Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KEBUTUHAN KAPUR TOHOR DAN DOLOMIT UNTUK

MENETRALKAN AIR ASAM TAMBANG DENGAN MODEL TREATMENT SKALA


LABORATORIUM PADA SISTEM PENYALIRAN TAMBANG
DI PIT BLOK 4 PT INTI BARA PERDANA

DENDI FAISYAL PUTRA

NIM. 1302662

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSTAS NEGERI PADANG

2017
ANALISIS KEBUTUHAN KAPUR TOHOR DAN DOLOMIT UNTUK
MENETRALKAN AIR ASAM TAMBANG DENGAN MODEL
TREATMENT SKALA LABORATORIUM PADA SISTEM
PENYALIRAN TAMBANG DI PIT BLOK 4 PT. INTI BARA PERDANA
Dendi Faisyal Putra, Rusli HAR, Yunasril
Mining Engineering, Faculty of Engineering, Padang State of University
dendifaisyal@gmail.com

Ringkasan
Peningkatan produksi di PT. Inti Bara Perdana tahun 2017 memberikan dampak yang
signifikan terhadap sistem penyaliran tambang sehingga perlu dibenahi. Pembenahan ini juga
harus selaras dengan pengelolaan dampak lingkungan, salah satunya pengelolaan air asam
tambang. Salah satu metode pengelolaan air asam tambang yang umum digunakan adalah
dengan melakukan treatment air asam tambang menggunakan kapur tohor dan dolomit yang
jumlahnya melimpah di Indonesia. Untuk mewujudkannya, porsi material - material penetral
air asam tambang ini perlu ditentukan sehingga dapat menghasilkan pH outlet yang
memenuhi Keputusan Menteri Nomor 113 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batubara.

Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan 2 zona catchment area dengan luas


masing – masing 32,4 dan 49,6 hektar. Debit rancangan limpasan permukaan dan air tanah
yang telah dihitung adalah sebesar 1,199 m3/s. Dari pertimbangan nilai tersebut didapatkan
dimensi sump pada front yang dirancang adalah 103,4 m x 98 m x 5 m. Untuk sistem
pemompaan digunakan pompa dengan merk Sykes HH160i berjumlah 5 unit, yang akan
dialirkan menuju salah satu dari open channel yang dirancang. Kolam pengendapan lumpur
yang dirancang memiliki volume total 1495,2 m3.

Berdasarkan hasil rancangan sistem penyaliran tambang, dibuat model treatment skala
laboratorium untuk menaksir kebutuhan material penetral air asam tambang yang akan
digunakan. Diketahui faktor konversi ukuran lapangan terhadap ukuran laboratorium adalah
59808 dengan debit pada model sebesar 19,7 cm3/s. Berdasarkan hasil treatment dan
pengolahan data menggunakan regresi linier sederhana untuk material dolomit dan kapur
tohor, dan regresi linier berganda untuk material campuran. Didapatkan kebutuhan material
pada skala laboratorium untuk mendapatkan pH 6 – 9 jumlah kebutuhan dan persamaan
regresi penggunaan kapur tohor, dolomit, serta campuran keduanya pada model treatment
skala laboratorium masing – masing 2,07 gram/L < x2 < 5,43 gram/L dan y = 4,15 +
0,0337x2, 5,42 gram/L < x1 < 10,83 gram/L dan y = 2,99 + 0,0222x1, x1 = -2,41 x2 + 9,9
dengan nilai maksimum x1 = 9,9 gram/L dan x2 = 4,1 gr/L untuk target pH 6, dan x1 = - 2,41
x2 + 15,22 dengan nilai maksimum x1lab = 15,22 gram/L dan x2lab = 6,31 gram/L gram untuk
target pH 9. Berdasarkan hasil treatment air asam tambang pada skala laboratorium ini,
didapatkan kebutuhan masing – masing material pada skala lapangan yaitu 8,1 ton < x1 <

16,2 ton, kapur tohor 3,09 < x2 < 8,12 ton , dan x1lap + x2lap = x faktor konversi

x Vlab ton.

