Anda di halaman 1dari 21

BANDA ARC

(BUSUR BANDA)
MATA KULIAH : GEOLOGI INDONESIA (ABKA553)

DOSEN PENGAJAR :
Dr. DEASY ARISANTY, M.Sc
DISUSUN OLEH :

ALVINDA DEVIANTI KARTIKA (A1A514001)

CITRA PRATIWI (A1A514009)


Sejarah Busur Banda
Sejarah terbentuknya busur banda yaitu Laut Banda berada di
pusat tiga lempeng tektonik besar yang saling bertabrakan dan
menyatu: Lempeng India-Australia, Lempeng Eurasia dan
Lempeng Pasifik. Karena berada di batas ini, maka Lengkung
Banda merupakan kerak bumi yang masih muda dibanding
daerah dalam lempeng. Dan benar saja, Lengkung Banda di
batasi dengan lengkung dalam vulkanis dengan banyak
gunung api dasar lautnya. Di lengkung luarnya ada sederetan
kepulauan dari Buru hingga melengkung menuju Aru,
Tanimbar, Tual hingga membelok ke Pulau Timor, sejajar
dengan batas benua Australia. Latar subduksinya kompleks.
Bisa jadi, lengkung Banda merupakan lipatan terbesar di
planet Bumi, yang kedalaman pelipatannya mencapai
kedalaman 650 km.
Banda Arc
Karakteristik Geologi Busur Banda

Sistem kepulauan yang membentuk busur sepanjang 1000 km


dan melengkung 180 derajat yang mengelilingi seperti tapal
kuda basin Laut Banda yang membuka ke arah barat.
Bagian tengah dari busur banda dibatasi oleh dua
busur yang sejajar :

1. Busur dalam : Adanya vulkanisme aktif


2. Busur luar : Bebas dari vulkanisme
Batuan Dasar (Basement)
• Berupa sekis, filit, amfibolit, dan
serpentinit pada Kompleks Mutis/Lolotoi
menunjukkan dua kisaran umur yang
berbeda yaitu berumur Pra Perm atau
berumur Jura Akhir-Kapur Awal
• Batuan dasar berumur Pra-Perm karena
memiliki komposisi dan mineralogi yang
sama dengan Kompleks Mutis/Lotoloi
Sekuen Kekneno
• Umur dari sekuen ini berkisar dari Perm Awal hingga
Jura Tengah dengan adanya hiatus pada Jura Akhir.
• Sekuen ini terdiri dari beberapa formasi yaitu :
a. Formasi Maubisse
b. Formasi Atahoc
c. Formasi Cribas
d. Formasi Niof
e. Formasi Aitutu
f. Formasi Babulu
g. Formasi Wailuli
Sekuen Kolbano
• Kisaran umur litologi pada sekuen ini berkisar dari Jura
Akhir-Pliosen Awal dimana terdapat empat periode hiatus
pada Kapur Tengah, Paleosen Awal, OligosenMiosen Awal,
dan Miosen Akhir-Pliosen Awal.
• Sekuen ini disusun oleh :
a. Formasi Oebaat
b. Formasi Nakfunu
c. Formasi Menu
d. Formasi Ofu
Sekuen Viqueque
• Sekuen ini terdiri dari endapan sedimen synorogenik
Plio-Pleistosen tipe molasse yang mencakup Formasi
Viqueque dan beberapa unit melange meskipun
hubungan genetiknya sulit untuk dijelaskan.
• Formasi penyusun dari sekuen ini :
a. Formasi Viqueque
b. Melange
Tanimbar
1. Struktur Geologi
 Ditafsirkan berdasarkan arah/pola
struktur bukaan (extensional) dan
kompresional regional yang terjadi di
kawasan ini
 Struktur ekstensional, dari tua
sampai muda terdiri dari Graben
Goulburn berarah tenggara-baratlaut,
graben berarah utara-selatan, dan
Graben Calder-Malita berarah
baratdaya-timurlaut.
 Struktur kompresional
diperlihatkan oleh Palung Tanimbar
(Tanimbar through) yang
merupakan jalur tabrakan
(collisional /subduction zone) antara
Busur Banda dengan Lempeng
Australia yang kira-kira berarah
baratdaya–timurlaut yang berubah
menjadi struktur ekstensional
Kai Besar dan Kai Kecil
• Pada peta, Achdan dan Turkandi (1982) menunjukkan
kontak stratigrpahic antara Formasi Weryahan dan
kedua Formasi Elat (Eosen) dan Weduar Formasi
(Miosen).
• Stratigrafi Kai Besar (Big Kai) telah dijelaskan oleh
Achdan dan Turkandi (1982) dengan data tambahan
dari Charlton et al. (1991), unit stratigrafi tertua terdiri
dari calcilutite datar tempat tidur buruk fossil dan
napal interbedded pada skala decimeter, bernama Elat
Formasi.
• Formasi Tamangil batu kapur adalah calcirudite yang
memiliki karakteristik mengandung banyak
Lepidocyclina bentik foraminifera hingga diameter 6
cm
• Achdan dan Turkandi (1982) melaporkan usia
Tengah-Atas Oligosen untuk unit ini, dan
mengidentifikasi ketebalan stratigrafi hingga 50 m
• Unit stratigrafi termuda diakui di Kai Besar oleh
Achdan dan Turkandi (1982) adalah Formasi
Weryahan, yang terdiri dari batu kapur air dangkal dan
napal usia Pliosen
• Kai Kecil dipisahkan dari Kai Besar oleh patahan yang
mendorong signifikan ke barat
Pulau Seram
1. Fisiografi
• Bentuk fisiografi daerah ini merupakan perbukitan
bergelombang kuat yang terbentuk oleh aktivitas tektonik
yang terjadi di daerah ini.
• Perbukitan yang berada di bagian tengah pulau yang diapit
oleh daerah pedataran di bagian utara dan selatan
• Gaya tektonik tersebut dengan arah utama hamper ke utara –
selatan mengakibatkan terjadinya proses pengangkatan yang
membentuk perbukitan yang memanjang timur – barat,
perlipatan yang diiringi dengan proses pembentukan sesar
naik dan sesar geser.
2. Tektonik Regional

