ABSTRAK
Semen merupakan bahan bangunan yang sangat penting bagi pembangunan dan kebutuhan akan
semen semakin meningkat sejalan dengan peningkatan sarana dan prasarana manusia. Seiring
dengan semakin meningkatnya permintaan semen maka semakin meningkat pula tingkat
pencemaran lingkungan karena pada proses pembuatan semen akan melepas gas karbon dioksida
(CO2) yang lepas ke atmosfer. Semen geopolimer merupakan salah satu alternatif untuk mengganti
semen yang tidak ramah lingkungan dengan cara melakukan sintesis bahan yang banyak
mengandung silikat-aluminat dan itu ada pada mineral basal. Berdasarkan analisa XRF mineral
basal merupakan salah satu material pozolan karena kandungan silika dan alumina sangat tinggi
yakni 56,15% SiO2, 17,37% Al2O3, 8,25% CaO dan 4,62% Fe2O3. Mineral basal disintesis
menjadi geopolimer menggunakan larutan pengaktif NaOH yang bervariasi 2,5; 3,9; 6 dan 8%
dengan penambahan natrium silikat sebanyak 9,75 % dan dipanas-keringkan (cured) pada suhu 60,
80, dan 100oC selama 5 jam. Karakterisasi semen geopolimer berbahan baku mineral basal
menunjukan kuat tekan yang optimum pada penambahan NaOH 3,9% sebesar 435 kg/cm2 pada
suhu 60oC, 589 kg/cm2 pada suhu 80oC, dan 598 kg/cm2 pada suhu 100oC. Nilai porositas
semakin kecil seiring penambahan NaOH dan suhu curing dengan nilai optimum porositas pada
penambahan NaOH 3,9% sebesar 9,82% pada suhu 60oC, 9,46% pada suhu 80oC, dan 7,30 %
pada suhu 100oC dan pada penambahan NaOH 6 % porositas naik kembali menjadi sebesar 13,10%
pada suhu 60oC, 12,08% pada suhu 80oC, dan 10,18 pada suhu 100oC. Dari mutu nilai kuat tekan
semen geopolimer berbahan baku mineral basal masih tinggi dibandingkan dengan semen
konvensional standar yaitu sebesar 324 kg/cm2 dan porositas sebesar 21,28%. Mineral basal dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen geopolimer karena kualitas semen lebih baik
dibandingkan semen konvensional dan layak untuk dikembangkan sebagai semen ramah
lingkungan.
ABSTRACT
Cement was an important building material for a development and the need for cement sharply
increased along with the development of people structures and infrastructures. Together with the
increase of demands on cement went increase the level of environment pollution due to the process
of cement indutries because the process released carbon dioxide (CO2) gas to the atmosphere.
Geopolymer cement was an alternative to replace the unenvironmental-friendly cement with
synthetizing materials riched in silicate-aluminate in form of basalt minerals. Based on XRF
analysis, basalt minerals were a pozolan meterial due to their high silica and alumina contents
which were 56.15 % SiO2, 17.37 % Al2O3, 8.25 % CaO and 4.62 % Fe2O3. Basal minerals were
synthetized to geopolymer in the activator NaOH solution varied to 2.5, 3.9, 6 and 8 % with the
addition of 9.75 % sodium silicate thence were cured at the temperatures of 60, 80, dan 100 oC for
5 hours. The charactization of basalt-minerals geopolymer cement indicated the optimum pressure-
strength on the addition of 3.9 % NaOH to 435 kg/cm2at the temperature of 60 oC, 589 kg/cm2at
80oC, dan 598 kg/cm2at 100oC. Porosity value decreased with the addition oh NaOH and curing
temperature with the optimum porosity value with the addition of 3.9 % NaOH to achieve 9.82 % at
60 oC, 9.46 % at 80 oC, and 7.30 % at 100 oC. With addition of 6 %NaOH, the porosity increased
back to 13.10 % at 60 oC, 12.08 % at 80 oC, and 10.18 at 100 oC. On the quality of pressure-
strength, basalt-minerals geopolymer cement held high as compared with the standard of
conventional cementwhich were 324 kg/cm2and the porosity of 21.28 %. Basalt minerals could be
utilized as raw material to produce geopolymer cement due to the better quality of the cement than
the conventional cement and feasible to develop as environmental-friendly cement.
