Anda di halaman 1dari 6

POTENSI HIDROKARBON DAN SISTEM PETROLEUM

TERHADAP KONDISI GEOLOGI PADA CEKUNGAN


SUMATRA UTARA

Dewilla Anatasya

19045009

Prodi Pendidikan Geografi – Universitas Negeri Padang

ABSTRAK : Cekungan Sumatera Utara terdiri dari sub cekungan dan tinggian dengan
pola kelurusan utara–selatan dan atau barat laut-tenggara, meliputi Tinggian Sigli, Dalaman Jawa,
Tinggian Arun-Lhok Sukon, Dalaman Lhok Shukon, Tinggian Alur Siwah, Dalaman
Tamiang,Tinggian Hyang Besar, Pakol Horst Graben dan Glaga Horst Graben. Cekungan
Sumatera Utara merupakan bagian dari Back-arc Basin lempeng Sunda yang meliputi jalur yang
terbentang dari Medan sampai Banda Aceh. Stratigrafi regional Cekungan Sumtra Utara dari tua
ke muda yaitu Formasi Parapat, Formasi Bampo, Formasi Belumai, Formasi Baong, Formasi
Keutapang, Formasi Seurula, Formasi Julu Rayeu, Vulkanik Toba, dan Alluvial. Sistem Petroleum
Cekungan Sumatra Utara terdiri dari Serpih Baong bagian bawah, Serpih Bampo, Serpih Peutu
dan Belumai sangat potensial sebagai reservoir. Reservoir yang memproduksi hidrokarbon di
Cekungan Sumatera Utara, seperti batuan karbonat Miosen pada Formasi Peutu dan Formasi
Boang. Namun hanya Batupasir Sembilan dan Sungai Besitang yang memiliki nilai ekonomis.
Serpih Bampo menjadi penyekat yang efektif bagi reservoir klastik berumur Oligosen (Formasi
Parapat) dan reservoir batuan dasar. Migrasi hidrokarbon di Cekungan Sumatera utara berasal dari
tiga kitchen utama, seperti Tamiang Deep, Pase Deep dan Lhok Sukon Deep. Mekanisme
pemerangkapan di Cekungan Sumatera Utara terdiri dari perangkap struktur, perangkap stratigrafi
dan kombinasi keduanya.

Keywords: Cekungan Sumatra Utara, Back Arc Basin, Petroleum System, Potensi Hidrokarbon

1. PENDAHULUAN Miosen, yang terisi material-material


fluvial, tertimbun sedimen delta dan
Bagian barat Indonesia memiliki karbonat pada kala Oligosen akhir -
sekitar 22 cekungan yang telah Miosen awal. Lalu terbentuk lapisan
berproduksi, sedangkan bagian timur perangkap pada pertengahan kala Miosen,
sekitar 38 cekungan sedimen yang masih di mana proses transgresi maksimum. Di
berada pada tahap eksplorasi. Cekungan- akhir kala Miosen -Pliosen, mulai
cekungan di Indonesia wilayah barat yang terbentuk struktur-struktur kompresi,
terletak pada bagian Back-arc Basin akibat adanya desakan gaya tektonik dari
Lempeng Sunda (Eurasia), meliputi lempeng Indo-Australia terhadap lempeng
cekungan Sumatera Utara, cekungan sunda (Eurasia).
Sumatera Tengah, cekungan Sumatera
Selatan, cekungan Sunda-Asri, Cekungan 2. METODE PENELITIAN
Utara Jawa, Cekungan Jawa Timur,
Cekungan Barito, Cekungan Kutai, Penelitian ini difokuskan pada bagian
Cekungan Tarakan, Cekungan Natuna sistem belakang busur Cekungan
Barat, dan Cekungan Natuna Timur. Sumatera Utara, khususnya Sub-
Cekungan-cekungan sedimen pada Cekungan Dalaman Tamiang dan
wilayah Barat terbentuk pada akhir kala Langkat. Untuk memahami potensi
Eosen dimana terjadi proses pelebaran hidrokarbon dan kematangan batuan
cekungan yang diisi material sedimen induk di daerah penelitian. Penelitian
lakustrin dan fluvial. Proses transgresi dimulai dengan studi pustaka mengenai
terjadi pada Middle Oligosen-Middle geologi daerah penelitian. Selanjutnya
mengidentifikasi formasi yang berpotensi
sebagai batuan induk di daerah tersebut.
1.19-
Hasil identifikasi tersebut kemudian %Ro 0.3-0.8 0.2-0.9
1.36
dikombinasikan dengan data geokimia.
Data geokimia yang digunakan
merupakan hasil pengolahan data
geokimia yang telah dilakukan oleh PT. PEMBAHASAN
Pertamina Hulu Energi MNK Sumbagut. 1. Gambar 1. Kondisi geologi
Data geokimia digunakan hanya untuk Cekungan Sumatera Utara
memvalidasi dan dikorelasikan dengan
hasil konfigurasi cekungan dan peta
paleogeografi, hal itu terdiri dari
kekayaan material organik (TOC), tipe
kerogen, kematangan.
Selanjutnya merupakan tahap analisis
dari parameter parameter yang telah
diperoleh dari data geokimia untuk
mengidentifikasi batuan induk yang
memproduksi gas serta, apa yang
mempengaruhi kematangan batuan induk
tersebut.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Cekungan Sumatera Utara adalah


