Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Teknologi pengolahan lindi di TPA masih menggunakan teknologi sistem

kolam yaitu dengan menggunakan kolam penampungan, kolam anaerobik, kolam

aerobik dan kolam stabilisasi. Konsentrasi beberapa jenis logam berat yang

terkandung didalam air lindi TPA bersifat sangat toksit sehingga membahayakan

bagi manusia dan lingkungan hidup disekitarnya. Logam berat yang terkandung

didalam air lindi akan menyerap kedalam tanah sehingga dapat mencemari tanah.

Terjadinya rembesan air lindi kedalam tanah, akan mencemari sumur-sumur

penduduk (Nonong, 2010).

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik

Indonesia Nomor: P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 tentang baku mutu lindi

bagi usaha dan/atau kegiatan tempat pemrosesan akhir sampah, bahwa Tempat

Pemrosesan Akhir Sampah menghasilkan lindi yang berpotensi mencemari

lingkungan sehingga perlu adanya pengolahan air lindi sebelum dibuang ke badan

lingkungan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi

permasalahan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah. Baik dari

segi permasalahan sampah itu sendiri maupun air lindi. Karena sampah

merupakan penyebab terjadinya lindi. Pemilihan teknologi pengolahan air

limbah yang tepat guna dan tepat sasaran menjadi prioritas utama pemerintah

dalam mengatasi permasalahan air lindi.

1
Tabel 1.1 menunjukkan hasil uji konsentrasi beberapa jenis logam berat Cr,

Cd, Pb dan Fe air lindi dari tujuh titik sampel yang diambil dilokasi kolam

penampungan air lindi TPSA Cilowong Kota Serang. Sampel air lindi diukur

melalui proses destruksi dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption

Spectrophotometer) Shimazu AA 7000.

Tabel 1.1 Hasil uji konsentrasi logam berat pada air lindi TPA Cilowong

Titik Satuan mg/L


Sampel Cd Cr Pb Fe
1 -0,0091 0,087 0,0648 6,8227
2 -0,0093 0,0719 0,1019 8,2589
3 -0,013 0,0567 0,0611 7,7818
4 -0,0134 0,0658 0,0611 8,1229
5 -0,0122 0,0885 0,0463 8,2459
6 -0,0137 0,0219 0,0463 5,1624
7 0,0144 -0,0051 0,0241 6,0186
Rata-rata -0,008 0,05524 0,05794 7,20189
Sumber : Hasil pengujian (Dinas Kesehatan Kabupaten Serang UPT Labkes, 2019)

Hasil data uji konsentrasi logam berat diatas menunjukkan bahwa konsentrasi

logam berat Besi (Fe) menjadi nilai dengan jumlah tertinggi yang mencapai

7,20189 mg/L. Sedangkan konsentrasi logam berat Cadmium (Cd) merupakan

jumlah konsentrasi terendah yaitu -0,008. Berdasarkan Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014 tentang baku mutu air limbah bagi usaha

dan/atau kegiatan yang belum memiliki baku mutu air limbah yang ditetapkan

dapat diuraikan pada tabel 1.2 dibawah ini :

2
Tabel 1.2 Baku mutu air limbah yang belum ditetapkan

Parameter Satuan Baku Mutu


Chromium Total (Cr) Mg/L 0,5
Cadmium (Cd) Mg/L 0,05
Timbal (Pb) Mg/L 0,1
Besi terlarut (Fₑ) Mg/L 5
Sumber : Permen LH No.5 tahun 2014

Pertumbuhan industri di daerah Kabupaten Serang diperkirakan mempengaruhi

kandungan logam berat Fe pada timbulan sampah yang berada di TPA Cilowong,

mengingat akses TPA Cilowong saat ini masih digunakan oleh Kota Serang dan

Kabupaten Serang. Beberapa pabrik seperti farmasi dan obat-obatan serta pabrik

pengolahan bahan kimia kemungkinan besar mempengaruhi karakteristik

timbulan sampah dengan kandungan Fe yang sangat tinggi sehingga terjadi pula

peningkatan konsentrasi Fe pada air lindi. Menurut Ronquillo (2009) dalam

Dhimas Firmansyah dkk (2013), besi terlarut dapat berbentuk senyawa tersuspeni,

sebagai butir koloidal seperti Fe (OH)3 ,FeO, Fe2O3 dan lain-lain. Apabila

konsentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas akan menyebabkan berbagai

masalah yaitu gangguan teknis berupa endapan korosif, gangguan fisik berupa

timbul warna,bau dan rasa yang tidak enak serta gangguan kesehatan yang dapat

menimbulkan rasa mual, merusak dinding usus dan iritasi pada mata dan kulit.

Perkembangan teknologi pengolahan air lindi dibeberapa kota besar di

Indonesia khususnya dan di negara-negara maju pada umunya sudah mulai

menerapkan sistem pemanfaatan tumbuhan sebagai alat atau media untuk

mengurangi dan meminimalisasi kadar zat pencemar yang terdapat pada air

limbah atau dikenal dengan istilah fitoremediasi. Teknik pengolahan air limbah

3
dengan menggunakan tanaman sebagai penyerap kadar kontaminan dan zat

pencemar lainnya karena diyakini tanaman dan bagian-bagiannya mempunyai

kemampuan untuk menyerap logam dan mineral yang tinggi atau disebut juga

dengan fitoakumulator.