Masalah penelitian dalam pembuatan semen Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan
geopolymer berbahan baku mineral basalt dapat bermanfaat bagi penulis dan untuk
adalah bagaimana cara membuat semen masyarakat yang membaca hasil penelitian
geopolymer dengan menggunakan bahan ini, beberapa manfaat yang dapat diambil
baku mineral basalt dicampur silika cair antara lain:
(water glass) dan sodium hidroxide (NaOH) 1. Mineral basalt dapat ditingkatkan nilai
agar didapat komposisi yang optimum. Hasil- ekonominya, yang selama ini oleh
hasil tersebut diperoleh dari variabel-variabel masyarakat hanya untuk batu pondasi
yang mempengaruhi pada kekuatan mutu maka nanti dapat dijual sebagai bahan
semen geopolimer, antara lain: baku semen geopolymer sehingga harga
mineral basalt naik dan pendapatan
1. Persen penambahan NaOH, variabel ini masyarakat akan meningkat
akan digunakan untuk mengetahui makin 2. Dapat tumbuhnya lapangan pekerjaan
besar % penambahan NaOH yang seiring dengan didirikannya industri
digunakan apakah makin tinggi nilai kuat semen geopolymer
tekan semen geopolymer 3. Dapat menambah PAD daerah Provinsi
Lampung dengan berdirinya pabrik-pabrik
2. Suhu curing (pemanasan dan pengeringan), industri semen geopolymer
variabel ini untuk melihat pengaruh suhu 4. Untuk menumbuhkan inovasi-inovasi di
pemanasan terhadap mutu semen daerah Provinsi Lampung guna
geopolymer meningkatkan daya saing terhadap
Provinsi lain demi masa depan Lampung.
Sasaran Penelitian dengan kadar anorganik 6 35 % dari masa
Output dari penelitian ini adalah: semen komposit yang kesemuanya digiling
1. Contoh produk dari semen geopolimer dan dipanaskan[6]
2.Terkuasainya cara pembuatan semen Geopolimer pertama kali ditemukan oleh Prof
geopolimer berbahan baku mineral basalt Davidovists tahun 1970, dengan objek
3. Karya Tulis Ilmiah yang dipublikasikan penelitian struktur bangunan piramid, piramid
4. Paten sederhana mengenai bahan baku terbuat dengan metode re-aglomerasi batuan
semen geopolimer atau dengan kata lain semen tersebut dibuat
Dampak dari penelitian ini adalah: dengan mencampurkan metakaolin dengan
1. Dapatmemperlancar pembangunan derah larutan alkali, misalnya KOH, NaOH material
Lampung dalam hal ketersediaan semen baru tersebut dinamakan geopolimer[7]
alternatif selain semen pozolan atau semen
portland Pembuatan semen geopolimer dengan
2. Dapat mengurangi biaya produksi dalam mengunakan bahan abu terbang (fly ash) yang
pembuatan semen kaya silika dan alumina[8] dan dapat bereaksi
3. Dapat mengurangi dampak rumah kaca dan dengan cairan alkali dan dilakukan
lingkungan yang bersih dikarenakan pembuatan dengan dicetak bentuk kubus
pembuatan semen geopolimer tidak dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm dengan
memerlukan proses pembakaran yang variasi curing time 4,8,12 dan 24 jam,
menghasilkan gas CO2 seperti pada berdasarkan penelitian bahwa semakin lama
pembuatan sement konvensional. curing time maka semakin besar kuat tekan
Penerapan Teknologi dari penelitian ini dengan optimum waktu 24 jam dengan nilai
adalah: 27,462 MPa[9]
Penerapan teknologi dari hasil penelitian ini
adalah dapat diaplikasikan pada industri Pemakaian semen sebagai pengikat pada
properti, pembangunan jalan raya yang padat bahan beton menimbulkan beberapa
kendaraan, pembangunan gedung bertingkat permasalahn seperti lamanya waktu
dan pembangunan jembatan yang pengeringan dan pengerasan dan beton yang
kesemuanya membutuhkan semen cepat dihasilkan relatif berat. Bahan-bahan polimer
kering sehingga proses pembuatan dan seperti epoksi, resin dan water glass
pembangunan berjalan cepat dan lancar serta merupakan salah satu solusi dan harapan
aman. karena akan memberikan efek waktu
pengerasan yang lebih cepat dibandingkan
Hipotesis dengan semen konvensional dan mampu
Dengan menggunakan material baru berupa memberikan sifat mekanik (kuat tekan) yang
mineral basalt sebagai bahan baku semen baik. Berdasarkan hasil pengamatan XRD
geopolimer maka mutu kuat tekan akan bahwa mineral yang terkandung dalam semen
menjadi naik dibandingkan dengan semen geopolimer adalah silika sebanyak 32 %[10]
konvensional lainnya.
