Anda di halaman 1dari 8

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

II.14
PROSPEKSI BAHAN BAKU SEMEN KABUPATEN KAIMANA, PROVINSI
PAPUA BARAT

Irwan Muksin, Kusdarto


Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

“Semen merupakan hasil industri dari campuran bahan baku berupa batugamping sebagai bahan utama
dan lempung atau bahan-bahan pengganti lainnya berupa pasirkuarsa , pasirbesi dan gypsum dengan hasil
akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk.

Potensi Bahan galian non logam sebagai bahan baku semen di daerah Kabupaten Kaimana antara lain
Batugamping dan Lempung. Batugamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa kalsium
oksida (CaO), sedangkan lempung adalah bahan alam yang mengandung senyawa: silika oksida (SiO2),
aluminium oksida (Al2O3), besi oksida (Fe2O3) dan magnesium oksida (MgO).

Batugamping di daerah Kampung Tanggaromi dan sekitarnya, Distrik Kaimana, mempunyai sumberdaya
hipotetik sebesar 215.525.000.000 ton dengan kandungan CaO rata-rata sebesar 51.61 % dan MgO rata-
rata sebesar 0.77 %, dengan melihat kedua unsur tersebut, batugamping dapat dikatakan memenuhi syarat
sebagai bahan baku semen. Sedangkan endapan lempung di daerah Kampung Tanggaromi dan sekitarnya
mempunyai sumberdaya hipotetik sebesar 2.140.800.000 ton dengan kandungan SiO2 rata-rata sebesar
57.39 %, dengan melihat unsur tersebut, lempung dapat dikatakan memenuhi syarat sebagai bahan baku
semen.

Melihat sebaran batugamping dan lempung, serta infrastruktur yang ada, daerah Kampung Tanggaromi,
Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana, Papua Barat, mempunyai prospek untuk pendirian industri
semen. ’’

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Batuan Paleozoikum lainnya ialah batulempung


PENDAHULUAN
dan batupasir yang mengandung tetumbuhan
dan ditetapkan sebagai Formasi Aiduna beru-
Kegiatan Prospeksi Bahan Baku Semen di
mur Perem (Pa), formasi ini tidak tersingkap
Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat, dila-
di Kaimana tetapi diperkirakan tersebar luas di
tarbelakangi oleh : pengembangan kawasan
seluruh bawah permukaan. Satuan ini tertindih
timur Indonesia, dan potensi batugamping di
oleh batupasir, batulumpur dan batulempung
daerah ini yang cukup besar yang perlu dikelola.
merah dan hijau khas Formasi Tipuma (Trjt),
berumur Trias hingga Yura Bawah. Formasi
Secara administratif lokasi daerah prospeksi
Tipuma secara selaras tertindik empat formasi
termasuk wilayah Provinsi Papua Barat yang
paling tua yang membentuk Kelompok Kemb-
merupakan kabupaten hasil pemekaran dari
elangan berupa batuan klastika (kecuran) selika
Kabupaten Fak-Fak.
kelabu hingga hitam berumur Jura Tengah
hingga Paleosen, di selatan setempat dipetakan
sebagai satuan tak terparakkan (Jkk).

GEOLOGI UMUM
Kelompok Kembelangan, terparakkan menjadi
Formasi Kopai (Jko) yang berumur Jura Tengah
Secara morfologi Kabupaten Kaimana meliputi
– Atas. Batupasir Woniwogi (Jkw) berumur Jura
wilayah datar hingga berbukit-bukit dan bahkan
Atas hingga Kapur Bawah. Batulumpur Pinia
bergunung, dengan kemiringan lereng bervari-
(Kp) berumur Kapur Bawah – Atas dan Batupasir
asi mulai dari < 2% hingga di atas 70% dengan
Ekmai (Kue) berumur Kapur Atas hingga Pale-
ketinggian tempat berkisar antara 0 – 2.800
osen.
m di atas permukaan laut. Morfologi Kabu-
paten Kaimana berdasarkan sudut lereng dapat
Batuan yang berumur Mesozoikum, tertin-
dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu: wilayah
dih selaras di bagian atasnya oleh karbonat air
datar, wilayah bergelombang, wilayah bergelom-
dalam batugamping Imskin (Kti) yang berumur
bang hingga berbukit kecil, wilayah berbukit,
Kapur Atas hingga Miosen Tengah. Di bagian
wilayah berbukit hingga bergunung.
barat satuan ini tersesar naikkan dan setempat
menjemari dengan setara waktu. Batugamp-
Batuan yang tersingkap di Kaimana umurnya
ing Lengguru (Tpml) berumur Eosen hingga
berkisar antara Paleozoikum hingga Kuarter.
Miosen Tengah menggambarkan perubahan
Batuan tertua yang terdapat di daerah ini, ter-
fasies menjadi pengendapan karbonat paparan.
masuk ke dalam Formasi Mangguar (Pzmg),
Setempat Batugamping Lengguru terkikis
yang terdiri dari batugamping terhablur ulang
cukup dalam menyingkap batuan Kelompok
dan pualam, dan satuan utuh batuan endapan
Kembelangan yang mengalasi mintakat gabun-
klastika malih dan batugamping terhablur-ulang
gan. Dikebanyakan tempat batuan Mesozoikum
(Pzu). Satuan batuan tersebut diterobos secara
mempunyai ciri khas batupasir Ekmai yang
terpisah-pisah oleh Granit Kwatisore (PTRk),
mengalasi Batugamping Imskin, di lain tempat
berumur Trias.

