NIM. 1302662
FAKULTAS TEKNIK
2017
ANALISIS KEBUTUHAN KAPUR TOHOR DAN DOLOMIT UNTUK
MENETRALKAN AIR ASAM TAMBANG DENGAN MODEL
TREATMENT SKALA LABORATORIUM PADA SISTEM
PENYALIRAN TAMBANG DI PIT BLOK 4 PT. INTI BARA PERDANA
Dendi Faisyal Putra, Rusli HAR, Yunasril
Mining Engineering, Faculty of Engineering, Padang State of University
dendifaisyal@gmail.com
Ringkasan
Peningkatan produksi di PT. Inti Bara Perdana tahun 2017 memberikan dampak yang
signifikan terhadap sistem penyaliran tambang sehingga perlu dibenahi. Pembenahan ini juga
harus selaras dengan pengelolaan dampak lingkungan, salah satunya pengelolaan air asam
tambang. Salah satu metode pengelolaan air asam tambang yang umum digunakan adalah
dengan melakukan treatment air asam tambang menggunakan kapur tohor dan dolomit yang
jumlahnya melimpah di Indonesia. Untuk mewujudkannya, porsi material - material penetral
air asam tambang ini perlu ditentukan sehingga dapat menghasilkan pH outlet yang
memenuhi Keputusan Menteri Nomor 113 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batubara.
Berdasarkan hasil rancangan sistem penyaliran tambang, dibuat model treatment skala
laboratorium untuk menaksir kebutuhan material penetral air asam tambang yang akan
digunakan. Diketahui faktor konversi ukuran lapangan terhadap ukuran laboratorium adalah
59808 dengan debit pada model sebesar 19,7 cm3/s. Berdasarkan hasil treatment dan
pengolahan data menggunakan regresi linier sederhana untuk material dolomit dan kapur
tohor, dan regresi linier berganda untuk material campuran. Didapatkan kebutuhan material
pada skala laboratorium untuk mendapatkan pH 6 – 9 jumlah kebutuhan dan persamaan
regresi penggunaan kapur tohor, dolomit, serta campuran keduanya pada model treatment
skala laboratorium masing – masing 2,07 gram/L < x2 < 5,43 gram/L dan y = 4,15 +
0,0337x2, 5,42 gram/L < x1 < 10,83 gram/L dan y = 2,99 + 0,0222x1, x1 = -2,41 x2 + 9,9
dengan nilai maksimum x1 = 9,9 gram/L dan x2 = 4,1 gr/L untuk target pH 6, dan x1 = - 2,41
x2 + 15,22 dengan nilai maksimum x1lab = 15,22 gram/L dan x2lab = 6,31 gram/L gram untuk
target pH 9. Berdasarkan hasil treatment air asam tambang pada skala laboratorium ini,
didapatkan kebutuhan masing – masing material pada skala lapangan yaitu 8,1 ton < x1 <
16,2 ton, kapur tohor 3,09 < x2 < 8,12 ton , dan x1lap + x2lap = x faktor konversi
x Vlab ton.
Kata Kunci : Sistem Penyaliran Tambang, Air Asam Tambang, Kapur Tohor, Dolomit,
Faktor Konversi, Model Treatment, Kebutuhan Kapur Tohor dan Dolomit
Skala Lapangan.
ANALYSIS OF DOLOMITE AND LIMESTONE CARBONATE
REQUIREMENT FOR ACID MINE DRAINAGE NETRALIZATION
USES TREATMENT MODEL IN LABORATORY SCALE IN MINING
DRAINAGE SYSTEM OF PIT BLOK 4 PT INTI BARA PERDANA
Dendi Faisyal Putra, Rusli HAR, Yunasril
Mining Engineering, Faculty of Engineering Padang State of University
dendifaisyal@gmail.com
Abstract
Improvement of coal getting in 2017 has any significant impact to mining drainage
system, so it could be repaired. That repairing also must be balanced with environtmental
impact, that’s acid mine drainage. One of common method to processing it is with treatment
uses calcium oxyde and dolomite which easier to got. It could to calculate how the material
used to get an ideal pH outlet in mining industrial that allowed in Keputusan Menteri Nomor
113 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan
Pertambangan Batubara.
Based on calculation, it got 2 kinds of catchment area both 32,4 and 49,6 Hectare.
Rate flow of runoff and groundwater has calculated is 1,199 m3/s. That value to be an
consideration of sump dimension in front planned that’s 103,4 m x 98 m x 5 m. The pumping
uses 5 units of Sykes HH160i, that flowed to one kinds of open channel planned. Settling pond
planned has 1495,3 m3 of volume.
