Anda di halaman 1dari 16

PEMBUATAN SEMEN GEOPOLIMER RAMAH LINGKUNGAN BERBAHAN BAKU

MINERAL BASAL GUNA MENUJU LAMPUNG SEJAHTERA

THE PRODUCING OF ENVIRONMENTAL FRIENDLY GEOPOLYMER CEMENT WITH


RAW MATERIAL OF BASALT MINERALS TO ACCOMPLISH WELFARE LAMPUNG

Muhammad Amin dan Suharto


Balai Penelitian Mineral Lampung-LIPI
Jl.Ir.Sutami Km. 15. Tanjung Bintang, Lampung Selatan.
E-mail: muha047@lipi.go.id

Dikirim 5 Januari 2017 Direvisi 7 Februari 2017 Disetujui 17 Maret 2017

ABSTRAK

Semen merupakan bahan bangunan yang sangat penting bagi pembangunan dan kebutuhan akan
semen semakin meningkat sejalan dengan peningkatan sarana dan prasarana manusia. Seiring
dengan semakin meningkatnya permintaan semen maka semakin meningkat pula tingkat
pencemaran lingkungan karena pada proses pembuatan semen akan melepas gas karbon dioksida
(CO2) yang lepas ke atmosfer. Semen geopolimer merupakan salah satu alternatif untuk mengganti
semen yang tidak ramah lingkungan dengan cara melakukan sintesis bahan yang banyak
mengandung silikat-aluminat dan itu ada pada mineral basal. Berdasarkan analisa XRF mineral
basal merupakan salah satu material pozolan karena kandungan silika dan alumina sangat tinggi
yakni 56,15% SiO2, 17,37% Al2O3, 8,25% CaO dan 4,62% Fe2O3. Mineral basal disintesis
menjadi geopolimer menggunakan larutan pengaktif NaOH yang bervariasi 2,5; 3,9; 6 dan 8%
dengan penambahan natrium silikat sebanyak 9,75 % dan dipanas-keringkan (cured) pada suhu 60,
80, dan 100oC selama 5 jam. Karakterisasi semen geopolimer berbahan baku mineral basal
menunjukan kuat tekan yang optimum pada penambahan NaOH 3,9% sebesar 435 kg/cm2 pada
suhu 60oC, 589 kg/cm2 pada suhu 80oC, dan 598 kg/cm2 pada suhu 100oC. Nilai porositas
semakin kecil seiring penambahan NaOH dan suhu curing dengan nilai optimum porositas pada
penambahan NaOH 3,9% sebesar 9,82% pada suhu 60oC, 9,46% pada suhu 80oC, dan 7,30 %
pada suhu 100oC dan pada penambahan NaOH 6 % porositas naik kembali menjadi sebesar 13,10%
pada suhu 60oC, 12,08% pada suhu 80oC, dan 10,18 pada suhu 100oC. Dari mutu nilai kuat tekan
semen geopolimer berbahan baku mineral basal masih tinggi dibandingkan dengan semen
konvensional standar yaitu sebesar 324 kg/cm2 dan porositas sebesar 21,28%. Mineral basal dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen geopolimer karena kualitas semen lebih baik
dibandingkan semen konvensional dan layak untuk dikembangkan sebagai semen ramah
lingkungan.

Kata kunci: semen, geopolimer, basal, silikat, aluminat

ABSTRACT

Cement was an important building material for a development and the need for cement sharply
increased along with the development of people structures and infrastructures. Together with the
increase of demands on cement went increase the level of environment pollution due to the process
of cement indutries because the process released carbon dioxide (CO2) gas to the atmosphere.
Geopolymer cement was an alternative to replace the unenvironmental-friendly cement with
synthetizing materials riched in silicate-aluminate in form of basalt minerals. Based on XRF
analysis, basalt minerals were a pozolan meterial due to their high silica and alumina contents
which were 56.15 % SiO2, 17.37 % Al2O3, 8.25 % CaO and 4.62 % Fe2O3. Basal minerals were
synthetized to geopolymer in the activator NaOH solution varied to 2.5, 3.9, 6 and 8 % with the
addition of 9.75 % sodium silicate thence were cured at the temperatures of 60, 80, dan 100 oC for
5 hours. The charactization of basalt-minerals geopolymer cement indicated the optimum pressure-
strength on the addition of 3.9 % NaOH to 435 kg/cm2at the temperature of 60 oC, 589 kg/cm2at
80oC, dan 598 kg/cm2at 100oC. Porosity value decreased with the addition oh NaOH and curing
temperature with the optimum porosity value with the addition of 3.9 % NaOH to achieve 9.82 % at
60 oC, 9.46 % at 80 oC, and 7.30 % at 100 oC. With addition of 6 %NaOH, the porosity increased
back to 13.10 % at 60 oC, 12.08 % at 80 oC, and 10.18 at 100 oC. On the quality of pressure-
strength, basalt-minerals geopolymer cement held high as compared with the standard of
conventional cementwhich were 324 kg/cm2and the porosity of 21.28 %. Basalt minerals could be
utilized as raw material to produce geopolymer cement due to the better quality of the cement than
the conventional cement and feasible to develop as environmental-friendly cement.

Keywords: cement, geopolymer, basalt, silicate, aluminate.

