulu, sedangkan mikrofiltrasi dilakukan oleh
membrane keramik akan memfiltrasi ion yang berukuran lebih kecil.(Susanto,2017)
DAFTAR PUSTAKA

Afrianty,dkk 2012,’Pengolahan Limbah Air Asam Tambang Menggunakan Teknologi


Membran Keramik’, Jurnal Teknik Kimia, vol.18,no.3,hh.19-20.
Hidayat, L 2017,’Pengelolaan Lingkungan Areal Tambang Batubara (Studi Kasus
Pengelolaan Air Asam Tambang (Acid Mining Drainage) Di Pt. Bhumi Rantau
Energi Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan)’,Jurnal
ADHUM,vol.7,no.1,hh.47-48.
Ma’ruf,dkk 2019,’Pembuatan Membran Keramik Dari Zeolit Alam Dan Tanah Liat
Dan Aplikasinya’,Purwokerto,UM Purwokerto press.
Susanto 2017,’Pengolahan Air Permukaan Di Banyuasin Menggunakan Membrane
Keramik Berbahan Batu Bara Dan Nano Clay’,Jurnal Riset Tenologi
Pencegahan Pencemaran Industri,vol.8,no.1,hh.1-5.

Anda mungkin juga menyukai