II.14 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

satuan itu disebut sebagai Kelompok Kembelan- Morfologi perbukitan terjal dengan punggungan
gan tidak terpisahkan. Batuan Karbonat Kapur memanjang berarah baratlaut-tenggara dan
Atas hingga Miosen, termasuk Formasi Waripi ditempati oleh satuan Batugamping Lengguru
(Ktew) merupakan bagian dari Kelompok Besar yang berumur Eosen sampai Miosen Tengah.
Batugamping New Guinea, yang bagian atasnya Selain dari litologi, morfologi ini dikontrol oleh
merupakan campuran asal darat – karbonat. struktur, baik itu lipatan maupun sesar, yang
Formasi Klasafet yang berumur Miosen Ten- searah dengan arah punggungan.
gah hingga atas (Tmk), selaras menindih baik
Batugamping Imskin maupun Batugamping b. Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang
Lengguru. Kelompok Besar Batugamping New
Guinea meluas dibawah permukaan di bagian Umumnya daerah penyelidikan ditutupi oleh
paling barat membentuk kelompok besar alas vegetasi yang lebat, sehingga kenampakan
batuan dasar Cekungan Bintuni. Di bagian barat morfogi tidak begitu nampak. Pada daerah
lembar Kaimana batuan bahan rombakan tak b e r u p a a re a l l a d a n g d a n p e r ke b u n a n
seberapa mengeras Formasi Steenkool (TQs) masyarakat. Nampak satuan morfologi
berumur Plistosen hingga Miosen Atas menin- perbukitan bergelombang dan ditempati oleh
dih Kelompok Besar Batugamping New Guinea. Formasi Klasefet dan Formasi Steinkool, yang
Singkapan kecil-kecil pluton yang sebagian didominasi oleh batu lempung dan sisipan
atapnya terbuka menerobos Kelompok Kemb- batupasir, berumur Miosen Tengah sampai
elangan dibagian tenggara, masuk dalam Diorit Pliosen.
Pariri (Tmpp) yang diduga berumur Miosen Atas
hingga Pliosen. Batuan beku agak lebih muda c. Satuan Morfologi Pedataran
diwakili oleh lava menengah Batuan Gunungapi
Jamur (Qpj), yang mengandung biotit, batuan itu Satuan morfologi ini merupakan daerah datar.
dimuntahkan selama Kuarter dari pusat kegiatan Merupakan daerah sebaran endapan aluvial dan
yang bentuknya tetap baik sehingga membend- endapan pantai menempati daerah aliran sungai
ung Danau Jamur di tenggara. Aluvium Kuarter dan pantai.
(Qa), dan terumbu koral (Qc), menindih tidak
selaras satuan yang lebih tua. Satuan batuan di daerah penyelidikan (muda -
tua):
GEOLOGI DAN POTENSI BAHAN
GALIAN a. Satuan Endapan Aluvium

Morfologi daerah sekitar Kampung Tanggaromi, merupakan endapan aluvial sungai, hasil
Distrik Kaimana berdasarkan hasil pengama- ro m b a k a n b a t u g a m p i n g , b e r u p a p a s i r
tan lapangan dapat dikelompokkan menjadi tiga gampingan,dengan fragmen koral, cangkang
satuan morfologi, yaitu : kerang, halus-kasar, merupakan endapan alu-
vial, tersebar sampai daerah bandara Utarom,
a. Morfologi Perbukitan Terjal telah digali penduduk setempat untuk bahan