Kata Kunci : Sistem Penyaliran Tambang, Air Asam Tambang, Kapur Tohor, Dolomit,
Faktor Konversi, Model Treatment, Kebutuhan Kapur Tohor dan Dolomit
Skala Lapangan.
ANALYSIS OF DOLOMITE AND LIMESTONE CARBONATE
REQUIREMENT FOR ACID MINE DRAINAGE NETRALIZATION
USES TREATMENT MODEL IN LABORATORY SCALE IN MINING
DRAINAGE SYSTEM OF PIT BLOK 4 PT INTI BARA PERDANA
Dendi Faisyal Putra, Rusli HAR, Yunasril
Mining Engineering, Faculty of Engineering Padang State of University
dendifaisyal@gmail.com

Abstract
Improvement of coal getting in 2017 has any significant impact to mining drainage
system, so it could be repaired. That repairing also must be balanced with environtmental
impact, that’s acid mine drainage. One of common method to processing it is with treatment
uses calcium oxyde and dolomite which easier to got. It could to calculate how the material
used to get an ideal pH outlet in mining industrial that allowed in Keputusan Menteri Nomor
113 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan
Pertambangan Batubara.
Based on calculation, it got 2 kinds of catchment area both 32,4 and 49,6 Hectare.
Rate flow of runoff and groundwater has calculated is 1,199 m3/s. That value to be an
consideration of sump dimension in front planned that’s 103,4 m x 98 m x 5 m. The pumping
uses 5 units of Sykes HH160i, that flowed to one kinds of open channel planned. Settling pond
planned has 1495,3 m3 of volume.
Based on mining drainage system planned, it created a model in laboratory scale to
estimate the treatment material which already used. Known that the conversion factor in
59808 with rate of flow 19,7 cm3/s. The data processing used linear regression for single
material and multiple regression for admixture material as the predictor. It get the amount of
material to get the pH target 6 – 9 with model treatment in laboratory scale each material
calcium oxyde (x2), dolomite (x1), and admixture material are 2,07 gram/L < x2 < 5,43
gram/L and y = 4,15 + 0,0337x2, 5,42 gram/L < x1 < 10,83 gram/L and y = 2,99 + 0,0222x1,
x1 = -2,41 x2 + 9,9 with maximum value x1 = 9,9 gram/L dan x2 = 4,1 gr/L for target of pH
6, and x1 = - 2,41 x2 + 15,22 with maximum value x1lab = 15,22 gram/L and x2lab = 6,31
gram/L gram for target of pH 9. Based on laboratory treatment of acid mine drainage, it gor
each material in field scale are 8,1 tons < x1 < 16,2 tons, 3,09 < x2 < 8,12 tons , dan x1lap +

x2lap = x faktor konversi x Vlab tons.

