Anda di halaman 1dari 11

Tugas Eksplorasi Panas Bumi III

Eksplorasi Geofisika

Oleh : Puji Rahayu

Npm : 1410024427111

Prodi : Tek.Pertambangan

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND )

PADANG

2017/2018
EKSPLORASI GEOFISIKA

Eksplorasi adalah penyelidikan geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi,


menentukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas, dan kualitas suatu endapan
bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukannya
penambangan. Tujuan utama dari kegiatan eksplorasi geofisika adalah untuk
membuat model bawah permukaan bumi dengan mengandalkan data lapangan yang diukur
bisa pada permukaan bumi atau di bawah permukaan bumi atau bisa juga di atas permukaan
bumi dari ketinggian tertentu.

1. Metode Geolistrik (metode resistivity/tahanan jenis)

Metoda ini menggunakan medan potensial listrik bawah permukaan sebagai objek
pengamatan utamanya. Kontras resistivity yang ada pada batuan akan mengubah potensial
listrik bawah permukaan tersebut sehingga bisa kita dapatkan suatu bentuk anomali dari
daerah yang kita amati.
Dalam metoda geolistrik terdapat beberapa spesifikasi yaitu :
a. Self potensial (SP) –> Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang terdapat di alam.
b. Induced potential (IP) –> Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang kita induksikan
sendiri kedalam tanah.
Teori utama dalam metoda resistivity sesuai dengan hokum Ohm yaitu arus yang
mengalir (I) pada suatu medium sebanding dengan voltage (V) yang terukur dan berbanding
terbalik dengan resistansi (R) medium. Dalam pelaksanaan survey dikenal beberapa metoda
pengambilan data sesuai dengan peletakan eloktroda yang dilakukan. Hal ini berpengaruh
terhadap faktor geometri peneletian resistivity yang kita lakukan. Adapun aturan/metoda
tersebut antara lain :
Metoda Wenner
Metoda Gradien
Metoda Schlumberger
Metoda Dipole-dipole
Metoda Pole-dipole
Teknik Akuisisi data resistivity
- Peralatan yang dibutuhkan;

1.Sepasang elektroda arus dan elektroda potensial


2.Accu (biasanya 12 v, 1 A)
3. Peralatan elektronik pengukuran (spt: Mc-Ohm, Phoenix Technology, Abem Terrameter
dll)

- Tennik Pengukuran :
1. Sounding : untuk informasi bawah permukaan secara vertikal (model bumi berlapis)
2. Profilling : untuk informasi bawah permukaan secara mendatar (variasi lateral)
3. Offset Sounding : untuk informasi bawah permukaan profil sounding yang kontinyu secara
lateral
- Tahapan akusisi :
1.Tentukan konfigurasi elektroda yang ingin dipakai
2.Pasang elektroda sesuai dengan konfigurasi yang dipilih
3.Ukur besar resistivity semunya
4. Catat hal-hal penting : posisi dan elevasi elektroda, arus dan potensial yang digunakan tiap
pengukuran, resistivity semu yang didapat di alat, kondisi geologi dilapangan secara umum
5. Plot pada kurva bi-log antara jarak AB/2 vs resistivity semu yang didapat
Setiap metode mempunyai Keunggulan dan Kekurangan , keunggulan dan kekurangan
metode geolistrik adalah sebagai berikut
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode Geolistrik dengan Metode Geofisika lainya