Kebutuhan akan semen cepat (rapid stting
II. LANDASAN TEORI cement) yaitu semen cepat keras dan dapat
mencapai kekuatan tinggi dalam waktu relatif
Semen portland campur adalah bahan singkat sudah cukup mendesak terutama
pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama- untuk konstruksi jembatan, refarasi landasan
sama terak (clinker), semen portland dan pacu pesawat, jalan raya yang sibuk. Semen
gibsum dengan satu atau lebih bahan geopolimer merupakan solusi dengan
anorganik atau hasil pencampuran semen mencampur abu terbang dengan larutan
portland dengan bubuk bahan anorganik lain. natrium silikat dan larutan dengan persentase
Bahan anorganik itu antara lain terak tanur masing-masing abu terbang 57-67 % dan
tinggi, pozolan, senyawa silika, batu kapur natrium silikat 43-33% dengan perbandingan
NaOH dengan air masing-masing NaOH NaOH konsentrasi 8 14 Molaritas akan
27%, silikat 8-10 % dan air 63%. Komposisi menghasilkan nilai kuat tekan 28,3 MPa
ini menghasilkan kuat tekan sebesar 4-46 dengan nilai porositas yang rendah 8 %[12]
MPa dengan suhu curing 28-150oC dengan Semen portland dibuat dengan mengkalsinasi
waktu 4-24 jam[11] batu kapur dengan tanah liat pada suhu tinggi
menghasilkan klingker sedangkan semen
Kuat tekan geopolimer sangat tergantung geopolimer terbuat dari fusi material silika
pada sifat material pozolan dan larutan dan alumina, perbandingan komposisi kimia
aktivator yang digunakan pada campuran terlihat dalam tabel 1. dibawah ini[13]
pasta semen, lumpur sidoarjo, trass dan fly Tabel 1. Perbandingan Komposisi Kimia
ash sebagai bahan baku utama dengan Antara Semen Portland dengan Semen
dicampur larutan sodium silikat dengan Geopolimer
Semen benar-benar digantikan oleh bahan serap air 10,69 11,85 % dengan berat jenis
pozolan seperti fly ash dan diaktifkan oleh semu 1,93 2,07 gram/cm3[15]
larutan alkali. Dengan komposisi larutan
natrium silikat Na2O 16,45 %, SiO2 34,35 % Penggunaan abu batu basalt sebagai mortar
dan H2O 49,20 % dengan larutan NaOH dengan dibuat bentuk kubus ukuran 5 x 5 x 5
konsentrasi 2,91, 5,6, 8,10, 11,01, 13,11 cm, diuji kuat tekan, kuat tarik. Hasil
dan 15,08 M dengan suhu curing 40, 60,90 penelitian menunjukan kuat tekan mortar
dan 120oC waktu pemanasan 24 jam dengan sebesar 597 kg/cm2 pada rasio air/semen 0,29,
pengujian kuat tekan umur 3 hari. Hasil yang uji kuat tarik sebesar 129 kg/cm2 dan kuat
terbaik adalah larutan NaOH 13 M, suhu tekannya sebesar 650 kg/cm2[15]. Fly ash
curing 90oC dengan waktu pemanasan 8 jam sebagai bahan baku pembuatan semen
akan menghasilkan kuat tekan yang tinggi[14] geopolimer dengan dicampur natrium silikat
dan 8 M sodium hidroksida, sampel
Pemanfaatan residu bauksit sebagai bahan dipanaskan suhu 80oC selama 3, 6, 15, dan 24
pembuatan bata bangunan berbasis material jam. Test kuat tekan dilakukan umur 7 hari
geopolimer dengan mencampurkan bahan dan 28 hari. Kuat tekan yang baik ditunukan
baku red mud 35 %, fly ash 25 % tailing pada umur 28 hari sebesar 40,35
pencucian bauksit 30-40 % dan kapur 0-10 %, MPa[16].Abu vulkanik gunung berapi dapat
campuran ditambahkan larutan NaOH 1 % digunakan sebagai bahan baku geopolimer
dan sodium silikat 0-8 % kemudian dicetak dengan larutan pengaktif NaOH 66,67% dan
pres. Dicuring suhu 80oC didiamkan suhu pengikat sodium silikat, dicuring suhu 70oC
ruangan selama 7,14,21 dan 28 hari. Hasil selama 3 hari, kuat tekan optimum
pengujian menunjukan bahwa penambahan menunjukan angka 61,16 MPa[16].
