Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

JUDUL PERCOBAAN : KIMIA SEMEN (INSOLUBLE)

NAMA PRAKTIKAN : MOCH. FARREL REYHAN AMIR


NIM/GRUP : 2012210014 / 06
TANGGAL PRAKTIKUM : 2 – 12 - 2022
ASISTEN : FIRDAUS AGIL PRASETYO

LABORATORIUM KIMIA - FISIKA


DASAR UNIVERSITAS INTERNASIONAL
SEMEN INDONESIA TAHUN AKADEMIK
2020/2022
1. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan kegiatan praktikum mempunyai peranan yang sangat
krusial untuk mendukung kualitas hasil dan proses pembelajaran.
Karena kegiatan praktikum akan lebih efektif untuk meningkatkan
keahlian mahasiswa dalam pengamatan dan meningkatkan
keterampilan/aspek psikomotorik serta sebagai sarana berlatih dalam
menggunakan atupun memanfaatkan alat dan bahan yang ada di
laboratorium (Wahyudiati, 2016).
Keterampilan dasar yang dapat teramati selama praktikum
diantaranya, (1) mengambil bahan, (2) menggunakan alat, (3)
mengamati, (4) mengkomunikasikan, (5) keselamatan kerja (Kartini,
2018). Praktikum merupakan pembelajaran bertujuan agar siswa
mendapat kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan teori dengan
menggunakan fasilitas laboratorium maupun di luar laboratorium
(Wulandari et al, 2003).
Mata kuliah kimia dasar merupakan mata kuliah dasar untuk
mempelajari ilmu kimia di tingkat perguruan tinggi. Kimia dasar juga
merupakan salah satu mata kuliah yang memuat banyak konsep dan
studi praktikum (Asmaningrum et al., 2018).
Semen adalah perekat anorganik yang mampu merekatkan bahan-
bahan padat menjadi satu kesatuan dan menciptakan berbagai macam
bangunan. Semen dihasilkan dari bahan alam seperti batu kapur,tanah
liat dll. Dengan proses yang Panjang dari bahan mentah hingga jadi
wujud semen siap pakai. Seiring dengan melesatnya pembangunan
infrastruktur, maka semakin cangih juga perkembangan industry semen.
Hal ini berarti dampak yang ditimbulkan dari industri semen semakin
besar pula. Dari segi positif maupun negatif. Dilihat dari segi negatif
Khususnya pada limbah semen yang dihasilkan tentu saja meresahkan
banyak orang. Jika dilihat dari segi positif pembangunan dari bahan
semen sangatlah bagus dan hasilnya kuat (M. Farhan, 2016).
Setelah produk semen melalui tahap proses pembuatan yang
Panjang, produk semen dijual dipasaran. Setelah itu timbul masalah
seperti pemuaian semen jika terkena cuaca ekstrim. Penyebab pemuaian
adalah kandungan kapur bebas pada semen. Pemuaian terdiri sebagai
kemampuan kombinasi semen untuk mempertahankan volumenya
setelah proses pengikatan berakhir. Kesetabilan ini dapat terganggu
karena adanya CaO bebas yang dapat mempengaruhi kualitas semen
tersebut. Oleh karena itu perlu adanya Teknik untuk mengatasi masalah
tersebut. Misalnya kita atur kemasan semen dan suhu yang bisa merusak
semen jika disimpan terlalu lama (M. Farhan, 2016).

TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui kandungan kapur bebas dalam semen maksimal
2% dalam semen dan untuk mengetahui kandungan bagian tak larut atau
insoluble dalam contoh semen.

2. MANFAAT MODUL PRAKTIKUM


Dengan adanya Modul Praktikum Mahasiswa dapat mengetahui :
1. Mengetahui pengertian semen.
2. Mengetahui fungsi dari alat yang digunakan.
3. Mengetahui komposisi dalam semen.
4. Mengetahui penentuan insoluble semen.
5. Mengetahui Pengertian MSDS.
6. Mengetahui MSDS dari NH4NO3, Metil Merah, HCL, NaOH.
3. ALAT DAN BAHAN SERTA LANGKAH KERJA
3.1. ALAT DAN BAHAN
A. Alat dan Bahan yang digunakan :
A. Alat :
1. Kaca Arloji 7. Erlenmeyer
2. Spatula 8. Beaker Glass
3. Gelas Ukur 9. Pipet Tetes
4. Pipet Volume 10. Corong Kaca
5. Pengaduk Kaca 11. Krusibel Furnace
6. Hotplate 12. Desitaktor

B. Bahan :
1. HCL Pekat 4. Aquades
2. Larutan Ammonium Sitrat 5. Lautan NaOH
3. Kertas Saring 6. Indikator Metil Merah

3.2. LANGKAH KERJA


➢ Pertama, ambilah semen kemudian timbang seberat 1 gram.
➢ Kedua, kemudian masukkan sampel semen ke dalam beaker glass.
➢ Ketiga, ambilah aquades 25 mL tambahkan ke semen yang berada
dalam beaker glass.
➢ Keempat, tambahkan juga 5 mL HCL pekat kedalam larutan semen
di dalam beaker glass.
➢ Kelima, tambahkan aquades panas hingga volume total 50 mL,
kemudian panaskan dengan hotplate hinnga mendekati titik didih
selama 15 menit.
➢ Keenam, saring larutan yang telah dipanaskan dengan kertas saring
whatman no.40, kedalam erlenmeyer.
➢ Ketujuh, bersihkan beaker glass, kertas saring, dan endapan-endapan
dengan aquades panas sebanyak 10 kali.
➢ Kedelapan, pindahkan kertas saring dan endapan ke dalam beaker
glass semula.
➢ Kesembilan, tambahkan NaOH panas kedalam larutan lalu panaskan
hingga mendekati titik didih selama 15 menit.
➢ Kesepuluh, selama memanaskan larutan, sesekali kali aduk
campuran dan hancurkan saring dengan batang pengaduk.
➢ Kesebelas, tambahkan 3-4 tetes indikator metil merah ke dalam
larutan.
➢ Keduabelas, tambahkan HCL pekat tetes demi tetes hingga berubah
menjadi merah muda.
➢ Ketigabelas, setelah berwarna merah muda, saringlah larutan dengan
kertas saring whatman no. 40.
➢ Keempatbelas, bersihkan residu paling sedikit 14 kali dengan larutan
amonium nitrat panas.
➢ Kelimabelas, timbanglah krusibel kosong dan mencatat massanya.
➢ Keenambelas, masukkan kertas saring dan endapan ke dalam
krusibel.
➢ Ketujuhbelas, masukkan krusibel ke dalam furnace. Lalu, mengatur
suhu furnace sebesar 1000ᵒ C dan membakar selama 30 menit.
➢ Ketujuhbelas, dinginkan krusibel dengan desikator.
➢ Kesembilanbelas, timbang krusibel yang telah dingin.
➢ Keduapuluh, hitunglah kadar insoluble.
5. APA PENGERTIAN DAN FUNGSI SEMEN?
Semen berasal dari kata caementum (bahasa latin) yang artinya
memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan. Sedangkan dalam
pengertiannya semen adalah zat yang digunakan untuk merekatkan batu
bata, batako maupun bahan bangunan lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia semen adalah serbuk atau
tepung yang terbuat dari kapur dan material lainnya yang dipakai untuk
membuat beton, merekatkan batu bata ataupun membuat tembok.
Semen adalah perekat hidraulik yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker yang terdiri dari bahan utama silikat-silikat
kalsium dan bahan tambahan batu gypsum dimana senyawa-senyawa
tersebut dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat baru bersifat
perekat pada bebatuan.
(M. Farhan, 2016)

Semen ini berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri


dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd. V.
- semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari
semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing).
- oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus
yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam,
baik di darat maupun di lepas pantai.
- mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan
Pozzolan buatan (fly ash). Semen ini digunakan sebagai campuran untuk
membuat beton, sehingga menjadi lebih keras.

6. APA SAJA KOMPOSISI KIMIA DALAM SEMEN?


Pembuatan semen di produksi melalui proses percampuran bahan
calcium carbonate (batu kapur) dan aluminoxilicate (lumpur atau tanah)
dan gypsum (pasir besi). Senyawa tersebut akan terjadi reaksi senyawa
oksida. Semen portland terdiri dari bahan-bahan senyawa oksida.
Bahan-bahan yang sudah ada selanjutnya akan dimasukkan ke dalam
tanur dan dimulai proses pembakaran. Setelah proses pembakaran
bahan-bahan tersebut akan melalui proses pengeringan.
Tricalsium Silikat : (CaO)₃ SiO₂ atau C₃S
Dikalsium Silikat : (CaO)₂ SiO₂ atau C₂S
Tricalsium Aluminat : (CaO)₃ Al₂O₃ atau C₃A
Tetra Calsium Alumino Ferrit : (CaO)₄ Al₂Fe₂O₃ atau C₄AF
(Bye, 1999)