Kata Kunci : Mine Drainage, Acid Mine Drainage, Calcium Oxyde, Dolomite, Factor
Conversion, Model Treatment, Requirement of Neutralizer Material in Field.
A. Pendahuluan tambang, seperti logam besi dan lainnya.
Produksi yang meningkat secara langsung Tingkat konsentrasi logam berat pada air
mengharuskan perusahaan melakukan asam tambang ini dapat berdampak
pembaharuan, sehingga diharapkan dapat langsung pada biota perairan dan sistem air
mensinergikan produksi dan dampak tanah. Dalam beberapa kasus, logam berat
lingkungan sehingga menghasilkan output ini menyebabkan kematian pada beberapa
berupa air keluaran dengan kualitas yang biota akuatik karena terjadi penyumbatan
memenuhi baku mutu air limbah garam – garam besi pada organ insang.
pertambangan pada Pasal 1 ayat 2, Dampak lainnya yaitu merembesnya air
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup asam tambang ke dalam sistem akifer,
Nomor 113 Tahun 2003 tentang Baku sehingga air tanah mengalami kontaminasi
Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau ion H+ yang berlebihan dan berkurangnya
Kegiatan Pertambangan Batubara. unsur mineral basa dalam air seperti Ca, K,
Pertambangan batubara merupakan dan Mg yang berarti mengurangi kualitas
tambang yang berpotensi menghasilkan air air tanah.
asam tambang. Pembentukan air asam Potensi terbentuknya air asam
tambang terjadi akibat terbukanya potensi tambang di lingkungan akuatik dan sistem
batuan yang bersifat asam dan kaya akan air tanah menjadi topik serius belakangan
mineral sulfida akibat aktivitas penggalian, ini. Diantaranya Greenpeace (2014)
salah satunya adalah mineal FeS2 (pyrite). melaporkan dalam artikelnya yang
Terekposnya batuan asam ini berjudul Coal Mines Polluting Water of
menyebabkan kontak langsung antara H2O South Kalimantan, menyatakan bahwa dari
dan O2 dengan FeS2 sehingga 3000 km sungai – sungai di Kalimantan
mengakibatkan oksidasi mineral pyrite Selatan, 45% diantaranya merupakan
(Sayoga, 2012). Produk dari reaksi ini daerah buangan air asam tambang dan
adalah terbentuknya FeO2 (yellowboy) dan berpotensi tercemar logam berat dari
air asam tambang (H2SO4). berbagai perusahaan batubara. Bahkan
Air asam tambang memiliki berbagai pada berbagai kasus di Amerika,
karakteristik, salah satunya adalah pembentukan air asam tambang pada lahan
memiliki pH < 6, sehingga mudah bekas tambang terbentuk melampaui umur
mengoksidasi mineral – mineral yang tambang bahkan hingga ratusan tahun.
mengandung logam berat. Reaksi oksidasi Efeknya adalah air yang berasal dari
ini mengakibatkan peningkatan limpasan di sekitar bekas tambang tersebut
konsentrasi logam berat dalam air asam secara konstan mendistribusikan logam
berat ke lingkungan akuatik dan air tanah keduanya dengan konsentrasi tertentu
(Sayoga, 2012). untuk menetralisir air asam tambang,
Ada beberapa cara yang dapat sehingga dapat ditentukan kuantitas
dilakukan untuk mencegah pembentukan material tersebut untuk treatment air asam
air asam tambang, salah satunya adalah tambang pada sistem penyaliran tambang
treatment dengan menggunakan material tahun 2017 di pit penambangan Blok 4 PT
yang bersifat basa, seperti kapur tohor dan Inti Bara Perdana.
dolomit. Material ini paling umum B. Metode Penelitian
digunakan oleh perusahaan karena 1. Lokasi Penelitian
ketersediaannya yang melimpah, Kegiatan eksploitasi pertambangan
khususnya Indonesia. Namun, kapur tohor batubara PT Inti Bara Perdana terletak di
dan dolomit ini tentu memiliki tingkat Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten
efektivitas yang berbeda, sehingga Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu
perusahaan harus lebih selektif dalam dengan luas area 8920,48 Hektar. Secara
memilih material yang dapat digunakan. geografis, PT Inti Bara Perdana berada
Dalam melakukan seleksi pemilihan pada 102° 29’ 55.99’’ – 102° 31’ 46.80’’
material penetral yang baik, dapat BT dan 3° 44’ 12.88” - 3° 46’ 14.57” LS
dilakukan dengan berbagai cara, salah pada Gambar 1.
satunya dengan menggunakan model fisik. 2. Jenis Penelitian
Anderson (1987) menyatakan proyeksi Jenis Penelitian yang dilakukan adalah
dengan menggunakan model fisik penelitian eksperimen (experiment
merupakan langkah pendekatan yang lebih research). Hakikat penelitian eksperimen
mewakili kondisi lapangan. Hal ini adalah meneliti
mengacu pada sifat dari material penetral pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang
yang harus berkontak langsung dengan air timbul sebagai akibat dari perlakuan (Alsa,
asam tambang, sehingga model treatment 2004). Pengujian laboratorium ini
dapat menjadi salah satu alternatif. berdasarkan rencana sistem penyaliran
Konsep ini menjadi dasar penulis untuk tambang di PT Inti Bara Perdana tahun
membuat model treatment berskala 2017.
laboratorium yang berdasarkan kondisi 3. Model Treatment Air Asam Tambang
lapangan. Model Treatment air asam tambang skala
Melalui model ini, akan didapatkan laboratorium ini terdiri dari beberapa
perbandingan efektivitas dari material komponen, yaitu Drainage Box, Netralizer
kapur tohor, dolomit, dan campuran
Box, Settling Pond, dan Pengunci Minescape v4.118. Berdasarkan hasil
Kompartemen (Gambar 2). interpretasi, diketahui terdapat 2 luasan
Model settling pond yang dirancang catchment area yang mengalir ke pit Blok
terbuat dari kaca dengan ketebalan 0,5 mm 4, yaitu Catchment Area 1 yang
dan memiliki dimensi total 103 cm x 51 mengarahkan air menuju zona mine out
cm x 8 cm dengan volume air total sebesar dengan luas 32,4 Hektar dan Cathcment
25 liter atau 0,0025 m3. Pengaliran air Area 2 yang mengarahkan air menuju front
asam tambang pada sistem ini penambangan dengan luas 49,6 Hektar
menggunakan Metode Constant Head (Gambar 3).
(Haynes, 2012) untuk mengalirkan air 2. Perhitungan Curah Hujan Rencana
sesuai dengan debit yang diinginkan. Data – data curah hujan yang digunakan
Turunan rumusan yang digunakan sesuai untuk perhitungan curah hujan rencana ini
dengan perlakuan ukuran ketinggian merupakan data dari tahun 2006 – 2015
drainage box adalah sebagai berikut : ditunjukkan pada Tabel 1. Berdasarkan