salah satu dari tiga cekungan busur
Hasil Geokimia belakang yang terbentuk selama
Tersier (Oligosen Awal), pada
Data geokimia yang digunakan lempeng Eurasia atau Paparan Sunda
merupakan hasil pengolahan data (Sastromihardjo, 1988). Tektonik
geokimia milik PT. Pertamina Hulu ekstensional mendominasi sejarah
Energi MNK Sumbagut di enam titik Cekungan Sumatera di awal Tersier
sumur (tabel 1) Data hasil geokimia dan membentuk struktur tinggian dan
meliputi Kekayaan material organik rendahan, membentuk perangkap dan
(%TOC), tipe kerogen, dan kematangan tempat tumbuhnya terumbu sebagai
(%Ro) (Tabel 1). Data hasil geokimia daerah kitchen. Tektonik kedua adalah
kemudian dikombinasikan dengan hasil kompresional yang juga membentuk
interpretasi yang telah dilakukan perangkap sebagai struktur inversi.
sebelumnya. Daerah ini merupakan bagian dari
Tabel 1 Data hasil geokimia Back-arc Basin lempeng Sunda yang
meliputi jalur yang terbentang dari
Formas Bamp Beluma Baong Medan sampai Banda Aceh. Di
i o i Bawah sebelah barat jalur ini dibatasi oleh
singkapan-singkapan pra-Tersier.
Dapat dikatakan bahwa lempung
hitam (black clay) dan batupasir
TOC 0.6- 0,52- 1.15- bermika (micaceous sandstone),
(%) 1.1 1,62 1,07 mungkin merupakan pengendapan
non-marin. Transgresi baru dimulai
dengan batupasir Peunulin atau
batupasir Belumai, yang tertindih oleh
Tipe
Formasi Telaga. Formasi regresi
Keroge III III II & III
diwakili oleh Formasi Keutapang dan
n
Formasi Seureula yang merupakan
lapisan resevoir utama. Daerah
cekungan ini terdiri dari cekungan
yang dikendalikan patahan batuan
dasar. Semua cekungan tersebut Formasi Parapat dengan
adalah pendalaman Paseh (Paseh komposisi batupasir berbutir
deep). Di sini juga letak dearah kasar dan konglomerat di bagian
terangkat blok Arun, yang dibatasi bawah, serta sisipan serpih yang
patahan berarah utara-selatan. diendapkan secara tidak selaras.
Gambar 2. Stratigrafi regional Secara regional, bagian bawah
Sumatera Tengah Formasi Parapat diendapkan
pada lingkungan laut dangkal
dengan fosil Nummulites di
Aceh. Formasi ini berumur
Oligosen.
B. Formasi Bampo
Formasi Bampo komposisi
utama adalah serpih hitam dan
tidak berlapis, umumnya
berasosiasi dengan pirit dan
gamping. Lapisan tipis batu
gamping, ataupun batulempung
berkarbonatan dan mikaan sering
dijumpai. Formasi ini miskin
fosil, sesuai lingkungan
pengendapannya yang tertutup
atau dalam kondisi reduksi
(euxinic). Formasi ini berumur
Oligosen atas sampai Miosen
bawah. Ketebalan formasi
berkisar antara 100 – 2400
meter.
C. Formasi Belumai
Pada timur cekungan
Cekungan Paseh membuka ke arah berkembang Formasi Belumai
utara ke lepas pantai, ke sebelah selatan identik dengan formasi Peutu
tempat depresi Tamiang dan depresi yang hanya berkembang di
Medan. Di antara kedua depresi tersebut cekungan bagian barat dan
terdapat daerah tinggi, dan di sana tengah. Terdiri dari batu pasir
Formasi Peunulin / Telaga / Belumai glaukonit berselang – seling
langsung menutupi batuan dasar. Minyak dengan serpih dan batu gamping.
ditemui pada formasi ini (Diski, Di daerah Formasi Arun bagian
Batumandi), lebih ke selatan lagi terdapat atas berkembang lapisan batu
depresi Siantara dan daerah cekungan pasir kalkarenit dan kalsilutit