7. APA SAJA PENENTUAN INSOLUBLE DALAM SEMEN?


Insoluble residu didefinisikan sebagai zat pengkotor (impuritis)
yang menetap setelah semen direaksikan dengan asam klorida serta
natrium karbonat. Insoluble juga dibatasi yang bertujuan untuk dapat
mencegah tercampunya semen portland dengan bahan lainnya.
Penentuan Insoluble Residu (IR) merupakan penentuan konstituen
dalam semen yang tidak larut dalam asam (HCI) maupun basa (NaOH).
Pada umumnya konstituen ini terdiri dari SiO2 bebas yaitu SiO2 yang
tidak terlihat dalam bentuk senyawa mineral, dan senyawa silikat yang
tidak larut dalam HCI. Pengujian kadar residu tidak larut. Yang pertama
adalah sampel semen ditimbang sebanyak 1,0 ±0,001gram, setelah itu
dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 ml, kemudian ditambahkan25ml
air sambil diaduk, dan 10 ml (1:1). Penambahan HCI ini di isyaratkan
untuk menguraikan beberapa senyawa mineral yang kemudian bereaksi
dengan HCI membentuk garam-garam klorida yang larut dalam air,
kecuali HSiO3 dan H4SiO4(Hidayat,2009).
Kemajuan perkembangan era digital modern memiliki peran
penting dalam infrastruktur pembangunan nasional. Salah satunya
adalah inovasi baru dari semen yang dapat menjadikannya kuat dan
kokoh dalam pembangunan rumah, gedung, jembatan dan bangunan
lainnya. Semen bermutu dengan persyaratan mutu dalam sistem
pengambilan sampel dengan metode pengujian semen portland yang
telah ditentukan Standar Nasional Indonesia (SNI). sampel Semen
Portland Komposit dan Semen Portland Biasa tipe I untuk menentukan
klasifikasi (pengotor organik dan anorganik) kadar pengotor insemen
(residu tidak larut). dan SO3 untuk mengetahui kandungan sulfur dalam
semen yang berpengaruh terhadap seberapa cepat semen mengeras.
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian parameter kimia untuk
pengendalian mutu sampel semen IR dan SO3 yang akan digunakan
sebagai dasar perhitungan besaran data. Berdasarkan pengamatan,
semakin rendah kadar %IR maka semakin halus mutu semen yang
dihasilkan dan semakin kecil % kandungan sulfur trioksida maka
semakin cepat semen mengering dan mengeras, sehingga dapat
memberikan kuat tekan yang tinggi dalam pengujian beton dan mortar
(Rizky Maulana Syidiq, 2022).

8. APA SAJA JENIS-JENIS SEMEN ?


Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu
kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar
kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan
tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester.
Semen ini berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri
dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd. V.
- semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari
semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing),
seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan
utama kalsit (calcite) limestone murni.
- oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus
yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam,
baik di darat maupun di lepas pantai.
- mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan
Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil
sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous
silika, aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai
variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat
beton, sehingga menjadi lebih keras.

9. APA SAJA FUNGSI DARI ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN


DALAM PRAKTIKUM?
1. KACA ARLOJI
Kaca Arloji terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai
ukuran diameter. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih
dahulu dengan tissue atau lap, kemudian letakkan di atas gelas
kimia jika akan digunakan sebagai tutup gelas kimia, atau letakkan
bahan kimia yang akan ditimbang di atas kaca arloji tersebut.
berfungsi untuk mengeringkan padatan dalam desikator, sebagai
tempat saat menimbang bahan kimia dan sebagai penutup gelas
kimia saat memanaskan sampel.

2. SPATULA
Benda ini berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar,
terbuat dari stainless atau alumunium. berfungsi untuk mengambil
bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk
larutan. Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula,
kemudian letakkan di tempat menyimpan bahan seperti kaca arloji.

3. GELAS UKUR
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya,
terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi
untuk mengukur volume larutan tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.

4. PIPET VOLUME
Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun
takaran bebas, berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah
tertentu secara tepat ( pipet seukuran), mengukur dan memindahkan
larutan dengan volume tertentu secara tepat ( pipet berukuran ), dan
untuk mengambil cairan dalam skala kecil ( pipet tetes ). Cara
menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur.
Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume
dengan melihat meniscus ke bawah.