sodium silikat 0-8 % nilai kuat tekan Komposisi bahan baku: abu vulkanik=233gr,
mencapai 53,5 238,9 kg/cm2 dan dan daya
NaOH=13,3gr, sodium silikat= 33,3gr, dan air=61,6 gr[12].
[17]
Gambar 1. Ikatan Kimia Antara Partikel Silika dan Alumina
Karakteristik sifat fisik Alumino-Silika 24 jam, diuji umur 7 hari didapat kuat tekan
sebagai bahan geopolimer berasal dari bahan sebesar 64 MPa[19]
campuran antara tailing tambang, coal fly ash, Bahan geomaterial montmorillonit, genteng
slag blast furnace dengan aktivator alkali sokha, fly ash, clay,dan nano silika dicampur
berupa sodium hidroksida dan sodium silikat resin, hardner lalu dicetak dengan tekanan
menghasilkan kuat tekan sebesar 142,2 dan dipanaskan lalu diuji SEM, XRF[20]
MPa[18] material kaya akan silika dan Perbedaan antara struktur kimia semen
alumina yang berasal dari metakaolin dengan portland yang banyak mengandung Calsium
penambahan na.silikat dan na.hidroksida dengan semen geopolimer yang banyak
dibentuk dan dikeringkan suhu 75oC selama mengandung silika dan alumina dapat dilihat
pada gambar 2. Kategori semen geopolimer 3. Semen geopolimer berbasis abu terbang
terbagi menjadi 4 macam yaitu: batubara (fly ash)
1. Semen geopolimer berbasis slag blas Semen geopolimer berbasis mineral banyak
furnace mengandung besi oksida (Fe2O3)[21]
2. Semen geopolimer berbasis mineral
batuan dari vulkanik letusan gunung
berapi
Gambar 2. Perbedaan Ikatan Struktur Kimia Antara Semen Portland dengan Semen Geopolimer
Analisis MIXER
XRF
PENCETAKAN
PENGERINGAN
Suhu ruangan 4 jam
PENGERINGAN OVEN
Suhu: 60, 80, dan 100oC, waktu 5 jam
UJI FISIK
Kuat tekan, porositas, absorbsi, dan berat jenis
KARAKTERISTIK
XRF,SEM dan XRD
KESIMPULAN
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa mineral karakteristik mineral basalt hasil XRF dapat
basalt memeiliki kandungan senyawa kimia dilihat pada gambar 6 dibawah.
yang didominasi oleh oksida silika dan
alumina yaitu sebesar SiO2 = 56,15%, Al2O3 Dimana M adalah unsur alkali, z adalah 1,2
= 17,37%, oleh karena itu mineral basalt atau 3 dan n adalah tingkat polimerisasi.