I. PENDAHULUAN yang hampir 50 % dilepaskan ke udara[2]


untuk memproduksi semen sebanyak 1 ton
1.1. Latar Belakang gas rumah kaca (CO2) yang dihasilkan dan
terbuang juga sebesar 1 ton, gas ini
Indonesia merupakan negara berkembang dilepaskan ke atmosfer kita dengan bebas dan
yang banyak melakukan pembangunan fisik kemudian merusak lingkungan hidup kita
diseluruh sektor, dalam pembangunan diantaranya menyebabkan pemanasan global
dibutuhkan beberapa bahan bangunan, semen, [3]
agregat, dan pasir. Semen merupakan bahan Untuk mengurangi emisi gas CO2 akibat
baku yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan semen portland dan mengatasi
pembangunan karena berfungsi sebagai efek buruk yang merusak lingkungan serta
perekat yang mampu mengikat bahan-bahan dalam upaya memperbaiki problem
lain untuk menjadi kompak dan kuat. Dalam durabilitas pada material beton yang
proses pembuatan semen terdapat dua menggunakan semen, sudah saatnya perlu
teknologi yaitu, teknologi basah (wet proses) dilakukan perubahan akan ketergantungan
yaitu proses pembuatan semen dengan pada semen portland, maka diperlukan
penambahan air pada proses penggilingan dan material lainnya sebagai pengganti. Semen
pencampuran, dan teknologi kedua adalah geopolymer adalah salah satu semen hasil
proses kering (dry proses) yaitu proses temuan dan dipopulerkan oleh Prof. Josefh
pembuatan semen yang pada proses Davidovits, semen geopolymer merupakan
penggilingan dan pencampuran tanpa sintesa dari bahan alam non organik lewat
penambahan air. Selanjutnya bahan baku proses polimerisasi. Bahan baku utama yang
dilakukan proses pembakaran pada tungku diperlukan untuk pembuatan semen
rotari kiln pada suhu 1400oC [1]. geopolymer adalah bahan-bahan yang banyak
mengandung unsur-unsur silika (SiO2) dan
Pada proses pembakaran ditungku rotary alumina (Al2O3), salah satu bahan baku yang
kilnbahan bakar yang digunakan adalah banyak mengandung unsur silika dan alumina
batubara dan akan menghasilkan gas buang adalah batu basalt yang komposisi kimianya
terutama gas sulfida dan gas CO2, begitu juga SiO2 = 40 55% dan Al2O3 = 12 17%[4]
saat pembakaran bahan baku ditungku rotary
kiln batu kapur akan melepaskan gas CO2 Berdasarkan data yang berasal dari Pusat Data
berdasarkan reaksi CaCO3CaO + CO2 gas dan Informasi Energi dan Simber Daya
Mineral Kementerian ESDM pada tahun 2011 1.3. Tujuan Penelitian
bahwa sumber daya mineral Non Logam
batuan basalt di Indonesi berjumlah Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
5.571.251,56 ribu ton dan menurut sumber bahwa mineral basalt dapat digunakan
yang berasal dari Dinas Pertambangan dan sebagai bahan baku utama pada pembuatan
Energi Lampung sejumlah cadangan batu semen geopolymer dan untuk mempelajari
basalt yang tersebar di daerah berjumlah variabel-variabel yang berpengaruh pada
318.480.000 ton[5], jumlah cadangan yang kekuatan mutu semen geopolymer dengan
begitu banyak selama ini hanya dipergunakan metode pencetakan bentuk kubus 5 x 5 x 5 cm
sebagai pondasi untuk pembangunan rumah dengan umur pengujian 7 hari. Variabel-
seharusnya dengan mengoptimalisasikan variabel tersebut meliputi:
mineral basalt maka nilai ekonominya akan 1. Persen penambahan NaOH terhadap berat
bertambah, untuk alasan ini maka perlu basalt dan keseluruhan sebesar: 2,5 %, 3,9
dilakukan penelitian mengenai mineral basalt %, 6 % dan 8 %
sebagai bahan baku utama pada pembuatan 2. Suhu curing (pemanasan dan pengeringan)
semen geopolimer agar mineral basalt pada hasil cetakan semen geopolymer,
mempunyai nilai tambah ekonomi lebih baik. dengan variasi suhu: 60oC, 80oC, dan
Dengan hasil penelitian ini diharapkan 100oC
mampu memberikan dampak yang positif Kondisi optimum akan dilihat dari nilai Kuat
bagi mahasiswa, peneliti dan masyarakat Tekan dan % Absorbsi dari semen
dalam berinovasi terutama pada mineral- geopolymer
mineral yang ada dan banyak terdapat Ruang lingkup penelitian ini adalah: Variabel
disekeliling kita untuk menciptakan material yang dibuat tetap adalah: % Sodium Silikat,
pengganti yang ramah lingkungan. % air dan waktu pemanasan 5 jam.