5. PENGADUK KACA
Terbuat dari kaca tahan panas berfungsi utnuk mengaduk cairan
kimia dalam gelas kimia. Aduk larutan yang ada di dalam gelas
kimia dengan batang pengaduk, lalu amati. Batang pengaduk
berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah sedikit dan juga
berfungsi Untuk mengaduk dan sebagai alat untuk memasukkan zat
cair kedalam labu Erlenmeyer. Batang pengaduk bentuknya bulat
panjang dan masing-masing ujungnya tipis. Batang pengduk ini
umumnya terbuat dari kaca/gelas.

6. HOTPLATE
Hot Plate Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan
yang mudah terbakar.
7. ERLENMEYER
Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin keatas
semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya
mulai dari 10 ml sampai 2 L. Labu erlemeyer terbuat dari kaca yang
tahan panas dengan dinding yang tipis untuk memudahkan
pemindahan panas dan mengurangi tegangan. Labu erlenmeyer
berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang
digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan
komposisi media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam
kultur cair, dan lain-lain.

8. BEAKER GLASS
Gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya, terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas,
berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan
cairan dan media pemanasan cairan. Cara menggunakannya yaitu
dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Simpan
larutan didalamnya.

9. PIPET TETES
Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun
takaran bebas, berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah
tertentu secara tepat ( pipet seukuran), mengukur dan memindahkan
larutan dengan volume tertentu secara tepat ( pipet berukuran ), dan
untuk mengambil cairan dalam skala kecil ( pipet tetes ). Cara
menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur.
Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume
dengan melihat meniscus ke bawah.
10. CORONG KACA
Digunakan untuk memasukan atau memidahkan larutan
penyaringan setelah diberikertas saring.

11. KRUISIBLE FURNICE


Furnace adalah suatu alat yang digunakan untuk proses
pembakaran pada suhu tinggi. Alat furnace memiliki fungsi yang
hampir sama dengan oven, namun pemanasan yang dihasilkan oleh
furnace berasal dari bahan bakar.

12. DESITAKTOR
Untuk menyimpan bahan bahan yang harus bebas dari air
dean mengeringkan zat zat dalam laboratorium,desikator ada 2
jenis yakni desikator biasa dan desikator vakum.

10. APA ITU MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET) ?


Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB) adalah dokumen yang berisi informasi
mengenai potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, reaktifitas dan
lingkungan) dan cara bekerja yang aman dengan produk kimia. Ini
adalah titik awal yang penting untuk pengembangan program
keselamatan dan kesehatan yang lengkap.
MSDS juga berisi informasi tentang penggunaan, penyimpanan,
penanganan dan prosedur darurat semua yang terkait dengan material.
MSDS berisi lebih banyak informasi tentang materi daripada label.
MSDS dipersiapkan oleh pemasok atau produsen bahan. Hal ini
dimaksudkan untuk memberi tahu apa bahaya dari produk, cara
menggunakan produk dengan aman, apa yang akan terjadi jika
rekomendasi tidak diikuti, apa yang harus dilakukan jika terjadi
kecelakaan, bagaimana mengenali gejala overexposure, dan apa yang
harus dilakukan jika insiden terjadi.(Imrotahudin ST.)

10.1. MSDS NH4NO3


Amonium Nitrat berasal dari golongan garam anorganik. Zat ini
biasanya digunakan sebagai pupuk, bahan peledak, campuran pembeku,
dan zat pengoksidasi. Resiko utama jika terkena zat ini adalah
menyerang sel darah merah. Jika kontak dengan kulit akan
menyebabkan iritasi pada area yang terkena, kulit memerah menjadi
gatal dan terasa perih.
Pertolongan pertamanya jika terkena kulit, segera lepas pakaian,
perhiasan, dan sepatu jika terkontaminasi, cuci dengan sabun atau
detergen ringan dengan jumlah air banyak sampai dipastikan tidak ada
bahan yang tertinggal. Penolongan tersebut harus dilindungi atau
dijauhkan dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan,
masker untuk melindungi hidung. Zat ini perlu disimpan pada wadah
yang rapat, hindarkan penyimpanan pada laintai berkayu, jangan
disimpan pada temperature 54oC (BadanPOMRI, 2012).