h1 = 0 cm , hs = ht , dan ht = hasil perhitungan, didapatkan nilai curah


hujan rencana dengan periode ulang hujan
Keterangan :
5 tahun adalah sebesar 604,7 mm/bulan.
h1 = Elevasi inlet pipa (cm)
Intensitas curah hujan berdasarkan kondisi
hs = Elevasi outlet pipa (cm)
topografi untuk catchment area 1 sebesar
ht = Elevasi jagaan air (cm)
12,66 mm/jam dan catchment area 2
Q = Debit aliran (cm3/s)
sebesar 2,78 mm/jam.
Nilai debit aliran pada drainage box ini
3. Debit Limpasan Permukaan
sesuai dengan nilai debit di lapangan
Pit penambangan Blok 4 PT Inti Bara
dengan skala tertentu. Skala ini
Perdana merupakan zona penambangan
dipengaruhi oleh faktor konversi. Nilai ini
dengan koefisien limpasan permukaan
merupakan perbandingan antara volume
sebesar 0,9 (Gautama, 1993). Berdasarkan
settling pond ukuran lapangan (Vlap)
hasil perhitungan intensitas curah hujan
dengan settling pond skala laboratorium
dan luas pada catchment area 1 dan
(Vlab) :
catchment area 2, masing – masing
Faktor Konversi :
didapatkan nilai debit rancangan aliran air
C. Hasil dan Pembahasan permukaan untuk tahun 2017 adalah
1. Cathment Area Blok 4 0,1026 m3/s dan 0,447 m3/s.
Interpretasi luasan catchment area 4. Debit Air Tanah
dilakukan dengan menggunakan software
Berdasarkan analisis korelasi data bor di jam/bulan. Desain instalasi pompa pada pit
Pit Blok 4 PT Inti Bara Perdana, diketahui ditunjukkan pada Gambar 5.
terdapat beberapa segment akifer yang 8. Rancangan Saluran Terbuka
berpotongan dengan topografi. Dengan Terdapat 5 jenis saluran terbuka dengan
menggunakan metode Darcy (Fetter, kode CF (Channel Front), CS (Channel
1994), didapatkan nilai debit aliran air Front), dan CSP (Channel Settling Pond)
tanah pada Tabel 2, sehingga nilai debit pada Gambar 6. Saluran terbuka
air tanah untuk Catchement area 1 sebesar menggunakan rumus Manning (Cive2400),
0,4866 m3/s dan Catchment area 2 0,0883 sehingga didapatkan dimensi saluran
3
m /s. terbuka pada Tabel 2.
5. Debit Total 9. Kolam Pengendapan Lumpur
Debit total air limpasan ke pit merupakan Kolam pengendapan lumpur berfungsi
akumulasi dari debit aliran air permukaan untuk mengendapkan padatan dan
dan air tanah. Debit aliran total untuk kandungan – kandungan logam yang
3
catchment area 1 adalah 0,5892 m /s atau terdapat pada lumpur tambang sehingga
3
50913,2 m /hari dan catchment area 2 tidak terjadi pengendapan di lingkungan
adalah 0,5356 m3/s atau 46283,34 m3/s. luar tambang (Gautama, 1993). Adapun
6. Rancangan Sump dimensi kolam pengendapan (Gambar 7)
Dimensi sump yang dirancang berdasarkan yang dirancang adalah sebagai berikut :
debit harian air yang masuk ke catchment Panjang Atas Kolam = 56 m
area 2. Adapun dimensi yang Panjang Bawah Kolam = 52,34 m
direncanakan yaitu panjang sisi atas 103,7 Lebar Atas Kolam = 27 m
m, panjang sisi alas 97,94 m, dan Lebar Bawah Kolam = 23,34 m
kedalaman 5 m. Dimensi visual dari sump Panjang Atas Penyekat = 3 m
ini ditunjukkan pada Gambar 4. Panjang Bawah Penyekat = 6,66 m
7. Pompa dan sistem pengaliran Lebar atas penyekat = 23,4 m
Air pada front penambangan dialirkan Lebar bawah penyekat = 27,06 m
keluar dengan menggunakan Sykes Banyak penyekat = 4
HH160i dengan total head sebesar 93,71 Kedalaman Kolam = 2 m
meter. Debit aliran yang mampu dialirkan Kedalaman aliran (h) = 1,5 m
pompa 0,122 m3/s. Berdasarkan Dengan asumsi bahwa akan terdapat 2
kemampuan pompa tersebut, dibutuhkan 5 jenis endapan yang akan terendapkan pada
unit pompa dengan jam kerja pompa 500 kolam pengendapan lumpur, yaitu residu
tersuspensi lumpur dan residu tersuspensi
material kapur tohor dan dolomit sebagai 2005) untuk material campuran untuk
material untuk menetralkan air asam masing – masing material.
tambang. Untuk material padatan lumpur, a. Dolomit
persentase endapan padatan yang Berdasarkan hasil treatment, data
diharapkan adalah 88,91% dan contoh dianalisis menggunakan regresi linear
persentase endapan kapur tohor adalah sederhana, dimana data dan hasil
75,02%. Untuk perawatan kolam pengukuran ditunjukkan pada Gambar 8.
pengendapan lumpur yang direncanakan, Didapatkan persamaan regresi dengan
waktu pengendapan yang persamaan y = 2,99 + 0,02217x, sehingga
direkomendasikan adalah sebesar : didapatkan nilai kebutuhan dolomit dengan