Pulau Seram berada


pada zona tektonik
kompleks, karena Pulau
Seram\ merupakan
pertemuan tiga lempeng
tektonik, yaitu: Lempeng
Australia, Lempeng
Pasifik-Filipina, dan
Lempeng Eurasia.
Struktur Regional

Gambar 4. Peta geologi dan struktur permukaan di Gambar 3. Peta geologi dan struktur permukaan di
Pulau Seram. Pulau Seram.

• Peta struktur permukaan dan bawah permukaan dari Pulau Seram (Gambar 3 dan Gambar 4) memperlihatkan
semua elemen khas dari sesar naik dan adanya perlipatan
• Pada umumnya, sesar naik dan sumbu antiklin yang berarah barat laut – tenggara mengindikasikan bahwa
deformasi pada daerah ini dipengaruhi oleh kompresi yang berarah timurlaut – baratdaya.
• Kenampakan singkapan yang memperlihatkan sesar naik ini didominasi di bagian tengah dan bagian timur dari
Pulau Seram (Gambar 4).
• Sesarutama dan pengangkatan di Pulau Seram diawali pada Miosen Akhir – Pliosen Awal. Kemudian sejak
terjadinya proses tersebut, Pulau Seram secara tektonik selalu aktif. Ini diindikasikan dengan adanya pengangkatan
dan erosi dari sedimen Plio-Pleistosen dari bagian tengah pulau serta adanya proses sesar mendatar mengiri yang
Pulau Buru
1. Struktur Geologi
• Penentuan struktur yang berkembang di Wapsalit, yang terletak di
Kabupaten Buru, maluku adalah hasil dari penarikan kelurusan
morfologi baik kelurusan sungai, penggunan pada citra landsat
maupun peta topografi DEM dan pengamatan langsung di lapangan
yang diperlihatkan dengan ditemukannya cermin sesar, kekar,
offset litologi, gawir, longsoran dan triangular facet. Sesar-sesar yang
berkembang dikelompokkan menjadi Sesar Wapsalit, Sesar
Waekedang, Komplek Sesar Waemetar, Sesar Normal Debu.
• Pulau Buru termasuk sebagai mikro kontinen dari lempeng
Australia dan bagian dari busur banda bagian dalam yang memiliki
kondisi geologi yang kompleks.
2. Stratigrafi
• Stratigrafi batuan dibagi menjadi 4 satuan dengan urutan dari
tua ke muda, terdiri dari batuan metamorf, satuan batu
lempung, satuan undak sungai, dan alluvium. Batuan tertua
berumur 265 ± 0,2 ma atau Permian Akhir.
• Batuan di pulau Buru didominasi oleh batuan malihan,
batuan sedimen berupa batu gamping, batu pasir dan
konglomerat.
• Batuan tertua yang tersingkap adalah Sekis, danbatuan
vulkanik yang tersingkap adalah tuf sisipan lava
(basaltik/andesitik).
 Sebagai hasil bentukan dari gaya
Potensi Yang tektonik daerah ini sepanjang
tepi bagian barat “tapal kuda”
Dimiliki Busur Banda dapat kita jumpai dua
Banda daerah tambang potensial yang
sedang berkembang pesat dewasa
ini, antara lain tambang logam
mulia emas, perak, tembaga, dan
nikel dengan kadar yang sangat
bervariasi di Pulau Wetar.
 Hal ini menjadikan pulau di
ujung selatan Maluku itu menjadi
resort pertambangan baru serta
daerah tambang aspal alam
Bencana
Bencana yang terjadi dibusur banda :
Sisi lain Laut Banda, yang merupakan kawasan yang
menjanjikan ini, kehadirannya tidak lain akibat dukungan dari
gaya tektonik yang berlangsung secara evolusif sepanjang sejarah
geologi. Hal ini menjadikan Laut Banda sebagai daerah “unik”
dari segi kebumiannya yang kaya gunung di dasar laut dengan
aktivitas vulkanismenya, memiliki palung dalam, dan kaya
gempa bumi yang sering mengusik data rekaman seismik para
pakar Eropa Barat.
SEKIAN
DAN
TERIMA
KASIH
ATAS
PERHATIAN
NYA

Anda mungkin juga menyukai