Anda di halaman 1dari 5

a.

Formasi Kemum
Formasi Kemum (Visser & Hermes, 1962) dibentuk dari batuan dasar di bagian
tengah Kepala Burung dimana terbentuk dari Zona Sesar Sorong di utara dan Zona Sesar
Ransiki di timur. Di selatan dan di barat daya, batuan berumur Late Paleozoic, Mesozoic
dan Cainozoic saling mengisi batuan dasar dengan angular unconformity.
Bagian kontak dari Formasi Kemum tidak terihat dan formasi ini memiliki
ketebalan minimal ribuan meter. Umur dari formasi ini ditentukan dari distribusi Silurian
graptolites dan Devonian ostracods. Penanggalan radiomentrik (K-Ar) terhadap
granodiorit berukuran kerakal pada natuan meta-konglomerat menghasilkan umur 1250
juta tahun (Prakambrium). Formasi Kemum diintrusi oleh batuan beku plutonik Granit
Anggi berumur Late Carboniferous dan Permo-Triassic, serta memiliki dike berupa basal
dan andesit berumur Pliosen (penanggalan radiometrik K-Ar). Batuan umum yang
dijumpai adalah batusabak, serpih sabakan, argilit dan metawacke; meta-arenit dan sedikit
metakonglomerat.
Berdasarkan hubungan stratigrafi, deformasi regional dan derajat metamorf yang
rendah terjadi selama zaman Devonian atau Carboniferous awal sampai Carboniferous
tengah. Umur pembentukan batuan metamorf hasil dari suhu tinggi sekitar Permian dan
Triassic (penanggalan radiometrik K-Ar dari mineral metamorf pada Gneiss granitik).

b. Formasi Aisasjur
Formasi Aisasjur (Pigram & Sukanta, 1982) hanya tersingkap di Kepala Burung.
Formasi ini terdeformasi seperti Formasi Kemum, tetapi bukti penyebaran derajat
metamorf tingkat rendah tidak jelas. Formasi ini ditutup dengan angular unconformity
oleh sedimen basal Grup Aifam berumur Carboniferous tengah sampai atas.
Ketebalannya tidak diketahui dan tidak ditemukan fosil di sana.
Batuan dari Formasi Aisasjur terdiri atas wacke mikaan dan arenit dengan
fragmen kuarsa, metasedimen tingkat rendah dan feldspar, perselingan batulanau, serpih
dan batusabak. Komposisi batuan tersebut mengindikasikan hasil deposisi turbidit dengan
kelimpahan granitoid.

c. Grup Aifam
Grup Aifam didefinisikan oleh Pigram dan Sukanta (1982) yang memperbaharui
definisi asli Formasi Aifam dari Visser dan Hermes (1982). Formasi ini meliputi Sungai
Aifam, anak sungai Aifat (Kamundan), di tengah Kepala Burung.
Di bagian tengah utara Kepala Burung Grup Aifam terbagi menjadi tiga formasi.
Bagian bawah adalah Formasi Aimau yang terdiri dari Konglomerat merah yang tipis,
batupasir dan serpih dengan silicified wood, ditutup oleh lapisan batupasir silica dan
wacke perselingan serpih, batulanau dan batugamping abu-abu. Penutupnnya adalah
Batulumpur Aifat yang terdiri dari batulumpur gampingan, sedikit batunapal,
batugamping pasiran dan jarang lapisan tipis batupasir kuarsa. Penutup dari formasi
dalam grup Aifam adalah Formasi Ainim yang terdiri dari batulumpur karbonatan,
batupasir kuarsa, wacke dan batulanau, dan mengandung lapisan batubara dengan
ketebalan lebih dari 1 meter. Grup Aifam berhenti pada formasi Kemum berumur Silur -
Devonian dan memiliki hubungan paraconformity dan disconformity dengan Formasi
Tipuma berumur Triassic – Jurassic sebagai formasi penutup dari formasi grup Aifam.

