Anda di halaman 1dari 11

SALAWATI BASIN

Afif Briant Bindu Pasai1, Wa Ode Aziza Nur Inayah2, Renggawonua Lamaliwa3,
Muhammad Aldi4, Ardianton5.

PENDAHULUAN GEOLOGI REGIONAL


Cekungan Salawati merupakan salah FISIOGRAFI
satu cekungan yang terdapat di wilayah Fisiografi Papua secara umum juga
timur Indonesia. Cekungan ini terletak di dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu
bagian paling barat dari Kepala Burung, bagian Kepala Burung, Leher dan Badan.
Papua, yaitu di tepi barat fragmen Benua Bagian utara Kepala Burung merupakan
New Guinea (gambar 1). Cekungan ini pegunungan dengan relief kasar, terjal,
dibatasi oleh Zona Sesar Sorong di bagian sampai sangat terjal. Batuan yang tersusun
utara, yang memisahkan Lempeng berupa batuan gunung api, batuan ubahan,
Australia di bagian selatan dengan dan batuan intrusif asam sampai
Lempeng Pasific di bagian utaranya. Di menengah. Morfologi ini berangsur
sebelah timur, Tinggian Ayamaru berubah ke arah barat sampai selatan
memisahkan Cekungan Salawati dengan berupa dataran rendah aluvial, rawa dan
Cekungan Bintuni. Di bagian selatan, plateau batugamping.
cekungan Salawati di batasi oleh
Kenampakan fisiografi dari Papua ini
Geantiklin Misool-Onin. Zona Sesar
merupakan kenampakan dari keadaan
Sorong yang menerus merupakan batas
geologi dan tektonik yang pernah terjadi di
cekungan ini di bagian barat.
tempat tersebut. Menurut Visser dan
Hermes (1962) kerak kontinen Lempeng
Australia yang berada di bawah laut
Arafura dan meluas ke arah utara
merupakan dasar bagian selatan dari
Pegunungan Tengah Papua, batuan
dasarnya tersusun oleh batuan sedimen
paparan berumur Paleozoik sampai
Kuarter Tengah.

Gambar 1 : Lokasi Cekungan Salawati


dan Sesar Ransiki di sebelah timur. Di
bagian selatan dan baratdaya, batuan
Paleozoik, Mesozoik dan Kenozoik
menindih batuan dasar secara tidak selaras
(angular unconformity).

Kontak terbawah dari Formasi


Kemum tidak diketahui, di mana ketebalan
Gambar 2 : Fisiografi daerah Papua
minimum dari formasi ini mencapai
STRATIGRAFI
beberapa ribu meter. Umur dari formasi ini
diketahui dari penyebaran graptolite yang
berumur Silur dan ostracoda yang berumur
Devon. Berdasarkan pentarikhan untuk
batuan granodiorite pebble pada meta-
conglomerate dengan menggunakan K-Ar,
diketahui umurnya 1250 juta tahun. Hal ini
mengindikasikan sumber yang berumur
pra-kambrium. Formasi Kemum diterobos
oleh batuan plutonik dari Anggi Granit
yang berumur Karbon Atas dan yang
berumur Perm-Trias, serta diterobos juga
oleh dyke berkomposisi basaltik atau
Gambar 3 : Stratigrafi Regional Cekungan andesitik berumur Pliosen.
Salawati
Formasi ini didominasi oleh batuan
Secara umum, Cekungan Salawati
metamorf berderajat rendah yang terdiri
dapat dikelompokkan ke dalam empat
dari interbedded pelitic yang tipis dan
regime sedimen, yaitu :
lapisan psammilitic dengan tekstur dan
a. Pre-Carboniferous Basement struktur sedimen tipe endapan turbidit
Formasi Kemum daerah distal. Batuan utamanya adalah
slate, slaty shale, argilite, dan metawacke.
Formasi Kemum (Visser & Hennes,
Meta-arenite dan metaconglomerat hadir
1982) membentuk batuan dasar pada
dalam jumlah yang sedikit. Juga terdapat
bagian tengah Kepala Burung, yang
interkalasi tipis antara batugamping yang
dibatasi oleh Sesar Sorong di bagian barat
terkristalisasi dengan dyke atau sill batuan
metavolcanics, walaupun jarang terdapat. baik, batulempung gampingan dan
Penyebaran sandy facies yang terdiri atas batugamping lempungan, yang akhirnya
calcareous quartz-rich metawacke dan ditindih oleh black shale. Kelompok ini
meta-arenite dan siliceous slate atau berakhir pada Melaiurna Granit yang
argillite. berumur Karbon Awal.

