Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

AIR ASAM TAMBANG

OLEH
FEBRIAN M.PALLO
(2019061044005)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah
dan karunia yang telah diberikan sehingga penulisan Laporan Air Asam
Tambang ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Walaupun dalam
pembuatan laporan ini penulis banyak mengalami hambatan seperti dalam
proses pencarian dan pengumpulan data.

Tersajinya laporan kami ini berkat adanya bantuan dari pihak lain, baik
berupa nasehat, bimbingan, dan kritikan. Sehingga dengan kerendahan hati,
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Tidak lupa pula kami berterima kasih kepada Ibu Lia Medy Tandy, S.T, M.T
selaku dosen pengampuh yang telah memberikan kami bimbingan dalam
menyusun laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak


kekurangan oleh sebab itu saran dan kritikan yang membangun sangat di
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Jayapura, 21 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang sifatnya selalu
menimbulkan perubahan pada alam lingkungan sekitar. United Nations
Environment Programme (UNEP, 1999) menggolongkan dampak-dampak
yang timbul dari kegiatan pertambangan antara lain: kerusakan habitat dan
biodiversity di sekitar lokasi pertambangan, limbah tambang dan
pembuangan tailing, buangan air limbah dan air asam tambang, pengelolaan
bahan kimia, keamanan, dan pemaparan bahan kimia ditempat, toksisitas
logam berat dan kesehatan masayarakat dan pemukiman di sekitar tambang.

Ada beberapa yang menggunakan tambang bawah tanah (underground


mining). Sehingga dengan demikian akan berdampak terhadap perubahan
bentang alam, sifat kimia, fisik, dan biologis tanah. Secara umum
menimbulkan kerusakan pada permukaan bumi, antara lain terbentuknya
air asam tambang. Dampak yang dapat ditimbulkan akibat air asam
tambang adalah terjadinya pencemaran lingkungan, dimana komposisi atau
kandungan air di daerah yang terkena dampak tersebut akan berubah
sehingga dapat mengurangi kesuburan tanah, mengganggu kesehatan
masyarakat sekitarnya, dan dapat mengakibatkan korosi pada peralatan
tambang (Baiquni, 2007).

Air asam dapat terbentuk secara alami, sebagai akibat teroksidasi dan
terlarutkannya sulfida ke dalam sistem aliran air permukaan dan air tanah
menyebabkan turunnya pH air. Kegiatan penambangan, dengan
membongkar endapan sulfida, berpotensi memperbesar dan mempercepat
proses pembentukan air asam. Pembentukan air asam akibat kegiatan
penambangan atau sering disebut dengan air asam tambang perlu dicegah.
Air asam tambang yang tidak dapat terhindarkan terbentuk di wilayah
tambang, harus dinetralkan agar tidak berdampak buruk terhadap
lingkungan sekitarnya.
Pembentukan Air Asam Tambang (AAT) atau dalam bahasa Inggris
dikenal dengan "Acid Mine Drainage (AMD)" atau " Acid Rock Drainage
(ARD)" terbentuk saat mineral sulfida tertentu yang ada pada batuan
terpapar dengan kondisi dimena terdapat air danoksigen (sebagai faktor
utama) yang menyebabkan terjadinya proses oksidasi danmenghasilkan
air dengan kondisi asam. Hasil reaksi kimia ini,beserta air yang bersifat asam
dapat keluar dari asalnya jika terdapat air pengelontor yang cukup, umumnya
air hujan yang pada timbunan batuan dapat mengalami infiltrasi/perkolasi. Air
yang keluar dari sumbernya inilah yang lazim disebut dengan istilah AAT.

1.2 Tujuam dan Manfaat Penelitian


1.2.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian air asam tambang
2. Agar mahasiswa mengetahui proses terjadinya air asam tambang
3. Agar mahasiswa mengetahui mineral-mineral pembentuk air asam
tambang
4. Agar mahasiswa mengetahui dampak yang ditimbulkan dari air asam
tambang
1.2.2 Manfaat
Dalam Praktikum ini, diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai
berikut:
1. Sebagai pengaplikasian ilmu yang didapat dalam mata kuliah
2.
3.
1.3 Keadaan Umum Daerah Penelitian

Keadaan

1.3.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Pada PT X secara geografis terletak pada Koordinat lokasi 2°57'15.6”S


dan 140°62'96.8"T dengan berjarak sekitar 52 meter terletak. Daerah praktikum
ini dapat ditempuh melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan beroda
dua atau beroda empat dengan jarak tempuh ± 15 km dari kampus fakultas teknik
Universitas Cenderawasih dan waktu yang dibutuhkan adalah ± 30 menit.

Gambar 1. 1 Lokasi Tambang pada PT X

Lokasi praktikum ini berbatasan langsung dengan :

 Sebelah Timur : Permukiman Warga


 Sebelah Selatan : Jalan Raya Utama Sentani-Abepura
 Sebelah Barat : Areal IPDN Kampus Papua
 Sebelah Utara : Areal Lahan Pertanian
1.3.2 Kondisi Geologi
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Air Asam Tambang


Air Asam Tambang (AAT) atau disebut juga Acid Mine Drainage (AMD),
yang disebut juga Acid Rock Drainage (ARD) terjadi sebagai akibat proses fisika
dan kimia yang cukup kompleks yang melibatkan beberapa faktor dalam kegiatan
pertambangan. Kegiatan pertambangan ini dapat berupa tambang terbuka maupun
tambang dalam (bawah tanah). Umumnya keadaan ini terjadi karena sulfur yang
terjadi dalam batuan teroksidasi secara alamiah (pada proses pembukaan
tambang). Selanjutnya dengan kondisi kelembaban lingkungan yang cukup tinggi
akan menyebabkan oksida sulfur tersebut berubah menjadi asam.