d. Formasi Tipuma
Formasi Tipuma diidentifikasi oleh Visser dan Hermes (1962). Singkapannnya berbatasan
dengan punggungan yang memanjang dari tengah Kepala Burung hingga selatan Blok kemum, ke
timur Kepala Burung dan pulau Rumberpon.
Di Leher Burung singkapan Formasi Tipuma memanjang di sisi barat dari Pengunungan
Wondiwoi dan sekitar Danau Jamur. Di bagian tenggara singkapan Formasi Tipuma muncul di
sepanjang Pegunungan Charles Louis dan sekitar Danau Wissel.
Formasi Tipuma merupakan batuan sedimen merah yang istimewa. Di Kepala Burung
dan di pulau Rumberpon formasi ini terdiri atas lapisan tebal endapan lumpur merah atau hijau,
sedikit wacke kuarsa mikaan, batupasir dan batugamping.
Di pegunungan Wondiwoi bagian dari selatan Leher Burung Formasi Tipuma
termetamorf menjadi batusabak merah dan hijau, filit, dan kuarsenit. Bagian tenggara Danau
Jamur di pegunungan Charles Louis dan sekitar Danau Wissel Formasi Tipuma terdiri dari
perlapisan serpih merah atau kehijauan, batupasir merah, hijau, abu-abu, atau putih; dan sedikit
konglomerat.bagian selatan Danau Wissel terdiri dari tuff, batupasir gunungapi, dan jarang
terdapat batugamping. Ketebalan maksimal Formasi Tipuma mulai dari 300 m di Kepala Burung
hingga sekitar 500 m di sumur Kembelangan 1.
Formasi Tipuma memiliki bagian selaras dan diskonformitas pada Grup Aifam dan
ditutupi oleh hubungan Paraconformity dengan Grup Kembelangan berumur Jurassic-
Cretaceous.
Tidak terdapat fosil pada Formasi Tipuma. Formasi ini dimasukkan ke dalam umur
Triassic-Jurassic awal karena posisi stratigrafinya berada di antara Grup Aifam berumur Permo-
Carboniferous dan Grup Kembelangan berumur Jurassic tengah – Cretaceous.

e. Grup Kembelangan
Formasi Kembelangan awalnya didefinisikan oleh Visser dan Hermes (1962) dan
statusnya diubah menjadi grup oleh Pigram dan Sukanta (1982). Singkapan Grup Kembelangan
muncul di bagian barat Kepala Burung, Leher Burung dan pegunungan tengah.
Di Kepala Burung, Grup Kembelangan terdapat Formasi Jass (Pigram & Sukanta, 1982)
yang mengandung batulumpur gamping mikaan berwarna hitam kehijauan, batupasir litik,
batulumpur pasiran dan batugamping,sedikit batupasir kuarsa dan konglomerat kuarsa
polimiktit. Maksimum ketebalan lapisan sekitar 400 m. Formasi Jass memiliki hubungan
disconfirmity dengan Formasi Tipuma dan ditutupi oleh hubungan selaras dengan Grup
Batugamping New Guinea. Umurnya sekitar awal hingga akhir Cretaceous.

f. Formasi Puragi
Pada sumur Puragi 1 dan Wasian 1 di bagian selatan Kepala Burung merupakan
rangkaian dolomit, batugamping, serta serpih dan batupasir anhidrit, dinamakan Formasi Puragi
yang menjadi dasar dari Batugamping New Guinea dan Puragi 1 menutup sedimen Grup
Kembelangan berumur Cretaceous (Visser & Hermes, 1962). Ketebalannya sekitar 320 m di
sumur Wasian 1. Itu merepresentasikan fasies evaporit back reef, terbentuk di dangkalan,
pengeringan Lagoon pada iklim kering.
g. Batugamping Faumai
Batugamping Faumai terdapat pada bagian timur kepala burung, yang dilapisi oleh
formasi Sirga. Singkapannya tersebar dari arah timur dataran Ayamaru hingga arah garis pantai
teluk Cenderawasih. Batugamping Faumai adalah lapisan batugamping kalkarenit yang
umumnya berlumpur dengan tebal 250 m. Batugamping ini merepresentasikan kumpulan
karbonat dan endapan terumbu. Terdapat foraminifera yang berlimpah pada zaman Eocene -
Oligocene.
Batugamping Faumai berada di atas Formasi Jass dengan hubungan disconformity.
Batugamping Faumai juga memiliki hubungan disconformity dengan grup Aifam pada bagian
atas sungai Aifat serta sungai Klawili 1 dan sumur Klamono barat 2.