b. Permo-Carboniferous Sediments Di bagian tengah Kepala Burung,


Kelompok Aifam Kelompok Aifam terbagi atas tiga formasi.
Formasi terbawah adalah Formasi Aimau
Kelompok Aifam didefenisikan oleh
yang terdiri atas konglomerat alas tipis
Pigram dan Sukanta (1982) yang
berwarna merah, batupasir dan serpih
memperbaharui defenisi sebelumnya, yaitu
dengan kayu yang tersilisifikasi, yang di
Formasi Aifam yang dikemukakan oleh
atasnya ditindih oleh batupasir silikaan
Visser dan Hermes (1962). Kelompok
berlapis baik dan interbedded antara
Aifam ini terdapat pada Sungai Aifam,
greywacke dengan shale, batulanau, dan
anak Sungai Aifat (Kamundan), pada
batugamping abu-abu.
bagian tengah Kepala Burung.
Kelompok Aifam berumur Karbon
Kelompok Aifam tersingkap pada
Tengah hingga Perm Akhir. Sejumlah fosil
daerah Kepala Burung, bagian selatan
terdapat pada kelompok ini, seperti kayu
Leher Burung, sepanjang batas bagian
yang tersilisifikasi, fosil tumbuhan,
selatan dari Central Range dan diketahui
conodont, coral, bryozoa, brachiopoda,
juga dari data pemboran pada eksplorasi
ammonoid, fusulinida, crinoid, dan
minyak. Di wilayah Kepala Burung,
trilobite.
Kelompok Aifam tersingkap sepanjang
bagian selatan Lembah Warsamson, dan c. Jurassic-Cretaceous Sediments
sebagai sabuk yang berkembang ke arah Kelompok Kembelangan
timur, dari Sungai Aifat hingga Sungai
Formasi Kembelangan pertama kali
Mios. Di bagian Leher Burung, Kelompok
dikemukakan oleh Visser dan Hermes
Aifam sedikit termatamorfkan di
(1962), dan kemudian diperbaharui
sepanjang sisi barat Pegunungan
menjadi Kelompok Kembelangan oleh
Wondiwoi.
Pigram dan Sukanta (1982). Kelompok
Di Lembah Warsamson, Kelompok Kembelangan tersingkap pada bagian
Aifam terdiri atas basal arkose yang timur Kepala Burung, Leher Burung, dan
ditindih oleh batupasir kuarsa berlapis Badan Burung. Pada Kepala Burung,
Kelompok Kembelangan terdiri atas konglomerat, calcarenite, calcilutite dan
Formasi Jass (Pigram & Sukanta, 1982), greensand.
yang tersusun atas mudstone hitam hingga
d. Tertiary Stratigraphy
cokelat yang karbonatan, lithic sandstone,
Formasi Waripi
muddy sandstone, dan batugamping
dengan sedikit batupasir kuarsa, serta Formasi Waripi (Visser & Hermes,
konglomerat polimik. Ketebalan 1962) tersingkap di pegunungan bagian
maksimumnya mencapai 400 m. barat Central Range, yang menerus ke
bagian barat hingga bagian selatan Kepala
Di bagian Leher Burung, Kelompok
Burung.
Kembelangan terdapat di sepanjang
antiklin dari sabuk lipatan Lengguru. Di Formasi ini terdiri atas well-bedded,
bagian barat dan tengah, Kelompok ini sandy oolitic calcarenite dan
terdiri atas batupasir dan mudstone yang biocalcarenite, batupasir kuarsa
termetamorf. Di sepanjang pesisir timur karbonatan, dan red-brown oolitic
dari Leher Burung, dan di kepulauan di biocalcarenite. Batugamping pada
wilayah peralihan antara benua dan umumnya bersifat dolomite dan di banyak
samudera, Kelompok Kembelangan tempat terdapat foraminifera.