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.14
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

bangunan. rongga-rongga. Fragmen Fosil, tak berwarna-


abu-abu kecoklatan, kusam, berbutir sangat
b. Satuan Lempung, Formasi Steenkool halus, umumnya berupa jejak fosil masih utuh
berbentuk bulat, bersusunan karbonat, terdapat
Satuan ini tersingkap karena adanya pembuatan dalam jumlah sedikit. Mikrokristalin karbonat,
jalan trans Papua, seperti yang dijumpai sebagai masa dasar, tak berwarna – abu-abu
sepanjang jalan antara Tanggaromi dan kecoklatan, berbutir sangat halus berupa
Wermura. Lempung warna abu-abu kehitaman, mineral mikrokristalin, umumnya sebagai
plastis, licin, mengisi rekahan. berbutir halus, mikrit yang nampak kusam, pada beberapa
mudah hancur, areal sekitarnya hutan. bagian terdapat sparry calcite berwarna terang,
terutama mengisi rongga-rongga.
c. Satuan Lempung, Formasi Klasafet
Batugamping dan lempung di daerah penye-
Dijumpai di tebing bukit jalan baru menuju Fak- lidikan dijumpai di daerah sekitar Kampung
fak , warna abu-abu sampai kuning kecoklatan, Tanggaromi, Distrik Kaimana. Melihat sebaran
tidak berlapis, juga dijumpai lempung-lanauan, batugamping dan lempung, dan infrastruktur
abu-abu sampai kuning kecoklatan. yang ada, daerah prospek untuk pendirian indu-
stri semen adalah di daerah Tanggaromi, Distrik
d. Satuan Batugamping Lengguru Kaimana.

Batugamping berwarna putih kecoklatan Sebaran Batugamping di daerah Tanggaromi


sampai abu-abu, berbutir halus, kristalin, dan sekitarnya di bagi menjadi dua blok yaitu
keras, kompak, terumbu, tidak berlapis,masip, Blok I (Gunung Lowai) mempunyai luas sebaran
telah ditambang untuk pengurugan jalan dan 15.160 ha atau 151.600.000 m2, endapan mem-
bangunan, tersingkap batugamping berwarna bentuk bukit dengan ketinggian antara 0 – 800
putih kusam, abu-abu kecoklatan, kristalin, m dpl, jika dianggap tebal rata-rata 200 m, sum-
mudah hancur, halus, ada perlapisan, urat berdaya hipotetiknya 30.320.000.000 m 3 atau
kalsit, tersingkap batugamping warna krem 75.800.000.000 ton dan Blok II (Batugamping
kekuningan sampai krem keabu-abuan, keras Wermura) mempunyai luas sebaran 18.630 ha
dan kompak, berbutir halus, areal sekitarnya atau 186.300.000 m2, endapan membentuk bukit
hutan, membentuk perbukitan terjal dengan dengan ketinggian antara 0 – 1.000 m dpl, jika
ketinggian hampir 50 m. Dari hasil pengama- dianggap tebal rata-rata 300 m, sumberdaya hipo-
tan mikroskopi menunjukkan di dalam sayatan tetiknya 55.890.000.000 m3 atau 139.725.000.000
tipis batuan ini menunjukkan tekstur klastik, ton. Hasil analisis kimia terhadap conto-conto
berbutir sangat halus, bentuk butir menyudut batuan di daerah Kampung Tanggaromi dan
tanggung-membundar, setempat terdapat jejak- sekitarnya mempunyai kandungan CaO rata-
jejak fragmen fosil didalam masa dasar/semen rata sebesar 51.61 % dan MgO rata-rata sebesar
mikrokristalin karbonat (mikrit), disamping itu 0.77 %.
terdapat sparry calcite yang cenderung mengisi

II.14 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Sebaran Lempung di daerah Tanggaromi dan Lempung


sekitarnya mempunyai luas sebaran 10.704 ha,
dengan ketebalan rata-rata 10 m, sumberdaya Lempung di daerah Kampung Tanggaromi dan
hipotetiknya 2.140.800.000 ton. Hasil analisis sekitarnya mempunyai sumberdaya hipotetik
kimia terhadap conto batuan di daerah Kampung sebesar 2.140.800.000 ton. Hasil analisa kimia
Tanggaromi dan sekitarnya mempunyai terhadap conto batuan di daerah Kampung
kandungan SiO2 rata-rata SiO2 sebesar 57.39 %. Tanggaromi dan sekitarnya mempunyai
kandungan SiO 2 rata-rata sebesar 57.39 %,
dengan melihat unsur tersebut, lempung dapat
dikatakan memenuhi syarat sebagai bahan baku
P R O S P E K P E M A N FA ATA N DA N semen.
PENGEMBANGAN BAHAN GALIAN

