Porositas
Porositas merupakan salah satu sifat batuan yang penting untuk mengukur
kemampuan batuan untuk menyimpan hidrokarbon.
1. Susunan Batuan
2. Distribusi Batuan
3. Sementasi
4. Kompaksi
5. Angularitas
6. Vugs, dissolution dan fracture /rekahan
Susunan Batuan
Distribusi Batuan
Semakin besar ukuran butiran, semakin besar ruang kosong yang akan diisi
dengan batu lempung atau partikel-partikel lebih kecil dan materi semen.
Semakin banyak partikel kecil yang masuk, mengurangi jumlah pori-pori
batuan.
Porositas 14%
Sementasi
Kompaksi
Angularitas
Fracture atau rekahan terjadi ketika batuan ditekan melebihi batas elastisnya
sehingga menjadi retak. Tenaga yang menyebabkan batuan retak berada pada
arah yang sama, sehingga fracture menjadi sejajar. Fracture merupakan
sumber permeabilitas di reservoir karbonat berporositas rendah. Porositas
dari fracture sangat kecil karena fracture sangat tipis, hanya beberapa
milimeter.
Fracture
Vug didefinisikan sebagai pori yang tidak terhubung dan tidak berkontribusi
pada total fluida yang diproduksikan. Vug disebabkan oleh disolusi/peluruhan
dari material terlarut seperti fragmen kerang setelah batuan terbentuk dan
bisa berukuran dari beberapa mikron hingga meter. Vug biasanya memiliki
bentuk yang tidak beraturan.
Vug
„ Referensi :
k = Q μ / A (ΔP/L)
dimana :
k = permeabilitas (darcy)
ΔP = perbedaan tekanan
Klasifikasi Permeabilitas :
Permeabilitas absolut
Permeabilitas efektif
Permeabilitas relatif
Permeabiltas vs Porositas
Permeabilitas Fracture
K = Permeabilitas (darcy)
Referensi :
So + Sg + Sw = 100%,
Saturasi air bisa diperoleh melalui pengukuran tidak langsung dari well
logging, yaitu melalui pengukuran resistivitas dan porositas.
Referensi :
Resistivitas batuan bisa diukur melalui well logging. Ada dua jenis alat untuk
mengukur resistivitas. Lateralog mengukur resistivitas secara langsung dan
Induksi yang mengukur konduktivitas. Resistivitas dan konduktivitas
memiliki hubungan dimana C = 1 / R.
Hubungan antara resistivitas air (R2) dan resistivitas batuan basah (Ro)
ditunjukkan dengan persamaan :
F = Ro / Rw
Profil Resistivitas
Uninvaded Formation / Formasi tidak terinvasi
Komposisi Garam
Resistivitas fluida formasi tergantung pada konsentrasi dan jenis garam yang
terlarut di dalamnya. Garam terlarut direpresentasikan dengan NaCl
equivalent atau biasa disebut salinitas.
Tegangan Permukaan dan
Tekanan Kapiler
Tegangan permukaan, σ, terjadi pada batas dua fasa karena adanya
ketidaksetimbangan gaya molekul. Molekul di dalam liquid secara seragam
saling tarik-menarik di segala arah. Sedangkan di permukaan, gaya tarik-
menarik lebih kuat dari bawah sehingga membentuk permukaan yang
cembung atau cekung, tergantung pada kesetimbangan gaya.
Tegangan yang terjadi antara gas dan zat cair disebut dengan tegangan
permukaan. Sedangkan tegangan yang terjadi antara dua zat cair yang tidak
saling bercampur atau di antara fluida dan zat padat disebut tegangan antar
permukaan / interfacial tension.
Di dalam batuan reservoir, gas, minyak dan air biasanya terdapat bersama-
sama dalam pori-pori batuan, yang masing-masing fluida tersebut
mempunyai tegangan permukaan yang berbeda-beda.
Pc = Pnw – Pwf
Dimana :
g = percepatan gravitasi
Wettability adalah suatu kecenderungan dari adanya fluida lain yang tidak
saling mencampur. Dalam dunia perminyakan, wettability ada dua jenis, yaitu
water-wet dan oil-wet.
Imbibisi adalah kenaikan saturasi dari fasa wetting dimana fasa non-
wetting digantikan oleh fasa wetting, baik berupa imbibisi spontan pada
saat reservoir terbentuk atau imbibisi yang dipaksakan seperti pada saat
waterflood. Imbibisi menggambarkan terjadinya kenaikan saturasi air.
Drainage adalah kenaikan saturasi pada fasa non-wetting, dimana fasa
wetting digantikan oleh fasa non-wetting. Drainage menggambarkan
kenaikan saturasi minyak. Drainage terjadi pada saat terjadinya migrasi
minyak ke dalam reservoir.
Wettability berpengaruh terhadap jumlah minyak yang dapat diproduksikan
pada level pori. Pada formasi water-wet, minyak akan berada pada pori-pori
yang lebih besar, sehingga ada kemungkinan ketika diproduksikan, minyak ini
akan terjebak karena terputus dari massa minyak yang lain. Pada formasi oil-
wet, minyak cenderung akan muncul sehingga produksi minyak akan
cenderung terus mengalir sehingga Sor (saturation oil residual) akan turun.
Fo = Fm + Ff ,
sehingga
Po = Pm + Pf
dimana,
Po ≅ 1.0 psi/ft
Pf ≅ 0.465 psi/ft
Karena fluida diproduksikan dari reservoir, tekanan fluida (Pf) biasanya akan
turun dikarenakan gaya pada matriks meningkat yang menyebabkan turunnya
bulk volume dan penutunan volume pori.
JENIS KOMPRESIBILITAS
1. Kompresibilitas Matriks, Cm ≅ 0
2. Kompresibilitas Bulk, Cb, biasa digunakan di studi mengenai subsidence
3. Kompresibilitas Formasi, Cf, atau disebut juga kompresibilitas volume pori
Tekanan abnormal adalah tekanan fluida yang lebih besar atau kurang dari
tekanan hidrostatik fluida yang diasumsikan gradien tekanannnya linear.
Referensi :
http://www.pe.tamu.edu/blasingame/data/z_zCourse_Archive/P311_Refere
nce/P311_Course_Notes_(pdf)/P311_1992C_Wu_Notes.pdf
referensi
https://duniaperminyakan.wordpress.com/2016/01/26/sifat-petrofisik-
batuan/
Geologi Reservoir
Untuk memiliki reservoir yang menghasilkan hidrokarbon, syarat yang harus
dipenuhi adalah :
Fluida yang berada di dalam pori akan berada di dalam kondisi bertekanan.
Tekanan ini sering disebut tekanan reservoir atau tekanan formasi. Tekanan
formasi normal di oil-water contact (WOC) akan mendekati tekanan
hidrostatik dari kolom saltwater pada kedalaman tersebut. Gradien tekanan
hidrostatik tergantung pada jumlah garam terlarut di dalam air formasi. Air
laut yang “normal” memiliki 55000 ppm garam terlalut dan gradien
tekanannya biasnaya 0.446 psi/ft. Reservoir yang mengandung fluida
memiliki gradien tekanan sampai 1.00 psi/ft
Pada tekanan reservoir yang abnormal, batuan klastik sebagian ditopang oleh
tekanan fluda dan sebagian oleh kontak antar batuan. Ketika tekanan
abnormal berkurang melalui produksi, akan terjadi kompaksi di reservoir bed.
Jika tidak segera ditangani, kompaksi subsurface ini akan mengakibatkan
masalah yang serius, misalnya dapat menyebabkan collapse pada casing dan
menjadi sumber subsidence, yang mana bisa terjadi sampai permukaan.
Peta Reservoir
Seorang geologist harus familiar dengan peta geologi seperti cross-section,
fence diagram dan mengetahui bagaimana mengkorelasikan peta tersebut.
Peta geologi digunakan untuk “menemukan” reservoir, yaitu menentukan
dimana sumur akan dibor. Peta reservoir digunakan untuk mendapatkan
informasi dari formasi yang spesifik, seperti ketebalan, oil/water contact, net
pay, dsb. Secara umum, peta reservoir digunakan lebih jauh pada
pengembangan lapangan.
Peta ini berupa peta kontur yang berasal dari analisa cross-section seismic
shot pada suatu pola tertentu sehingga memberikan gambaran 3-dimensi.
Peta kontur menghubungkan garis yang memiliki 2-way travel time yang
sama, berasal dari interpolasi antara reflektor yang telah dipetakan. Peta ini
berbeda dengan peta kontur struktural karena peta ini menunjukkan waktu,
bukan kedalaman dan nilai kontur yang paling kecil adalah menghubungkan
tempat yang paling tinggi.Penampang seismuk yang digunakan dalam
membentuk peta strukrur waktu harus berpindah tempat dan nilai waktu
dikoreksi terhadap kedalaman.
Peta ini menunjukkan kontur pada kedalaman yang sama dari permukaan laut
atau dari ground level. Peta ini berasal dari kedalaman yang didapatkan dari
two-way travel time atau data well logging atau bisa juga kombinasi
keduanya. Peta strukrur bawa permukaan biasanya digunakan untuk melihat
secara tiga dimensi bentuk geometri di dalam bidang datar.
Peta ini dihasilkan dari seismik atau data sumur, akan tetapi kontur
merepresentasikan ketebalan dari setiap peta. Peta isochore menghubungkan
“true vertical thickness” dari batuan dan konturnya merepresentasikan
ketebalan dari dua bidang datum, biasanya oil water contact (OWC) dan cap
rock. Peta isopach menghubungkan “true stratigraphic thickness” dari batuan.
Kedua peta ini sangat berguna dalam menentukan hubungan struktural dari
sedimentasi tertentu seperti bentuk basin, posisi garis pantai, uplift area, dan
jumlah vertical uplift dan erosi dengan menghubungkan variasi kedalaman
pada interval stratigrafi yang diketahui. Geologist menggunakan peta isopach
dalam studi lingkungan pengendapan / depositional environment, studi
genetic sand, analisa growth history, studi depositional fairway, derivative
mapping, menentukan sejarah pergerakan patahan dan menghitung volume
hidrokarbon.
Net pay isopach adalah peta isochore adalah peta yang menghubungkan
ketebalan reservoir yang memiliki kandungan hidrokarbon.
Seal merupakan batuan yang membentuk hambatan atau tudung (cap) di atas
atau di sekeliling batuan reservoir membentuk suatu jebakan sehingga fluida
tidak dapat bermigrasi lebih jauh dari reservoir. Permeabilitas dari batuan
penyekat adalah ~10 to 10 –darcy.
-6 -8
shale, mudstone
anyhidrite
salt
Perangkap Struktural
Hidrokarbon terperangkap di dalam struktur geologi seperti lipatan
berupa antiklin dan patahan
Perangkap Stratigrafi
hidrokarbon terperangkap sebagai akibat perubahan tipe batuan atau
pinch-out, unconformities/ketidakselarasan, atau sedimentasi lainnya
seperti reef/karang dan buildups.
Perangkap Kombinasi
Merupakan gabungan dari perangkap struktural dan stratigrafi
A. Perangkap struktur / antiklin
Referensi :
http://www.landforms.eu/orkney/geology/Oil/OIL%20petroleum%20syst
em.htm#migration
Migrasi biasanya terjadi dari tempat yang secara struktural lebih rendah
menuju tempat yang lebih tinggi di dalam bumi karena pengaruh relatif
buoyancy hidrokarbon dibandingkan dengan batuan sekitarnya.
Migrasi dapat terjadi secara lokal atau dalam jarak ratusan kilometer di dalam
sedimentary basin yang luas.
Waktu pengisian minyak dan gas bumi pada sebuah perangkap merupakan
hal yang sangat penting. Karena kita menginginkan agar perangkap tersebut
terbentuk sebelum migrasi, jika tidak, maka hidrokarbon telah terlanjur lewat
sebelum perangkap tersebut terbentuk
Reference :
http://www.landforms.eu/orkney/geology/Oil/OIL%20petroleum%20syst
em.htm#migration
Batuan Reservoir
Batuan reservoir merupakan batuan berpori dan permeable yang
mengandung minyak bumi. Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan
sedimen, yang berupa batupasir, batuan karbonat dan shale atau kadang-
kadang vulkanik.
RESERVOIR KARBONAT
Butirannya biasanya terdiri dari sisa tulang aatu kerang dari organisme laut
dangkal, baik yang tinggal di bawah laut (benthic) atau yang terapung di
permukaan laut (neritic). Pecahan fragmen bisa digunakan untuk tujuan
korelasi atau penentuan usia batuan. Reservoir karbonat terdiri dari limestone
dan dolomite
Porositas batuan karbonat cukup besar sebagai akibat dari disolusi dan
fracturing (porositas sekunder). Karbonat seperti coquina hampir 100%
terdiri dari fragmen fosil. Batuan karbonat merupakan jenis batuan keras,
terutama dolomite. Reservoir karbonat bisa mencapai ketebalan hingga
beberapa ratus feet, seperti di El Capitan, Permian Reef Complex, di Texas
Barat memiliki ketebalan di atas 600 ft.
Referensi :
http://basripetroleum.blogspot.my/2011/02/karakteristik-batuan-
reservoir.html
http://infohost.nmt.edu/~petro/faculty/Adam%20H.%20571/PETR%205
71-Week3notes.pdf
http://infohost.nmt.edu/~petro/faculty/Adam%20H.%20571/PETR%20571-
Week3notes.pdf
Tipe I :
Tipe II
Tipe III
Kerogen tipe III terbentuk dari endapan tumbuhan darat yang diendapan di
laut dangkal sampai dalam atau di darat. Kerogen tipe ini memiliki hidrogen
yang rendah dan oksigen yang lebih tinggi dari tipe I dan tipe II. Kerogen tipe
ini akan membentuk dry gas. Batubara termasuk ke dalam kerogen tipe III.
Tipe IV
Kerogen tipe IV terbentuk dari sisa bahan organik yang terbentuk setelah
erosi. Sebelum deposisi akhir, kerogen ini telah mengalami pelapukan
subaerial, pembakaran atau oksidasi biologi di rawa atau tanah. Kerogen jenis
ini memiliki kandungan karbon yang tinggi dan miskin hidrogen. Kerogen tipe
IV tidak berpotetensial untuk menghasilkan minyak dan gas
Kandungan kerogen dari suatu source rock dikenal dengan TOC (Total
Organic Carbon), dimana standar minimal untuk ‘keekonomisan’ harus lebih
besar dari 0.5%.
MATURASI
Maturasi adalah proses perubahan secara biologi, fisika, dan kimia dari
kerogen menjadi minyak dan gas bumi.
Proses maturasi berawal sejak endapan sedimen yang kaya bahan organic
terendapkan. Pada tahapan ini, terjadi reaksi pada temperatur rendah yang
melibatkan bakteri anaerobic yang mereduksi oksigen, nitrogen dan belerang
sehingga menghasilkan konsentrasi hidrokarbon.
Proses ini terus berlangsung sampai suhu batuan mencapai 50 derajat celcius.
Selanjutnya, efek peningkatan temperatur menjadi sangat berpengaruh
sejalan dengan tingkat reaksi dari bahan-bahan organik kerogen.
Gambar dibawah ini menunjukkan proporsi relatif dari minyak dan gas untuk
kerogen tipe II, yang tertimbun di daerah dengan gradien geothermal sekitar
35 °C km -1 .
Reference :
https://www.slb.com/~/media/Files/resources/oilfield_review/ors11/sum
11/basic_petroleum.pdf
http://ensiklopediseismik.blogspot.my/2008/11/petroleum-system-
sistem-minyak-dan-gas.html