Gambar 1.2 Air Asam Tambang

Kualitas air digunakan sebagai pembanding dalam usaha pemantauan


ketika tambang sedang berjalan. Pengukuran kualitas air dapat ditentukan dari
beberapa faktor yaitu :

1. Temperatur Temperatur yang terukur adalah suhu yang dianggap


normal pada daerah tersebut.

2. Derajat keasaman (pH) Nilai pH menunjukkan derajat keasaman dalam


air dinyatakan sebagai logaritma konsentrasi ion H+. Larutan bersifat
asam bila nilai pH kurang dari 7 dan larutan bersifat basa bila nilai pH
lebih dari 7.

3. Kekeruhan dan padatan terlarut Kekeruhan, muatan padat tersuspensi


dan residu terlarut merupakan sifat fisik air yang saling berkait. Semakin
tinggimuatan padat tersuspensi maka semakin tinggi nilai residu terlarut
dan kekeruhan air.

4. Daya hantar listrik (DHL) atau electroconductivity Daya hantar listrik


menggambarkan jumlah ion-ion yang terlarut dalam air.

5. DO Oksigen terlarut merupakan O2 bebas yang terdapat dalam perairan


dan secara kimia tidak bereaksi dengan air serta berperan dalam
prosespenguraian bahan organik secara biologis.

6 Logam Kandungan logam-logam dapat mempengaruhi kehidupan biota


air terutama logam berat yang dapat meracuni manusia

2.2 PAF dan NAF

Pengertian PAF
Non Acid Forming (NAF) merupakan material-material yang tidak
berpotensi menyebabkan air asam tambang

Pengertian NAF
Potentially Acid Forming (PAF) merupakan material-material yang
berpotensial menghasilkan air asam tambang.

2.3 Kualitas Air


Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan
tertentu. Syarat yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda
tergantung tujuan penggunaan air tersebut.

Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air untuk dipergunakan


bagi pemenuhan tertentu kehidupan manusia, seperti untuk air minum,
mengairi tanaman, minuman ternak dan sebagainya (Arsyad, 1989). Salah
satu potensi sumber daya air yang strategis dan banyak dimanfaatkan
untuk berbagai aktivitas pembangunan adalah air sungai. Air sungai
merupakan sumberdaya alam yang potensial menerima beban pencemaran
limbah kegiatan manusia seperti: kegiatan industri, pertanian, peternakan
dan rumah tangga. Akibat menurunnya kualitas air, kuantitas air yang
memenuhi kualitas menjadi berkurang. Mengingat sungai merupakan
sumberdaya air yang penting untuk menunjang pembangunan ekonomi
dan kesejahteraan manusia, maka fungsi sungai sebgai sumberdaya air
harus dilestarikan agar dapat menunjang pembangunan secara
berkelanjutan.

2.4 Air Limpasan


Limpasan permukaan atau aliran permukaan merupakan dari curah
hujan yang mengalir di atas permukaan tanah yang mengangkut zat-zat
dan partikel tanah. Limpasan terjadi akibat intensitas hujan yang turun
melebihi kapasitas infiltrasi, saat laju infiltrasi terpenuhi maka air akan
mengisi cekungan yang terdapat pada permukaan tanah. Setelah cekungan-
cekungan tersebut terisi air dan penuh, maka air akan mengalir (melimpas)
di atas permukaan tanah (surface runoff). Air limpasan dibedakan menjadi
dyau yaitu sheet dan rill surface runoff akan tetapi apabila aliran air
tersebut telah masuk ke dalam sistem saluran air atau kali, maka disebut
sebut stream flow runoff(Asdak, 2010).
Menurut Mawardi (2012) laju dan kapasitas infiltrasi dapat di
tentukan dengan mengunakan metode percobaan lapangan secara langsung
dengan mengunakan infiltrometer, atau dapat di perkirakan menurut rumus
empiris yang telah ada seperti rumus empiris yang sudah dikembangkan.
Tingkat kerusakan akibat erosi maupun banjir diakibatkan dengan
besarnya nilai aliran permukaan. Besarnya nilai permukaan dipengaruhi
oleh curah hujan, vegetasi, (penutup lahan), serta adanya bangunan
penyimpan air dan faktor-faktor lainnya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Hasi yang diperoleh sebagai berikut :

3.2 Pembahasan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum lapangan adalah sebagai
berikut :
1.

2.

3.

4.

4.2 Saran
Adapun Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/293765474/Makalah-Air-Asam-
Tambang

https://www.slideshare.net/army014/bab-i-pendahuluan-bab-iimakalah-

http://dokumen.tips/documents/makalah-air-asam-tambang.html
pengetahuan-lingkungan-air-asam-tambang
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/
123456789/5486/4.%20BAB%20IV.pdf?sequence=4&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai