Oleh:
LA SAHIDU BASRI
09320140109
MAKASSAR
2018
Teknik Pertambangan
Email Jurusan: teknikpertambangan@umi.ac.id
Proposal Tugas Akhir
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
A. JUDUL
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
E. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Air Asam Tambang
Air asam tambang (AAT) sering juga disebut sebagai air asam batuan (AAB)
adalah air pada kegiatan penambangan atau penggalian yang bersifat asam atau
memiliki keasaman tinggi dan terbentuk sebagai akibat teroksidasinya mineral
sulfida disertai keberadaaan air. Sumber keasaman adalah mineral sulfida yang
dapat teroksidasi. Sumber pengoksidasi yang utama adalah oksigen dalam udara.
Air merupakan salah satu reaktan dalam proses pembentukan AAT dan juga sebagai
media yang “mencuci” atau melarutkan hasil oksidasi. Sumber air dapat berupa air
limpasan hujan atau air tanah.
Tiga komponen utama pembentuk AAT adalah mineral sulfida, udara, dan air.
Mineral sulfida banyak ditemukan baik pada tambang bijih maupun batubara.
Kegiatan penggalian dan penimbunan menyebabkan terdedahnya mineral sulfida
yang sebelumnya berada di bawah permukaan. Tetapi pembentukan AAT atau
AAB dapat juga terbentuk pada kegiatan penggalian bukan tambang, contohnya
pekerjaan konstruksi jalan.
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
Pada suatu area kegiatan penambangan AAT dapat terbentuk melalui berbagai
proses antara lain:
Air limpasan hujan yang mengalir dan kontak dengan dinding pit
penambangan.
Air hujan yang jatuh dan terinfiltrasi pada timbunan batuan penutup.
Air hujan yang jatuh dan terinfiltrasi pada timbunan batubara atau bijih hasil
penambangan ROM (run of mine), tumpukan bijih pada ekstraksi mineral
berharga dengan metode heap leach, timbunan tailing, dan timbunan limbah
sisa pencucian batubara.
Air tanah yang mengalir ke dalam bukaan tambang bawah tanah dan kontak
dengan batuan dinding bukaan.
Air tanah dan limpasan hujan yang mengalir ke zona ambrukan pada tambang
bawah tanah dengan metode ambrukan.
Dampak terhadap lingkungan yang ditimbulkan oleh AAT adalah
meningkatnya kandungan logam di dalam air penerima. Ikan yang hidup di dalam
air penerima AAT dapat terpapar langsung ke ion logam dan H+ pada insangnya
akan menyebabkan keracunan pada tingkat kronik dan akut. Secara tidak langsung
ikan dapat terpapar logam melalui sedimen dan makanan yang terkontaminasi.
Sumber pembentuk air asam tambang adalah mineral sulfida yang terkandung
dalam batuan. Kegiatan penggalian dan penimbunan memungkinkan mineral
sulfida yang tadinya terkungkung dalam batuan di bawah permukaan menjadi
terdedah (exposed) di udara terbuka. Kontak antara oksigen dan mineral sulfida
serta air akan menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi yang menghasilkan ion-ion
ferro dan asam sulfat. Ion ferro dapat teroksidasi lebih lanjut dan menghasilkan
senyawa besi hidroksida yang memberi warna coklat kemerahan atau kekuningan
dan dikenal sebagai “yellowboy” serta menghasilkan lebih banyak lagi keasaman.
Keberadaan air selain sebagai salah satu reaktan juga akan melarutkan produk hasil
oksidasi terutama asam sulfat sehingga mengakibatkan peningkatan keasaman air
dan menghasilkan AAT yang bersifat korosif dan tidak dapat mendukung berbagai
kehidupan akuatik. Jika aliran AAT kontak atau melalui batuan yang mengandung
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
Sulfur dalam senyawa sulfida merupakan salah satu unsur penting dalam proses
pembentukan AAT. Sulfur adalah unsur yang serba guna yang dapat ditemukan
dalam berbagai bentuk senyawa kimia maupun tingkat oksidasi. Senyawa kimia
yang penting bagi AAT adalah unsur sulfur (elemen sulfur). Sulfat (dalam bentuk
mineral atau cairan/aqueous) maupun sulfida (dalam bentuk mineral atau
cairan/aqueous dan gas).