Produksi semen saat ini hanya dipenuhi oleh


perusahaan industri semen yang tersebar di P. KESIMPULAN DAN SARAN
Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, sedangkan di
Papua belum ada sama sekali. Dengan demikian Setelah dilakukan penyelidikan dan evaluasi dari
pendirian industri semen di wilayah Papua mem- berbagai aspek, dapat disimpulkan beberapa
punyai prospek untuk dikembangkan. hal :

Batugamping Melihat sebaran batugamping dan lempung,


serta infrastruktur yang ada, daerah prospek
Batugamping yang diharapkan baik sebagai untuk pendirian industri semen di daerah ter-
bahan baku semen jika kadar CaO nya lebih sebut adalah di daerah Kampung Tanggaromi,
besar dari 50 %. Selain kadar CaO juga harus Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana, Papua
diperhitungkan kandungan MgO nya, harus Barat.
kurang dari 5 %. Kadar MgO lebih dari 5 % akan
mempengaruhi dalam pembuatan klinkernya. Batugamping di daerah Kampung Tanggaromi
dan sekitarnya, Distrik Kaimana, mempunyai
Batugamping di daerah Kampung Tanggaromi, sumberdaya hipotetik sebesar 215.525.000.000
Distrik Kaimana, kandungan CaO 51.61 % dan ton dengan kandungan CaO rata-rata sebesar
MgO rata-rata sebesar 0.77 %. melihat kedua 51.61 % dan MgO rata-rata sebesar 0.77
unsur tersebut, memenuhi syarat sebagai bahan %, dengan melihat kedua unsur tersebut,
baku semen. batugamping dapat dikatakan memenuhi syarat
sebagai bahan baku semen. Sedangkan endapan
Sebaran Batugamping di daerah Kampung lempung di daerah Kampung Tanggaromi dan
Tanggaromi dan sekitarnya, Distrik Kaimana, sekitarnya mempunyai sumberdaya hipotetik
mempunyai sumberdaya hipotetik sebesar sebesar 2.140.800.000 ton dengan kandungan
215.525.000.000 ton. SiO2 rata-rata sebesar 57.39 %, dengan melihat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.14
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

unsur tersebut, lempung dapat dikatakan Industri, PPTM, Bandung


memenuhi syarat sebagai bahan baku semen.
Sukandarrumidi, 2009, Bahan Galian Industri,
Saran gajah Mada University Press.

Pe r l u d i l a k u k a n p e n ye l i d i k a n l a n j u ta n PT. Bina Inti Dimensi, Engineering Consultant,


berupa eksplorasi detail skala 1 : 5.000 atau 1 : Proposal Teknik Pekerjaan Penyelidikan Bahan
10.000, batugamping dan lempung di daerah Baku Semen
Kampung Tanggaromi, dan sekitarnya, Distrik
Kaimana, Kabupaten Kaimana, Papua Barat. ……………….., 2010, Kaimana dalam Angka, Badan
Pusat Statistik Kabupaten Kaimana, Papua Barat

……………….., 3 Juli 2011, Sumut Segera Miliki


DAFTAR PUSTAKA Pabrik Semen Dunia,TribunJambi.com

Anonim,2007.Semen.[online]:”http:// ……………….., Agustus 2010, PT. Yana Hastapersada


id.wikipedia.org/wiki/Semen” Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Cyrillus Harinowo & MF. Permata Sari, 2006 Pro- ……………….., 2009, Roadmap Industri Semen,
fil Industri Semen Indonesia, WinPlus Capital. Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia,
Jakarta
Dharma Satria Nasution, 2009, Inventarisasi
Sumberdaya Mineral, Energi dan Bahan Galian
di Distrik Kaimana, Buruway, Teluk Arguni, Teluk
Etna, Teluk Arguni Bawah, Kambrau dan Yamor
Kabupaten Kaimana,PT. Jasa Bumi Indonesia,
Bandung

Kisman & Bambang Nugroho Widi, 2007, Inven-


tarisasi Mineral Logam Di Kabupaten Kaimana,
Prov. Papua Barat, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung

Robinson GP., Rybura RJ., Harahap BH., Tobing


SL., Bladon GM., dan Pieters PE.,1990, Geologi
Lembar Kaimana Irian Jaya, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, Bandung

Suhala, S. dan Arifin, M., 1997, Bahan Galian

II.14 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Gambar 1. Peta Daerah Prospek Bahan Baku Semen, Kabupaten Kaimana, Papua Barat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.14

Anda mungkin juga menyukai