Anda di halaman 1dari 32

BAB I

AQUIFER

Aquifer adalah
suatu formasi yang tersusun atas lapisan jenuh & permeabel, yang dpt
menghasilkan air dalam jumlah yang cukup berarti.
Contoh: pasir, kerikil, batu kapur, batu pasir, konglomerat, batuan kristalin

Gambar 1. Batu Konglomerat

1
Gambar 2. Batu Pasir

Gambar 3. Batu Kapur

Formasi penghasil air tanah sesungguhnya bukan saja aquifer, tetapi juga ada
aquiqlude, aquifuge dan aquitard. Ketiga jenis formasi terakhir ini, tidak
menghasilkan air dalam jumlah yang cukup berarti. Ketiga jenis formasi tersebut,
dapat dijelaskan sbb:

 Aquiqlude (lapisan kedap air)


yaitu suatu lapisan yang mampu menyerap air, akan tetapi sulit untuk
melepaskan air.
Contoh: lempung, serpih, tufa halus dsb

2
 Aquifuge (lapisan kebal air)
yaitu suatu lapisan yang sulit untuk menyerap & melepaskan air.
Contoh: granit, marmer, sekis , kuarsit dsb

 Aquitard (lapisan lambat air / setengah kedap air)


yaitu suatu lapisan yang lambat dalam melepaskan kandungan airnya.
Contoh: lempung pasiran, tufa pasiran dsb

Gambar 4. Batu Lempung

Gambar 5. Batu Marmer

3
Gambar 6. Batu Kuarsit

I.1. Jenis-Jenis Aquifer

1. Aquifer tertekan (confined aquifer / artesian aquifer / pressure aquifer )


yaitu suatu aquifer yang diapit oleh 2 lapisan kedap air (aquiqlude)

Gambar 7. Akuifer Tertekan (Confined Aquifer)

2. Aquifer bebas (unconfined aquifer / watertable aquifer )

yaitu suatu aquifer yang bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air
dan bagian atasnya dibatasi oleh muka air tanah .

4
Gambar 8. Akuifer Bebas atau Akuifer Tidak Tertekan
(Unconfined Aquifer)
3. Aquifer setengah tertekan (semi confined aquifer / leaky aquifer)
yaitu suatu aquifer yang bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air
dan bagian atasnya dibatasi oleh suatu lapisan setengah kedap air (lapisan
lambat air / aquitard).
Koefisien kelulusan aquitard yang membatasi lapisan bagian atas aquifer
ini sangat kecil, sehingga aliran mendatar pada lapisan aquitard dapat
diabaikan. Dengan demikian, apabila dilakukan pemompaan pada aquifer
jenis ini, timbullah aliran tegak yang menerobos dari lapisan aquitard
tersebut. Maka dari itulah aquifer ini disebut aquifer bocor.

Gambar 9. Akuifer Bocor (Leakage Aquifer)

5
4. Aquifer menggantung (perched aquifer)

yaitu suatu lapisan kedap atau setengah kedap, yang mempunyai luas yang
terbatas atau kecil, terletak diantara muka air aquifer bebas dan muka
tanah.
Aquifer ini merupakan kasus khusus pada aquifer bebas.

Gambar 10. Akuifer Melayang (Perched Aquifer)

6
Gambar 11. Contoh 2 Akuifer Melayang (Perched Aquifer)

7
BAB II
FUNGSI & KARAKTERISTIK AQUIFER

2.1. Fungsi aquifer

Fungsi aquifer adalah sebagai:


1. Sebagai penyimpan air (storage)
2. Sebagai penyalur air (conduit)

2.2. Karakteristik aquifer

Beberapa karakteristik aquifer sehubungan dengan fungsi dan gerakannya


adalah:

1. Porositas / Kesarangan (n)


Yaitu suatu ukuran kandungan interstices / void / porespace, yang
dinyatakan sebagai perbandingan volume interstices terhadap total
volume.

Jika n adalah porositas, maka:

Vi 
n  1 d
V m

dimana: Vi = Volume void


V = Volume total
ρd = Density bulk (massa sample setelah pengeringan
dibagi volume sample asli )
ρm = Density butir

8
Bagian-bagian dari batuan / tanah yang tidak terisi oleh bahan mineral padat,
yang ditempati oleh air tanah dikenal sebagai void (rongga), interstice
(celah/sela), pore space (ruang pori).

