PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dari pemerintah dapat menimbulkan
gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada
sumber daya air. Air yang layak konsumsi memiliki ciri tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa dan tidak ada endapan padat terlarut. Salah satu logam berat
yang berbahaya bagi kesehatan jika terkandung dalam air adalah Besi.
Air ialah kebutuhan yang sangat vital untuk kehidupan manusia. Sebab itu,
bila kebutuhan hendak air tersebut belum tercukupi hingga dapat membagikan
akibat yang besar terhadap kerawanan kesehatan ataupun sosial. Pengadaan air
bersih di Indonesia spesialnya buat skala yang besar masih terpusat di wilayah
perkotaan, serta dikelola oleh Perusahan Air Minum (PAM) kota yang
bersangkutan. Buat wilayah yang belum memperoleh pelayanan air bersih dari
PAM biasanya mereka memakai air tanah( sumur), air sungai, air hujan, air
sumber( mata air) serta yang lain. Kasus yang mencuat ialah kerap dijumpai kalau
mutu air tanah yang digunakan warga kurang penuhi syarat selaku air bersih. Buat
1
2
Besi( Fe) merupakan salah satu elemen yang bisa ditemui nyaris pada tiap
tempat di bumi, pada seluruh susunan geologis serta seluruh tubuh air. Pada
biasanya zat besi yang terdapat di dalam air bisa bersifat terlarut.
Kandungan besi (Fe) dalam air yang melebihi baku kualitas bisa
menimbulkan pergantian raga pada air serta beberapa penyakit pada manusia.
Salah satu tata cara yang bisa kurangi kandungan besi( Fe) ialah memakai kitosan
Senyawa ini ialah biopolimer alam yang berarti dan bersifat polikationik sehingga
ramah area. Kitosan bisa digunakan selaku adsorben yang bisa meresap logam-
logam berat semacam Zn, Cd, Cu, Pb, Mg serta Fe. Peran aktif kitosan baik
lingkungan. Beberapa contoh logam berat yang beracun bagi manusia adalah: Besi
(Fe), Arsen (As), Cadmium (Cd), Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Merkuri (Hg),
Nikel (Ni), dan Seng (Zn). Logam berat berbahaya karena dapat mengganggu
Logam-logam berat ini juga mengancam kesehatan manusia karena dapat menjadi
senyawa toksik bila melampaui ambang batas dan berada dalam tubuh manusia.
3
ramah lingkungan. Salah satu metode pengolahan limbah yang mudah dan ramah
Adsorpsi (penyerapan) merupakan salah satu cara perlakuan logam berat yang
paling banyak digunakan karena metode ini aman, tidak memberikan efek
menurunkan konsentrasi dari ion logam berat yang ada pada limbah cair
adsorben baik dengan resin sintetik maupun menggunakan karbon aktif. Adsorpsi
pada umumnya banyak digunakan karena metode ini mempunyai konsep yang
Kitosan sebagai produk yang dihasilkan dari limbah industri perikanan dan
bahaya logam berat. Penelitian ini akan mengkaji kitosan murni terhadap
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu Penelitian ini diharapkan dapat
kitosan yang dapat digunakan sebagai adsorben dalam mengadsorpsi logam Besi
(Fe) pada air sumur yang terdapat di Desa Helumo, Desa Huluduotamo, Desa
A. Air
Tidak hanya itu, air berfungsi pula dalam bermacam zona usaha, contohnya
Tetapi, tidak seluruh tipe air bisa diguanakan secara langsung sebab pencemaran
air secara kimiawi ataupun fisis akibat kenaikan kegiatan manusia yang
menciptakan limbah yang beresiko baik dari indstri ataupun rumah tangga. Air
tidak berasa serta tidak terdapat endapan padat terlarut. Salah satu logam berat
yang beresiko untuk kesehatan bila terkandung dalam air merupakan Besi.