10.2. MSDS METIL MERAH


Metil merah memiliki nama lain asam merah atau asam benzoat.
Dalam kimia termasuk dalam kelas atau golongan azo. Memiliki rumus
molekul yaitu C15H15N3O2. Dan bentuk fisika nya berupa kristal
berwarna merah marun. Memiliki trayek pH sekitar 4,4 (merah) hingga
6,2 (kuning). Indikator metil merah memiliki rentang pH antara 4,2 –
6,2 (Sabnis, 2007). Metil merah digunakan dalam uji metil merah (MR).
Yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri yang menghasilkan
asam secara setabil. Tidak mudah larut dalam air tapi mudah larut dalam
etanol dan asam asetat. Metil merah biasanya digunakan dalam sensor
optik, pewarna cat, pewarna mainan, sensor kesegaran makanan, dan
sebagainya. Dalam menggunakan atau meneteskan metil merah harus
berhati-hati karena bersifat karsinogenik, genotoksisitas, dan
mutagenitas (Sabnis, 2007).

10.3. MSDS HCL


HCl berbentuk kristal putih. HCl mempunyai sinonim muriatis
acid, hydrogen ch bride dan aquos. HCl terdiri dari bahan hydrogen
clorida dan air. HCl merupakan cairan berbahaya, korosif, cairan dan
asap dapat menyebabkan luka bakar serius atau fatal. Bentuk fisik dan
penampilan cair bau, menyengat warna, bening sampai agak kekuningan
kelarutan dalam air. Bisa fatal jika terhirup menggunakan hidung tanpa
menggunakan masker dapat menyebabkan kerusakan paru-paru
(Permono,2015).
HCl juga merupakan salah satu bahan dari industri kimia dasar yang
paling penting. Karena komoditas ini diproduksi dalam skala komersial
terutama diproduksi oleh reaksi langsung dari hidrogen dan klorin yang
melalui reaksi logam klorida dan asam. HCl disimpan di tempat yang
dingin, kering, dan mempunyai ventilasi yang baik dan jauh dari
material yang tidak cocok. Jangan lupa mencuci tangan setelah
memegang larutan asam. Agar tidak terjadi hal – hal yang tidak
diinginkan (Permono,2015).

10.4. AMONIUM ASETAT


Amonium Asetat dikategorikan sebagai bahan berbahaya. Rumus
untuk nahan kimia ini adalah CH3COONH4. Tindakan perlindungan
saat kontak penuh dengan menggunakan sarung tangan karet nitril dan
ketebalannya 0,11 mm. Untuk kontak pada pernapasan dibutuhkan filter
P 1 berfung pada partikel padat balinert. Efek samping jika
menghirupnya adalah agitasi, mual, sakit kepala, kejang – kejang, gejala
otot dan gemetar. Tindakan perlindungannya menggunakan pakaian
pelindung yang spesifik saat bekerja. Bahan jenis ini harus disimpan
tertutup sangat rapat dan pada tempat yang kering (Merck, 2017).

14. TABEL PERLAKUAN PRAKTIKUM


14.1. Tabel Perlakuan Dan Pengamatan Insoluble
PERLAKUAN PENGAMATAN
timbang sampel semen dan Mengambil sampel semen seberat 1
menambhkan aquades. gram dan masukan kedalam gelas
beaker. Kemudian ditambahkan
dengan 25 mL aquades.

Tambahkan HCL mL, Mengambil HCL pekat 5 mL dengan


kemudian tambahkan menggunakan pipet tetes dan gelas
Aquades panas sampai total ukur. Kemudian campurkan dengan
volume 50 mL dan panaskan larutan aquades dan semen. Setelah itu
15 menit Tambahakan aquades sampai total
volume 50 mL dan panaskan selama
15 menit sampai mendekati titik didih.
Sarung campuran larutan, Sampel campuran larutan di saring
sebelum penyaringan dengan kertas saring whattman no. 40,
lakukan pengkondisian dan pastikan cairan dan endapan
kertas saring dan benar-benar terpisah.
Erlenmeyer menggunkan
aquades panas 10x.
Endapan yang tedapat pada Pindahkan endapan yang tedapat pada
kertas saring di tambahkan kertas saring kedlam gelas beker
NaOH dan panaskan 15 berbeda. Kemudian tambahkan NaOH
menit. Kemudian di dan panaskan 15 menit sambil aduk
tambahkan indikator 3-4 dengan batang pengaduk dan
tetes. hancurkan kertas saring sampai
terlarut, setelah itu tambhakan
indikator PP 3-4 tetes dan aduk
kembali sampai berubah warna
menjadi merah muda.
Saring larutan campuran. Endapan dan kertas saring yang sudah
terlarut dengan NaOH dan Indikator
PP panas disaring menggunkan ketas
whattman no. 40, sehingga terpisah
bagian cairan dan endapan ketas
saring. Lalu pindahkan endapan dan
kertas saring kedalam kruisibel
kosong yang sudah di timbang, lalu
timbang kruisibel dan cata hasilnya.
Bakar Keratas saring dan Bakar Keratas saring dan endapan
endapan yang ada di dalam yang ada di dalam kruisibel dengan
kruisibel dengan menggunakan furnace dengan suhu
menggunakan furnace dan 1000 0C selama 30 menit. Kemudian
dinginkan. Dinginkan dengan menggunakan
desikator.
Timbang kruisible Kruisibel yang sudah didinginkan
menggunakan neraca menggunakan desikator di timbang
analitik kembali dengan menggunkan neraca
analitik kemudian catat hasilnya.
Kemudian hitung kadar insolubelnya.
15. DATA HASIL PENGAMATAN
D1: Massa kruisibel kosong = 38,1462
Massa kruisibel + residu = 39,1460
Massa residu = 0,9998
D2: Hitung Persentase Insolubel ?
D3: % Massa Insoluble = Massa residu x 100%
= 0,9998 x 100%
= 9,998%