1.2. Rumusan Masalah 1.4. Manfaat Penelitian

Masalah penelitian dalam pembuatan semen Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan
geopolymer berbahan baku mineral basalt dapat bermanfaat bagi penulis dan untuk
adalah bagaimana cara membuat semen masyarakat yang membaca hasil penelitian
geopolymer dengan menggunakan bahan ini, beberapa manfaat yang dapat diambil
baku mineral basalt dicampur silika cair antara lain:
(water glass) dan sodium hidroxide (NaOH) 1. Mineral basalt dapat ditingkatkan nilai
agar didapat komposisi yang optimum. Hasil- ekonominya, yang selama ini oleh
hasil tersebut diperoleh dari variabel-variabel masyarakat hanya untuk batu pondasi
yang mempengaruhi pada kekuatan mutu maka nanti dapat dijual sebagai bahan
semen geopolimer, antara lain: baku semen geopolymer sehingga harga
mineral basalt naik dan pendapatan
1. Persen penambahan NaOH, variabel ini masyarakat akan meningkat
akan digunakan untuk mengetahui makin 2. Dapat tumbuhnya lapangan pekerjaan
besar % penambahan NaOH yang seiring dengan didirikannya industri
digunakan apakah makin tinggi nilai kuat semen geopolymer
tekan semen geopolymer 3. Dapat menambah PAD daerah Provinsi
Lampung dengan berdirinya pabrik-pabrik
2. Suhu curing (pemanasan dan pengeringan), industri semen geopolymer
variabel ini untuk melihat pengaruh suhu 4. Untuk menumbuhkan inovasi-inovasi di
pemanasan terhadap mutu semen daerah Provinsi Lampung guna
geopolymer meningkatkan daya saing terhadap
Provinsi lain demi masa depan Lampung.
Sasaran Penelitian dengan kadar anorganik 6 35 % dari masa
Output dari penelitian ini adalah: semen komposit yang kesemuanya digiling
1. Contoh produk dari semen geopolimer dan dipanaskan[6]
2.Terkuasainya cara pembuatan semen Geopolimer pertama kali ditemukan oleh Prof
geopolimer berbahan baku mineral basalt Davidovists tahun 1970, dengan objek
3. Karya Tulis Ilmiah yang dipublikasikan penelitian struktur bangunan piramid, piramid
4. Paten sederhana mengenai bahan baku terbuat dengan metode re-aglomerasi batuan
semen geopolimer atau dengan kata lain semen tersebut dibuat
Dampak dari penelitian ini adalah: dengan mencampurkan metakaolin dengan
1. Dapatmemperlancar pembangunan derah larutan alkali, misalnya KOH, NaOH material
Lampung dalam hal ketersediaan semen baru tersebut dinamakan geopolimer[7]
alternatif selain semen pozolan atau semen
portland Pembuatan semen geopolimer dengan
2. Dapat mengurangi biaya produksi dalam mengunakan bahan abu terbang (fly ash) yang
pembuatan semen kaya silika dan alumina[8] dan dapat bereaksi
3. Dapat mengurangi dampak rumah kaca dan dengan cairan alkali dan dilakukan
lingkungan yang bersih dikarenakan pembuatan dengan dicetak bentuk kubus
pembuatan semen geopolimer tidak dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm dengan
memerlukan proses pembakaran yang variasi curing time 4,8,12 dan 24 jam,
menghasilkan gas CO2 seperti pada berdasarkan penelitian bahwa semakin lama
pembuatan sement konvensional. curing time maka semakin besar kuat tekan
Penerapan Teknologi dari penelitian ini dengan optimum waktu 24 jam dengan nilai
adalah: 27,462 MPa[9]
Penerapan teknologi dari hasil penelitian ini
adalah dapat diaplikasikan pada industri Pemakaian semen sebagai pengikat pada
properti, pembangunan jalan raya yang padat bahan beton menimbulkan beberapa
kendaraan, pembangunan gedung bertingkat permasalahn seperti lamanya waktu
dan pembangunan jembatan yang pengeringan dan pengerasan dan beton yang
kesemuanya membutuhkan semen cepat dihasilkan relatif berat. Bahan-bahan polimer
kering sehingga proses pembuatan dan seperti epoksi, resin dan water glass
pembangunan berjalan cepat dan lancar serta merupakan salah satu solusi dan harapan
aman. karena akan memberikan efek waktu
pengerasan yang lebih cepat dibandingkan
Hipotesis dengan semen konvensional dan mampu
Dengan menggunakan material baru berupa memberikan sifat mekanik (kuat tekan) yang
mineral basalt sebagai bahan baku semen baik. Berdasarkan hasil pengamatan XRD
geopolimer maka mutu kuat tekan akan bahwa mineral yang terkandung dalam semen
menjadi naik dibandingkan dengan semen geopolimer adalah silika sebanyak 32 %[10]
konvensional lainnya.
Kebutuhan akan semen cepat (rapid stting
II. LANDASAN TEORI cement) yaitu semen cepat keras dan dapat
mencapai kekuatan tinggi dalam waktu relatif
Semen portland campur adalah bahan singkat sudah cukup mendesak terutama
pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama- untuk konstruksi jembatan, refarasi landasan
sama terak (clinker), semen portland dan pacu pesawat, jalan raya yang sibuk. Semen
gibsum dengan satu atau lebih bahan geopolimer merupakan solusi dengan
anorganik atau hasil pencampuran semen mencampur abu terbang dengan larutan
portland dengan bubuk bahan anorganik lain. natrium silikat dan larutan dengan persentase
Bahan anorganik itu antara lain terak tanur masing-masing abu terbang 57-67 % dan
tinggi, pozolan, senyawa silika, batu kapur natrium silikat 43-33% dengan perbandingan
NaOH dengan air masing-masing NaOH NaOH konsentrasi 8 14 Molaritas akan
27%, silikat 8-10 % dan air 63%. Komposisi menghasilkan nilai kuat tekan 28,3 MPa
ini menghasilkan kuat tekan sebesar 4-46 dengan nilai porositas yang rendah 8 %[12]
MPa dengan suhu curing 28-150oC dengan Semen portland dibuat dengan mengkalsinasi
waktu 4-24 jam[11] batu kapur dengan tanah liat pada suhu tinggi
menghasilkan klingker sedangkan semen
Kuat tekan geopolimer sangat tergantung geopolimer terbuat dari fusi material silika
pada sifat material pozolan dan larutan dan alumina, perbandingan komposisi kimia
aktivator yang digunakan pada campuran terlihat dalam tabel 1. dibawah ini[13]
pasta semen, lumpur sidoarjo, trass dan fly Tabel 1. Perbandingan Komposisi Kimia
ash sebagai bahan baku utama dengan Antara Semen Portland dengan Semen
dicampur larutan sodium silikat dengan Geopolimer

Oksida Kadar Semen Portland (%) Kadar Semen Geopolimer (%)


CaO 60 67 11
SiO2 17 -25 59
Al2O3 3 -8 18
Fe2O3 0,5 6 -
MgO 0,5 4 3
SO3 2,0-3,5 -

Semen benar-benar digantikan oleh bahan serap air 10,69 11,85 % dengan berat jenis
pozolan seperti fly ash dan diaktifkan oleh semu 1,93 2,07 gram/cm3[15]
larutan alkali. Dengan komposisi larutan
natrium silikat Na2O 16,45 %, SiO2 34,35 % Penggunaan abu batu basalt sebagai mortar
dan H2O 49,20 % dengan larutan NaOH dengan dibuat bentuk kubus ukuran 5 x 5 x 5
konsentrasi 2,91, 5,6, 8,10, 11,01, 13,11 cm, diuji kuat tekan, kuat tarik. Hasil
dan 15,08 M dengan suhu curing 40, 60,90 penelitian menunjukan kuat tekan mortar
dan 120oC waktu pemanasan 24 jam dengan sebesar 597 kg/cm2 pada rasio air/semen 0,29,
pengujian kuat tekan umur 3 hari. Hasil yang uji kuat tarik sebesar 129 kg/cm2 dan kuat
terbaik adalah larutan NaOH 13 M, suhu tekannya sebesar 650 kg/cm2[15]. Fly ash
curing 90oC dengan waktu pemanasan 8 jam sebagai bahan baku pembuatan semen
akan menghasilkan kuat tekan yang tinggi[14] geopolimer dengan dicampur natrium silikat
dan 8 M sodium hidroksida, sampel
Pemanfaatan residu bauksit sebagai bahan dipanaskan suhu 80oC selama 3, 6, 15, dan 24
pembuatan bata bangunan berbasis material jam. Test kuat tekan dilakukan umur 7 hari
geopolimer dengan mencampurkan bahan dan 28 hari. Kuat tekan yang baik ditunukan
baku red mud 35 %, fly ash 25 % tailing pada umur 28 hari sebesar 40,35
pencucian bauksit 30-40 % dan kapur 0-10 %, MPa[16].Abu vulkanik gunung berapi dapat
campuran ditambahkan larutan NaOH 1 % digunakan sebagai bahan baku geopolimer
dan sodium silikat 0-8 % kemudian dicetak dengan larutan pengaktif NaOH 66,67% dan
pres. Dicuring suhu 80oC didiamkan suhu pengikat sodium silikat, dicuring suhu 70oC
ruangan selama 7,14,21 dan 28 hari. Hasil selama 3 hari, kuat tekan optimum
pengujian menunjukan bahwa penambahan menunjukan angka 61,16 MPa[16].
sodium silikat 0-8 % nilai kuat tekan Komposisi bahan baku: abu vulkanik=233gr,
mencapai 53,5 238,9 kg/cm2 dan dan daya
NaOH=13,3gr, sodium silikat= 33,3gr, dan air=61,6 gr[12].

geopolymerization, J Mater Sci, 2007,42:2819

[17]
Gambar 1. Ikatan Kimia Antara Partikel Silika dan Alumina

Karakteristik sifat fisik Alumino-Silika 24 jam, diuji umur 7 hari didapat kuat tekan
sebagai bahan geopolimer berasal dari bahan sebesar 64 MPa[19]
campuran antara tailing tambang, coal fly ash, Bahan geomaterial montmorillonit, genteng
slag blast furnace dengan aktivator alkali sokha, fly ash, clay,dan nano silika dicampur
berupa sodium hidroksida dan sodium silikat resin, hardner lalu dicetak dengan tekanan
menghasilkan kuat tekan sebesar 142,2 dan dipanaskan lalu diuji SEM, XRF[20]
MPa[18] material kaya akan silika dan Perbedaan antara struktur kimia semen
alumina yang berasal dari metakaolin dengan portland yang banyak mengandung Calsium
penambahan na.silikat dan na.hidroksida dengan semen geopolimer yang banyak
dibentuk dan dikeringkan suhu 75oC selama mengandung silika dan alumina dapat dilihat
pada gambar 2. Kategori semen geopolimer 3. Semen geopolimer berbasis abu terbang
terbagi menjadi 4 macam yaitu: batubara (fly ash)
1. Semen geopolimer berbasis slag blas Semen geopolimer berbasis mineral banyak
furnace mengandung besi oksida (Fe2O3)[21]
2. Semen geopolimer berbasis mineral
batuan dari vulkanik letusan gunung
berapi

Gambar 2. Perbedaan Ikatan Struktur Kimia Antara Semen Portland dengan Semen Geopolimer

Natrium silikat atau sodium silikat III. METODE PENELITIAN


atauwaterglass yaitu garam yang larut dalam
airdengan komposisi sodium meta silikat Metode yang digunakan dalam penelitian ini
(Na2SiO3 atau Na2SiO3.9H2O), bentuk adalah metode studi literatur dan metode
laindari silikat adalah eksperimen. Metode literatur digunakan untuk
sesquisulikat(3Na2O.2SiO3). Natrium silikat melihat referensi yang berkaitan dengan
biasanya digunakan sebagai bahan penelitian ini sedangkan metode eksperimen
detergent,mempunyai sifat pengemulsi dan dilakukan dengan cara membuat semen
dapat menambah kekuatan serta memiliki geopolimer secara langsung dengan
sifatadhesive yang baik. Bentuk padat dari mencampurkan bahan baku utama berupa
natrium silikat terlihat seperti gelas dan larut mineral basalt yang dihaluskan dengan
dalam air panas, meleleh pada temperature ditambah sodium silicat yang berfungsi untuk
1018ºC. Bahan natrium silikat ini diperoleh mempercepat reaksi polimerisasi dan sodium
dengan melelehkan pasir, batubara dan soda. hodroxide berfungsi sebagai pereaksi unsur-
Campuran dilarutkan dalam air dan unsur Al dan Si yang terkandung di dalam
dididihkan dalam waktu lama[22]. Batuan mineral basalt sehingga akan menghasilkan
basalt disebut juga batuan beku, dengan ikatan polimer yang kuat, komposisi bahan
komposisi mineral, feldspart, pyroxene, baku yang direncanakan sebanyak 4
olivine dan megnetite, bersifat keras, komposisi dengan variasi penambahan
bertekstur mineral gelas vulkanik dan warna sodium hidroxide yang selanjutnya dicetak
hitam abu-abu, kegunaan sebagai bahan baku dalam bentuk kubus ukuran 5 x 5 x 5 cm
industri poles, bahan pondasi dan sebagai sebagai spesimen contoh uji. Pengujian
agregat pada beton.[23]. meliputi kuat tekan, uji porositas, daya serap,
dan berat jenis lalu dibandingkan dengan
adukan standar semen + pasir sehingga dapat
dilihat kekuatan mutu yang lebih baik antara 2. Uji Porositas, berupa uji poros dari semen
semen konvensional dengan semen geopolimer dengan prinsif perendaman
geopolimer. dalam air dengan waktu perendaman 24
jam.
Waktu dan Tempat Penelitian Rumus Porositas (%) : W3 - W1 x 100 %
Penelitian ini dilakukan Juni 2015 s/d Febuari W1= berat kering W2= berat dalam air
2016 bertempat di Laboratorium Balai W3 - W2
Penelitian Teknologi Mineral LIPI Tanjung W3= berat setelah menyerap air
Bintang Lampung Selatan. 4. Uji Daya Serap, berupa uji poros dari
Bahan yang digunakan: mineral basalt, semen geopolimer dengan prinsif
sodium silikat, sodium hidroxide dan air perendaman dalam air dengan waktu
Alat yang digunakan: cetakan terbuat dari perendaman 24 jam.
besi dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm, pengaduk Rumus Daya Serap (%) : W3 - W1 x 100 %
mixer, timbangan dan sendok semen, dan W1
oven pengering. 4. Uji Susut Bakar, berupa persen berat
Sumber data: data yang diperoleh dalam kehilangan benda uji sebelum dibakar
penelitian ini berasal dari data primer yang dibandingkan dengan setelah dibakar pada
bersumber langsung dari hasil percobaan suhu 1000oC
dalam penelitian dilapangan berupa uji fisik UjiSusut Bakar (%) : W1 - W2 x 100 %
dari produk semen geopolimer dan hasil uji W1 = Berat Sebelum dibakar
komposisi kimia bahan baku metode XRF W1
serta karakteristik SEM dan XRD produk W2 = Berat setelah dibakar
semen geopolimer. 5. Uji Berat Jenis, berupa perbandingan antara
Pengumpulan Data berat dari satuan volume dari suatu
Untuk mendapatkan data dan diolah maka material terhadap berat air dengan volume
diamati saat proses pembuatan dan pengujian yang sama
yaitu Rumus Berat Jenis (gr/cm3) = m/ v
1. Uji Kuat Tekan, berupa test strenght pada m = massa benda v = volume air
semen geopolimer dengan prinsif menekan Rancangan penelitian semen geopolimer
semen geopolimer pada luas permukaan dapat dilihat pada gambar flow chart dibawah
(cm2) tertentu dengan beban tertentu (kg). ini:
Rumus Kuat Tekan kg/cm2: P/ A. P=
beban maksimum A= luas permukaan semen
MINERAL BASALT
SODIUMHIDROXIDE+
AIR69,72%,68,32%, 66,22%,64,22% 9,75%
pasta gel 2,5%,3,9%,6%,8% (18,03%) SODIUM SILIKAT