Kelebihan Kekurangan
Harga peralatan murah Tidak efektif untuk pemakaian di kawasan
karst
Biaya survei relatif murah Untuk mendeteksi air tidak bisa diketahui
berapa jumlah volume pasti air tersebut
Peralatan relatif kecil dan ringan Tidak bisa membedakan air mengalir dan
yang statis
Waktu yang dibutuhkan relatif cepat, bisa Tidak bisa menjangkau wilayah yang
mendapatkan 4 titik dalam sehari dalam karena jankauannya berkisar 1000-
1500 kaki dibawah permukaan bum
2. Metode Seismik
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan
menggunakan ‘sumber’ seismik (palu, ledakan,dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan
gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke
segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan
kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai
fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di
dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan padatahun 1845 oleh Robert Mallet,
yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet
mengukur waktu transmisi gelombang seismik,yang dikenal sebagai gelombang permukaan,
yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi
merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh
merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari
sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara
mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Hukum Fisika Gelombang Seismik
Gelombang seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang
cahaya, sehingga hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk
gelombang seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain:
Huygens mengatakan bahwa ”gelombang menyebar dari sebuah titik sumber gelombang ke
segala arah dengan bentuk bola”.
Hukum snellius menyatakan bahwa “bila suatu gelombang jatuh diatas bidang batas dua
medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan jika
sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan
dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya. Gelombang datang,
gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar”.
Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:
A. Metode seismik bias (refraksi)
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari
posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang
terjadi setelah gangguan pertama (first break) diabaikan,sehingga sebenarnya hanya data first
break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat
rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta
fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagaiparameter elastisitas batuan.
B. Metode seismik pantul (refleksi)
Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima
setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-
gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah
permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada
teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak
dari bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang direkam.Struktur bawah permukaan
dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi,
yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode Seismik dengan Metode Geofisika lainya
Kelebihan Kekurangan
Dapat mendeteksi variasi baik lateral Banyaknya data yang dikumpulkan dalam
maupun kedalaman dalam parameter fisis sebuah survei akan sangat besar jika
yang relevan, yaitu kecepatan seismik. diinginkan data yang baik
Dapat menghasilkan citra kenampakan Perolehan data sangat mahal baik akuisisi
struktur di bawah permukaan dan logistik dibandingkan dengan metode
geofisika lainnya.
Dapat dipergunakan untuk membatasi Reduksi dan prosesing membutuhkan
kenampakan stratigrafi dan beberapa banyak waktu, membutuhkan komputer
kenampakan pengendapan. mahal dan ahli-ahli yang banyak.
Respon pada penjalaran gelombang Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi
seismik bergantung dari densitas batuan umumnya lebih mahal dari metode
dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, geofisika lainnya.
setiap perubahan konstanta tersebut
(porositas, permeabilitas, kompaksi, dll)
pada prinsipnya dapat diketahui dari
metode seismik.
Memungkinkan untuk deteksi langsung Deteksi langsung terhadap kontaminan,
terhadap keberadaan hidrokarbon misalnya pembuangan limbah, tidak dapat
dilakukan.
Perbandingan Seismik Refraksi – Seismik Refleksi
Metode Seismik Refraksi (Bias) Metode Seismik Refleksi (Pantul)
Keunggulan Kelemahan
Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi Karena lokasi sumber dan penerima yang
sumber dan penerima yang kecil, sehingga cukup lebar untuk memberikan citra bawah
relatif murah dalam pengambilan datanya permukaan yang lebih baik, maka biaya
akuisisi menjadi lebih mahal.
Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan Prosesing seismik refleksi memerluakn
kecuali proses filtering untuk memperkuat komputer yang lebih mahal, dan sistem
sinyal first berak yang dibaca. data base yang jauh lebih handal.
Karena pengambilan data dan lokasi yang Karena banyaknya data yang direkam,
cukup kecil, maka pengembangan model pengetahuan terhadap database harus kuat,
untuk interpretasi tidak terlalu sulit diperlukan juga beberapa asumsi tentang
dilakukan seperti metode geofisika lainnya model yang kompleks dan interpretasi
membutuhkan personal yang cukup ahli.
Kelemahan Keunggulan
Dalam pengukuran yang regional , Seismik Pengukuran seismik pantul menggunakan
refraksi membutuhkan offset yang lebih offset yang lebih kecil
lebar.
Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan Seismik pantul dapat bekerja
gelombang meningkat sebagai fungsi bagaimanapun perubahan kecepatan
kedalaman. sebagai fungsi kedalaman
Seismik bias biasanya diinterpretasikan Seismik pantul lebih mampu melihat
dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing- struktur yang lebih kompleks
masing lapisan memiliki dip dan topografi
Seismik bias hanya menggunakan waktu Seismik pantul merekan dan menggunakan
tiba sebagai fungsi jarak (offset) semua medan gelombang yang terekam.
Model yang dibuat didesain untuk Bawah permukaan dapat tergambar secara
menghasilkan waktu jalar teramati. langsung dari data terukur

3. Metode GPR (Ground Penetrating Radar)


Metode ground penetrating radar atau georadar merupakan salah satu metode geofisika
yang mempelajari kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan
menggunakan gelombang radio dengan frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar
menggunakan gelombang elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang
memperlihatkan refleksi seperti pada metode seismik refleksi.
Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode yang tepat untuk
mendeteksi benda benda kecil yang berada di dekat permukaan bumi (0,1-3 meter) dengan
resolusi yang tinggi yang artinya konstanta dielektriknya menjadi rendah.
Ada tiga jenis pengukuran yaitu refleksi, velocity sounding, dan transiluminasi. Pengukuran
refleksi biasa disebut Continuous Reflection Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding
disebut Common Mid Point (CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan
transiluminasi disebut juga GPR Tomografi.

