Anda di halaman 1dari 18

PENILAIAN FORMASI

Log Gamma Ray, Log Sp, Log Resistivity, Log Density, Dan Log Neutron.

BAYU DEFITRA
153610529

PRODI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2018
1. Log Gamma Ray
Gamma ray log merupakan metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma
yang dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan
di sepanjang lubang bor.
Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya
Uranium, Thorium, Potassium, Radium, dll.
Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam shale dan sedikit sekali
terdapat dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dll. Oleh karena
itu shale akan memberikan response gamma ray yang sangat signifikan
dibandingkan dengan batuan yang lainnya.
Jika kita berkerja di sebuah cekungan dengan lingkungan pengendapan
fluvio-deltaic atau channel system dimana biasanya sistem perlapisannya
terdiri dari sandstone atau shale (sand-shale interbeds), maka log gamma ray
ini akan sangat membantu didalam evaluasi formasi (Formation Evaluation-
FE).
Prinsip Kerja Alat detektor dimasukkan ke dalam lubang bor. Formasi
yang mengandung unsur-unsur radioaktif akan memancarkan radiasi dimana
intensitasnya akan diterima oleh detektor dan dicatat di permukaan. Di dalam
detector sinar gamma tidak dapat diukur secara langsung tetapi melalui
prosesionisasi/disintegrasi yaitu proses pelepasan elektron-elektron dari atom
yang sebelumnya netral, dimana pelepasan elektron ini akan menimbulkan arus
listrik yang dideteksi oleh alat.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa gamma ray log mengukur radiasi
gamma yang dihasilkan oleh unsur-unsur radio aktif seperti Uranium, Thorium,
Potassium dan Radium. Dengan demikian besaran gamma ray log yang
terdapat didalam rekaman merupakan jumlah total dari radiasi yang dihasilkan
oleh semua unsur radioaktif yang ada di dalam batuan. Untuk memisahkan
jenis-jenis bahan radioaktif yang berpengaruh pada bacaan gamma ray
dilakukan gamma ray spectroscopy. Karena pada hakikatnya besarnya energi
dan intensitas setiap material radioaktif tersebut berbeda-beda.
Spectroscopy ini penting dilakukan ketika kita berhadapan dengan batuan
non-shale yang memungkinkan untuk memiliki unsur radioaktif, seperti
mineralisasi uranium pada sandstone, potassium feldsfar atau uranium yang
mungkin terdapat pada coal dan dolomite.
Gamma ray log memiliki satuan API (American Petroleum Institute),
dimana tipikal kisaran API biasanya berkisar antara 0 s/d 150. Walaupun
terdapat juga suatu kasus dengan nilai gamma ray sampai 200 API untuk
jenis organic rich shale.