Dihaluskan mesh 100 Dilarutkan

Analisis MIXER
XRF

PENCETAKAN

PENGERINGAN
Suhu ruangan 4 jam

PENGERINGAN OVEN
Suhu: 60, 80, dan 100oC, waktu 5 jam

PRODUK SEMEN GEOPOLIMER

UJI FISIK
Kuat tekan, porositas, absorbsi, dan berat jenis

KARAKTERISTIK
XRF,SEM dan XRD

KESIMPULAN

Gambar 3. Flow Chart Pembuatan Semen Ramah Lingkungan Geopolimer


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Karakteristik dan Pengujian

Gambar 4. Batuan Mineral Basalt


Gambar 4. Memperlihatkan mineral basalt berpori akibat dari pelepasan gas belerang
yang berasal dari batuan beku letusan dan oksigen yang ada.
gunung berapi dan struktur batuan yang

Gambar 5. Hasil Karakteristik SEM Mineral Basalt


Pada gambar 5 dari hasil karakteristik uji belerang dan gas lain berupa oksigen
SEM terlihat bahwa struktur mikro dari mengalami penguapan sehingga akan
mineral basalt tampak berbentuk bulat-bulat memperkaya mineral silika dan alumina,
yang menandakan banyaknya rongga yang dengan kaya akan silika dan alumina maka
terkandung didalam batuan basalt dengan mineral basalt sangat baik untuk digunakan
morfologi yang berkembang akan mengarah sebagai bahan baku semen geopolimer yang
melebar dan akan membesar (gambar bagian membuat ikatan menjadi lebih kuat.
atas), sedangkan gambar bagian bawah
memperlihatkan bahwa batuan mineral basalt
Komposisi kimia batu mineral basalt
ketika mengalami suatu pemanasan maka
akan mengalami perubahan struktur mikro Pengujian komposisi kimia batu mineral
menjadi berbentuk jarum-jarum kecil yang basalt yang berasal dari Kabupaten Lampung
menandakan bahwa unsur-unsur silika yang Timur Provinsi Lampung dilakukan dengan
terkandung dalam mineral basalt mengalami metode XRF sesuai prosedur yang hasilnya
pelelehan dan mempersempit pori-pori disajikan pada tabel 2. Berikut
menjadi lebih kecil yang disebabkan unsur
Tabel 2. Komposisi Kimia Mineral Basalt
NO. SENYAWA OKSIDA % HASIL ANALISA
1. SiO2 56,15
2. Al2O3 17,37
3. Fe2O3 4,62
4. CaO 8,25
5. MgO 6,90
6. K2O 3,28
7. TiO2 0,99
8. MnO2 0,46

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa mineral karakteristik mineral basalt hasil XRF dapat
basalt memeiliki kandungan senyawa kimia dilihat pada gambar 6 dibawah.
yang didominasi oleh oksida silika dan
alumina yaitu sebesar SiO2 = 56,15%, Al2O3 Dimana M adalah unsur alkali, z adalah 1,2
= 17,37%, oleh karena itu mineral basalt atau 3 dan n adalah tingkat polimerisasi.
merupakan bahan baku potensial untuk Selanjutnya alumino-silicate yang terbentuk
sintesis material geopolimer. Pada prinsipnya digolongkan pada 3 kelompok, yang
senyawa silika dan alumina merupakan tergantung pada ratio SiO2/Al2O3 pada harga
komponen yang sangat penting didalam 1,2 atau 3 dan berdasarkan perhitungan
reaksi geopolimer yang akan membentuk mineral basalt mempunyai ratio SiO2/Al2 O3
senyawa oksida alumino-silicate oxide pada harga 3,2 dan berada diluar harga diatas,
dengan alkali polisialates didalam larutan sehingga pada pembuatannya perlu
alkali lain dan akan menghasilkan ikatan penambahan bahan additif untuk membuat
polimer Si-O-Al. Reaksi yang terjadi sebagai alumina dan silica lebih reaktif sehingga akan
berikut:Mn [-(Si-O2)z-Al-O]n.wH2O, lebih cepat dalam pembentukan geopolimer.

