BAB II
POROSITAS DAN PERMEABILITAS
II.1. Porositas
II.1.1. Pengertian Porositas
Porositas batuan adalah perbandingan antara volume rongga-
rongga pori terhadap volume total seluruh batuan. Porositas
dinyatakan dalam bentuk persen (%).
volume pori pori
100
Porositas () = volume keseluruhan batuan
II.2. Permeabilitas
II.2.1. Pengertian Perbeabilitas
Permeabilitas (kelulusan) adalah suatu sifat batuan reservoir
untuk dapat meluluskan cairan melalui pori pori yang berhubungan
tanpa merusak partikel pembentuk atau kerangka batuan tersebut.
k dp
q = m . d y (hukum darcy)
Ket:
q kecepatan fluida dinyatakan dalam cm per secon
m merupakan viskositas fluida yang mengalir
k (permeabilitas) dalam darcy
II-3
dp
dy adalah gradien hidrolik yang dinyatakan dalam atmosfer
percentimeter.
Beberapa anggapan yang digunakan oleh Darcy dalam Persamaan
2-4 adalah :
keseluruhan 0,3 kali daripada jika seluruh batuan diisi oleh air saja
atau minyak saja. Pada penjenuhan 90% maka minyak tidak
mempunyai permeabelitas lagi sehingga air sendiri saja yang bergerak.
Dari grafik juga dapat disimpulkan bahwa minyak baru bergerak jika
penjenuhan lebih dari 10% dan air sama sekali tidak dapat bergerak
jika penjenuhannya dibawah 20%.
Sedangkan hubungan
minyak dengan gas dapat dilihap pada gambar di bawah, jika minyak
kurang dari 40% maka minyak sama sekali tidak bisa bergerak dan
hanya gas saja yang bisa bergerak. Secara berangsur angsur
permeabelitas meningkat walaupun secara relatif sangat lambat
sampai 100% dijenuhi oleh minyak.
dibentuk oleh beberapa gejala dari luar seperti gejala tektonik dan
pelarutan. Pori sekunder terdapat pada batuan karbonat.
Choquette dan Pray (1970) membagi porositas untuk batuan
karbonat dan sebagian batu pasir menjadi 15 yang jenis dasarnya ada 3
yaitu:
1. Jenis porositas yang memiliki kemas.
a. Antar-partikel. Pori porinya terdapat di antara partikel
(intergranular) misalnya batu pasir dan batu karbonat.
b. Intra-partikel. Pori pori terdapat di dalam butiran itu sendiri.
Misalnya suatu posil yang di dalamnya terdapat lubang lubang.
c. Antar-kristal. Pori porinya terdapat di antara kristal-kristal.
d. Cetakan (moldic). Rongga yang terbentuk karena hilangnya fosil
dari dalam lumpur karbonat.
e. Fenestral. Rongga yang besar yang terbentuk karena hilangnya
beberapa butir pembentuk batuan.
f. Perlindungan (shelter). Rongga yang terlindungi oleh fosil dan
sebagainya sehingga tidak diisi oleh batuan.
g. Kerangka pertumbuhan. Misalnya kerangka binatang koral yang
menyebabkan rongga yang diisi binatang tersebut terbuka.
Mikropor 1
< 16