Gambar 12. Ilustrasi pori dalam batuan

Tabel 1. Nilai Porositas (Kesarangan) Batuan

Material Kesarangan (%)


Lempung 45 – 55

Lanau 40 – 50

pasir sedang & kasar 35 – 40

pasir seragam 30 – 40
pasir halus dan
30 – 35
sedang
Kerikil 30 – 40

kerikil dan pasir 20 – 35

batu pasir 10 – 20

serpih (shale) 1 – 10

batu gamping 1 – 10

9
Angka porositas dikatakan besar, jika > 20%, sedang, jika berkisar antara 5 –
20% dan kecil, jika < 5%

Bagaimana pori / rongga / celah ini bertindak sebagai penyalur air, ini
dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, ketidak-teraturan dan juga distribusinya.
Porositas efektif ditujukan untuk perbandingan antara jumlah ruang pori yang
saling terhubung (interconnected), yang tersedia untuk aliran fluida dan total
volumenya.

Ditinjau dari kejadiannya porositas dapat dibedakan atas:

a. Porositas primer

Istilah ini ditujukan untuk interstices primer (celah primer).


Celah primer dibentuk bersama-sama pembentukan batuan oleh proses
geologi.
Contoh: ruang pori
Beberapa hal yang mempengaruhi porositas primer:
- pemadatan (kompaksi)
- sementasi
- bentuk butir
- ukuran butir
- susunan butir
- sortasi (pemilahan) / keseragaman butir

b. Porositas sekunder.

Istilah ini ditujukan untuk interstices sekunder (celah sekunder).


Celah sekunder adalah celah yang baru terbentuk, setelah proses
pembentukan batuan.
Contoh: joint (kekar), fracture (rekah) dan bukan-bukaan yang dibentuk
oleh tumbuhan & hewan.

10
Gambar 13. Contoh pori, retak,rekah & lubang pelarutan pada batuan

Porositas efektif (porositas relatif) adalah:


Perbandingan volume pori (volume rongga) yang saling berhubungan dengan
volume total batuan yang dinyatakan dalam %.

2. Permeabilitas intrinsik / permeabilitas spesifik (k)

Permeabilitas intrinsik ini merupakan parameter yang menunjukkan berapa luas


areal batuan yang dilalui oleh fluida (L2)

k  cd 2  f s f  d 2

dimana: fs  faktor bentuk

f   faktor porositas

d  diameter butir karakteristik

11
Bila nilai k sangat kecil, maka biasa juga digunakan satuan Darcy, dimana 1 Darcy
= 9,87 x 10-9 cm.

Harga permeabilitas ini tergantung pada: - kesarangan / porositas


- ukuran besar butir
- susunan
- sebaran
- menerusnya ruang
- perlapisan batuan

3. Konduktivitas Hidraulik / Koefisien Permeabilitas (K)

Konduktivitas Hidraulik / koefisien kelulusan merupakan parameter yang


menunjukkan tingkat kemudahan benda cair mengalir melalui batuan, dimana
harga koefisien permeabilitas ini sangat dipengaruhi oleh kesarangan dan sifat
airnya. Harga Konduktivitas Hidraulik ini berkisar antara 10-13 s/d 1 m/s

K kg /

dimana:
K = konduktifitas hidraulik (L/T)
k = permeabilitas (L2)
ρ = massa jenis (M/L3)
g = gravitasi (M/T2)
μ = viscositas fluida

12
Tabel 2. Nilai Koefisien Permeabilitas Batuan

Jenis Batuan K (m/hr)

kerikil kasar 150


kerikil sedang 270
kerikil halus 450
pasir kasar 45
pasir menengah 12
pasir halus 2.5
Lanau 0.08
Lempung 0.0002
batu gamping 0.94
Dolomite 0.001
Sekis 0.2
batu sabak 0.00008
Tuf 0.2
Basalt 0.01
gabro lapuk 0.2
granit lapuk 1.4
batu pasir menengah 3.1
batu pasir halus 0.2

3.1. Variasi Harga K

Harga K bervariasi terhadap ruang (space) maupun terhadap arahnya.

Berdasarkan variasinya terhadap ruang, maka nilai K terbagi atas:

a. Homogen
Suatu formasi geologi disebut homogen bila nilai K-nya tidak tergantung
pada posisinya dalam formasi geologi tersebut.

13
b. Heterogen
Suatu formasi geoogi disebut heterogen bila nilai K-nya tergantung pada
posisinya dalam formasi geologi tersebut.

Beberapa konfigurasi dari formsi geologi yang heterogen:

a. Lapisan Heterogenitas (layered heterogeneity)


yang terjadi bila suatu formasi geologi, mempunyai lapisan dengan harga K
yang berbeda

K1
K2 K1  K2  K3
K3

Gambar 14. K pada lapisan heterogen

Sebagai contoh, ditemukan pada formasi geologi yang terbentuk akibat


sedimentasi batuan (oleh pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan
angin, maka batuan-batuan yang telah ada seperti batuan beku,
dihancurkan, diangkut dan kemudian diendapkan di tempat yang rendah).
Mula-mula sedimen ini merupakan batuan yang lunak, akan tetapi karna
proses diagenesis (dapat berupa kompaksi (pemadatan), sementasi), maka
sedimen yang lunak tadi akan menjadi keras, seperti: pasir menjadi batu
pasir, lempung menjadi batu lempung dsb.

b. Lapisan heterogen yang tidak kontinyu (discontinuous heterogeneity)


yang terjadi akibat adanya sesar / fault / patahan

K2
K1
K3 K1 = K3 << K2

Gambar 15. K pada lapisan heterogen tidak kontinyu

14
c. Kecenderungan heterogen (trending heterogeneity)

Terjadi pada lapisan, dimana nilai K berubah secara bertahap


contoh: terjadi pada proses sedimentasi yang membentuk delta, dsb

K3
K K2
K1

Jarak
A A
Pot. A -A

Gambar 16. K pada lapisan heterogen bertahap

Berdasarkan variasinya terhadap arahnya, maka nilai K terbagi atas:

1. Isotropis
Suatu formasi geologi disebut isotropis, bila nilai K-nya tidak tergantung
pada arahnya dalam formasi geologi tersebut.

2. An-Isotropis
Suatu formasi geologi disebut an-isotropis, bila nilai K-nya tergantung
pada arahnya dalam formasi geologi tersebut.

Beberapa contoh:

15
Kz

Kz Kz

Kx Kx Kx
Ky Ky Ky
Kx = Ky = Kz Kx = Ky  Kz Kx  Ky  Kz
a. Isotropis b. Transversal c. Anisotropis
Isotropis Triaxial

Gambar 17. K pada lapisan Isotropis & Non Isotropis

Kombinasi lapisan isotropis dan heterogen diilustrasikan pada gambar dibawah


ini.

K1 K1
K1 K1
K2 K2
K2 K2

a. Homogen b. Homogen
Isotrop Anisotrop

K1 K1
K1 K1
K2 K2
K2 K2

c. Heterogen, d. Heterogen,
Isotrop Anisotrop

Gambar 18. K pada lapisan Isotropis & Heterogen

16
2.4. Daya rembesan dari formasi yang berlapis-lapis

d1 K1
d2 K2
Kz
z

d
Kx
x

dn Kn

1. Aliran tegak lurus lapisan

Jika:
h1 adalah head yang hilang pada lapis pertama.
h2 adalah head yang hilang pada lapis kedua, dst

Maka:
Total head yang hilang dari seluruh lapisan adalah:

h = h1 + h2 + ………………………………….+ hn

Berdasarkan hukum Darcy, maka debit spesifik (specific discharge):

K h K h K h K h n K z h1
  1 1  2 2  3 3  ..................................  n 
d1 d2 d3 dn dz

dimana Kz adalah K vertikal untuk seluruh formasi.

Dengan menyusun ulang, maka Kz dapat ditulis sebagai:

17
 d d
Kz  
h h1  h 2  h 3  .........  .h n

d

 d1   d2  ....................   d n
K1 K2 Kn
d

d1  d2  ....................  d n
K1 K2 Kn

atau:

d
Kz 
n
 di Ki
i 1

2. Aliran sejajar lapisan

Jika Δh adalah head yang hilang pada jarak horizontal L dan Q (debit) yang lewat
formasi per unit lebar aquifer adalah jumlah dari Q yang lewat masing-masing
lapisan.
Maka:

Q  1 d1  2 d 2  3 d 3  .......................  n d1  b
  
A  d b
K1 i d1  K 2 i d 2  K 3 i d 3  ..........................  K n i d n
Kx i 
d

K1 d1  K 2 d 2  K 3 d 3  ..........................  K n d n
Kx 
d

atau:

18
n
 K i di
Kx  i 1
d

4. Transmissivitas (T)

Transmissivitas / Koefisien keterusan air adalah:


Banyaknya air yang dapat mengalir melalui suatu bidang vertikal setebal aquifer ,
selebar satu satuan panjang dengan kelandaian hidraulik 100%.
Untuk suatu aquifer dengan ketebalan b, transmissivitas dinyatakan sebagai :

TKb

dimana: K = konduktivitas hidraulik


b = tebal aquifer

Suatu aquifer akan menghasilkan air dalam jumlah yang cukup berarti bila harga
T lebih besar dari 0.015 m2/det atau 0.16 ft2/sec atau 100.000 gallon/day/ft

T di aquifer bebas, sama dengan T yang didefinisikan di aquifer tertekan, kecuali


bahwa b di aquifer bebas adalah ketebalan jenuh aquifer / tinggi muka air diatas
puncak aquiqlude yang membatasinya.

5. Storativitas / Kaofisien Tampungan / Storage Coefficient (S)

Storativitas dari aquifer tertekan yang jenuh dengan ketebalan b, didefinisikan


sebagai: Volume air yang dibebaskan dari tampungan (storage) per-unit luas
aquifer per unit penurunan head.

19
S  Ss . b

dimana: S = Storativitas
Ss = Specific Storage (tampungan spesifik)
b = tebal aquifer

Harga Storativitas di aquifer tertekan antara: 5 x 10-5 s/d 5 x 10-3

Unit Penurunan Muka Piezometrik


Unit Luas Muka Piezometrik /
Lapisan Muka Potensiometrik
Kedap

Aquifer

Gambar 19. Skema storativitas di aquifer tertekan

Storativitas di aquifer bebas disebut dengan Sy (Specific Yield) yang didefinisikan


sebagai: volume air yang dibebaskan dari tampungan aquifer bebas per-unit luas
per-unit penurunan muka air.

Harga Specific Yield di aquifer bebas antara: 0.01 s/d 0.30

20
Unit Luas

Mat

Unit Penurunan
Muka Air

Gambar. 20. Skema storativitas di aquifer bebas

6. Specific Storage / Tampungan Spesifik (Ss)

Tampungan spesifik dari suatu aquifer jenuh didefinisikan sebagai:


Volume air yang dibebaskan dari tampungan (storage) per-unit volume aquifer
per-unit penurunan head.
Air yang dibebaskan dari tampungan akibat penurunan head, diakibatkan oleh 2
mekanisme:
1. Kompaksi (pemadatan) aquifer akibat meningkatnya tegangan efektif
2. Expansi air yang disebabkan oleh penurunan tekanan
3.
Rumusan tampungan spesifik dapat dinyatakan sebagai berikut :

Ss = ρ . g . ( α + n . β )

dimana : Ss = Spesifik Storage (m)


ρ = Massa jenis (kg/m3)
g = Gravitasi (m/s2)
α = Kompresibilitas akuifer (m2/N)
(Perubahan relatif volume akuifer terhadap perubahan tekanan)
n = Porositas (%)
β = Kompresibilitas air (m2/N)
(Perubahan relatif volume air terhadap perubahan tekanan)

21
7. Specific Retention (Sr)

Menyatakan perbandingan jumlah air yang tertahan dalam tanah yang jenuh
setelah diadakan pemompaan, terhadap volume total (%).
Nilai porositas merupakan jumlah dari nilai Specific Retention dan Specific Yield.

n = Sr + Sy

Dimana: n = porositas / kesarangan


Sr = specific retention
Sy = Specific yield

Tabel 3. Harga Specific Yield (Sy) beberapa Batuan

Specific Yield
No Batuan
(%)
1. Kerikil Kasar 23
2. Kerikil Madium 24
3. Kerikil Halus 25
4. Pasir Kasar 27
5. Pasir Sedang 28
6. Pasir Halus 23
7. Lanau 8
8. Lempung 3
9. Batu Pasir, butir halus 21
10. Batu Pasir, butir medium 27
11. Batu Kapur 14
12. Gambut 44
13. Sekis 26
14. Batu Lanau 12
15. Tufa 21

22
8. Head Hidraulik

8.1. Muka Air tanah dan muka piezometrik

Muka air tanah didefinisikan sebagai :


Permukaan dimana tekanan fluidanya dalam pori-pori media porousnya adalah
sama dengan tekanan atmosfir.

Tinggi muka air tanah ini sama dengan tinggi muka air pada suatu sumur ataupun
tinggi muka air dalam alat piezometer.

Untuk aquifer tertekan, ketinggian hidrauliknya tidak lagi berupa muka air, tetapi
merupakan garis yang disebut muka piezometrik (piezometric surface) / muka
potensiometrik (potentiometric surface). Garis ini merupakan garis imaginer
bertepatan dengan tekanan hidrostatik dari air dalam aquifer tertekan.

Pada daerah dimana muka piezometriknya lebih tinggi dari muka tanah, maka
bila didaerah tersebut dibuat sumur atau dibor, akan terjadi pencaran air
(flowing) dari sumur / lubang bor tersebut, hal ini karna pancaran air ini akan
berusaha mencapai ketinggian garis tersebut.

23
Gambar 21. Ilustrasi Muka Air Tanah & Muka Piezometrik

8.1.1. Piezometer

Yaitu alat yang digunakan untuk mengukur elevasi muka air atau ketinggian
hidraulik aliran air.

Di laboratorium, alat yang mempunyai kegunaan serupa yaitu Manometer.

Piezometer biasanya diinstall dalam kelompok, sehingga dapat digunakan untuk


menentukan arah aliran. Jika yang ingin diketahui adalah gradien hidraulik arah
vertikal, dapat digunakan piezometet nest, yaitu digunakan 2 / lebih piezometer
yang diinstal dengan jarak relatif sangat dekat (jika mungkin dalam 1 lubang),
dengan kedalaman pemasangan yang berlainan.

24
650

600

550 . . .
570 590 610
500
dh 20
0 200 400   0,10
dl 200
650

600

550
. + 590
500
. + 610
450
. + 630
0 1 2 m dh 20
  0,40
dl 50

Gambar. 22. Ilustrasi Alat Piezometer Di Lapangan

9. Potensi Fluida

Potensi Fluida untuk aliran lewat medium porous adalah energi mekanik per-unit
massa fluida.

Energi mekanik per-unit massa pada sembarang titik dalam sistem aliran, dapat
didefinisikan sebagai: kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan 1 satuan massa
fluida dari satu titik ke suatu titik lainnya.

25
Elevasi : z
B
Tekanan : p
Kecepatan : v
Rapat massa : 
Volume per-unit massa : v 
1

Elevasi : z = 0
Tekanan : p = p0 (tekanan atmosfir)
Kecepatan : v = 0
Rapat massa : 0
Volume per-unit massa : v  1
0
 0

Kerja yang dibutuhkan merupakan penjumlahan 3 komponen:

1.Energi Potensial
yaitu energi yang dibutuhkan untuk mengangkat massa dari elevasi z = 0 ke
elevasi z

w1 = m g (zb – za) = m g z ………………………………………………………(1)

2. Energi Kinetik
yaitu energi yang dibutuhkan untuk memepercepat gerak fluida dari V = 0 ke
kecepatan V

1
2
2 2

w 2  m Vb - Va 
m V2
2

………………………………………………………(2)

3. Energi Elastis
yaitu energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan tekanan dari P = Po ke P = P

P P
V dP
w3  m  m
d  m  
…………………………………..…………………(3)
Po Po

26
Sehingga dapat dituliskan, Potensi fluida Φ untuk satu unit massa fluida, m = 1,
adalah penjumlahan dari point 1,2 dan 3 diatas, sehingga:

Po
V2 dP
  gz 
2
  
………………………………………………………..….(4)
P

karena aliran air tanah hampir selalu mengikuti azas-azas hidrolika aliran alminer
dimana salah satunya cirinya, aliran ini mengalir dengan kecepatan yang sangat
kecil, V ~ 0, maka suku kedua pada ruas kanan dapat diabaikan dan juga karena
air bersifat incompressible (tidak termampatkan), maka dapat dikatakan
kerapatannya konstan. Sehingga persamaan (4) menjadi:

P - Po
  gz  ……………………….........................................……………………………………….

.(5)

Dengan memakai alat piezometer, besarnya potensi fluida disuatu tempat dapat
dicari seperti ditunjukkan gambar dibawah ini:

Piezometer
Muka Tanah
P0
Muka Air Tanah


h
Lapisan Kedap
z
Datum z = 0

Gambar 23. Visualisasi Potensi fluida

Dari gambar diatas, terlihat bahwa besar tekanan:

P = Po + ρ g ψ = Po + ρ g (h – z)

27
Sehingga besar potensi fluida:

P - Po
gz gh

dimana:

h = tinggi hidraulik (hydraulic head)


ψ = tinggi tekan (pressure head)
z = tinggi elevasi (elevation head)
P = ρgψ = takanan fluida (fluid pressure)
Po = tekanan atmosfir = 0 (sebagai datum tekanan)

10. Kompressibilitas

Kompressibilitas merupakan sifat material yang menjelaskan perubahan


tegangan (regangan) dalam suatu material akibat adanya suatu tegangan yang
bekerja.

Kompressibilitas =

d perubahan regangan (strain )


d  = perubanhan tegangan (stress)

Dalam analisis aliran air tanah, terdapat 2 koefisien permeabilitas:


1. Kompressibilitas dari air (β)
2. Kompressibilitas dari aquifer (α)

10.1. Kompressibilitas air (β)

Didefinisikan sebagai perubahan relatif volume air terhadap perubahan tekanan


dVw / Vw

Atau: dP …………………………...........................................……………………(1)

28
Harga β adalah 4.4 x 10-10 m2 / N atau 4.4 x 10-10 / pascal

Dimana: Vw = volume air


P = tekanan

Untuk suatu massa air yang diketahui, persamaan (1) dapat ditulis dalam bentuk:

d / 

dP ……...............................................……………………………………………………………...(2)

dimana: ρ = nilai rapat massa air (mass density)

Bila persamaan (2) diintegrasi, maka akan dihasilkan suatu persamaan " the
equation of state for water " yaitu:

  o e  ( P  Po )
…………………………………………………………………………………………….(3)

dimana: o = rapat massa air pada tekanan datum, Po

Bila Po diambil 0, maka:

  o e  P
……………….………………………………………………………………………………….(4)

dari persamaan (4), tampak bahwa jika fluida dianggap incompressible, maka:
  o  konstan

29
10.2. Kompressibilitas Medium Porous

dVt Vt
  -
d e

dimana: Vt = Volume total massa tanah = Vv + Vs


de = perubahan tegangan efektif

Tabel 4. Beberapa harga kompresibilitas medium porous

Batuan α (m2/N atau pascal-1)

lempung 10-6 – 10-8

pasir 10-7 – 10-9

kerikil 10-8 - 10-10

10.3. Kompressibilitas aquifer

db b
  -
d e

Dimana: α = kompressibilitas aquifer


b = tebal aquifer
db = kompaksi aquifer
de = perubahan tegangan efektif

30
db
b

Gambar 24. kompresibilitas aquifer

Jika berat material penutup tetap konstan dan h di aquifer berkurang sejumlah

dh, terjadi peningkatan tegangan efektif de dan kompaksi aquifer db

11. Tegangan Efektif

Pada suatu formasi yang jenuh air, dalam kondisi ideal, besarnya tegangan total

(  t ) merupakan kumulatif dari besarnya tegangan efektif (effective stress)


dengan tekanan zat cair P (fluid pressure) / tegangan pori.

 t  e  P

………………………………………………………………………………………………(1)

t

p e

Gambar 25. Skema tegangan total, tegangan efektif & tegangan pori

Dalam bentuk persamaan differensial, persamaan (1) dapat ditulis dalam bentuk:

d t  de  dP …………………………………………………………………………………..(2)

31
Pada kondisi tegangan total konstan, maka d t  0 , sehingga:

d e  - dP ………………………………………………………………………………………………..(3)

Untuk kasus dimana tegangan total konstan, tegangan efektif pada suatu titik di
sistem, dikontrol oleh tekanan zat cair pada titik itu, sehingga:

de  -  g d  -  g d(h - z) ………………………………………………………...……….(4)

Dan karena perubahan tinggi elevasi (dz) adalah 0, maka:

de  -  g d  -  g dh ………………………………………………………………………..(5)

Dari persamaan (5),dapat kita katakan:

" Perubahan tegangan efektif pada suatu titik adalah suatu efek yang diakibatkan
oleh perubahan head di titik itu "

32

Anda mungkin juga menyukai