Gambar 6. Hasil Karakteristik XRD mineral Basalt

Dari hasil karakteristik XRD mineral terlihat dekomposisi dari semua material yang akan
bahwa mineral basalt didominasi unsur silikat digunakan sebagai bahan baku pembentukan
dan alumina yang merupakan unsur utama geopolimer dengan cara mengatur bahan
pembentukan sintesis geopolimer perkusor dan aktivator alkali dan seluruh
material pembentukan semen geopolimer di
Proses Sintesis bahan-bahan geopolimer tentukan dalam satuan persen seperti tersaji
Untuk melakukan pembentukan semen pada tabel 3 berikut:
geopolimer maka perlu dilakukan
Tabel 3. Komposisi Bahan Baku Percobaan Semen Geopolimer
% KOMPOSISI BAHAN BAKU
BAHAN BAKU KOMPOSISI KOMPOSISI II KOMPOSISI KOMPOSISI
I III IV
Mineral Basalt 69,72 68,32 66,22 64,22
Sodium Hidroxide 2,5 3,9 6 8
Sodium Silikat 9,75 9,75 9,75 9,75
Air 18,03 18,03 18,03 18,03

Komposisi campuran material semen Hasil pengujian dari semen geopolimer


geopolimer diatas merupakan pengembangan berdasarkan komposisi material yang
dari rancangan penelitian ini sendiri dengan digunakan dibuat dalam bentuk kubus dengan
melihat hasil dari penelitian sebelumnya, ukuran 5 x 5 x 5 cm dan dilakukan
yang diharapkan dapat memperoleh terutama pengeringan dioven dengan variasi suhu
nilai kuat tekan yang optimum pada material curing 60, 80, dan 100oC, selama 5 jam.
geopolimer berbahan baku utama basalt. Dilakukan uji fisik berupa uji kuat tekan, uji
porositas, uji penyerapan air, uji susut bakar,
Hasil pengujian fisik benda uji semen dan uji berat jenis dengn hasil seperti yang
geopolimer tersaji pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Hasil Uji Fisik Semen Geopolimer dengan variasi NaOH dan Suhu Pemanasan
HASIL PENGUJIAN SUHU 60oC
KODE KUAT TEKAN POROSITAS PENYERAPAN BERAT JENIS
CONTOH (kg/cm2) (%) (%) (gr/cm3)
Semen Standar 324 21,28 14.61 1.85
KOMPOSISI I 405 15.04 9.73 1.87
KOMPOSISI II 418 11.56 5.18 1,89
KOMPOSISI III 436 9.82 4.40 1,91
KOMPOSISI IV 425 13.10 8.62 1,86
HASIL PENGUJIAN SUHU 80oC
KODE KUAT TEKAN POROSITAS PENYERAPAN BERAT JENIS
CONTOH (kg/cm2) (%) (%) (gr/cm3)
Semen Standar 324 21,28 14.61 1.85
KOMPOSISI I 562 13,36 8,06 1,87
KOMPOSISI II 577 10.98 4,54 1,89
KOMPOSISI III 589 9,46 3,28 1,90
KOMPOSISI IV 571 12,08 5,96 1,85
HASIL PENGUJIAN SUHU 100oC
KODE KUAT TEKAN POROSITAS PENYERAPAN BERAT JENIS
CONTOH (kg/cm2) (%) (%) (gr/cm3)
Semen Standar 324 21,28 14.61 1.85
KOMPOSISI I 585 11,40 7,38 1,88
KOMPOSISI II 591 9,07 3,46 1,89
KOMPOSISI III 598 7,30 2,91 1,90
KOMPOSISI IV 576 10,18 4,84 1,86

