BAYU DEFITRA WIDYA PUSPA DWI HARNUM PETER SYAPUTRA OUTLINE CEKUNGAN OMBILIN SECARA UMUM FISIOGRAFIS CEKUNGAN STRUKTUR PADA CEKUNGAN TEKTONIK REGIONAL CEKUNGAN STRATIGRAFI CEKUNGAN POTENSI EKONOMIS PADA CEKUNGAN CEKUNGAN OMBILIN CEKUNGAN OMBILIN MERUPAKAN CEKUNGAN PENGHASLI ENDAPAN BATUBARA YANG BAIK DAN JUGA TERDAPAT PETROLEUM SYSTEM PADA CEKUNGAN INI CEKUNGAN INI MERUPAKAN CEKUNGAN TERSIER INTERMONTANE YANG TERLETAK DI PEGUNUNGAN BARISAN CEKUNGAN INI MEMILIKI LUAS SEKITAR 3.500 KM PERSEGI (Koning, 1985) FISIOGRAFI CEKUNGAN Cekungan ini secara fisiografis berbatasan dengan kuantan kuantan zone pada bagian timur, lipat kain zone pada bagian utara, padang pada bagian barat, dan pegungan barisan pada bagian selatan STRUKTUR PADA CEKUNGAN STRUKTUR PADA CEKUNGAN Secara lokal ada tiga bagian struktur yang bisa dikenal pada cekungan Ombilin, yaitu: Sesar dengan jurus berarah baratlaut – tenggara yang membentuk bagian dari sistem sesar Sumatera. Bagian utara dari cekungan dibatasi oleh Sesar Sitangkai dan Sesar Tigojangko. Sesar Tigojangko memanjang kearah tenggara menjadi sesar Takung. Bagian selatan dari cekungan dibatasi oleh Sesar Silungkang. Sistem sesar dengan arah umum utara-selatan dengan jelas terlihat pada timurlaut dari cekungan. Sistem sesar ini membentuk sesar berpola tangga (step-like fault), Perkembangan dari sesar ini berhubungan dengan fase tensional selama tahap awal dari pembentukan cekungan STRUKTUR PADA CEKUNGAN Jurus sesar dengan arah timur – barat membentuk sesar mengiri dengan komponen dominan dip-slip. Pola struktur keseluruhan dari cekungan Ombilin menunjukkan sistem transtensional atau pull-apart yang terbentuk diantara offset lepasan dari Sesar Sitangkai dan Sesar Silungkang yang berarah baratlaut – tenggara yang mana sistem sesar yang berarah utara- selatan dapat berbaur dengan sistem sesar yang berarah baratlaut-tenggara. STRUKTUR PADA CEKUNGAN Perkembangan struktur pola cekungan ombilin dikontrol oleh pergerakan sistim sesar sumatera. Menurut Sitomorang, dkk (1991) keseluruhan geometri cekungan ombilin memanjang dengan arah umum barat laut – tenggara, dibatasi oleh Sesar Sitangkai berarah barat laut tenggara di utara dan Sesar Silungkang di selatan yang keduanya kurang lebih paralel terhadap sistim Sesar Sumatera secara umum keseluruhan Cekungan Ombilin dibentuk oleh dua Graben berumur Paleogen dan Neogen , dibatasi oleh sesar Tanjung Ampalu berarah utara – selatan TEKTONIK REGIONAL CEKUNGAN Menurut Hastuti, dkk. 2001. cekungan ombilin terbagi atas 5 fase, yaitu : Fase Ekstensif, Berlangsung awal tersier, bersamaan dengan terbentuknya system tarikpisah berarah baratlaut-tenggara yang merupakan awal terbentuknya cekungan ombilin. Fase Kompresif, berlangsung eosen, terbentuk sesar berarah utara-selatan. Selain komresif terjadi daerah ekstensif di beberapa daerah yang menyebabkan penurunan dasar cekungan. TEKTONIK REGIONAL CEKUNGAN Fase Kompresif, fase ini mengakibatkan proses pengangkatan dengan terbentuknya endapan sungai berkelok. Dibeberapa tempat diikuti dengan fase ekstensif dengan terbentuknya endapan batubara didaerah banjir. Dan fase ini merupakan fase reaktifasi sesar sebelumnya. Fase Kompresif, berarah utara-selatan, akibat fase ini sesar yang terbentuk pada awal tereaktifasi menjadi sesar naik dan sesar mendatar. Bersamaan juga terjadi fase ekstensif yang mengakibatkan dibeberapa tempat terjadi genangan rawa dan penumpukan sedimen yang membentuk endapan tipis batubara. TEKTONIK REGIONAL CEKUNGAN Fase Ekstensif, berlangsung sejak Miosen awal. Fase ini mengakibatkan terbentuknya sesar berarah barat-timur. Fase ini juga menyebabkan terbentuknya sesar tanjung ampalu berarah utara-selatan yang kemudian diikuti oleh perubahan fasies menjadi laut. Pada Miosen Akhir terjadi fase kompresif berarah barat-timur yang menghasilkan sesar berarah timurlaut-barat daya dan terjadi pengangkatan kembali. STRATIGRAFI CEKUNGAN Pada cekungan ommbilin terdapat beberapa formasi yaitu : Fm. Ranau Fm. Ombilin Fm. Sawahtambang Fm. Sawahlunto Fm. Sangkarewang Fm. Brani Fm. Tuhur Fm. Silungkang Fm. Kuantan Koesumadinata & Matasak, 1981. STRATIGRAFI CEKUNGAN Formasi Pre-Tertiary basement ( Paleozoic-Mesozoic) Terdiri dari batuan granit, limestone laut dalam dari Formasi Tuhur, limestone massive dan formasi Silungkang dan slate/phylites dari Formasi Kuantan yang berumut Perm- Karbon. Dapar dibagi menjadi 3 anggota yaitu anggota bawh, anggota