didominasi oleh mudstone yang telah
Formasi Waripi memiliki ketebalan
termetamorf menjadi slate.
maksimum700m pada bagian atas Sungai
Di bagian Central Range, di Baupo. Visser & Hermes (1962)
sekeliling Danau Wissel, Kelompok menghitung ketebalan formasi ini pada
Kembelangan terdiri atas selang-seling bagian barat, yaitu setebal 380 m dan
batupasir dengan shale dan mudstone yang penyebarannya habis di bagian timur
sebagian telah termatamorf di bagian Papua.
utara, yaitu pada daerah peralihan antara
Formasi Waripi tidak mengandung
benua dan Samudera. Formasi pada daerah
fosil yang dapat digunakan untuk
ini sama dengan formasi pada daerah
menentukan umurnya. Kemungkinan
Leher Burung, yaitu Formasi Kopai yang
formasi ini berumur Paleosen. Detritus
terdiri atas batupasir kuarsa berwarna abu-
klastik pada formasi ini kemungkinan
abu terang yang argillaceous, glauconitic
berasal dari selatan. Oolite
dan karbonatan, interbedded antara silty
mengindikasikan bahwa formasi ini
mudstone hitam sampai cokelat,
merupakan endapan karbonat dangkal
yang diendapkan pada sebuah paparan oleh siltstone dan mudstone di bagian barat
yang sangat dangkal. dan selatan hingga batupasir kuarsa dan
konglomerat di bagian utara dan timur.
Batugamping Faumai
Ketebalan maksimumnya mencapai 200 m.
Batugamping Faumai (Formasi Terdapat foraminifera besar dan kecil yang
Faumai; Visser & Hermes, 1962) dapat berumur Miosen. Formasi ini mungkin
dikenali melalui singkapan hanya pada diendapkan di laut dangkal pada saat
bagian timurKepala Burung, yang ditindih transgresi pada akhir Oligosen.
oleh Formasi Sirga, yang juga
Formasi Sirga diendapkan secara
memisahkan Batugamping Faumai dengan
selaras di atas Batugamping Faumai dan
Kelompok Batugamping New Guinea
secara tidak selaras dengan Kelompok
yang berumur Miosen. Singkapan
Aifam dekat Tinggian Ayamaru. Di atas
Batugamping Faumai tersebar mulai dari
Formasi Sirga diendapkan Batugamping
bagian timur Tinggian Ayamaru, yang
Kais atau pada beberapa eksplorasi disebut
menerus ke arah timur hingga Teluk
juga Batugamping Klamogun.
Cendrawasih.
Batugamping Kais
Batugamping Faumai merupakan
batugamping arenaceous, yang terdiri dari Singkapan Batugamping Kais (Visser
calcarenite yang umumnya muddy. & Hermes, 1962), membentuk sabuk yang
Tebalnya sekitar 250 m. Batugamping melintasi Kepala Burung dari barat hingga
Faumai merupakan akumulasi karbonat timur. Formasi ini terdiri atas calcarenite
dan endapan shoal yang banyak dan muddy calcarenite. Patch reef yang
mengandung foraminifera yang berumur terdapat di Cekungan Salawati dan batas
Eosen Tengah hingga Oligosen. Formasi bagian selatan dari Tinggian Ayamaru
ini setara dengan Batugamping Yawee sebagian besar dibentuk oleh boundstone
pada Kelompok Batugamping New Guinea atau terumbu yang tumbuh. Perubahan
di Papua bagian barat. ketebalan batugamping terjadi pada jarak
yang dekat. Ketebalan maksimum,
Formasi Sirga
mencapai 557 m.
Formasi Sirga berumur Oligosen yang