Air ialah bahan alam yang sangat diperlukan makhluk hidup. Mutu air yang
kehancuran, serta bahaya untuk mahluk hidup yang tergantung pada sumber daya
air.
Ada beberapa parameter kimia untuk keperluan higiene sanitasi air pada
paremeter yaitu :
5
6
B. Kitosan
sebagai adsorben yang mampu mengikat logam berat limbah dengan pembentukan
logam berat dan air meskipun konsentrasinya sangat rendah (Fauzi & Tri, 2020).
pada logam transisi melalui pembentukan ikatan koordinasi dari gugus hidroksi (-
OH) dan amina (-NH2), serta terdapat gugus amida (-NHCOCH3) pada kitin yang
dapat bertindak sebagai ligan jika berinteraksi dengan logam (Putra et al., 2022).
kationik yang terikat oleh ikatan β-1,4 glikosidik disebut kitosan yang
memberikan perlakuan baik sebagai penukar ion dan mengandung gugus amina
membuat kitosan sanggup mengikat logam- logam pencemar semacam Fe, Al, Cu
Senyawa ini ialah biopolimer alam yang berarti dan bersifat polikationik sehingga
ramah area. Kitosan bisa digunakan selaku adsorben yang bisa meresap logam-
logam berat semacam Zn, Cd, Cu, Pb, Mg serta Fe. Peran aktif kitosan baik
Praja, 2018).
menggunakan basa kuat. Kitin dan kitosan adalah banyak ditemukan pada
krustasea, seperti udang dan kepiting. Kitosan merupakan polimer yang dapat
diperoleh dari kerang dari makanan laut seperti udang, kepiting, dan lobster.
Chitosan memiliki gugus amino bebas, yang dapat menarik ion logam, dan telah
minyak emulsi dalam industri makanan dan perminyakan, partikel karet, dll.) dan
logam berat berbahaya dari air limbah galvanik, otomotif, dan industri
8
Kitosan memiliki tiga kelompok reaktif gugus hidroksil primer (C-6) dan
sekunder (C-3). Setiap unit berulang dan gugus amino (C-2) pada masing-masing
unit deasetilasi. Gugus reaktif ini mudah tunduk pada modifikasi kimia untuk
mengubah mekanis dan sifat fisik kitosan (Lukum & Djafar, 2012).
Mempunyai rantai yang lebih pendek daripada Struktur tidak teratur Bersifat biorenewable,
rantai kitin biodegradable, dan
biofungsional
Kitosan tidak larut dalam air namun larut dalam Bentuk kristalin (semikristalin) Dapat terdegradasi secara alami
asam,
Ketika dilarutkan viskositasnya cukup tinggi Padatan amorf putih Polimer alami
Pada umumnya karakteristik kitin dan kitosan Derajat deasetilasi dapat Nontoksik (tidak mengandung
mempunyai reaksi yang sama menentukan viskositasnya racun)
Tidak mempunyai titik lebur Cu, Fe, Cd, Hg, Pb, Cr dan Pu
(Untuk kitosan kering) dapat diikat oleh kitosan
oleh beberapa parameter yaitu kadar air, kadar abu, derajat destilasi. Secara
Hayati, 2020)
2. Kegunaan Kitosan
pertanian, industri tekstil, industri kertas dan industri elektronik. Contohnya dalam
pengolahan limbah industri koagulasi karet dimana proses koagulasi ini dapat
asam asetat memberikan adsorbansi relatif baik dan dapat membentuk kompleks
toksik seperti logam berat. Untuk aplikasinya berdasarkan sifat tersebut dapat
salah satunya yaitu bidang medis, dimana kitosan dengan bahan komposit
disintesis melalui metode biologi dan metode kimia, selain itu ada juga
logam-logam berat melalui proses sintesis dan pengumpulan data dalam kinetika
reaksinya. Adapun data beberapa penelitian kitosan dibawah ini (Thariq et al.,
2019).