Based on mining drainage system planned, it created a model in laboratory scale to
estimate the treatment material which already used. Known that the conversion factor in
59808 with rate of flow 19,7 cm3/s. The data processing used linear regression for single
material and multiple regression for admixture material as the predictor. It get the amount of
material to get the pH target 6 – 9 with model treatment in laboratory scale each material
calcium oxyde (x2), dolomite (x1), and admixture material are 2,07 gram/L < x2 < 5,43
gram/L and y = 4,15 + 0,0337x2, 5,42 gram/L < x1 < 10,83 gram/L and y = 2,99 + 0,0222x1,
x1 = -2,41 x2 + 9,9 with maximum value x1 = 9,9 gram/L dan x2 = 4,1 gr/L for target of pH
6, and x1 = - 2,41 x2 + 15,22 with maximum value x1lab = 15,22 gram/L and x2lab = 6,31
gram/L gram for target of pH 9. Based on laboratory treatment of acid mine drainage, it gor
each material in field scale are 8,1 tons < x1 < 16,2 tons, 3,09 < x2 < 8,12 tons , dan x1lap +
Kata Kunci : Mine Drainage, Acid Mine Drainage, Calcium Oxyde, Dolomite, Factor
Conversion, Model Treatment, Requirement of Neutralizer Material in Field.
A. Pendahuluan tambang, seperti logam besi dan lainnya.
Produksi yang meningkat secara langsung Tingkat konsentrasi logam berat pada air
mengharuskan perusahaan melakukan asam tambang ini dapat berdampak
pembaharuan, sehingga diharapkan dapat langsung pada biota perairan dan sistem air
mensinergikan produksi dan dampak tanah. Dalam beberapa kasus, logam berat
lingkungan sehingga menghasilkan output ini menyebabkan kematian pada beberapa
berupa air keluaran dengan kualitas yang biota akuatik karena terjadi penyumbatan
memenuhi baku mutu air limbah garam – garam besi pada organ insang.
pertambangan pada Pasal 1 ayat 2, Dampak lainnya yaitu merembesnya air
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup asam tambang ke dalam sistem akifer,
Nomor 113 Tahun 2003 tentang Baku sehingga air tanah mengalami kontaminasi
Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau ion H+ yang berlebihan dan berkurangnya
Kegiatan Pertambangan Batubara. unsur mineral basa dalam air seperti Ca, K,
Pertambangan batubara merupakan dan Mg yang berarti mengurangi kualitas
tambang yang berpotensi menghasilkan air air tanah.
asam tambang. Pembentukan air asam Potensi terbentuknya air asam
tambang terjadi akibat terbukanya potensi tambang di lingkungan akuatik dan sistem
batuan yang bersifat asam dan kaya akan air tanah menjadi topik serius belakangan
mineral sulfida akibat aktivitas penggalian, ini. Diantaranya Greenpeace (2014)
salah satunya adalah mineal FeS2 (pyrite). melaporkan dalam artikelnya yang
Terekposnya batuan asam ini berjudul Coal Mines Polluting Water of
menyebabkan kontak langsung antara H2O South Kalimantan, menyatakan bahwa dari
dan O2 dengan FeS2 sehingga 3000 km sungai – sungai di Kalimantan
mengakibatkan oksidasi mineral pyrite Selatan, 45% diantaranya merupakan
(Sayoga, 2012). Produk dari reaksi ini daerah buangan air asam tambang dan
adalah terbentuknya FeO2 (yellowboy) dan berpotensi tercemar logam berat dari
air asam tambang (H2SO4). berbagai perusahaan batubara. Bahkan
Air asam tambang memiliki berbagai pada berbagai kasus di Amerika,
karakteristik, salah satunya adalah pembentukan air asam tambang pada lahan
memiliki pH < 6, sehingga mudah bekas tambang terbentuk melampaui umur
mengoksidasi mineral – mineral yang tambang bahkan hingga ratusan tahun.
mengandung logam berat. Reaksi oksidasi Efeknya adalah air yang berasal dari
ini mengakibatkan peningkatan limpasan di sekitar bekas tambang tersebut
konsentrasi logam berat dalam air asam secara konstan mendistribusikan logam
berat ke lingkungan akuatik dan air tanah keduanya dengan konsentrasi tertentu
(Sayoga, 2012). untuk menetralisir air asam tambang,
Ada beberapa cara yang dapat sehingga dapat ditentukan kuantitas
dilakukan untuk mencegah pembentukan material tersebut untuk treatment air asam
air asam tambang, salah satunya adalah tambang pada sistem penyaliran tambang
treatment dengan menggunakan material tahun 2017 di pit penambangan Blok 4 PT
yang bersifat basa, seperti kapur tohor dan Inti Bara Perdana.
dolomit. Material ini paling umum B. Metode Penelitian
digunakan oleh perusahaan karena 1. Lokasi Penelitian
ketersediaannya yang melimpah, Kegiatan eksploitasi pertambangan
khususnya Indonesia. Namun, kapur tohor batubara PT Inti Bara Perdana terletak di
dan dolomit ini tentu memiliki tingkat Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten
efektivitas yang berbeda, sehingga Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu
perusahaan harus lebih selektif dalam dengan luas area 8920,48 Hektar. Secara
memilih material yang dapat digunakan. geografis, PT Inti Bara Perdana berada
Dalam melakukan seleksi pemilihan pada 102° 29’ 55.99’’ – 102° 31’ 46.80’’
material penetral yang baik, dapat BT dan 3° 44’ 12.88” - 3° 46’ 14.57” LS
dilakukan dengan berbagai cara, salah pada Gambar 1.