T= hari target pH 6 (minimum) dan pH 9


(maksimum) adalah sebesar 5,42 gr/L <
Dimana : x = jumlah material kapur tohor xlab < 10,83 gr/L.
yang tersuspensi. b. Kapur Tohor
Berdasarkan hasil treatment, data
10. Model Treatment Air Asam
dianalisis menggunakan regresi linear
Tambang
sederhana, dimana data dan hasil
Berdasarkan hasil desain dari model pengukuran ditunjukkan pada Gambar 8.
treatment air asam tambang, diketahui Didapatkan persamaan regresi dengan
bahwa volume maksimum air sebesar persamaan y = 4,15 + 0,0357x, sehingga
3 3
0,0025 m dan debit 19,7 cm /s. Hasil dari didapatkan nilai kebutuhan dolomit dengan
perhitungan, tinggi ht adalah sebesar ht = target pH 6 (minimum) dan pH 9
, sehingga didapatkan ht sebesar (maksimum) adalah sebesar 2,07 gram/L <
x2 < 5,43 gram/L.
7,95 cm, dan hs = ht , hs = 7,95 cm, hs =
c. Campuran Kapur Tohor dan
3,98 cm.
Dolomit
11. Pengujian Treatment Air Asam Berdasarkan hasil treatment, data
Tambang Skala Laboratorium dianalisis menggunakan regresi linear
Dengan menggunakan data – data berganda. Didapatkan persamaan regresi
laboratorium hasil pengukuran, didapatkan dengan persamaan y = 0,0255x1 +
analisis data dengan menggunakan analisis 0,0543x2 + 0,433, sehingga didapatkan
regresi sederhana untuk material tunggal nilai kebutuhan dolomit dan kapur tohor
dan regresi linear berganda (Sudjana, dengan kontrol nilai x1 dan x2 dalam gr/L
adalah x1 = - 2,41 x2 + 9,9 untuk target pH
6 (minimum) dan x1 = - 2,41 x2 + 15,22 bawah 97,94 m dan kedalaman 5 m..
untuk target pH 9 (maksimum) yang Dimensi kolam pengendapan lumpur
ditunjukkan pada Gambar 9.. adalah 60 m x 25 m x 2 m dengan tinggi
air 1,5 meter dengan persentase
12. Kebutuhan Material Penetral di
pengendapan yang diharapkan adalah
Lapangan
89,41% untuk material lumpur dan 75,02
Berdasarkan hasil kebutuhan material
% untuk contoh pengendapan material
penetral air asam tambang skala
penetral yaitu kapur tohor.
laboratorium, didapatkan bahwa nilai
Faktor konversi dari kondisi lapangan ke
kebutuhan skala lapangan dipengaruhi oleh
model treatment skala laboratorium adalah
nilai faktor konversi. Berdasarkan hasil
sebesar 59808. Debit aliran yang
perhitungan, didapatkan bahwa kebutuhan
digunakan adalah sebesar 19,7 cm3/s
material dolomit pada skala lapangan
Tinggi jagaan air pada sistem pengaliran
adalah sebesar 5,42 kg/m3 < xlap < 10,83
adalah 7,95 cm, tinggi pipa outlet yaitu
kg/m3, untuk material kapur tohor 2,07
sebesar 3,98 cm. Jumlah kebutuhan dan
kg/m3 < xlap < 5,42 kg/m3, dan untuk
persamaan regresi penggunaan kapur
material campuran x1lap + x2lap =
tohor, dolomit, serta campuran keduanya
x faktor konversi x (Vlab),
pada model treatment skala laboratorium
dimana nilai persamaan kontrol skala masing – masing 2,07 gram/L < x2 < 5,43
laboratorium. Untuk memudahkan gram/L dan y = 4,15 + 0,0357x2, 5,42
penyajian nilai kebutuhan, hasil gram/L < x1 < 10,83 gram/L dan y = 2,99
perhitungan ditunjukkan pada Tabel 3. + 0,022x1, x1 = -2,41 x2 + 9,9 dengan nilai
maksimum x1 = 9,9 gram/L dan x2 = 4,1
D. Kesimpulan dan Saran
gr/L untuk target pH 6, dan x1 = - 2,41 x2 +
1. Kesimpulan
15,22 dengan nilai maksimum x1lab = 15,22
Pada sistem penyaliran tambang pit Blok 4
gram/L dan x2lab = 6,31 gram/L gram
PT Inti Bara Perdana, terdapat 2 catchment
untuk target pH 9.
area di Pit Blok 4, yaitu catchment area 1
Jumlah kebutuhan kapur tohor, dolomit
dengan luas 32,4 hektar dan catchment
dan campuran keduanya pada ukuran
area 2 dengan luas 49,6 hektar. Debit total
lapangan sesuai hasil desain di Pit Blok 4
air permukaan dan air tanah pada tahun
PT Inti Bara Perdana untuk menaikkan pH
2017 adalah 1,125 m3/s. Dimensi
air menjadi 6 – 9 berdasarkan proyeksi
temporary sump berbentuk trapesium
hasil treatment air asam tambang skala
dengan panjang sisi atas 103,7 m, sisi
laboratorium masing – masing 3,09 – 8,12
ton, 8,105 – 16,198 ton, dan x1lap + x2lap = Cive2400. 2010. Fluid Mechanic : Open