Dikarenakan log gamma ray memiliki kapabilitas untuk mengukur


derajat kandungan shale di dalam lapisan batuan, maka didalam industri migas
gamma ray log kerap kali digunakan untuk memprediksi besaran volume shale
atau dikenal dengan Vshale dengan formulasi:
Gamma ray log memiliki kegunaan lain diantaranya untuk
melakukan well to well correlation dan penentuan Sequence Boundary (SB),
yakni dengan mengidentifikasi Maximum Flooding Surface (MFS) sebagai
spike dengan nilai gamma ray yang tinggi. Well to well correlation ini biasanya
dilakukan dengan melibatkan log-log yang lainnya seperti sonic, density,
porositas, dll.
Fungsi Dari Gamma Ray :
1. Menentukan lapisan permeabel
2. Mengidentifikasi lithologi, korelasi antar formasi
3. Menentukan volume serpih
4. Menentukan lapisan shale dan non shale
5. Mendeteksi adanya mineral radioaktif
Faktor Yang Berpengaruh Dalam Gamma Ray
1. Diameter lubang bor dan lumpur didalamnya
Apabila diameter lubang bor > 8'', respon GR akan dipengaruhi oleh lumpur
sehingga ada sebagian sinar gamma yang terserap oleh lumpur (respon GR
menurun).
2. Lumpur yang ada di dalam lubang bor
Apabila lumpur yang digunakan > 10 lb/gall maka perlu dilakukan koreksi.
3. Casing
Casing akan menurunkan intensitas radioaktif sekitar 30 %
4. Semen
Semen dibuat dari limestone dan shale, sebagian sinar gamma akan terserap
oleh semen.
Beberapa jenis batuan dapat dikenal dari variasi kandungan fraksi
lempungnya, misalnya batu lempung hamper seluruh terdiri dari mineral
lempung, batu pasir kwarsa sangat sedikit mengandung mineral lempung, batu
lanau cukup banyak mengandung mineral lempung dan sebagainya. Oleh
karena itu respo gamma dapat digunakan untuk menafsirkan jenis litologinya.
Beberapa contoh batuan sesuai sifat radioaktifnya adalah sebagai berikut :
- Radioaktifnya sangat rendah
Anhidrid, garam, batubara dan nodule silica. Silica yang berlapis
mengandung radioaktif lebih tinggi dari berbentuk nodule.
- Radioaktif rendah
Batu gamping murni, dolomite dan batu pasir. Batu gamping dan dolomite
yang berwarna gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang berwarna
terang.
- Radioaktif menengah
Arkosa, pelapukan granit, batu lanau, batu gamping lempunagn dan napal.
Batu yang berwarna gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang
berwarna terang.
- Radioaktif sangat tinggi
Serpih, batu lempung dan abu gunung api.

Karakteristik Respon Sinar Gamma :


Radioaktif Radioaktif Radioaktif Radioaktif
Sangat Rendah Rendah Menengah Sangat Tinggi
(0 – 32,5 API) (60 – 100 API) (>100 API)
(32,5 – 60 API)

Anhidrit Batu Pasir Arkose Batuan Serpih

Salt Batu Gamping Batuan Granit Abu Vulkanik


Batubara Dolomit Lempungan Bentonit
Pasiran
Gamping
Interpretasi Log Gamma Ray
Dalam tinjauan perhitungan interpretasi log gamma ray pada evaluasi
formasi ini ditentukan dengan tiga parameter sebagai berikut :
1. Interpretasi litologi
2. Koreksi gamma ray untuk ukuran lubang sumur dan berat Lumpur.
3. Perhitungan Vshale.

Interpretasi Litologi
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, Log Gamma ray harus
dikombinasikan dengan data lainnya seperti Log spontaneous dan Log
resistivitas. Dalam perekaman data Gamma ray, lapisan batupasir akan
ditunjukkan oleh relatif API rendah sedangkan lapisan Serpih akan ditunjukan
dengan API tinggi. Oleh karena gamma ray selalu lebih besar sengan
penunjukan grafik ke kanan, maka grafik kurva yang menunjukan ke kanan ini
mengartikan penyerpihan dari pada kurva yang ke kiri.

Koreksi Gamma Ray Untuk Lubang Bor Dan Berat Lumpur


Untuk koreksi gamma ray untuk lubang bor dan berat lumpur dapat
digunakan dengan melihat analisa awal kepala log yang digunakan. Data ini
kemudian diinterpretasi dengan menggunakan Grafik ’Schlumberger Log
Interpretation ’(Sclhumberger, 1991) untuk koreksi Gamma ray terhadap
lubang bor dam berat lumpur.
Faktor koreksi dapat dihitung dengan parameter penentuan t, g/cm2.
Parameter ini bertujuan untuk mendapatkan harga faktor koreksi untuk Gamma
ray. Perhitungan ini berdasarkan rumusan sebagai berikut :
T = Wmud (2.54(d hole) 2.54(d sonde))
Setelah itu perameter T, g/cm diplod pada grafik sclhumberger, 1991
untuk mencari factor koreksi gamma ray. Dari grafik ini kemudian dapat
diketahui factor koreksi pada pembacaan log gamma ray. Untuk
mendapatkan gamma ray terkoreksi, dapat menghitung dengan mengalikan
faktor koreksi denganpembacaan log gamma ray.
Perhitungan Vshale
Dalam hal perhitungan Vshale, jenis dan serpih kandungan radioaktifnya
harus konstan dalam susunan stratigrafi. Sebelum perhitungan terlebih dahulu
mesti dilakukan perhitungan Indeks Gamma ray