satunya dengan menggunakan model fisik. 2. Jenis Penelitian
Anderson (1987) menyatakan proyeksi Jenis Penelitian yang dilakukan adalah
dengan menggunakan model fisik penelitian eksperimen (experiment
merupakan langkah pendekatan yang lebih research). Hakikat penelitian eksperimen
mewakili kondisi lapangan. Hal ini adalah meneliti
mengacu pada sifat dari material penetral pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang
yang harus berkontak langsung dengan air timbul sebagai akibat dari perlakuan (Alsa,
asam tambang, sehingga model treatment 2004). Pengujian laboratorium ini
dapat menjadi salah satu alternatif. berdasarkan rencana sistem penyaliran
Konsep ini menjadi dasar penulis untuk tambang di PT Inti Bara Perdana tahun
membuat model treatment berskala 2017.
laboratorium yang berdasarkan kondisi 3. Model Treatment Air Asam Tambang
lapangan. Model Treatment air asam tambang skala
Melalui model ini, akan didapatkan laboratorium ini terdiri dari beberapa
perbandingan efektivitas dari material komponen, yaitu Drainage Box, Netralizer
kapur tohor, dolomit, dan campuran
Box, Settling Pond, dan Pengunci Minescape v4.118. Berdasarkan hasil
Kompartemen (Gambar 2). interpretasi, diketahui terdapat 2 luasan
Model settling pond yang dirancang catchment area yang mengalir ke pit Blok
terbuat dari kaca dengan ketebalan 0,5 mm 4, yaitu Catchment Area 1 yang
dan memiliki dimensi total 103 cm x 51 mengarahkan air menuju zona mine out
cm x 8 cm dengan volume air total sebesar dengan luas 32,4 Hektar dan Cathcment
25 liter atau 0,0025 m3. Pengaliran air Area 2 yang mengarahkan air menuju front
asam tambang pada sistem ini penambangan dengan luas 49,6 Hektar
menggunakan Metode Constant Head (Gambar 3).
(Haynes, 2012) untuk mengalirkan air 2. Perhitungan Curah Hujan Rencana
sesuai dengan debit yang diinginkan. Data – data curah hujan yang digunakan
Turunan rumusan yang digunakan sesuai untuk perhitungan curah hujan rencana ini
dengan perlakuan ukuran ketinggian merupakan data dari tahun 2006 – 2015
drainage box adalah sebagai berikut : ditunjukkan pada Tabel 1. Berdasarkan
DAFTAR PUSTAKA
Alsa, Asmadi. 2004. “Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dalam
Psikologi”. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Anderson. 1987. “Model Methods for
Research Apllication”. Newyork.
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Curah Hujan PT Inti Bara Perdana 2006 – 2015 (mm/bulan)
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Sep Okt Nop Des
2007 467 188 307 467 188 307 467 307 467 188 307
2008 195 245 369 195 245 369 195 369 195 245 369
2009 337 382 292 337 382 292 337 292 337 382 292
2010 465 430 380 319 245 397 343 486 356 518 236
2011 304 114 299 359 274 145 268 272 303 533 420
2012 255 497 252 514 348 85 224 46 294 648 541
2013 409 612 467 314 346 120 318 332 121 582 292
2014 389 201 338 322 438 136 231 114 203 550 255
2015 416 442 377 320 175 108 131 69 64 375 582
Dolomit (x1) 5,42 < xlab< 10,83 59808 5,42 < xlap < 8,10 < xlap < 16,198
10,83
Kapur Tohor 2,07 < xlab < 5,43 2,07 < xlap < 3,09 < xlap < 8,12
(x2) 5,42
Dolomit (x1) x1 = - 2,41 x2 + 9,9 x1lap + x2lap = xlap total = x1lap + x2lap
dan Kapur dengan nilai x
Tohor (x2) maksimum x1lab =
faktor
dengan pH 9,9 gram/L dan x2lab
konversi x
target 6 = 4,1 gr/L
(Vlab)
7
6
5
pH
4
3
2
1
0
0 50 100 150 200 250 300
Kebutuhan (gram)
Gambar 8. Grafik Regresi Linear Treatment Air Asam Tambang dengan Dolomit
Regresi pH Hasil Treatment dengan
Jumlah Kapur Tohor
14
y = 0,0357x + 4,1524
12 R² = 0,8973
10
8
pH
0
0 50 100 150 200 250 300
Kebutuhan (gram)
Gambar 9. Grafik Regresi Linear Treatment Air Asam Tambang dengan Kapur
Tohor
14
Dolomit (x1) kg/m3
12
10
Target pH 6
8
y = -2,4123x + 15,222 Target pH 9
6
Linear (Target pH 6)
4 Linear (Target pH 9)
2 y = -2,415x + 9,9049
0
0 2 4 6 8
Kapur Tohor (x2) kg/m3
Gambar 10. Grafik Proporsi Kebutuhan Kapur Tohor dan Dolomit pada Material
Campuran