x faktor konversi x (Vlab) ton Channel Hydraulic.


Fetter, C.W. 1994. “Applied
untuk masing – masing target pH yang
Hydrogeology”. Newyork
berbeda.
Gautama, Rudy Sayoga. 1993. “Pengantar
2. Saran
Penyaliran Tambang”. Institut
Rancangan sistem penyaliran tambang
Teknologi Bandung.
yang direkomendasikan penulis sebaiknya
Haynes, William M., ed. (2011). CRC
menjadi pertimbangan untuk diaplikasikan
Handbook of Chemistry and Physics
ke pit penambangan Blok 4 PT Inti Bara
(92nd ed.). CRC Press. p. 4.55.
Perdana, karena penimbunan overburden
ISBN 1-4398-5511-0.
yang terus berlanjut hingga akhir tahun
Sudjana.2005. “Metoda Statistika”.
2017. Pengembangan metode perhitungan
Penerbit “Tarsito”. Bandung
jumlah material penetral dengan model
treatment air asam tambang ini perlu
dikembangkan sehingga didapatkan model
yang lebih efektif lagi untuk digunakan.
Perusahaan perlu mempertimbangkan
kuantitas pengadaan material penetral air
asam tambang yang digunakan sehingga
air outlet hasil treatment normal dan tidak
mencemari lingkungan. Model treatment
dapat digunakan untuk menguji material
penetral lain sehingga dapat digunakan
untuk jenis material lain untuk penelitian
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Alsa, Asmadi. 2004. “Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dalam
Psikologi”. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Anderson. 1987. “Model Methods for
Research Apllication”. Newyork.
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Curah Hujan PT Inti Bara Perdana 2006 – 2015 (mm/bulan)