16. PEMBAHASAN
16.1. Tujuan Dari Setiap Perlakuan Yang Dilakukan Selama
Praktikum?

Perlakuan di setiap langkah-langkah dalam praktikum berguna


untuk setiap bahan kimia yang digunakan agar mendapatkan hasil yang
maksimal. Setiap alat yang digunakan dalam laboratorium juga
membutuhkan perlakuan yang berbeda-beda, agar alat yang digunakan
juga dapat berfungsi dengan baik dan bertahan lama. Selain itu
perlakuan terhadap setiap bahan kimia juga berbeda-beda. Hal ini
dilakukan karena kandungan yang terdapat dalam bahan kimia yang
berbeda-beda sehingga membutuhkan perlakuan yang berbeda-beda
pula. Hasil yang maksimal dan akurat juga di karenakan perlakuan
bahan dan alat di setiap langkah-langkah yang baik dan benar (IK Lasia,
2016).

16.2. Tujuan Dari Penambahan HCL Pada Sampel?

Fungsi dari HCl dalam praktikum Insolubel sebagai zat pelarut


untuk melarutkan kandungan organik yang terdapat pada kertas saring,
serta menghilangkan zat yang tidak di perlukan, sehingga di dapatkan
kandungan semen secara menyeluruh. Penambahan HCL juga bertujuan
untuk meng-asamkan campuran larutan. Dalam praktikum pengujian
insoluble ini memiliki tujuan untuk mengetahui kandungan bagian tak
larut atau insoluble dalam contoh semen. Sampel semen akan secara
menyeluruh, tidak ada kandungan dari zat lain. Sehingga kandungan
CaO dalam semen dapat di hitung secara sempurna dan akurat.
Praktikum ini dilakukan untuk memaksimumkan batasan pada residu
solubel. Bagian pada semen tidak bisa dihancurkan dengan asam kuat
ataupun penyelesaian dari alkalin, sehingga di gunakan pelarut HCl kuat
untuk melarutkan zat organik yang ada dalam kertas saring, juga
menghilangkan serta melarutkan zat yang ada dalam campuran larutan
(Lamond, 2006).

16.3. Tujuan Pemanasan Mendekati Titik Didih 1000C?

Memanaskan atau menghangatkan sekaligus mencampurkan atau


menghomogenkan larutan kimia bertujuan agar larutan ataupun
campuran tercampur secara menyeluruh dan sempurna. Memanaskan
sampai mendekati titik didih bertujuan agar larutan yang susah terlarut
dapat terlarut sempurna ketika di panaskan. Sehingga kandungan yang
terdapat pada sampel semen dapat di ketahui akurat. Memanaskan
samapai mendekati titik didih juga bertujuan untuk memisahkan
campuran larutan dengan zat yang tidak di perlukan. Memanaskan
campuran larutan juga untuk langakah selanjutnya untuk mendigest
campuran larutan (Nevi Puspitasari, dkk. 2012).

16.4. Mengapa Harus Mendekati Titik Didih Saat Mendigest?

Digestion adalah proses membiarkan endapan tercelup


dalam larutan induknya untuk waktu yang lama. Digestion dapat
dilakukan dengan pemanasan atau tanpa pemanasan, tetapi tidak
sampai mendidih, Digestion efektif untuk menghilangkan
pengotor yang terserap atau terkurung (Tati Hartati, 2021). Hasil digesti
yang baik dapat dilakukan dengan proses pemanasan sampai mendekati
titik didih sehinggan larutan dapat tercampur dengan baik. Hasil digesti
yang baik pula meliputi, suhu digesti, waktu digesti, serta perlakuan
bahan dan alat saat praktikum.

