Head, Pressure
Fenomena Kontur Muka Airtanah Flow Net: Equipotential Line & Arah Aliran
Transport Sebaran Lateral Aquifer
Isotrop? Infinite?
Stratigrafi (perlapisan vertikal)
Konduktifitas Hidraulik
DAERAH RESAPAN
1. Topografi/Kemiringan
Elevasi dan kemiringan tanah suatu daerah pengaliran (catchment area) sangat besar
pengaruhnyaterhadap waktu mengalirnya air permukaan, waktu konsentrasi dan besarnya
debit banjir. Banyaknya danau atau cekungan di daerah pengaliran akan mengurangi
besarnya debit banjir.
2. Curah Hujan
Uap air di atmosfir yang terkondensasi dan jatuh ke bumi secara umum di sebut presipitasi
yang dapat berbentuk hujan, salju, es dan embun Satuan curah hujan mm, yang berarti
jumlah air hujan yang jatuh pada suatu satuan luas tertentu. Jadi 1 mm berarti pada luas 1
m2 jumlah air yang jatuh sebanyak 1 liter. Derajat curah hujan dinyatakan dalam curah hujan
per satuan waktu disebut sebgai intensitas hujan, yang menyatakan ukuran hujan.
DAERAH RESAPAN
3. Jenis Tanah/Soil
Secara umum tanah dapat didefinisikan sebagai berikut:
▪Tanah sebagai suatu tubuh alam dipermukaan bumi yang terjadi akibat bekerjanya gaya-gaya
alami terhadap bahan alami (Wisley,1977)
▪Tanah sebagai bahan mineral hasil evolusi yang dipengaruhi oleh faktor genesis (proses
pemebentukkanya) dan lingkungan seperti batuan induk,iklim, makro dan mikroorganisme, serta
kondisi topografi.
Tanah sangat beragam dalam komposisi maupun sifatnya, sehingga secara umum dapat tersusun
atas tiga kompenen utama yaitu Komponen padat, komponen cair dan komponen gas.
Porositas Tanah/Batuan
Porositas dari suatu tanah atau sedimen adalah volume kosong (void space)
antara komponen padatan tanah. Komponen yang berada dalam suatu masa
tanah, terdiri dari:
▪ komponen padat (solid matix),
▪ komponen cair (larutan tanah/ air) dan
▪komponen ruang kosong yang mungkin didalamnya terdapat gas dan uap air.
Secara matematis porositas dapat didefinisikan sebagai berikut (Fetter, 1988):
ρp = Ws/Vs
ρb= Ws/V
Dimana: ρp = kerapatan partikel tanah (particle density) satuan g/cm3
ρb =kerapatan tanah (bulk density) satuan g/cm3
Vs = volume air merupakan volume dari padatan tanah
V = Volume tanah
Dari persamaan diatas dapat diturunkan persamaan porositas berikut:
Fracturing
Porositas dan Permeabilitas yang terganggu
Porositas ter-reduksi
Porositas ter-reduksi oleh semen +
Porositas asli oleh semen konsolidasi
▪ Q ~ (hA-hB)
▪ Q ~ 1/ L
K = - Q/ A(dh/dL)
atau
Q = - KA (dh/ dL) K = -(L3/T)/ (L2)(L/ L = L/ T
kg
K=
μ
K = konduktivitas hidrolik (L/T)
k = permeabilitas intrinsik (L2)
= densitas (M/L3)
g = percepatan gravitasi (L/T2)
= viskositas dinamik fluida (M/LT)
Konduktivitas Hidrolik (K)
Seberapa mudah fluida dapat melewati pori batuan?
Tergantung dari jenis fluida dan medianya
Ukuran Media Pori Batuan
Unconsolidated Max Median Min
Deposits (m/s) (m/s) (m/s)
Gravel 3 x 10-2 3 x 10-3 3 x 10-4
Sand 6 x 10-3 3 x 10-5 2 x 10-7
Silt / Loess 2 x 10-5 2 x 10-7 2 x 10-9
Lacustrine Clay 5 x 10-9 7 x 10-10 1 x 10-12
Marine Clay 2 x 10-9 4 x 10-11 8 x 10-13
Hukum Darcy
q (flux) dapat disebut juga laju aliran dibagi luas potongan melintang dan
mempunyai dimensi sama dengan kecepatan. Oleh karena itu kadang-kadang
dikenal sebagai Kecepatan Darcy atau Darcy flux.
Dari hasil percobaan Darcy seperti pada gambar disebutkan bahwa (Kodoatie,
1996; Toth, 1990):
T=K.d
dimana :
T = Transmissivitas
K = Konduktivitas Hidrolik
d = Tebal akifer
STORATIVITAS (S)
Storativitas didefinisikan sebagai volume air yang dilepaskan atau
diambil dalam tampungan tiap unit permukaan area aquifer tiap
unit perubahan dalam komponen dari tinggi hidrolik sampai pada
permukaan tersebut (U.S. Department of The Interior, 1977).
Dengan mengalikan Persamaan berikut:
Storativitas
S = ρgb(α + nβ)
Dimana:
S = Storativitas
b = tebal akuifer (m)
g = Gravitasi (m/detik 2)
α =kompresibilitas akuifer (m2/ N atau Pascal-1)
β = kompresibilitas akuifer (m2/ N atau Pascal-1)
n = porositas
STORATIVITAS (S)
Akifer Tertekan, S : 0,001 – 0,00001
Akifer Bebas, S : 0,3 - 0,01
Rendahnya nilai S untuk akifer tertekan menggambarkan bahwa
akifer tersebut mempunyai kemiringan permukaan potensial
airtanah yang cukup terjal sekalipun akibat sedikit saja
menurunnya muka airtanah.
2.1 HETEROGENITAS KONDUKTIVITAS
HIDROLIK
Homogen: K tidak tergantung dari ruang dari suatu sistem
Unit C
Unit: homogen
Formasi: heterogen
KONDISI GEOLOGI DARI HETEROGENITAS