Cheng et al 2006 Kinetika reaksi deasetilasi Cangkang udang Data kinetika reaksi
kitin menjadi kitosan heterogeny sistem
padat-cair mengikuti
model reaksi kimia
dan difusi
mengontrol
tulang
3. Karakterisasi Kitosan
FTIR untuk melihat gugus fungsi pada sisik ikan nila. Menurut (Peak, 2013)
mengetahui sifat termal dari suatu lapisan tipis. Alat ini juga dapat digunakan
ikatan kimia dari spektra vibrasi yang dihasilkan oleh suatu senyawa pada panjang
gelombang tertentu.
C. Adsorpsi
Menurut (Larasati et al., 2014), limbah cair yang terkandung logam berat
didalamnya sangat berbahaya bagi lingkungan, yang disebabakan sifat dari logam
bertambah serta bisa mengurangi kebersihan air yang ada di lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, suatu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kandungan
logam berat yang berlebih pada limbah cair, yaitu dengan perlakuan menggunakan
metode adsorpsi.
menurunkan konsentrasi dari ion logam berat yang ada pada limbah cair
adsorben baik dengan resin sintetik maupun menggunakan karbon aktif. Adsorpsi
12
pada umumnya banyak digunakan karena metode ini mempunyai konsep yang
mempunyai keuntungan yaitu tidak dapat menimbulkan efek samping yang dapat
Adsorpsi merupakan salah satu proses yang apabila suatu fluida yang
berupa cairan maupun gas, terikat pada padatan yang akhirnya dapat membentuk
berfungsi untuk mengadsorpsi logam berat yang ada pada limbah cair.
Akibat gaya yang tidak seimbang pada batas antara dua fase yang
menakibatkan perubahan pada konsentrasi, molekul, ion serta atom pada antarfase
diakibatkan oleh adsorpsi. Serta proses melibatkan pembentukan dari ikatan kimia
merupakan proses perpindahan massa yang terjadi pada batas antara dua fasa cair-
padat dan gas-padat pada permukaan pori-pori pada butiran adsorben. Pada
adsorpsi proses yang terjadi yaitu perpindahan massa dari cairan menuju
permukaan butir, kemudian difusi yang berasal dari permukaan butir ke dalam
butir yang melalui pori, serta perpindahan massa yang berasal dari cairan dalam
pori menuju dinding pori dan adsorpsi pada dinding pori. Sementara adsorben
merupakan bahan yang berbentuk padatan yang memiliki luas permukaan yang
13
sangat besar. Adsorben yang memiliki permukaan yang luas tersebut disebabkan
maka proses dari adsorpsi dapat berlangsung lambat pula, namun jika pengadukan
dilakukan terlalu cepat maka bisa terjadi kemungkinan bahwa struktur dari
adsorben dapat cepat rusak, ini bisa menentukan kecepatan dari waktu kontak
enam konsentrasi logam lebih besar daripada adsorben lainnya. Kitosan adalah
polimer biodegradable yang biasanya ada di alam sebagai kitin. Kitosan adalah
terbentuk ketika beberapa asetil dikeluarkan dari kitin. Biasanya kitosan bisa larut
dalam asam dan memiliki lebih dari 60% derajat deasetilasi kitin. Dia terdiri dari
perilaku unik seperti perilaku kationik, struktur polikationik, dan khelasi properti.