h. Formasi Sirga
Singkapan formasi Sirga (Visser & Hermes, 1982) membentang dari dataran Ayamaru
hingga bagian utara cekungan Bintuni lebih dari 150 km ke arah hulu Sungai Muturi, sekitar 20
km kearah barat Teluk Cenderawasih. Formasi Sirga dapat juga ditemukan pada Cekungan
Salawati di bagian barat dataran Ayamaru.
Tipe batuan utama pada Formasi Sirga terdiri dari batulanau dan batulumpur dibagian
barat dan selatan serta batupasir kuarsa dan konglomerat dibagian utara dan timur. Formasi
Sirga memiliki ketebalan 200 m pada Sungai Aifat. Foraminifera besar dan kecil pada formasi ini
berumur Miocene. Formasi ini kemungkinan terbentuk karena hasil trangresiv dan terendapkan
di perairan dangkal.

i. Batugamping Klamogun
Batugamping Klamogun (Visser & Hermes 1982) terdapat dibawah Cekungan Salawati, tetapi
tidak tersingkap keatas. Ketebalan maksimum yang didapatkan dari data sumur Klamogun 1
adalah 1159 m. Batugampingnya diendapkan pada laut lepas, kemungkinan pada laut dalam.
Umur Batugamping Klamogun yaitu Miocene awal – Miosen Tengah.
Batugamping Klamogun serupa dengan Formasi Sirga dan memiliki kesamaan dengan
Batugamping Kais, Formasi Sekau dan Formasi Klasafet. Batugamping Klamogun ditutup oleh
Formasi Klasafet.
Batugamping Klamogun mengandung bitumen dan jejak minyak dan gas yang terekam. Visser &
Hermes (1962) serta Vincelette & Soeparjadi (1976) meyakini bahwa Batugamping Klamogun
dapat menjadi sumber dari minyak pada Cekungan Salawati.

j. Batugamping Kais
Singkapan dari Batugamping Kais (Visser & Hermes, 1962) membentuk punggungan sepanjang
kepala burung dari barat ke timur. Formasi ini terdiri dari kalkarenit dan lumpur kalkarenit.
Batugamping dari Cekungan Salawati dan bagian selatan dataran Ayamaru terbenrtuk dari
boundstone atau terumbu besar yang bertumbuh. Ketebalan maksimum berdasarkan sumur
Klamono 39 adalah 557 m, tetapi batugamping penyusun dataran Ayamaru lebih tipis. Umur dari
Formasi Kais adalah awal – tengah Miocene.
Batugamping Kais memiiki hubungan selaras dengan Formasi Sirga dan hubungan yang tidak
selaras dengan Grup Aifam. Umumnya memiliki kesamaan dengan Batugamping Klamogun,
Formasi Sekau, dan Formasi Klasafet. Batugamping Kais ditutup oleh formasi Stenkool dengan
hubungan selaras.
k. Formasi Sekau
Formasi Sekau (Visser & Hemes, 1962) adalah unit yang tidak menerus, yang terdapat sepanjang
selatan dataran Ayamaru dan berkembang di bagian timur dan barat dataran dan berasosiasi
dengan Batugamping Kais.
Formasi Sekau adalah kalsirudit yang terdiri dari fragmen batugamping (koral yang sedang
tumbuh) yang support terhadap matriks lumpur karbonat. Visser & Hermes memperkirakan
ketebalannya yaitu 30 – 50 m. Formasi Sekau merepresentasi pertumbuhan koral di air
berlumpur, debris koral yang terendapkan di batas bawah dari permukaan terumbu. Umur
formasi Sekau adalah awal – tengah Miocene dan umumnya memiliki kesamaan dengan
Batugamping Klamogun, Batugamping Kais dan Formasi Klasafet. Formasi ini ditutupi oleh
Formasi Steenkool.