Pembahasan polimerisasi. Beton yang sedikit mengandung


Nilai Kuat Tekan sodium silikat dalam larutan NaOH pekat
tidak dapat mencapai nilai kuat tekan yang
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada uji optimum. Larutan aktivator juga sangat
kuat tekan sesuai dengan penambahan NaOH berperan dalam proses workabilitas semen
dari 2,5, 3,9 dan 6% maka semakin banyak pada saat pencetakan menyebabkan semen
jumlah penambahan NaOH maka semakin tidak padat begitu juga dengan larutan yang
tinggi juga nilai kuat tekan akan tetapi pada terlalu pekat akibat konsentrasi NaOH atau
saat penambahan sebanyak 8 % kuat tekan jumlah Sodium silikat dapat menurunkan kuat
akan mengalami penurunan. Begitu juga tekan karena kesulitan pada saat pengadukan
dengan suhu curing terlihat semakin tinggi dan pencetakan. Nilai kuat tekan dari semua
suhu curing maka semakin tinggi juga nilai variasi suhu ataupun variasi penambahan
kuat tekan. NaOH nilai kuat tekan masih diatas dari nilai
kuat tekan semen standar yaitu sebesar 324
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kg/cm2. Dengan demikian penambahan
penambahan NaOH 2,5%,3% dan 3,9% NaOH dengan konsentrasi optimum 3,9%
semakin meningkatkan nilai kuat tekan pada akan meningkatkan nilai kuat tekan begitu
suhu curing 60oC berturut-turut sebesar 405 juga suhu curing ikut berperan meningkatkan
kg/cm2, 418kg/cm2, dan 436 kg/cm2 nilai kuat tekan karena semakin tinggi suhu
kemudian turun kembali pada penambahan curing maka butiran-butiran air yang
6% menjadi 425 kg/cm2. terkandung di dalam semen geopolimer akan
menguap dengan menguapnya air yang ada
Begitu juga saat suhu curing dinaikan menjadi maka akan memperkecil porositas. Semen
80oC dan 100oC, berturut-turut nilai kuat geopolimer yang diproduksi menggunakan
tekan adalah 562, 577, dan 589 kg/cm2 pada geopolimer akan mengikat dengan kadar
suhu 80oC dan berturut-turut nilai kuat tekan alkali tinggi NaOH akan membentuk gel
sebesar 585, 591, 598 kg/cm2, kemudian polysilicoxo-aluminate akan mengeras akibat
turun kembali pada saat penambahan NaOH proses kristalisasi dan akan membuat kuat
sebesar 6% menjadi 571 kg/cm2 suhu 80oC tekan pada semen akan meningkat.
dan 576 kg/cm2 pada suhu 100oC.
Proses aktivasi bahan baku basalt berupa
Penurunan kuat tekan pada saat penambahan silika-alumina dengan menggunakan aktivator
NaOH sebesar 6% pada semua suhu curing larutan alkali silikat, akan membentuk
disebabkan NaOH berperan dalam senyawa plastis dan keramik sehingga semen
pembentukan formasi zeolit, namun demikian akan mengeras. Proses pengerasan semen
peran dari sodium silikat dalam larutan geopolimer berbeda dengan pengerasan
aktivator juga ikut berperan dalam semen konvensional biasa, kalau proses
meningkatkan nilai kuat tekan karena akan pengerasan semen geopolimer merupakan
mempercepat terjadinya reaksi pada proses reaksi polikondensasi yang bersifat
endotermis oleh karena itu laju pengerasan seiring dengan kenaikan suhu curing. Dari
dapat ditingkatkan dengan melakukan proses semua nilai porositas semen geopolimer
curing bertingkat sedangkan proses diatas masih lebih baik dan lebih kecil
pengeringan semen konvensional adalah dibandingkan nilai porositas semen standar
proses bersifat hidrasi yang bersifat yaitu sebesar 21,28%.
eksotermis. Nilai porositas sangat berkaitan dengan nilai
Reaksi : SiO2 + NaOH + H2O -------- kuat tekan semen geopolimer semakin tinggi
Na2SiO3.2H2O nilai porositas maka akan semakin turun nilai
Nilai Porositas kuat tekan.
Pengujian nilai porositas bertujuan untuk
mengetahui besarnya pori terbuka dan pori Nilai Penyerapan
tertutup yang ada didalam matriks semen Nilai penyerapan adalah untuk mengetahui
tersebut. Pori terbuka adalah pori yang dapat berapa banyak jumlah air yang terserap oleh
ditembus oleh air atau udara sedangkan pori semen geopolimer. Nilai penyerapan
tertutup adalah pori yang tidak dapat berkaitan dengan nilai porositas dari semen
ditembus. geopolimer, semakin turun nilai porositas
Semakin besar penambahan NaOH maka maka semakin turun juga nilai penyerapan
jumlah pori semakin sedikit, hal ini karena semakin turun nilai porositas maka
dipengaruhi oleh kekentalan yang dimiliki semakin kecil pori-pori yang ada pada semen
larutan NaOH dalam setiap campuran geopolimer maka semakin sedikit pula rongga
komposisi. Kepekatan larutan atau kekentalan kosong yang dapat menyerap sejumlah air.
larutan NaOH berhubungan dengan semakin
berkurangnya atau semakin sedikitnya jumlah Dari tabel 4 terlihat bahwa semakin besar
air yang digunakan pada larutan. Pada saat penambahan NaOH dan semakin tinggi suhu
proses curing air yang ada pada semen curing maka akan semakin sedikit pula semen
geopolimer akan menguap sehingga pori yang geopolimer menyerap air dengan kata lain
tadinya terisi oleh air akan menjadi kosong penyerapan semakin kecil. Pada suhu curing
dan semakin tinggi suhu curing maka akan 60oC beturut-turut penambahan NaOH 2,5%,
menambah kering semen geopolimer dan 3% dan 3,9% maka akan menurunkan angka
akan menjadi suatu ikatan yang merapat dan penyerapan berturut-turut sebesar 9,73%,
akan menutup pori kosong tadi. 5,18%, dan 4,40% akan tetapi akan naik
kembali pada saat penambahan NaOH 6%
Pada tabel 4 diatas terlihat bahwa semen menjadi 8,62%, begitu juga pada saat suhu
geopolimer yang menggunakan NaOH curing 80oC beturut-turut penambahan NaOH
sebesar 3,9 % pada titik optimum lebih sedikit 2,5%, 3% dan 3,9% maka akan menurunkan
dibandingkan larutan NaOH 2,5% dan 3,9% angka penyerapan berturut-turut sebesar
dengan kata lain bahwa semen geopolimer 8,06%, 4,54%%, dan 3,28% akan tetapi akan
dengan NaOH 3,9% lebih pekat dibandingkan naik kembali pada saat penambahan NaOH
dengan NaOH 2,5% dan 3,9% yang berarti 6% menjadi 5,96%, dan pada saat suhu curing
pula jumlah air yang berada dalam semen 100oC berturut turut penambahan NaOH
geopolimer jumlahnya semakin sedikit. 2,5%, 3% dan 3,9% maka akan menurunkan
Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa ada angka penyerapan berturut-turut sebesar
titik optimum yang menunjukan pori tertutup 7,38%, 3,46%%, dan 2,91% akan tetapi akan
paling besar yaitu pada penambahan NaOH naik kembali pada saat penambahan NaOH
3,9% dengan nilai porositas sebesar 9,82% 6% menjadi 4,84%.
pada suhu curing 60oC, sedangkan pada suhu
curing 80oC porositas sebesar 9,46% dan Nilai Berat Jenis
porositas sebesar 7,30 pada suhu curing Nilai berat jenis dimaksudkan untuk melihat
100oC. Penambahan NaOH juga seberapa besar nilai berat persatuan volume
memperlihatkan penurunan porositas juga yang ada pada semen geopolimer seiring
dengan penambahan NaOH dan semakin sedangkan pada penambahan 6% akan
meningkatnya suhu curing. mengalami penurunan kembali, begitu juga
pada kenaikan suhu curing akan menaikan
Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa ada nilai kuat tekan semen geopolimer suhu
hubungan antara penambahan NaOH dengan curing 100oC nilai kuat tekan lebih tinggi
berat jenis. Semakin besar jumlah dibandingkan pada suhu curing 60 dan
penambahan NaOH maka semakin tinggi nilai 80oC akan tetapi nilai kuat tekan semen
berat jenis, sedangkan suhu curing tidak geopolimer menggunakan bahan baku
terlalu berpengaruh terhadap berat jenis mineral basalt masih lebih kuat
semen geopolimer cenderung sama. Antara dibandingkan dengan semen standar.
porositas dengan berat jenis ada hubungan 2. Berdasarkan hasil uji porositas, dapat
pada porositas yang tinggi maka berat jenis disimpulkan bahwa semen geopolimer
juga akan menurun disebabkan semakin besar yang mempunyai pori-pori yang kecil
porositas maka semakin banyak pori-pori maka nilai porositas akan semakin kecil
yang ada dan akan semakin membuat semen dengan demikian maka akan semakin
geopolimer menjadi lebih ringan. meningkatkan nilai kuat tekan pada semen
geopolimer sehingga dapat dikatakan
Dari tabel 4 terlihat bahwa semakin besar bahwa mutu kuat tekan semen geopolimer
penambahan NaOH maka akan semakin sangat bergantung pada nilai porositas dan
tinggi pula berat jenis semen geopolimer. jumlah penyerapan air. Semakin kecil nilai
Pada suhu curing 60 oC beturut-turut porositas dan penyerapan air maka
penambahan NaOH 2,5%, 3% dan 3,9% maka semakin tinggi nilai kuat tekan dan kuat
akan menaikan angka berat jenis berturut- tekan mengindikasikan mutu dari pada
turut sebesar 1,87 kg/cm3, 1,89 kg/cm3, dan semen geopolimer.
1,91kg/cm3 akan tetapi akan turun kembali 3. Berdasarkan hasil uji berat jenis, dapat
pada saat penambahan NaOH 6% menjadi disimpulkan bahwa semakin banyak
1,86 kg/cm3. Dari semua nilai berat jenis penambahan NaOH maka akan semakin
semen geopolimer diatas dapat dikatakan tinggi nilai berat jenis semen geopolimer
masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan akan tetapi akan mengalami penurunan
niali berat jenis semen akan tetapi tidak pada saat penambahan NaOH sebesar 6%.
terlalu jauh, nilaii berat jenis semen standar Dari semua nilai berat jenis semen
sebesar 1,85 kg/cm3. geopolimer tersebut cenderung sama tidak
terlalu jauh berbeda bila dibandingkan
Keunggulan Semen Geopolimer dengan niali berat jenis semen standar.
1. Ramah Lingkungan 4. Berdasarkan hasil uji kuat tekan, porositas,
2. Hemat Energi penyerapan air dan berat jenis, dapat
3. Kinerja Cukup Tinggi (Mutu Lebih Baik diambil kesimpulan bahwa pembuatan
Dari Semen Konvensional) semen geopolimer dengan menggunakan
4. Lebih Murah dari Semen Konvensional bahan baku mineral basalt lebih baik bila
dibandingkan dengan semen standar yang
V. KESIMPULAN DAN SARAN terbuat dari semen konvensional.