Batugamping Kais mewakili kompleks
ditemukan di bawah permukaan pada
terumbu yang terdiri atas platform dan
Cekungan Salawati, di sebelah barat
patch reef facies. Umur Batugamping Kais
Tinggian Ayamaru. Batuannya didominasi
berkisar antara Miosen Awal hingga
Miosen Tengah. Batugamping Kais Klasafet berkisar antara Miosen Awal
diendapkan secara selaras di atas Formasi hingga Miosen Tengah, bahkan hingga
Sirga dan secara tidak selaras di atas Miosen Akhir. Formasi Klasafet menindih
Kelompok Aifam. Batugamping Kais ini Batugamping Klamogun, yang sebagian
setara dengan Batugamping Klamogun, sama dengan Formasi Klasafet.
Formasi Sekau, dan Formasi Klasafet.
Formasi Klasaman
Formasi Klasafet
Formasi Klasaman tersingkap pada
Formasi Klasafet (Visser & Hermes, daerah yang luas di Kepulauan Salawati di
1962) tersingkap secara tidak menerus di bagian barat Kepala Burung dan sepanjang
daerah Kepala Burung dari barat ke timur, sisi selatan Tinggian Ayamaru.
meskipun hampir menerus di bawah
Formasi Klasaman berumur Miosen
permukaan. Formasi ini terdiri atas marl
Akhir hingga Pliosen, yang terdiri atas
masif berlapis baik, batulanau mikaan dan
interbedded sandy, mudstone yang
batulanau karbonatan, dan sedikit
karbonatan, dan batupasir karbonatan.
batugamping.
Pada bagian atasnya terdapat konglomerat
Visser dan Hermes memperkirakan dan lignit. Konglomerat banyak terdapat di
ketebalan Formasi Klasafet sekitar 1900 bagian utara. Ketebalan maksimumnya
m. Formasi ini memiliki tebal 500 m di mencapai 4500 m. Foraminifera bentonik
lapangan Klamono. Formasi Klasafet dan pelagic, molusca dan bryozoa
terbentuk bersamaan dengan Batugamping merupakan fosil yang umum ditemukan.
Kais dan merupakan fasies yang
Formasi Klasaman diendapkan di atas
diendapkan di laut dalam pada cekungan
Formasi Klasafet secara selaras di bagian
yang sama, di mana terdapat banyak
selatan dan tidak selaras di bagian utara.
terumbu yang tumbuh dan bergabung di
Formasi Klasaman ditindih oleh Sele
laut dangkal, untuk membentuk patch reef
Konglomerat berumur Kuarter. Formasi
dan Batugamping Kais.
Klasaman merupakan batuan sumber yang
Visser dan Hermes (1962) mencatat belum matang.
bahwa sedimen termuda, yaitu endapan
Sele Konglomerat
laut dangkal dan material klastik yang
semakin berkurang ke arah selatan pada Sele Konglomerat tersingkap di Pulau
Formasi Klasafet mengindikasikan sumber Salawati dan di bagian barat Kepala
yang berasal dari selatan. Umur Formasi Burung, Sorong bagian timur, dan terdiri
atas konglomerat polimik dengan sisipan Australia (Quarles van Ufford, 1996 dalam
batupasir dan batulempung. Banyak Sapiie, 1998).
terdapat sisa-sisa tumbuhan. Ketebalan Visser dan Hermes (1966; Dalam
maksimumnya mencapai 120 m. Umurnya Darman dan Sidi, 2000) berpendapat
lebih muda dari Pliosen. bahwa kejadian kolisi terjadi pada
Oligosen setelah pengendapan sedimen
TEKTONIK
karbonat yang berubah menjadi
Geologi Papua dipengaruhi dua elemen pengendapan sedimen klastik akibat proses