Kitosan memiliki amino pada C2 dan hidroksil pada C3, juga memiliki ikatan
datar sehingga mereka dapat mengkelat lebih banyak ion logam transisi seperti
14
yang ditunjukkan pada Gambar. Kelating dapat dikenali dari adanya sejumlah
besar fungsional gugus seperti acetamido, amino primer, dan gugus hidroksil
D. Logam Berat
Logam berat adalah unsur kimia yang memiliki bobot jenis lebih dari 5
g/cm3, logam berat ialah zat pencemar yang cukup berbahaya seperti Kadmium
(Cd), Timbal (Pb), Besi (Fe), Merkuri (Hg), dan Mangan (Mn), Tembaga (Cu)
beracun, dan tidak bisa terurai (Valentine et al., 2019). Logam berat jika dari
toksiknya terhadap manusia ada begitu banyak, namun hanya lima logam berat
yang menduduki tempat teratas menurut tingkat toksiknya yang berbahaya dan
beracun yaitu Arsen (As), Kromium (Cr), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan
karbon aktif, alumina, zeolit, dan arang tulang serta oksidasi-oksidasi logam
pemerintah. Logam berat dapat masuk kedalam rantai makanan seperti tembaga,
merkuri, timbal, kromium, nikel, dan lain-lain terutama oleh ikan dan tumbuhan
15
yang cenderung mengambil logam berat yang larut dalam air, logam-logam
Logam Besi (Fe) pada umumnya banyak terkandung dalam air, terlarut
dalam bentuk ion Fe2+, dimana jika kadar ion tinggi akan menyebabkan air
berwarna kuning dan berbau tidak sedap, yang mendakan bahwa air tidak layak
Salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemukan pada hampir setiap tempat
dibumi, pada setiap lapisan geologi dan semua badan air disebut besi. Pada air
permukaan jarang ditemui kandungan dari besi (Fe) lebih besar dari 1 mg/L,
namun pada air tanah kandunga dari besi jauh lebih tinggi. Konsentrasi besi yang
tinggi ini dapat mengakibatkan noda pada kain serta perkakas dapur (Alaerts &
Santika, 1987).
(Fe) bisa ditemukan pada air limbah. Karena air limbah dapat mengalami kontak
dengan material atau zat yang ada pada bumi. Oleh karena itu, pada umumnya air
tanah dapat terkandung didalamnya anion maupun kation terlarut serta senyawa
anorganik lainnya, diantaranya yaitu ion Fe yang sering ditemukan pada air.
besi pada kerak bumi menempati posisi keempat terbesar. Besi dapat ditemukan
dalam bentuk kation ferro (Fe2+) dan ferri (Fe3+). Dalam air alami yang memiliki
16
pH sekitar 7 ataupun pH netral dan kadar oksigen terlarut yang cukup, ion dari
ferro (Fe2+) yang mempunyai sifat mudah larut akan dioksidasi menjadi ion ferri
(Fe3+). Pada proses oksidasi terjadi pelepasan elektron, sementara proses reduksi
ferri (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+) dengan penangkapan elektron. Proses dari
oksidasi beserta reduksi dari besi (Fe) tidak melibatkan hidrogen serta oksigen
(Effendi, 2003). Reaksi dari oksidasi ion ferro (Fe2+) menjadi ion ferri (Fe2+) yaitu
Fe2+ → Fe3+ + e-
Pada pH sekitar 7,5 – 7,7 ion ferri (Fe2+) akan mengalami oksidasi serta
akan berikatan dengan hidroksida dan membentuk Fe(OH)3 yang tidak larut dan
dasar. Sehingga besi (Fe) hanya dapat diperoleh pada perairan yang berada pada
kondisi anaerob (anoksik) serta dalam suasana asam. Logam besi (Fe) merupakan
logam yang termasuk pada logam non-essensial untuk makhluk hidup. Pada
tumbuhan, baik algae, besi berfungsi sebagai penyusun dari sitokrom dan klorofil.
Kadar besi (Fe) yang berlebihan dapat menyebabkan warna kemerahan bisa serta
dapat mengakibatkan karat pada peralatan dari logam dan dapat memudarkan
bahan pencelupan dan tekstil. Selain itu, pada tumbuhan besi dapat berfungsi
sebagai sistem enzim dan transfer elektron pada proses fotosintesis (Effendi,
2003).
tingginya kadar logam besi (Fe) akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan
pada usus, gusi berdarah, cacat lahir, radang sendi, diabetes, pusing, hepatitis,
kanker.