Teori Dasar
GPR terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena transmitter dan receiver sebagai
pendeteksi gelombang EM yang dipantulkan. Signal radar ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa
yang tidak terabsorbsi oleh bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu. Mode
konfigurasi antena transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode monostatik dan
bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver digabung dalam satu antena.
sedangkan moded bistatik bila kedua antena memiliki jarak pemisah.
Transmitter membangkitkan pulsa gelombang EM pada frekuensi tertentu sesuai dengan
karaketristik antena tersebut (10 MHz – 4 GHz). Receiver diset untuk melakukan scan yang
secara normal mancapi 32-512 scan per detik. Setiap hasil scan ditampilkan pada layar
monitor (real-time) sebagai fungsi waktu two-way traveltime, yaitu waktu yang dibutuhkan
gelombang EM menjalar dari transmitter, target dan ke receiver. Tampilan ini disebut
radargram. Fenomena elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan Maxwell.
Persamaan ini terdiri dari 4 persamaan medan dan untuk tiap-tiap persamaan merupakan
hubungan antara medan dengan distribusi sumber yang bersangkutan.
Untuk menyederhanakan masalah, sifat fisik medium diasumsikan tidak bervariasi terhadap
waktu dan posisi (homogen isotropi). Maka persamaan Maxwell dapat ditulis sebagai berikut
:
Persamaan Maxwel ini adalah landasan berpikir dari perambatan gelombang elektromagnet.
Pada material dielektrik murni suseptibilitas magnetik (μ) dan permitivitas listrik (p) adalah
konstan dan tidak terdapat atenuasi dalam perambatan gelombang. Tidak sama halnya jika
berhadapan dengan material dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi bergantung dari komposisi dan kandungan air material
tersebut. Keduanya ini mempengaruhi cepat rambat perambatan gelombang dan atenuasi
gelombang elektromagnet. Keberhasilan dari metoda GPR bergantung pada variasi bawah
permukaan yang dapat menyebabkan gelombang tertransmisikan. Perbandingan energi yang
direfleksikan disebut koefisien refleksi (R) yang ditentukan oleh perbedaan cepat rambat
gelombang elektromagnet dan lebih mendasar lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik
relatif dari media yang berdekatan.
Dalam semua kasus, besarnya R terletak antara -1 dan 1. bagian dari energi yang
ditransmisikan sama dengan 1-R. Persamaan diatas daplikasikan untuk keadaan normal pada
permukaan bidang datar. Dengan asumsi tidak ada sinyal yang hilang sehubungan dengan
amplitudo sinyal.
Besar amplitudo rekaman georadar r(t) akan tampak pada penampang rekaman georadar
berupa variasi warna. Refleksi atau transmisi di sekitar batas lapisan menyebabkan energi
hilang. Jika kemudian ditemukan benda yang memiliki dimensi yang sama dengan panjang
gelombang dari sinyal gelombang elektromagnet maka benda ini menyebabkan penyebaran
energi secara acak.

Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode GPR dengan Metode Geofisika lainya
Kelebihan Kekurangan
Biaya operasional lebih murah tidak bisa melakukan penetrasi / deteksi
sedalam gelombang bunyi.
resolusi yang sangat tinggi karena Kemampuan radar hanya puluhan meter
menggunakan frekuensi tinggi (broadband (kurang lebi 100 meter)
atau wideband)
Pengoperasian yang cukup mudah Antena GPR umum hanya untuk durasi
pulsa tertentu
merupakan metoda non destructive
sehingga aman digunakan.

4. Metode Gravity
Dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat
masa cebakan mineral dari daerah sekeliling (r=gram/cm3). Metode ini adalah metode
geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini disukai
untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba,
lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan
dalam bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari
kedalaman berbeda dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di
pasaran sekarang didapat alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mgal), dengan
demikian anomali kecil dapat dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan
dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pengukuran ini dapat dilakukan
dipermukaan bumi, di kapal maupun diudara. Dalam metode ini yang dipelajari adalah
variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah permukaan sehingga
dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik
observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan dalam
eksplorasi jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam
eksplorasi mineral dan lainnya. Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan dalam
membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian
struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan
ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun meneral
lainnya.
5. Metode Magnetik
Dilakukan berdasarkan pengukuran anomaly geomagnet yang diakibatkan oleh perbedaan
kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari daerah sekelilingnya.
Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh perbadaan distribusi mineral
ferromagnetic, paramagnetic, diamagnetic. Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical,
umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang
kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Dan metode ini juga sangat disukai pada
studi geothermal karena mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya
bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu digunakan untuk mempelajari
daerah yang dicurigai mempunyai potansi Geothermal.
Metode eksplorasi disukai karena data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak
serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan
anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomaly magnetic
yang ingin diselidiki. Di pasaran banyak ditawarkan alat geomagnet dengan sensitifitas yang
tinggi seperti potongan PROTON MAGNETOMETER dan lain-lain
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di
bawah permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang medan
yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan
dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar
bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar
belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori
potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian,
ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang
mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor
magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan
gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang kompleks.
Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar.
Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metode
magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan
batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.

Anda mungkin juga menyukai