16.5. Perubahan Warna Apa Saja Yang Terjadi Saat Percobaan?

Ketika campuran larutan di tambahhkan dengan HCl, kemudian


memanaskan 50 mL aquades dan HCl dengan hot plate suhu dan
menuangkan larutan ke dalam gelas beaker. Didapatkan hasil larutan
berwarna kuning. Lalu di lanjutkan digest campuran selama 15 menit.
Kemudian menyaring cairan yang sudah dipanaskan menggunakan
kertas saring Whatman no. 40 yang ditampung dalam Erlenmeyer 250
mL. Selanjutnya memanaskan 100 mL NaOH selama 15 menit dengan
hot plate suhu dan memasukkan residu ke dalam cairan NaOH.
Selajutnya menambahkan 3 tetes indikator metil merah, saat
dimasukkan ke dalam cairan NaOH berwarna kuning dan 43 tetes HCl
pekat hingga berubah warna menjadi merah muda. Kemudian
menyaring campuran dan mencuci residu dengan 50 mL NH4NO3
20g/L yang sudah dipanaskan selama 15 menit dengan cara meneteskan
NH4NO3 20gr/L hingga warna residu berubah menjadi merah muda
kekuningan (oranye) dan dibutuhkan 100 mL NH4NO3 20gr/L agar
memastikan bahwa kertas saring beserta isinya tercuci secara sempurna
(SNI 15-2049-2004).

16.6. Apa Tujuan Dari Mencuci Residu Dengan Menggunakan Air


Panas?

Mencuci residu menggunakan air panas bertujuan untuk


melarutkan residu yang ada dalam kertas saring. Ditambahkan dengan
aquades karena aquades bisa digunakan untuk melarutkan suatu larutan
(pelarut) yang mana melarutkan semen OPC (Sudirman, 2008).
16.7. Tujuan dari Penambahan NaOH Panas Dan Pemanasan
Yang Dilakukan Kembali?

Penamabahan NaOH pada campuran lautan HCL bertujuan


untuk menetralkan campuran larutan agar dalam proses filtrasi
selanjutnya dapat berjalan dengan baik. Jika campuran larutan HCL
tidak di netralkan terlebih dahulu akan ditakutkan kertas saring pada
proses filtrasi selanjutnya akan ikut terlarut. Kemudian kandungan
organik kertas ikut tercampur dan mempengaruhi hasil dari kandungan
insoluble semen. Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion
H+ dari HCl akan bereaksi dengan ion OH– dari NaOH membentuk air
(H2O). Reaksi ini disebut reaksi penetralan. Sementara, Cl– dari HCl
akan bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl membentuk garam NaCl.

HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

Di dalam larutannya, HCl dan NaOH akan terurai menjadi ion-ionnya,


sehingga reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut (Fitri Aisyah, 2021).

16.8. Tujuan Dari Penambahan Indikator Metil Merah?

Indikator berfungsi untuk mengindikasikan tercapainya hal yang


diinginkan. Indikator menjadi acuan dalam mencapai target sasaran.
Indikator digunakan untuk mengetahui perkembangan dalam mencapai
suatu hal. Indikator menjadi tanda tercapainya suatu tujuan.
Penambahan indikator metil merah berfungsi sebagai indikator larutan
asam. Penambahan indikator lebih dari yang diinstruksikan
diperbolehkan karena hanya akan merubah kepekatan warna larutan,
serta indikator bisa diganti dengan indikator lain karena berfungsi
sebagai penentu larutan tersebut adalah larutan asam (SNI 15-2049-
2004). Selain itu fungsi dari indikator sendiri untuk mempermudah
praktikan dalam proses pengamatan reaksi yang terjadi. Hal ini
bertujuan agar di dapatkan titik ekuivalen yang akurat ketika proses
reaksi sudah selesai.

16.9. Tujuan Menyaring Larutan Yang Didigest?

Digesti adalah proses perombakkan matriks sampel dari


senyawasenyawa yang berbentuk logam organik menjadi logam
anorganik yang bebas dengan menggunakan asam kuat baik tunggal
maupun campuran. Digesti merupakan tahapan paling penting dalam
analisis logam, karena dapat mempengaruhi konsentrasi logam yang
akan teranalisis. Digesti ini dipengaruhi oleh reagen, suhu dan waktu.
Digesti yang biasanya menggunakan pelarut asam (Vina Amalia, dkk.,
2020). Proses digesti asam diperlukan untuk mengurangi interverensi
zat organik agar di dapatkan hasil yang di inginkan (Abu Wildan, 2017).