l. Formasi Klasafet
Formasi Klasafet (Visser & Hermes, 1962) tersingkap secara tidak selaras sepanjang kepala
burung dari barat ke timur, dan terlihat menerus di bawah permukaan Cekungan Salawati.
Formasi ini mengandung lapisan marl yang tebal, mikaan dan batulanau gampingan, serta
sedikit batugamping.
Visser & Hermes memperkirakan ketebalan formasi Klasafet sekitar 1900 m. Formasi Klasafet
seumur dengan Batugamping Kais dan merupakan fasies yang terendapkan di kedalaman laut di
bagian bawah batas gelombang. Umur Formasi Klasafet adalah awal – tengah atau akhir
Miocene dan umumnya memiliki kesamaan dengan Batugamping Klamogun, Batugamping Kais
dan Formasi Sekau. Formasi Klasafet ditutup oleh Formasi Steenkool dengan hubungan selaras.

m. Formasi Klasaman
Formasi Klasaman (Visser & Hermes, 1962) tersingkap di area yang luas di Pulau Salawati pada
bagian barat kepala burung dan memanjang ke bagian selatan dari dataran Ayamaru hingga jauh
ke timur di Sungai Kais.
Formasi Klasaman berumur Miocene akhir – Pliocene mengandung perselingan pasir,
batulumpur gampingan dan batupasir gampingan. Pada bagian atas terdapat konglomerat dan
lapisan lignit. Ketebalan Formasi Klasaman yaitu 4500 m. Kebanyakan fosil yang terdapat pada
formasi ini yaitu bentonik dan foraminifera pelagic, molusca dan bryozoa.
Formasi Klasaman berada diatas Formasi Klasafet dengan hubungan selaras ke selatan dan tidak
selaras ke utara. Formasi Klasaman ditutupi oleh Konglomerat Sele berumur Kuarter.

n. Formasi Steenkool
Formasi Steenkool (Visser & Hermes, 1962) tersingkap secara luas pada bagian tenggara kepala
burung dan dibawah Cekungan Bintuni sampai ke selatan di Laut Seram. Fasies pasiran berupa
batupasir sela dengan perselingan batulumpur, batulanau serta konglomerat dengan sedikit
kalkarenit dan lignit. Fasies lumpur berupa batulumpur dan batulanau dengan perselingan
batupasir dan sedikit konglomerat. Pada formasi ini terdapat tumbuhan, lapisan lignit, fragmen
moluska dan foraminifera. Ketebalan formasi ini kirang lebih 3500 m.
Umur formasi Steenkool adalah Miocene – Pliocene. Formasi ini terletak diatas Grup
Batugamping New Guinea dengan hubungan selaras. Formasi ini ditutupi oleh Konglomerat Upa
berumur Kuarter di tengah kepala burung.
o. Konglomerat Upa
Konglomerat Upa (Visser & Hermes, 1962) tersingkap di tengah kepala burung diantara Kais dan
Sungai Rawaarra serta mengandung konsolidasi yang buruk, konglomerata karbonatan dan
batupasir sela. Ketebalannya adalah sekitar 100 m.
Konglomerat Upa terletak diatas Formasi Steenkool dengan hubungan yang selaras dan ditutup
oleh dataran alluvial dan endapan dataran banjir. Umurnya yaitu Kuarter.

p. Endapan Danau
Endapan Danau terdiri atas lumpur dan pasir. Endapan Danau berumur Kuarter –
sekarang

q. Endapan Undak Aluvium


Endapan Undak Aluvium terdiri atas Kerikil, Pasir dan Lumpur; bahan tumbuhan.
Endapan Undak Aluvium berumur Kuarter – sekarang.

r. Endapan Aluvium
Endapan Aluvium terdiri atas Pasir, Kerikil dan Lumpur; bahan tumbuhan. Endapan
Aluvium berumur Kuarter – sekarang.

Anda mungkin juga menyukai