tektonik besar yang saling bertumbukan pengangkatan. Batuan metamorf yang
dan serentak aktif. Pada saat ini, Lempeng hadir di kawasan ini memberikan umur
Samudera Pasifik-Caroline bergerak ke proses kolisi terjadi pada Miosen (Pigram
barat-baratdaya dengan kecepatan 7,5 dkk., 1989 dalam Darman dan Sidi, 2000).
cm/th, sedangkan Lempeng Benua Indo- Dow dkk. (1998; dalam Darman dan Sidi,
Australia bergerak ke utara dengan 2000) menyimpulkan bahwa Papua
kecepatan 10,5 cm/th (Gambar 2). merupakan produk dari dua kolisi yang
Tumbukan yang sudah aktif sejak Eosen terjadi pada Kala Oligosen (Orogenesa
ini membentuk suatu tatanan struktur Peninsula) dan dikuti kolisi yang terjadi
kompleks terhadap Papua Barat (Papua), pada Miosen (Orogenesa Melanesia).
yang sebagian besar dilandasi kerak Benua Orogenesa Peninsula bersifat lokal dan
Indo-Australia. terjadi pada bagian timur Pulau New
Kompresi ini hasil dari interaksi yang Guinea, sedangkan Orogenesa Melanesia
bersifat konvergen miring (oblique bersifat regional dan berpengaruh terhadap
convergence) antara Lempeng Benua seluruh Pulau new Guinea serta
Indo-Australia dan Lempeng Samudera menyebabkan penyebaran sedimentasi
Pasifik-Caroline (Dow dan Sukamto, klastik secara luas. Van Ufford (1996)
1984). Konvergensi tersebut diikuti oleh dalam Sapiie (1998) membagi orogenesa
peristiwa tumbukan yang bersifat kolisi ini menjadi 2 tahap, yaitu tahap pra-kolisi
akibat interaksi pergerakan antara busur dan tahap kolisi.
kepulauan dengan lempeng benua yang Tahap pra-kolisi diawali oleh
terjadi selama Zaman Kenozoikum penunjaman Lempeng Benua Australia ke
(Dewey & Bird, 1970; Abers & bawah Lempeng Samudera pasihik
McCafferey, 1988 dalam Sapiie, 1998). sehingga terjadi pengangkatan endapan
Interaksi kolisi ini pergerakannya hampir passive margin Lempeng benua Australia
membentuk sudut 246° terhadap Lempeng dan terjadi proses malihan regional akibat
aktivitas penunjaman ini. Setelah itu, Berdasarkan tipe cekungan, cekungan
terjadi tahap kolisi yang diawali dengan salawati adalah foreland basin yang
berhentinya proses penunjaman lempeng diakibatkan oleh tectonic loading
ketika menumbuk batuan alas. Perbedaan (Dickinson 1933, Ingersoll dan Busby
daya apung lempeng menyebabkan 1995)
pengangkatan secara vertikal batuan
sedimen Lempeng Australia dan juga
penipisan lempeng. Penipisan lempeng
mengakibatkan magma astenosfer dapat
menerobos hingga puncak Kompleks
Pegunungan Tengah Papua (Central
Range). Menurut Cloos dkk. (1994; dalam
Sapiie, 1998), proses inilah yang
menyebabkan adanya proses magmatisme
dan aktifitas volkanisme yang
menunjukkan adanya produk berupa
batuan beku dengan ciri khasi afinitas
magmatik yang berbeda.
Gambar 5 : Model Pembentukan Foreland
Basin
Evolusi Cekungan Salawati
Proses sedimentasi dan sejarah
tektonik cekungan Salawati mengalami
proses yang cukup panjang dalam kala
waktu geologi berawal pada masa
Paleozoikum (silur) sampai Recent,