batuhgamping, anggota filit dan serpih. STRATIGRAFI CEKUNGAN Formasi Tersier Berumur Eosen - OLigosen, dicirikan oleh konglomerat polimik berwarna coklat-violet (Fm. Brani) Fm. Brani menjari terhadap Fm. Sangkarewang. Fm.Sangkarewang, memprensentasikan deposisi dari danau air dalam. terbentuk dari endapan di Danau purba Sangkarewang. Formasi ini terdiri dari interface calcareous shale abu-abu gelap, tipis, struktur tajam dan sandstone tipis (Eosen) STRATIGRAFI CEKUNGAN Formasi Tersier Terdiri dari batuan serpih berwarna kelabu-kecoklatan, dan terdapat serpih karbonan. Fm. Sawahlunto berumur Eosen dan diendapkan selaras dalam lingkungan sungai berkelok diatas Fm. Sangkarewang Ada ketidakselarasan diantara kedua formasi berdasarkan kajian vitrinit sumur sinamar – 1. STRATIGRAFI CEKUNGAN Formasi Tersier Dicirikan oleh batupasir massif berwarna abu-abu terang denga struktur sedimen silangsiur. Formasi Sawahtambang terdiri dari konglomerat berumur Oligocene, sandstone dan shale yang diendapkan oleh sistem aliran sungai. Formasi ini berupa endapan sungai teranyam berumur Oligosen yang diendapkan selaras diatas formasi sawahlunto STRATIGRAFI CEKUNGAN Formasi Tersier Fm. Ombilin berumur Miosen Awal dan diendapkan dalam lingkungan laut dangkall dan tidak selaras diatas formasi sawahtambang. Dicirikan oleh adanya serpih berwarna abu-abu tua karbonatan, karbonan, glaukonitan dan sering dijumpai fosil molusca. STRATIGRAFI CEKUNGAN Formasi Tersier Fm. Ranau, disebut juga sebagai tuff ranau. Formasi ini berkedudukan mendatar dan menutupi formasi lainnya, terdapat kontak ketidakselarasan menyudut dengan formasi lannya. Formasi ini dianggap menjadi deposit vulkanik berumur Plistosen. POTENSI EKONOMIS CEKUNGAN PETROLEUM SYSTEM Batuan Induk (Source Rock) Di Cekungan Ombilin, hidrokarbon terbentuk dan terdorong keluar dari batuan induk masa Eocene dan sedimen Fluvio sampai Lacustrine Syn-rift dalam, terdeposit sepanjang NW-SE sistem tranding graben, dimana mengalami pematangan pada masa Oligocene. Ada empat tipe batuan induk yang dapat dipertimbangakan dari blok sepanjang wilayah Cekungan Ombilin dari yang tertua sampai yang termuda, yaitu: POTENSI EKONOMIS CEKUNGAN PETROLEUM SYSTEM DAN BATUBARA POTENSI EKONOMIS CEKUNGAN 1. Lacustrine Shale masa Eocene dari Formasi Sangkarewang Ini merupakan batuan induk utama dalam Cekungan Ombilin. Berdasarkan TOC, Formasi Sangkarewang dari sedimen Syn-rift awal dapat dikategorikan sebagai potensial batuan induk. Lapisan ini terdiri dari mudstones dan siltstones tebal dengan sedikit batubara di bagian bawah. 2. Formasi Sawahlunto Masa Oligocene Batuan induk lain terlihat di Formasi Sawahlunto. Lapisan ini mengalami kematangan yang telat, dimana oil prone kerogen terutama akan berbentuk condensat dan gas kering POTENSI EKONOMIS CEKUNGAN 3. Formasi Sawah Tambang Masa Oligocene Potensial shale source pada interval ini sangat terbatas, dimana minyak ditemukan terasosiasi dengan shale 4. Formasi Ombilin Masa Miocene Marine shale tebal dari formasi ini yang ditemukan pada sumur Sinamar-1 belum matang. POTENSI EKONOMIS CEKUNGAN Kematangan (Maturity), Tingkat kematangan hidrokarbon dari hasil analisis sampel geokimia sumur Sinamar-1 dan dari sampel permukaan (dalam lubang seismik) menunjukkan tingkat kematangan dari early mature (Formasi Ombilin) hingga kematangan yang tinggi (Formasi Sangkarewang). POTENSI EKONOMIS CEKUNGAN Reservoar Dua yang utama dan beberapa target reservoar telah dikenal dalam blok tersebut dari Cekungan Ombilin, dimana telah dilakukan analisis dari satu-satunya sumur yang ada, yaitu Sinamar-1, seperti dari informasi cutting, side wall core dan well loffing. Dari sumur Sinamar-1 diperoleh data bahwa pada interval 2600 ft sampai 7500 ft, terutama dari Formasi Sawahlunto dan Ombilin diperoleh sandstone dengan kualitas terbaik sebagai reservoar. POTENSI EKONOMIS CEKUNGAN Penyekat (Seal) Pada kenyataannya, kemampuan seal dari cekungan Ombilin bukanlah suatu masalah. Hal ini menjadi bagian penting dari sistem petroleum, karena regional dan lateral seal intraFormasional dan vertikal seal yang sekarang. Efisiensi sistem sealing dari Cekungan Ombilin terjadi dengan baik, keberadaan shale horizon tersebar secara luas sebagai sealing regional dan informal sekaligus. THE END
Analisis Arah Tegasan Kekar Dan Sesar Untuk Mengetahu Pola Struktur Geologi Dan Korelasinya Terhadap Kondisi Struktur Geologi Pulau Jawa Di Sungai Banyumeneng