Sulfur yang berada dalam bentuk reduksi dalam mineral sulfida umumnya
bersifat stabil. Namun, bila mineral tersebut terdedah dan di udara teroksidasi dapat
mengakibatkan dampak yang penting terhadap lingkungan dengan terbentuknya
AAT. Sumber spesies sulfat yang tidak stabil adalah dalam sedimen dan dalam
bentuk terlarut di air laut.
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
Reaksi selanjutnya adalah oksidasi pirit oleh ion ferri. Reaksi lebih cepat dua
sampai tiga kali dibandingkan dengan oksidasi oleh oksigen. Jumlah mol keasaman
juga lebih banyak per mol pirit. Akan tetapi, reaksi ini hanya berlangsung selama
ion ferri cukup tersedia atau kondisi asam.
(2) FeS2 + 14Fe3+ + 8H2O → 15Fe2+ + 2SO4= + 16H+
Dengan demikian proses reaksi oksidasi pirit dimulai dengan reaksi (1) pada
kondisi dekat netral dan dilanjutkan dengan reaksi (2) jika kondisi semakin asam
atau pH lebih kecil dari 4,5. Pada pH rendah (lebih kecil dari 4,5) Fe3+ akan lebih
cepat mengoksidasi pirit dibandingkan O2 dan lebih cepat pula daripada O2
mengoksidasi Fe2+ (Nordstrom, 1982). Oleh karena itu, reaksi (2) dikenal sebagai
langkah pembatas laju oksidasi pirit.
Ion ferri terbentuk sebagai hasil konversi ion ferro yang terbentuk dari reaksi
(1) dan mengkonsumsi satu mol keasaman seperti yang ditunjukan pada reaksi (3).
Laju reaksi tersebut lambat pada pH < 5 dan kondisi abiotik. Kehadiran bakteri
acidithiobacillus ferrooxidans akan mempercepat laju oksidasi Fe2+ 5 sampai 6
kali.
(3) 4Fe2+ + O2 → 4H+ + 2H2O
Dari reaksi (3) tersebut terlihat bahwa untuk mengoksidasi ion ferro menjadi
ferri diperlukan kehadiran oksigen. Ion ferri dapat mengalami oksidasi dan hidrolisa
sehingga membentuk ferri hidroksida seperti yang ditunjukan pada reaksi (4).
Pembentukan presipitat atau endapan ferri hidroksida yang berwarna coklat
kekuningan dan sering disebut sebagai yellowboy sangat tergantung pada pH, yaitu
lebih banyak pada pH di atas 3,5.
(4) Fe2+ + 1/4O2 + 5/2H2O → Fe (OH)3↓ +2H+
Reaksi (4) merupakan reaksi pelarutan-pengendapan yang reversibel dan
berlangsung sampai pH sama dengan 3 dan merupakan sumber atau berkurangnya
Fe3+ serta merupakan langkah penting dalam melepaskan asam ke lingkungan.
Jika reaksi (1) sampai (4) digabung akan diperoleh mineral pirit yang dikenal
sebagai reaksi umum yang seperti di bawah ini:
FeS2 + 15/4 O2 + 7/2 H2O → Fe (OH)3↓ + 2 SO=
Pirit Oksigen Air Yellowboy Asam
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
Sumber pembentuk air asam tambang yang utama adalah mineral sulfida reaktif
beserta produk oksidasinya. Terdapat banyak jenis mineral sulfida dimuka bumi ini
namun mineral sulfida pembentuk AAT paling utama adalah pirit (FeS2). Berbagai
mineral sulfida yang ditemukan pada cebakan bijih dan berpotensi membentuk
asam dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Berbagai Jenis Mineral Sulfida
Nama mineral Rumus kimia
Sulfida besi
Pirit FeS2
Markasit FeS2
Pirotit FeS1.xS
Melnikovit Fe3S4
Arsenopirit FeAsS
Violarit FeNi2S4
Makinawit (Fe,Ni)9S8
Sulfida tembaga
Kovelit CuS
Kalkosit Cu2S
Kalkopirit CuFeS2
Kubanit Cu3FeS3
Bornitre Cu3FeS4
Enargit Cu3AsS3
Tenancit (Cu,Fe)12As4S13
Tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13
Sulfida Pb, Zn
Galena PbS
Sfalerit ZnS
Sulfida Nikel
Milerit NiS
Pentlandit (Ni, Fe) 9S8
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
Jenis dan distribusi mineral sulfida dapat bervariasi tergantung pada tipe
cebakan bijih, sifat dari batuan penutup dan tahapan penambangan. Bahkan dalam
suatu cebakan, kandungan mineral sulfida pun bisa bervariasi. Hal ini ditentukan
oleh proses genesa cebakan bijih atau proses alterasi sesudah pembentukan.