Gambar 4 : Kondisi tektonik Pulau Papua sedangkan fase atau aktivitas tektonisme
(Nillandaroe dan Barraclough, 2003; berawal pada akhir kala Pliosen.
dalam Sapiie dkk., 2007).
Secara umum Sesar Sorong

PEMBAHASAN mengontrol evolusi dari cekungan

Mekanisme Pembentukan Salawati yang berawal pada saat kala Mio-

Cekungan Salawati adalah cekungan Pliosen dan mengakibatkan Cekungan

yang terbentuk di depan kerak Indo- Salawati mengalami tektonisme polaritas

Australia yang mengalami trust fault. diversal dan dapat dibagi menjadi 3 tahap
evolusi cekungan :
1. Pre-polarity reversal (Palezoikum – Potensi
Miosen Akhir) yaitu pada saat
 Batuan Induk (Source Rock)
deposenter cekungan berada pada
Batuan sumber daerah Cekungan
bagian selatan.
Salawati berasal dari batulempung dan
2. Syn-polarity reversal (Miosen Akhir –
serpih Formasi Klasafet, batugamping
Pliosen Tengah), yaitu pada saat
pada Formasi Kais dan batulempung dan
cekungan Salawati mengalami Polarity
serpih pada Formasi Klasaman awal.
reversal yang didominasi pada
Formasi yang diperhitungkan akan
deposenter di bagian baratlaut.
menghasilkan hidrokarbon adalah Formasi
3. Post-polarity reversal (Miosen Akhir –
Kais. Hidrokarbon yang terakumulasi di
Recent), yang tampak seperti sekarang
Formasi Kais juga selain dari Formasi
di mana deposenter dari Cekungan
Kais itu sendiri, juga berasal dari Formasi
Salawati yaitu pada bagian utara –
Klasafet dan Formasi Klasaman.
baratlaut.
 Batuan Reservoar (Reservoir Rock)
Batuan yang berpotensi sebagai batuan
reservoar di daerah telitian adalah batuan
karbonat pada reef build up Formasi Kais.
Hasil studi fasies batugamping Formasi
Kais di Cekungan Salawati (JOB
Pertamina – Santa Fe,2000) terdapat lima
fasies utama, yaitu :
1) Patch Reefs Over Arar High,
Lagoonal Mud/Reef Mounds,
2) Ridge Over Salawati Ridge,
3) Lagoonal Pinnacle Reefs
4) Patch Reefs Over Walio Bank.
Lapangan Klamono dansekitarnya
termasuk dalam Lagoonal Deeper
Carbonates Facies.

Gambar 6 : Evolusi Cekungan Salawati Secara umum terdiri dari lime


mudstone berwarna abu – abu kecoklatan
yang be rbutir halus dan wackstone pada
beberapa tempat terdapat argillaceous
dengan material skeletal berkisar 8 – 25 % melewati media batuan porous yang
yang terdiri dari foraminifera plankton dan dikontrol oleh slope lapisan ke arah
sedikit foraminifera bentonik. tinggian serta jalur patahan.
 Batuan Penutup (Seal Rock)
Batuan yang bertindak sebagai lapisan
penutup yang baik pada daerah telitian
adalah sedimen klastik yang terdiri dari
batulempung dengan sisipan tipis
batulanau dan batugamping dari Formasi
Klasafet dan Formasi Klasaman.
 Jebakan Hidrokarbon (Trap of Gambar 7 : Petroleum system Cekungan
Salawati
Hidrocarbon) KESIMPULAN
Perangkap umum secara regional di
 Berdasarkan tipe cekungan, cekungan
daerah telitian adalah jebakan stratigrafi.
salawati adalah foreland basin yang
Jebakan stratigrafi adalah adanya fasies
dimana mekanisme pembentukan nya
terumbu dari Formasi Kais yang porous.
dipengaruhi oleh tectonic loading
Perangkap Formasi Kais pada umumnya
(Dickinson 1933, Ingersoll dan Busby
didominasi oleh batugamping berumur
1995)
miosen awal – miosen tengah.
 Evolusi Cekungan Salawati ini
Batugamping Formasi Kais di daerah
berpengaruh banyak terhadap proses
Klamono diendapkan di lingkungan
sedimentasi, stratigrafi, struktur yang
lagoonal hingga carbonate reef bank.
berkembang dan geokimia batuan
Sehingga reservoar pada umumnya
yang menjadi elemen penyusun
terbentuk dari patch reef atau reef bank.
terbentuknya minyak dan gasbumi
Pola sturktur carbonate build-up pada
pada Cekungan Salawati.
umumnya mempunyai orientasi timurlaut -
 Secara umum zona Cekungan
baratdaya, sejajar dengan orientasi garis
Salawati yang menghasilkan minyak
pantai pada saat pengendapan. Perangkap -
dan gasbumi yaitu Formasi Kais dan
perangkap tersebut berkembang sejak awal
Formasi Klasafet yang terbentuk pada
hingga akhir pembentukan Formasi Kais.
kala Miosen Awal dan mengalami
 Migrasi Hidrokarbon (Migration of
puncaknya yaitu pada kala Pliosen
Hidrocarbon)
Akhir ketika proses sedimentasi,
Pola migrasi minyak dan gas di daerah
tektonik dan geokimia berlangsung.
telitian, mengikuti jalur migrasi lateral

Anda mungkin juga menyukai