dibatasi lengkung Asahan dari cekungan dengan selingan serpih. Formasi
Sumatera Tengah. Struktur cekungan Belumai selaras diatas Formasi
Sumatera Utara diwakili berbagai lipatan Bampo dan selaras dengan
yang yang membujur barat laut-tenggara Formasi Baong, ketebalan 200 –
yang diikuti sesar naik. Di sini diketahui 700 meter. Lingkungan pengen
bagian barat relatif naik terhadap bagian dapan Formasi ini adalah laut
timur. Perlipatan terjadi di Plio-Plistosen. dangkal sampai neritik yang
2. Stratigrafi Cekungan Sumatra Utara berumur Miosen awal.
Proses tektonik cekungan telah D. Formasi Baong
membuat stratigrafi regional Formasi Baong terdiri batu
cekungan Sumatera Utara dengan lempung abu-abu kehijauan,
urutan dari tua ke muda adalah napalan, lanauan, pasiran.
sebagai berikut : Umumnya kaya fosil Orbulina
A. Formasi Parapat sp, dan diselingi lapisan tipis
pasir halus serpihan. Di daerah
Langkat Aru beberapa selingan berlangsung pada Plio-Plistosen.
batu pasir glaukonitan serta batu Litologinya tufa dan endapan-
gampingan pada bagian tengah. endapan kontinen seperti kerakal,
Formasi Besitang River Sand pasir dan lempung. Tufa toba
dan Sembilan sand ini yang diendapkan tidak selaras diatas
keduanya reservoir produktif formasi Julu Rayeu. Ketebalan
berumur Miosen Tengah hingga lapisan ini 150 – 200 meter
atas. berumur Plistosen.
E. Formasi Keutapang I. Alluvial
Formasi Keutapang tersusun Satuan terdiri dari endapan
selang-seling antara serpih, batu sungai (pasir, kerikil,
lempung, beberapa sisipan batu batugamping dan batulempung)
gampingan dan batu pasir berlapis dan endapan pantai yaitu, pasir
tebal terdiri atas kuarsa pyrite, sampai lumpur. Ketebalannya
sedikit mika, dan karbonan mencapai 20 meter.
terdapat pada bagian atas dijumpai 3. Sistem Petroleum Cekungan Sumatra
hidrokarbon. Ketebalan formasi ini Utara
404–1534 meter. Formasi a. Batuan Induk dan Kematangan
Keutapang merupakan awal siklus Serpih Baong bagian bawah memiliki
regresi dari sedimen dalam potensi buruk sampai baik dengan
cekungan Sumatera Utara yang TOC 1,07% dan mayoritas tipe
terendapkan dalam lingkungan kerogennya sapropelik dan humic,
delta sampai laut dalam sampai diendapkan pada lingkungan laut.
Miosen akhir. Data Geokimia mengindikasikan
F. Formasi Seurula secara umum mengalami kematangan
Formasi ini agak susah termal untuk membentuk hidrokarbon.
dipisahkan dari Formasi Serpih Bampo memiliki potensi
Keutapang dibawahnya. Formasi batuan induk yang baik di cekungan
Seurula merupakan kelanjutan ini (Kingstone, 1978). Serpih ini
facies regresi, dengan litologinya euxinic dan kaya akan material
batupasir, serpih dan dominan batu organik yang diendapkan di
lempung. Dibandingkan dengan lingkungan lakustrin.
Formasi Keutapang, Formasi Serpih Peutu dan Belumai merupakan
Seurula berbutir lebih kasar batuan induk yang potensial di
banyak ditemukan pecahan Cekungan Sumatera Utara dengan
cangkang moluska dan TOC 0,52% – 1,62% dan rata-rata
foraminifera planktonik lebih 0,84%. Tipe utama kerogen dari serpih
banyak. Ketebalan Formasi ini 397 Peutu adalah serpih yang cenderung
– 720 meter. Formasi ini menghasilkan minyak.
diendapkan dalam lingkungan Serpih dari Formasi Bampo adalah
bersifat laut selama awal Pliosen. batuan induk yang diendapkan di