Mengingat bahaya dari air asam tambang bagi lingkungan maka perlu dilakukan
upaya pencegahan dan penanganan air asam tambang. Berikut ini ada beberapa cara
untuk mencegah dan menghambat terbentuknya air asam tambang.
a. Penempatan Selektif
b. Manajemen Tanah
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
dan NAF atau bahkan dengan batu kapur, sehingga menghasilkan suatu timbunan
yang dapat menimbulkan air penyaliran dengan kualitas yang memenuhi baku
mutu. Diharapkan dengan menerapkan metode ini pembentukan AAT dapat
dihindari.
Secara umum penanganan AAT yang telah terbentuk berpotensi keluar dari
lokasi penambangan, dilakukan untuk mengambilkan nilai-nilai parameter kualitas
air menjadi seperti kondisi normalnya atau kondisi yang disyaratkan dalam
Keputusan Pemerintah Pertambangan dan Energi No. 1211/K/008/M.PE/1995
tentang pencegahan dan penanggulangan perusakan serta pencemaran lingkungan
pada usaha pertambangan.
Secara umum pengolah air asam tambang dapat digolongkan menjadi 2 yaitu
Active treatment dan Passive treatment.
a. Active Treatment Technologies
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan lahan basah lebih sedikit dibandingkan
proses aktif.
Teknologi saat ini yang banyak dipakai di Indonesia untuk mengurangi
dampak negatif AAT adalah proses pengolahan aktif. Menurut Younger et al., 2003
yang disebut pengolahan aktif adalah penambahan kimia yang dapat menetralisir
keasaman limbah sehingga memperbaiki kualitas air. Penambahan bahan alkalin
akan meningkatkan nilai pH, mempercepat laju oksidasi ion ferro (Fe2+), serta
mengendapkan logam terlarut dalam bentuk hidroksida dan karbonat (Johnson dan
Hallberg, 2005). Berbagai bahan penetralisir telah banyak digunakan seperti
kalsium oksida, kalsium karbonat, sodium hidroksida, magnesium oksida, dan
magnesium hidroksida. Efektivitas masing-masing bahan tersebut sangat beragam.
Penambahan bahan kimia sangat efektif dalam mengolah AAT, akan tetapi
membutuhkan biaya operasional sangat tinggi, harus dilakukan secara terus
menerus dan menghasilkan lumpur limbah yang sangat banyak, terutama pada
penggunaan senyawa kalsium. Pengendapan secara aktif ini hanya untuk
meningkatkan pH air tetapi tidak memperbaiki kualitas air di kolam bekas tambang.
Proses pengolahan AAT secara pasif mulai banyak dikembangkan di
Indonesia, kelebihan utama dari sistem pengolahan pasif adalah biaya pemeliharaan
relatif murah tetapi sistem ini juga memiliki kelemahan seperti membutuhkan lahan
yang cukup luas dan hasil terkadang yang tidak pasti jika dibandingkan dengan
sistem pengolahan secara kimiawi (Johnson dan Hallberg, 2005). Beberapa teknik
yang digunakan dalam sistem pengolahan pasif adalah dengan menggunakan
Anoxic Limestone Drains (ALD), Successive Alkalinity Producing System (SAPS).
Lahan basah buatan yang meliputi lahan basah aerobik dan lahan anaerobik.
Teknik pengolahan pasif yang banyak digunakan dalam pengolahan AAT
adalah lahan basah buatan (constructed wetland) yang meliputi lahan basah aerobik
dan lahan anaerobik. Lahan basah aerobik adalah sistem lahan basah yang relatif
dangkal yang beroperasi dengan aliran permukaan. AAT dialirkan pada permukaan
wetland yang biasanya ditumbuhi oleh tanaman sejenis cattail (Tipha sp) yang
tumbuh di atas tanah atau substrat organik. Tanaman lahan basah yang ditanam
pada sistem aerobik ditanam dengan alasan estetika untuk mengatur aliran air dan
menyaring serta menstabilkan endapan besi yang terakumulasi. Selain itu, adanya
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
terjadi melalui pengendapan dalam bentuk logam sulfida, diserap oleh bahan
organik dalam bentuk logam hidroksida dan logam oksihidroksida (Wouls dan
Ngwenya, 2004).