merupakan bahan baku potensial untuk Selanjutnya alumino-silicate yang terbentuk
sintesis material geopolimer. Pada prinsipnya digolongkan pada 3 kelompok, yang
senyawa silika dan alumina merupakan tergantung pada ratio SiO2/Al2O3 pada harga
komponen yang sangat penting didalam 1,2 atau 3 dan berdasarkan perhitungan
reaksi geopolimer yang akan membentuk mineral basalt mempunyai ratio SiO2/Al2 O3
senyawa oksida alumino-silicate oxide pada harga 3,2 dan berada diluar harga diatas,
dengan alkali polisialates didalam larutan sehingga pada pembuatannya perlu
alkali lain dan akan menghasilkan ikatan penambahan bahan additif untuk membuat
polimer Si-O-Al. Reaksi yang terjadi sebagai alumina dan silica lebih reaktif sehingga akan
berikut:Mn [-(Si-O2)z-Al-O]n.wH2O, lebih cepat dalam pembentukan geopolimer.
Dari hasil karakteristik XRD mineral terlihat dekomposisi dari semua material yang akan
bahwa mineral basalt didominasi unsur silikat digunakan sebagai bahan baku pembentukan
dan alumina yang merupakan unsur utama geopolimer dengan cara mengatur bahan
pembentukan sintesis geopolimer perkusor dan aktivator alkali dan seluruh
material pembentukan semen geopolimer di
Proses Sintesis bahan-bahan geopolimer tentukan dalam satuan persen seperti tersaji
Untuk melakukan pembentukan semen pada tabel 3 berikut:
geopolimer maka perlu dilakukan
Tabel 3. Komposisi Bahan Baku Percobaan Semen Geopolimer
% KOMPOSISI BAHAN BAKU
BAHAN BAKU KOMPOSISI KOMPOSISI II KOMPOSISI KOMPOSISI
I III IV
Mineral Basalt 69,72 68,32 66,22 64,22
Sodium Hidroxide 2,5 3,9 6 8
Sodium Silikat 9,75 9,75 9,75 9,75
Air 18,03 18,03 18,03 18,03
Tabel 4. Hasil Uji Fisik Semen Geopolimer dengan variasi NaOH dan Suhu Pemanasan
HASIL PENGUJIAN SUHU 60oC
KODE KUAT TEKAN POROSITAS PENYERAPAN BERAT JENIS
CONTOH (kg/cm2) (%) (%) (gr/cm3)
Semen Standar 324 21,28 14.61 1.85
KOMPOSISI I 405 15.04 9.73 1.87
KOMPOSISI II 418 11.56 5.18 1,89
KOMPOSISI III 436 9.82 4.40 1,91
KOMPOSISI IV 425 13.10 8.62 1,86
HASIL PENGUJIAN SUHU 80oC
KODE KUAT TEKAN POROSITAS PENYERAPAN BERAT JENIS
CONTOH (kg/cm2) (%) (%) (gr/cm3)
Semen Standar 324 21,28 14.61 1.85
KOMPOSISI I 562 13,36 8,06 1,87
KOMPOSISI II 577 10.98 4,54 1,89
KOMPOSISI III 589 9,46 3,28 1,90
KOMPOSISI IV 571 12,08 5,96 1,85
HASIL PENGUJIAN SUHU 100oC
KODE KUAT TEKAN POROSITAS PENYERAPAN BERAT JENIS
CONTOH (kg/cm2) (%) (%) (gr/cm3)
Semen Standar 324 21,28 14.61 1.85
KOMPOSISI I 585 11,40 7,38 1,88
KOMPOSISI II 591 9,07 3,46 1,89
KOMPOSISI III 598 7,30 2,91 1,90
KOMPOSISI IV 576 10,18 4,84 1,86
Kesimpulan Saran
1. Dari hasil uji kuat tekan, dapat Sebaiknya dilakukan penelitian kembali
disimpulkan bahwa semakin tinggi dengan variasi waktu, curing apakah
penambahan NaOH pada penambahan lamanya waktu curing berpengaruh
2,5%, 3% dean 3,9% maka akan semakin terhadap kualitas mutu dari semen
meningkatkan nilai kuat tekan semen geopolimer.
geopolimer akan tetapi penambahan yang
optimum ada pada penambahan 3,9%
Daftar Pustaka https://perdalpro.wordpress.com, Pra Design
Pabrik Portland Composite Cement
Anonim, Indikator Energi dan Sumber Daya (PCC) Dengan Proses Kering, diakses
Mineral Indonesia, Pusat Data dan 1 April 2014.