Kesimpulan Saran
1. Dari hasil uji kuat tekan, dapat Sebaiknya dilakukan penelitian kembali
disimpulkan bahwa semakin tinggi dengan variasi waktu, curing apakah
penambahan NaOH pada penambahan lamanya waktu curing berpengaruh
2,5%, 3% dean 3,9% maka akan semakin terhadap kualitas mutu dari semen
meningkatkan nilai kuat tekan semen geopolimer.
geopolimer akan tetapi penambahan yang
optimum ada pada penambahan 3,9%
Daftar Pustaka https://perdalpro.wordpress.com, Pra Design
Pabrik Portland Composite Cement
Anonim, Indikator Energi dan Sumber Daya (PCC) Dengan Proses Kering, diakses
Mineral Indonesia, Pusat Data dan 1 April 2014.
Informasi Energi dan Sumber Daya http://kompas.com, Geopolimer Beton Tanpa
Mineral, Kementrian ESDM, 2011. Semen Yang Ramah Lingkungan,
Ardianto, Semen PCC, diakses 2 April 2014. diakses 02 Juni 2015.
Azhari,et.al, Pemanfatan Residu Bauksit http://www.unhas.ac.id, Semen Cepat
Untuk Pembuatan Bata Bangunan Geopolimer dan Pembuatannya,
Berbasis Mineral Geopolimer, diakses 15 Januari 2016.
Kelompok Tekbnologi Pengolahan Impy Nurbahri, Optimalisasi Pembuatan
dan Pemanfatan Mineral, Puslitbang Semen PCC, diakses 24 Januari 2016.
TEKMIRA, 2011. Kusumastuti,E, Pemanfatan Abu Vulkanik
Arioz.E, et.al, The Efect of Curing Conditions Gunung Merapi Sebagai Geopolimer
on the Properties of Geopolymer (Suatu Polimer Anorganik
Samples, International Journal of Aluminosilikat), Jurnal MIPA 35 (1),
Chemical Enginering and Aplication 2012, Universitas Negeri Semarang.
Vol 4 No 6 Desember 2013, hal 423- Manuahe,R, et.al, Kuat Tekan Beton
426. Geopolimer Berbahan Dasar Abu
Azwar,M, Geologi dan Mineralogi Tanah, Terbang (Fly Ash), Jurnal Sipil Statik,
Identifikasi Batuan, Paper Mata Vol 2.No.6 September 2014, hal 277-
Kuliah, Fakultas Pertanian Jurusan 282.
Tanah Universitas Gajah Mada, Patankar,S.V, et.al, Effect Of Concentration
Yogjakarta 2011. of Sodium Hydroxide and Degree of
Bayuseno.A.P,et.al, Sintesis Semen Heat Curing on Fly Ash-Based
Geopolimer Berbahan Dasar Abu Geopolymer Mortar, Indian Journal of
Vulkanik Dari Erupsi Gunung Merapi, Material Science, Vol 2014, Article
Jurnal Teknik Sipil Rotasi, Vol 12, ID 938789, 6 pages.
No.4 Oktober 2010, hal 10-16. Rowles,M, et.al, Chemical Optimasions of the
Diharjo,K, et,al, Sifat Tahan Api dan Compresive strenght of
Kekuatan Bending Komposit Aluminosilicate Geopolymer
Geopolimer: Analisis Pemilihan Jenis Synthesised by Sodium Silicate Active
Partikel Geomaterial, Proseding of Metakaolinite, Journal of Materials
inSinas 2012. Chemistry, 2013.
Davidovits,J, Geopolymer Cement, Institute Siddigui,R, et.al, Basalt: Unconventional
Geopolymer, France, 2013. Uses Of a Conventional Rock,
Efendy,AH, Natrium Silikat Sebagai Bahan International Jurnal Of Science and
Penghambat Api Aman Lingkungan, Engenering, Vol.3, Special Number
Jurnal Teknik Lingkungan Vo.8 No.3, ICRAESM, 2015, pp: 116-123.
September 2007, Jakarta, hal 245-252. Sonafrak,C, Geopolymersin Alaska, Cold
Efendy Hady, Studi StrukturMikro Climate Housing Reseach Center,
Pengikatan Resin Epoksi Pada Beton, Investigate 21st Century Cemen
Jurnal Penelitian Enjiniring, Vol 12 Production, 2014.
No.2, 2009, hal 135-140. Widojoko.L, et.al, Kinerja Abu Batu Basalt
Ekaputri,J.J, Triwulan, Sodium Sebagai Skoria Dengan Menggunakan Semen
Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Serbaguna Baturaja dan Superplastiser
Sidoarjo Dalam Beton Geopolimer, Structure 335, Jurnal Teknik Sipil
Jurnal Teknik Sipil, Vol 20.No.1 April UBL, Vol 2 No. 1 April 2011 hal 79-
2013. 86.

Anda mungkin juga menyukai