E. Spektrofotometer UV-Vis
dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm. Terdapat dua penataan pada
metode untuk mengukur absorban suatu sampel pada panjang gelombang tertentu.
mempunya panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible)
mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pada metode ini suatu hukum yang
menjadi acuan adalah penentuan suatu zat secara kuantitatif. Hukum tersebut yaitu
antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan
jumlah ultraviolet dan cahaya tampak yang diserap oleh sebuah larutan. Cahaya
yang diserap menyebabkan elektron dipromosikan dari satu tingkat energi ke yang
lain. Ion logam yang berbeda, memiliki pola penyerapan yang berbeda sehingga
cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinan pengukuran jumlah zat
berdasarkan hukum Lamber Beer, yaitu bila cahaya monokromatik melalui suatu
media (larutan), maka sebagian lagi dipancarkan. Aplikasi rumus tersebut dalam
Vis meliputi :
maka semakin tinggi pula nilai adsorpsinya (Wilda & Pandebesie, 2015). Kurva
dalam sampel dapat dengan mudah ditentukan menggunakan kurva kalibrasi, yang
(Yoga, 2015).
Dimana :
y = absorbansi
a = intersep
20
x = konsentrasi
b = slope
3.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian di Kecamatan Suwawa yang terdiri dari 5 desa yaitu Desa
Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Jl. Prof. Dr. Ing. B.J Habibie, Kabupaten Bone
Bolango.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik, corong,
gelas kimia, gelas ukur, erlenmeyer, pipet, magnetik stirrer, batang pengaduk,
spatula, UV-Vis.
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu, Air Sumur, HNO3, KSCN,
C. Tahap Penelitian
sebanyak 1 gram FeSO4 lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 mL dan
ditambahkan dengan aquades hingga tanda batas lalu campurkan sampai homogen
sehingga diperoleh larutan FeSO4 100 ppm. Selanjutnya untuk variasi konsentrasi
0,2 ppm, 0,4 ppm, 0,6 ppm, 0,8 ppm, dan 1 ppm untuk larutan standar FeSO 4
21
22
mengambil sebanyak 0,05 mL, 0,1 mL, 0,15 mL, 0,2 mL, dan 0,25 mL pada
kedalam labu takar 25 mL dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas.
larutan standar Fe 0,4 ppm yang dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL,
dimasukan ke dalam gelas ukur 10 mL, lalu ditambahkan KSCN 0,5 mL dan
4.
A. Hasil penelitian
Pada tahap ini sampel terlebih dahulu dilkakukan uji kualitatif yang meliputi
melihat warna, bau, dan suhu. Hasil Uji kualitatif berupa warna, suhu, dan bau
labu ukur 10 ml untuk memperoleh konsentrasi 0,2 ppm, 0,4 ppm, 0,6 ppm, 0,8
Abs
Ppm Kurva Baku Logam Besi (Fe)
(473nm)
0.200
0 0,000 0.150
f(x) = 0.163142857142857 x − 0.00123809523809525
Absorbansi
0,2 0,032 0.100 R² = 0.99890522316801
1 0,163
dengan larutan standar Fe 0,4 ppm yang dimasukkan ke dalam labu ukur 10
A 0,053 0,3323
B 0,049 0,3078
C 0,057 0,3568
D 0,051 0,3200
E 0,05 0,3139
A 0,038 0,2403
B 0,032 0,2036
C 0,037 0,2342
D 0,040 0,2526
E 0,033 0,2097
27
B. Pembahasan
kuning, menimbulkan bau seperti bau amis dan rasa seperti metalik. Pada
perubahan warna kekuningan, tetapi tidak berbau amis dan juga tidak
memiliki rasa seperti metalik. Hal ini dikarenakan di dalam air masih
mengandung unsur zat besi, terlarut dalam bentuk ion Fe2+ (Putra et al.,
2022).