Informasi Energi dan Sumber Daya http://kompas.com, Geopolimer Beton Tanpa
Mineral, Kementrian ESDM, 2011. Semen Yang Ramah Lingkungan,
Ardianto, Semen PCC, diakses 2 April 2014. diakses 02 Juni 2015.
Azhari,et.al, Pemanfatan Residu Bauksit http://www.unhas.ac.id, Semen Cepat
Untuk Pembuatan Bata Bangunan Geopolimer dan Pembuatannya,
Berbasis Mineral Geopolimer, diakses 15 Januari 2016.
Kelompok Tekbnologi Pengolahan Impy Nurbahri, Optimalisasi Pembuatan
dan Pemanfatan Mineral, Puslitbang Semen PCC, diakses 24 Januari 2016.
TEKMIRA, 2011. Kusumastuti,E, Pemanfatan Abu Vulkanik
Arioz.E, et.al, The Efect of Curing Conditions Gunung Merapi Sebagai Geopolimer
on the Properties of Geopolymer (Suatu Polimer Anorganik
Samples, International Journal of Aluminosilikat), Jurnal MIPA 35 (1),
Chemical Enginering and Aplication 2012, Universitas Negeri Semarang.
Vol 4 No 6 Desember 2013, hal 423- Manuahe,R, et.al, Kuat Tekan Beton
426. Geopolimer Berbahan Dasar Abu
Azwar,M, Geologi dan Mineralogi Tanah, Terbang (Fly Ash), Jurnal Sipil Statik,
Identifikasi Batuan, Paper Mata Vol 2.No.6 September 2014, hal 277-
Kuliah, Fakultas Pertanian Jurusan 282.
Tanah Universitas Gajah Mada, Patankar,S.V, et.al, Effect Of Concentration
Yogjakarta 2011. of Sodium Hydroxide and Degree of
Bayuseno.A.P,et.al, Sintesis Semen Heat Curing on Fly Ash-Based
Geopolimer Berbahan Dasar Abu Geopolymer Mortar, Indian Journal of
Vulkanik Dari Erupsi Gunung Merapi, Material Science, Vol 2014, Article
Jurnal Teknik Sipil Rotasi, Vol 12, ID 938789, 6 pages.
No.4 Oktober 2010, hal 10-16. Rowles,M, et.al, Chemical Optimasions of the
Diharjo,K, et,al, Sifat Tahan Api dan Compresive strenght of
Kekuatan Bending Komposit Aluminosilicate Geopolymer
Geopolimer: Analisis Pemilihan Jenis Synthesised by Sodium Silicate Active
Partikel Geomaterial, Proseding of Metakaolinite, Journal of Materials
inSinas 2012. Chemistry, 2013.
Davidovits,J, Geopolymer Cement, Institute Siddigui,R, et.al, Basalt: Unconventional
Geopolymer, France, 2013. Uses Of a Conventional Rock,
Efendy,AH, Natrium Silikat Sebagai Bahan International Jurnal Of Science and
Penghambat Api Aman Lingkungan, Engenering, Vol.3, Special Number
Jurnal Teknik Lingkungan Vo.8 No.3, ICRAESM, 2015, pp: 116-123.
September 2007, Jakarta, hal 245-252. Sonafrak,C, Geopolymersin Alaska, Cold
Efendy Hady, Studi StrukturMikro Climate Housing Reseach Center,
Pengikatan Resin Epoksi Pada Beton, Investigate 21st Century Cemen
Jurnal Penelitian Enjiniring, Vol 12 Production, 2014.
No.2, 2009, hal 135-140. Widojoko.L, et.al, Kinerja Abu Batu Basalt
Ekaputri,J.J, Triwulan, Sodium Sebagai Skoria Dengan Menggunakan Semen
Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Serbaguna Baturaja dan Superplastiser
Sidoarjo Dalam Beton Geopolimer, Structure 335, Jurnal Teknik Sipil
Jurnal Teknik Sipil, Vol 20.No.1 April UBL, Vol 2 No. 1 April 2011 hal 79-
2013. 86.