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
secara vegetatif maupun secara generatif. Perkembangbiakan terjadi jika tunas baru
tumbuh pada ketiak daun lalu membesar dan akhirnya menjadi tumbuhan baru.
Enceng gondok dapat menggandakan daunnya pada 7-10 hari. Perkembangbiakan
secara generatif terjadi melalui bijinya, sebelum terjadinya biji didahului
penyerbukan pada bunga. Karangan enceng gondok berbentuk bulir bertangkai
panjang, berbunga 6 sampai 35 tangkai. Kelopak bunganya berbentuk tabung,
termasuk bunga majemuk, sehingga enceng gondok memungkinkan penyerbukan
setelah 20 hari bunganya akan masak, terbebas lalu pecah dan bijinya masuk ke
perairan untuk kemudian menjadi tanaman baru. Satu tanaman bisa menghasilkan
5 sampai 6 ribu biji tiap musim (Tjitrosoepomo, 1996).
Kemampuan tanaman inilah yang banyak digunakan untuk mengolah air
buangan, karena dengan aktivitas tanaman ini mampu mengolah air buangan
domestik dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Enceng gondok mempunyai sifat-
sifat yang baik antara lain dapat menyerap logam-logam berat, senyawa sulfida,
selain itu mengandung protein lebih dari 11,5% dan mengandung selulosa 64,51%
lebih besar dari selulosanya seperti lignin, abu, lemak, dan zat-zat lain
(Joedodibroto, 1983).
F. METODOLOGI PENELITIAN
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
Studi ini dilakukan untuk mempelajari buku-buku teks, jurnal dan laporan-
laporan terdahulu yang berkaitan dengan pengolahan air asam tambang. Kegiatan
ini berlangsung hingga kegiatan penelitian ini selesai.
1. Orientasi Lapangan
Kegiatan orientasi ini dimaksudkan untuk mengenal dan mempelajari
kondisi wilayah perusahaan, yang merupakan lokasi/tempat melakukan
penelitian.
2. Pengambilan Data Lapangan
Pengambilan data lapangan sebab orientasi lapangan telah selesai
dilaksanakan, data yang diambil berupa:
Data Primer
Data primer adalah data hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan,
meliputi pengambilan data nilai pH, kadar Fe, kadar Mn, yang sifatnya secara
langsung pada tanaman air enceng gondok (eichornia crassipes). Serta
mengambil data sebelum, pada saat, dan setelah proses pemgolahan air asam
tambang dan pengambilan gambar serta dokumentasi.
Data Sekunder
Data sekunder ialah data pendukung yang digunakan sebagai pelengkap,
yang meliputi geologi regional daerah penelitian, curah hujan, serta topografi
dari lingkungan pertambangan
3. Validasi Data
Maksud dari validasi data ialah melakukan pengecekan ulang terhadap
data yang telah diperoleh dari hasil pengambilan data lapangan.
Pengolahan dan analisis data yang ada, untuk mendapatkan pemecahan dari
permasalahan yang dibahas kemudian melakukan perhitungan-perhitungan
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
Penyusunan Laporan
Pada tahap ini keseluruhan hasil dari tahapan kegitan yang dilakukan
sebelumnya disusun dalan draf laporan sesuai dengan format dan kaidah penulisan
Tugas Akhir yang telah ditetapkan di Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
Seminar Skripsi
Hasil akhir dari penelitian ini akan dipresentasikan dalam seminar Program
Studi Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia, setelah melalui tahap
penyempurnaan berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh dari penguji. Draf
Tugas Akhir kemudian diserahkan ke Jurusan Teknik Pertambangan Universitas
Muslim Indonesia.
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
Persiapan
Penyusunan Laporan
Seminar
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
Seminar
H. PENUTUP
Demikian Proposal Tugas Akhir ini disusun sebagai bahan pertimbangan bagi
PT. TANITO HARUM. Besar harapan saya agar kiranya proposal ini ditanggapi
dengan baik dan kesempatan yang diberikan oleh perusahaan tentunya akan
dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
I. DAFTAR PUSTAKA
Teknik Pertambangan
Proposal Tugas Akhir
LAMPIRAN BIODATA
Permohonan Penelitian
Permohonan Kerja Praktek
Teknik Pertambangan