G. Formasi Julu Rayeu lingkungan lakustrin selama tahap
Merupakan formasi teratas dari syn-rift dan serpih Formasi Baong
siklus endapan laut di cekungan adalah batuan induk tahap post-rift
Sumatera Utara. Litologinya yang diendapkan di lingkungan laut.
batupasir halus - kasar, Tipe kerogen dominan dari serpih
batulempung dengan mika, dan Baong adalah tipe III yang sangat
pecahan cangkang moluska. kaya akan gas (Indeks Hidrogen <
Ketebalannya 1400 meter, 200), yang semakin ke dalam, Indeks
lingkungan pengendapan laut Hidrogen (IH) cenderung semakin
dangkal pada akhir Pliosen - mengecil dan tidak potensial (Peter
Plistosen. and Cassa, 1994).
H. Vulkanik Toba b. Reservoir
Merupakan tufa hasil Reservoir yang memproduksi
kegiatan vukanisme Toba yang hidrokarbon di Cekungan Sumatera
Utara, seperti batuan karbonat Miosen kitchen saat syn-rift. Berdasarkan
yang tumbuh sebagai terumbu Reeves dan Sulaeman (1995), migrasi
(Batugamping Arun/Malaka) pada hidrokarbon di Cekungan Sumatera
Formasi Peutu. utara berasal dari tiga kitchen utama,
Hanya Batupasir Sembilan dan Sungai seperti Tamiang Deep, Pase Deep dan
Besitang yang memiliki nilai Lhok Sukon Deep.
ekonomis, dimana keduanya e. Perangkap
menghasilkan hidrokarbon di Mekanisme pemerangkapan di
Lapangan Sungai dan Besitang. Cekungan Sumatera Utara terdiri dari
Menurut Mulhadiono (1982), perangkap struktur, perangkap
diendapkan oleh arus turbidit, dan stratigrafi dan kombinasi keduanya. Di
sumber endapan berasal dari Bukit Paparan Malaka dan di kemiringan
Barisan (arah baratdaya) dan Sunda cekungan, perangkap terumbu build
Shield (arah timur) dan dibagian up terbentuk sangat baik di karbonat
tenggara area ini, lapisan yang Peutu, terutama di blok milik Exxon
ekivalen dengan MBS diendapkan Mobil NSO dan Blok Pase. Perangkap
oleh mekanisme arus turbidit dengan struktur juga terbentuk sangat baik
sumber material pengendapan berasal sebagai roll over di batupasir
dari Bukit Barisan (Pertamina- Keutapang dan antiklin dengan dip-
BEICIP, 1985). closure yang sederhana di MBS dan
Batupasir Baong bagian bawah Batupasir Belumai.
terbentuk di Selat Malaka berdekatan Di pusat area, perangkap utamanya
dengan Sunda Shield, sebagai sumber adalah perangkap struktur yang
material pengendapan. Batupasir terbentuk sebagai akibat dari aktifitas
kuarsa yang heterogen, argillaceous, pengangkatan Barisan, seperti antiklin
sangat halus sampai sangat kasar, dan flower structure (Mobil North
menyudut tanggung sampai Sumatera Team, 1995). Perangkap
membundar tanggung, terpilah buruk yang terbentuk berupa antiklin, shale
sampai baik, glaukonitik, friable serta swell, roll over dan drapping.
tersementasi dengan baik yang Perangkap stratigrafi juga ditemukan
potensial menjadi reservoir. di area ini sebagai kipas turbidit dari
c. Penyekat MBS dan perangkap terumbu build up
Serpih Bampo menjadi penyekat yang dari karbonat Peutu yang melampar di
efektif bagi reservoir klastik berumur tinggian batuan dasar.
Oligosen (Formasi Parapat) dan
reservoir batuan dasar. Serpih Baong 4. KESIMPULAN
bagian bawah menjadi penyekat bagi 1. Cekungan Sumatera Utara terbentuk
batuan karbonat Peutu. Serpih Baong selama Tersier (Oligosen Awal), pada
bagian atas terbukti sebagai penyekat lempeng Eurasia atau Paparan Sunda