16.10. Tujuan dari Pencucian Residu Menggunakan Amonium


Nitrat (NH4NO3)?

Menyaring campuran dan mencuci residu dengan 50 mL


NH4NO3 20g/L yang sudah dipanaskan selama 15 menit dengan cara
meneteskan NH4NO3 20gr/L hingga warna residu berubah menjadi
merah muda kekuningan (oranye) dan dibutuhkan 100 mL NH4NO3
20gr/L agar memastikan bahwa kertas saring beserta isinya tercuci
secara sempurna (SNI 15-2049-2004).

16.11. Berapa Batas Maksimal Insolubel?

Insoluble residu didefinisikan sebagai zat pengotor (impuritis)


yang tetap tinggal setelah semen direaksikan dengan asam Klorida
(HCl) dan Natrium Karbonat (Na2CO3). Insoluble residu dibatasi untuk
mencegah tercampurnya semen Portland dengan bahan-bahan alami
lainnya yang tidak dapat dibatasi dari persyaratan fisika (Jeksin Hema,
2018). Standar semen portland yakni maksimal 3% dari semen. Maka
sampel dari semen Portland untuk pengujian dapat dikatakan mudah
rapuh dan tidak kokoh (SNI-15-2049-2004).

16.12. Apa Akibatnya Apabila Kadar Insolubel Melebihi Batas


Yang Di Tentukan ?

Standar semen portland yakni maksimal 3% dari semen. Maka


sampel dari semen Portland untuk pengujian dapat dikatakan mudah
rapuh dan tidak kokoh (SNI-15-2049-2004).

17. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan saat praktikum
didapatkan kadar bagian tak larut (insoluble) pada semen sebanyak
9,998 % yang dimana hasil tersebut melebihi standar dari SNI-15-2049-
2004 Semen Portland yang ditentukan. Standar semen portland yakni
maksimal 3% dari semen. Maka sampel dari semen Portland untuk
pengujian dapat dikatakan mudah rapuh dan tidak kokoh.
Saran dari praktikum Insolubel ini antara lain lebih teliti lagi dan
berhati - hati dalam melakukan praktikum, mungkin bisa lebih
menguasai materi di bab ini terlebih dahulu agar bisa lebih cepat dalam
mengujikan larutan yang akan dipraktikkan.
11. DAFTAR PUSTAKA
Loth Botahala, S.T.,M.Si , Dr. Yoel Pasae, S.T., M.T., 2020 , KIMIA
SEMEN (SUATU KAJIAN LITERATUR ILMIAH), NGAGLIK
SLEMAN JAWA TENGAH.
Devy Kartika Ningrum, Mochamad Firmansyah S., PENGARUH
PENGGUNAAN KAPUR SEBAGAI BAHAN PENGGANTI
SEBAGIAN SEMEN TERHADAP BERAT VOLUME, KUAT
TEKAN DAN PENYERAPAN AIR PADA BATA BETON RINGAN
SELULER BERBAHAN DASAR BOTTOM ASH, Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.
Raymond Chang, 2008. CHEMISTRY 10TH EDITION. WILLIAM
COLLEGES, BOSTON.
KEMENDIKBUD,20013. Teknik Dasar Pengerjaan Laboratorium
Kimia. Jakarta.
Aladawiyah, Masriani, Rody Putra Sartika. ANALISIS
KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA DI LABORATORIUM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA. Program Studi
Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak.
Riesya dayanti ibrano. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR.
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONOEGORO.
Imrotahudin ST. JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR
Surayah Askar, PENGENALAN BEBERAPA BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DAN CARA PENANGANANYA. Balai Penelitian
Ternak, Ciawi Bogor.
Yeni Ida Kurniawati, S.Si, , Modul Ajar Dasar-Dasar Kimia Analisis,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
James E. Brady, 2000, BUKU KIMIA UNIVERSITAS
Life Technologies New Zealand Limited, LEMBAR DATA
KESELAMATAN
Nevi Puspita Sari, dkk., 2012, Rekristalisasi dan Titik Didih,
Tati Hartati, 2021, Gravimetri (Kimia Analitik 1)

Anda mungkin juga menyukai