Tahun 2017 tentang persyaratan kualitas air yang layak digunakan yaitu ± 3.
persyaratan kualitas air, setiap sampel memiliki suhu 25 oC – 26 oC. Pada air
sumur untuk suhu tidak berpengaruh pada pencemaran air. Hal ini karena
Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi menyatakan bahwa standar baku
mutu maksimal 6,5 – 8,5. Dari hasil pH yang didapatkan pada pengujian
sampel 1-5 adalah 7,5-8 yang mana masih dalam range yang dibolehkan oleh
kurang dari 6,5 atau diatas 9,0 menyebabkan beberapa persenyawaan kimia
yang ada dalam air berbentuk ferro dan ferri, dimana bentuk ferri akan
mengendap dan tidak larut dalam air serta tidak dapat dilihat dengan mata
al., 2019)
0,6 ppm, 0,8 ppm, dan 1 ppm dengan panjang gelombang 473 nm yaitu 0,032
mg/L, 0,063 mg/L, 0,093 mg/L, 0,0131 mg/L dan 0,0163 mg/L. Pada
penelitian ini nilai regresi kurva Baku logam timbal sebesar 0,9999 dimana
nilainya lebih besar dari 0,98 (R2 > 0,98). Kurva Baku logam Besi disajikan
gambar 4.
konsentrasi 0,4 ppm terdapat pada panjang gelombang maksimum yaitu 473
nm. Pada penelitian ini penentuan panjang gelombang maksimum diukur pada
UV-Vis.
sampel air sumur yang ada di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango,
mg/L – 0,053 mg/L. Kadar Fe sampel air yang telah didapatkan sebenarnya
air sumur.
warna jingga akibat penambahan KSCN dan HNO3 hal ini disebabkan karena
adanya reaksi kalium tiosianida dan besi (III) senyawa kompleks Fe(SCN) 3
pembentukan gugus hidroksi (OH) dan amina (NH2) yang membentuk ikatan
koordinasi, serta dengan adanya gugus amida (NHCOCa3) pada kitin yang
dapat bertindak sebagai ligan jika berinteraksi dengan logam (Putra et al.,
2022). Reaksi kitosan dengan logam besi pada air ditunjukan pada Gambar 6
proses pengikatan logam oleh kitosan adalah situs aktif pada kitosan yaitu
nitogen dari gugus amina (NH2) dan oksigen dari gugus hidroksi (OH) yang
2016).
31
Persentase Terserap
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
Persentase
50.00%
40.00% 35.14% 32.09% 33.20%
28.99% 28.20%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
A B C D E
Lokasi
daya serap yaitu 35,14% dimana titik A (Desa Helumo) memiliki persentase
5.
A. Kesimpulan
adsorben besi (Fe) pada sampel air sumur di Kecamatan Suwawa di 5 titik desa yaitu
Desa Helumo, Desa Huluduotamu, Desa Bube, Desa Perintis, dan Desa Ulantha adalah
pengujian secara fisis sampel air sumur yang meliputi pengujian warna, suhu, dan bau
serta pengujian dengan menggunakan pengompleks didapatkan bahwa air sumur tidak
berwarna, tidak berbau, dan suhu serta kandungan logam besi masih sesuai standar
Hasil aplikasi kitosan pada sampel air sumur didapatkan bahwa kitosan mampu
menurunkan kadar logam besi dimana di desa Helumo memiliki kadar Fe awal 0,3323
mg/L dan kadar Fe akhir 0,2403 mg/L, desa Huluduotamo memiliki kadar Fe awal
0,3078 mg/L dan kadar Fe akhir 0,2036 mg/L, desa Bube Memiliki kadar Fe awal
0,3568 mg/L dan kadar Fe akhir 0,2342 mg/L, desa Perintis memiliki kadar Fe awal
0,3200 mg/L dan kadar Fe akhir 0,2526 mg/L, desa Ulantha memiliki kadar Fe awal
B. Saran
sifat fisis air, menambahkan logam besi yang akan diuji, dan juga menambahkan
33
mendukung penelitian.