atas dari cebakan struktur pada yang merupakan bagian dari Back-arc
reservoir MBS baik yang terbentuk di Basin lempeng Sunda yang meliputi
daratan maupun lepas pantai jalur yang terbentang dari Medan
Cekungan Sumatera Utara. Di Kuala sampai Banda Aceh.
Langsa terbentuk kolom hidrokarbon 2. Stratigrafi regional Cekungan Sumtra
setebal 377 m, 305 m kolom gas di Utara dari tua ke muda yaitu Formasi
Arun dan 410 m kolom minyak dan Parapat, Formasi Bampo, Formasi
gas di Paluh Tabuhan Barat. Belumai, Formasi Baong, Formasi
Serpih ini di dalam formasi sebagai Keutapang, Formasi Seurula, Formasi
penyekat di bagian atas Formasi Julu Rayeu, Vulkanik Toba, dan
Keutapang dan Seureula. Alluvial.
d. Migrasi dan Pengisian 3. Sistem Petroleum Cekungan Sumatra
Pemodelan cekungan Utara terdiri dari :
mengindikasikan bahwa hampir a. Batuan Induk dan Kematangan
seluruh Cekungan Sumatera Utara Serpih Baong bagian bawah,
membentuk gas secara termal dari Serpih Bampo, Serpih Peutu dan
Belumai sangat potensial sebagai [2] Kingstone, J., 1978, Oil and Gas
reservoir. Generation, Migration and
b. Reservoir Accumulation in the North Sumatera
Reservoir yang memproduksi Basin,Indonesian Pet. Assoc., 7th
hidrokarbon di Cekungan Annual Convention Proceedings.
Sumatera Utara, seperti batuan [3] Mulhadiono, Sutomo, J.A., 1984, The
karbonat Miosen yang tumbuh Determination of Economic Basement
sebagai terumbu (Batugamping of Rock Formation in Exploring the
Arun/Malaka) pada Formasi Peutu Langkat-Medan Area, North Sumatera
dan Formasi Boang. Namun hanya Basin, Indonesian Pet. Assoc., 13th
Batupasir Sembilan dan Sungai Annual Convention Proceedings.
Besitang yang memiliki nilai [4] PERTAMINA - BEICIP, 1985,
ekonomis. Hydrocarbon Potential of Western
c. Penyekat Indonesia, PERTAMINA.
Serpih Bampo menjadi penyekat [5] http://dyazo.blogspot.com/2012/04/cek
yang efektif bagi reservoir klastik ungan-sumatra-utara.html
berumur Oligosen (Formasi [6] http://smiatmiundip.wordpress.com/20
Parapat) dan reservoir batuan 12/05/17/perkembangan-tektonik-
dasar. pulau-sumatra/
d. Migrasi dan Pengisian [7] Peter KE and Cassa MR., 1994,
Migrasi hidrokarbon di Cekungan Applied Source Rock Geochemistry, in
Sumatera utara berasal dari tiga Magoon LB and Dow WG, 1994, The
kitchen utama, seperti Tamiang Petroleum System from Source to
Deep, Pase Deep dan Lhok Sukon Trap,AAPG Memoir 60, p. 93-117.
Deep.
e. Perangkap
Mekanisme Cekungan Sumatera
Utara terdiri dari perangkap
struktur, perangkap stratigrafi dan
kombinasi keduanya.

5. UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkkan terima


kasih banyak kepada dosen pengampu
mata kuliah Geologi Indonesia Bapak
Bigharta Bekti Susetyo, M.pd karna
dalam rangka pemenuhan tugas UTS
lah artikel ini dapat dibuat dan
disusun. saya mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun
sebagai bahan evaluasi saya dalam
pembuatan artikel berikutnya.
sehingga saya bisa menjadikan hal itu
sebagai penggiat saya untuk lebih
meningkatkan kualitas artikel dimasa
yang akan datang

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] http://www.slideshare.net/magda
lenaagustini/savedfiles?
s_title=north-sumatera-basin-
20981061&user_login=ridwange
osakti

Anda mungkin juga menyukai