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Sep Okt Nop Des

2006 506 425 276 258 69 76 181 22 47 253 297

2007 467 188 307 467 188 307 467 307 467 188 307

2008 195 245 369 195 245 369 195 369 195 245 369

2009 337 382 292 337 382 292 337 292 337 382 292

2010 465 430 380 319 245 397 343 486 356 518 236

2011 304 114 299 359 274 145 268 272 303 533 420

2012 255 497 252 514 348 85 224 46 294 648 541

2013 409 612 467 314 346 120 318 332 121 582 292

2014 389 201 338 322 438 136 231 114 203 550 255

2015 416 442 377 320 175 108 131 69 64 375 582

Tabel 2 Perhitungan Debit Air Tanah


Bidang Luas Material Debit (m3/s)
Akifer Penampang Gradien
Terpotong Arah (m2)
1834 ,7 Pasiran 0,06640
1 Catchment 1 Halus –
0,2606 Sedang
3741,2 Pasiran 0,13224
2 Catchment 1 Halus –
0,2545 Sedang
3288,59 Pasiran 0,1107
3 Catchment 1 Halus –
0,2425 Sedang
5940,5 Pasiran 0,17722
4.1 Catchment 1 Halus –
0,2148 Sedang
5986,94 Pasiran 0,0651915
4.2 Catchment 2 Halus –
0,0784 Sedang
1486,94 Pasiran 0,02313
5 Catchment 2 Halus –
0,112 Sedang
Tabel 3. Jumlah Kebutuhan Dolomit dan Kapur Tohor Skala Lapangan
Jenis Kebutuhan Faktor Kebutuhan Kebutuhan lapangan di
Material laboratorium (xlab) Konversi lapangan x1lap Pit Blok 4 (ton)
dalam gram/L (kg)

Dolomit (x1) 5,42 < xlab< 10,83 59808 5,42 < xlap < 8,10 < xlap < 16,198
10,83

Kapur Tohor 2,07 < xlab < 5,43 2,07 < xlap < 3,09 < xlap < 8,12
(x2) 5,42
Dolomit (x1) x1 = - 2,41 x2 + 9,9 x1lap + x2lap = xlap total = x1lap + x2lap
dan Kapur dengan nilai x
Tohor (x2) maksimum x1lab =
faktor
dengan pH 9,9 gram/L dan x2lab
konversi x
target 6 = 4,1 gr/L
(Vlab)

Dolomit (x1) x1 = - 2,41 x2 + x1lap + x2lap = xlap total = x1lap + x2lap


dan Kapur 15,22 dengan nilai x
Tohor (x2) maksimum x1lab =
faktor
dengan pH 15,22 gram/L dan
konversi x
target 9 x2lab = 6,31 gram/L
(Vlab)
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Gambar 2. Model Treatment Air Asam Tambang


Gambar 3. Peta Luasan Catchment Area Pit Penambangan Blok 4 PT Inti Bara Perdana

Gambar 4. Dimensi Rancangan Sump Tahun 2017


Gambar 5. Rancangan Pipa pada Front

Gambar 6. Rancangan Saluran Terbuka


Gambar 7. Dimensi Kolam Pengendapan Lumpur (Settling Pond)

Regresi pH Hasil Treatment dengan


Jumlah Dolomit
9 y = 0,0222x + 2,9952
8 R² = 0,9708

7
6
5
pH

4
3
2
1
0
0 50 100 150 200 250 300
Kebutuhan (gram)

Gambar 8. Grafik Regresi Linear Treatment Air Asam Tambang dengan Dolomit
Regresi pH Hasil Treatment dengan
Jumlah Kapur Tohor
14
y = 0,0357x + 4,1524
12 R² = 0,8973

10

8
pH

0
0 50 100 150 200 250 300
Kebutuhan (gram)

Gambar 9. Grafik Regresi Linear Treatment Air Asam Tambang dengan Kapur
Tohor

Grafik Hubungan Proporsi x1 dan x2 untuk


Material Campuran sesuai Target pH
16

14
Dolomit (x1) kg/m3

12

10
Target pH 6
8
y = -2,4123x + 15,222 Target pH 9
6
Linear (Target pH 6)
4 Linear (Target pH 9)
2 y = -2,415x + 9,9049
0
0 2 4 6 8
Kapur Tohor (x2) kg/m3

Gambar 10. Grafik Proporsi Kebutuhan Kapur Tohor dan Dolomit pada Material
Campuran

Anda mungkin juga menyukai