Pemilihan jenis tanaman yang akan digunakan sebagai fitoakumulator

menjadi suatu hal yang penting untuk diketahui karena tidak semua jenis tanaman

dapat berperan menjadi fitoakumulator. Jenis tanaman yang paling sering

dijumpai dan digunakan sebagai fitoakumulator pada berbagai tempat pengolahan

air limbah baik kawasan industri, perumahan maupun TPA adalah eceng gondok.

Selain eceng gondok jenis-jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai

fitoakumulator salah satunya adalah Bambu Air ( Rony Irawanto, 2010).

Tanaman bambu air ( Equisetum hyemale ) memiliki daya tarik tersendiri

untuk digunakan sebagai fitoakumulator. Adapun beberapa hal yang menjadi

keunggulan tanaman Bambu Air ini antara lain ; tanaman yang mudah tumbuh

dimana saja, perawatannya sangat mudah dan tahan terhadap berbagai pengaruh

luar ( Moh. Misbahul Anam MS, dkk, 2013). Sedangkan pada pendapat lain

mengatakan bahwa tanaman bambu air memiliki batang dengan kandungan silikat

yang tinggi, hal ini sangat berguna untuk mengikat partikel yang terserap oleh aar

tanaman (Bambang Suharto dkk,2011).

Berdasarkan permasalahan serta kondisi yang telah dijelaskan diatas , maka

pada penelitian ini akan dilakukan percobaan untuk mengetahui kemampuan

serta efisiensitivitas tanaman bambu air (Equisetum hyemale) terhadap

penurunan konsentrasi Besi (Fe) air lindi dengan menggunakan bak penampungan

4
lahan basah buatan (Constructed Wetland). Sedangkan untuk mendukung proses

kinerja fitoremediasi, akan dilakukan juga proses penyaringan dengan

menggunakan bak filterisasi melalui media zeolit, arang aktif dan ijuk sebagai

proses akhir setelah fitoremediasi. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai

pertimbangan yang sangat potensial dengan harapan dapat dikembangkan

menjadi sebuah inovasi baru dalam proses pengolahan air lindi.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dari karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Bagaimana hasil pengujian dan perbedaan konsentrasi Fe air lindi sebelum

perlakuan dan setelah perlakuan dengan proses fitoremediasi tanaman bambu

air (Equisetum Hyemale) dan media filtrasi?

2. Bagaimanakah efesiensi pengolahan air lindi terhadap penurunan konsentrasi

Besi (Fe) setelah mendapat perlakuan pada masing-masing bak penampungan,

baik fitoremediasi tanaman bambu air maupun media filtrasi?

3. Bagaimanakah uji analisis mengenai pengaruh hasil pengolahan lindi melalui

proses fitoremediasi tanaman bambu air dan media filtrasi terhadap efisiensi

penurunan konsentrasi Fe dengan menggunakan korelasi Pearson dan Regresi

Linear sederhana ?

1.3 Batasan masalah

Batasan permasalan pada penelitan ini adalah :

1. Melakukan percobaan proses pengolahan untuk menguji kemampuan tanaman

Bambu Air dan penggunaan zeolit, arang aktif dan ijuk sebagai media filtrasi

5
dan diakukan perbandingan terhadap penurunan konsentrasi Besi (Fe) air lindi

dengan menggunakan bak penampungan air lindi buatan.

2. Melakukan pengujian sampel air lindi skala laboratorium yang dilakukan di

UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Jl.

Syech Moh. Nawawi, Banjaragung, Kec. Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten

3. Parameter yang akan diuji dan dianalisis hanya konsentrasi Besi (Fe) pada

sampel air lindi sebelum dan sesudah mendapat perlakuan pada bak

penampungan air lindi.

1.4 Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan dan efisiensi tumbuhan Bambu Air sebagai

fitoakumulator terhadap penurunan konsentrasi Besi (Fe) air lindi

2. Untuk mengetahui efektifitas pada bak reaktor penyaringan melalui komposisi

zeolit, arang aktif dan ijuk terhadap efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe)

air lindi setelah melewati proses fitoremediasi.

3. Untuk mengetahui perubahan-perubahan fisik yang mungkin terjadi pada air

lindi setelah mendapat perlakuan pada bak penampungan.

1.5 Manfaat

Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Memberikan gambaran dan pengetahuan yang lebih mengenai teknik

pengolahan air lindi secara keseluruhan.

6
2. Memperluas cakrawala melalui teknologi baru yang berwawasan ekologis bagi

pengolahan air limbah di Indonesia.

3. Memberikan informasi alternatif pengolahan air lindi dengan sistem

fitoremediasi dengan tumbuhan bambu air.

4. Untuk mengetahui karakteristik dan sifat kimia, fisika dan biologi air lindi

yang ada di TPA Cilowong Kota Serang.

Anda mungkin juga menyukai