2. Log Spontaneous Potential (SP)


SSP atau Static Spontaneous Potensial adalah nilai SP yang tertinggi atau
terendah yang dihasilkan antara suatu lapisan permeabel dibawah sana (dalam
lubang bor tentunya) dengan acuan yang nilainya kemudian statis, pada lapisan
shale yang tebal biasanya SSP ini akan muncul sebagai nilai SP log yang gak
bergeser signifikan (cenderung stabil) , Defleksi maksimum nilai SSP harus
diukur dari formasi yang bersih dari shale (biasanya dari lapisan clean sand
yang cukup tebal). Nilai SSP sendiri dirumuskan sebagai (Rider,2000) :

dimana (Rmf)e adalah ekuivalensi resistivitas mud filtrate yang nilainya


sebanding dengan resistivitas mud filtrate dan (Rw)e adalah ekuivalensi
resistivitas air formasi yang nilainya sebanding dengan resistivitas air formasi.
K adalah nilai koefisien kompensasi dari pengaruh temperatur lubang bor
(nilainya didapat dari BHT log).
SP log merupakan suatu rekaman perbedaan potential listrik antara
elektroda di permukaan yang tetap dengan elektroda yang bergerak di dalam
lubang bor. Satuan dari log SP adalah millivolts.
Fungsi
 Identifikasi lapisan – lapisan permeable
 Mencari lapisan – lapisan permeable dan korelasi antar sumur berdasarkan
lapisan tersebut
 Menentukan resistivitas air formasi
 Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih

Prinsip kerja
Dalam pengambilan data, log SP menggunakan lumpur agar terdapat
aliran listrik dari formasi ke alat log. Oleh karena itu, lubang sumur harus dibor
dengan lumpur yang konduktif (menghantarkan arus listrik). Sebaliknya, SP
tidak bias direkam dalam sumur yang dibor dengan “oil based mud”, karena
arus tidak akan mengalir pada lumpur tersebut. Log SP pada batas antara shale
dan reservoir serta kemampuan log SP menentukan tebal reservoir (bed
definition) berubah-ubah sesuai dengan perubahan karakter formasi dan sifat-
sifat lumpur pemboran
Berikut adalah beberapa karakteristik SP log (Rider, 2000):

3. Log Resistivity
Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatu kemampuan
batuan untuk menghambat jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan
tersebut (Darling, 2005).Nilai resistivitas rendah apabila batuan mudah untuk
mengalirkan arus listrik, sedangkan nilai resistivitas tinggi apabila batuan sulit
untuk mengalirkan arus listrik.
Log Resistivity digunakan untuk mendeterminasi zona hidrokarbon dan
zona air, mengindikasikan zona permeabel dengan mendeteminasi porositas
resistivitas, karena batuan dan matrik tidak konduktif, maka kemampuan
batuan untuk menghantarkan arus listrik tergantung pada fluida dan pori
Alat-alat yang digunakan untuk mencari nilai resistivitas (Rt) terdiri
dari dua kelompok yaitu Laterolog dan Induksi. Yang umum dikenal sebagai
log Rt adalah LLd (Deep Laterelog Resistivity), LLs (Shallow Laterelog
Resisitivity), ILd ( Deep Induction Resisitivity), ILm (Medium Induction
Resistivity), dan SFL.
Laterolog
Prinsip kerja dari laterelog ini adalah mengirimkan arus bolak- balik
langsung ke formasi dengan frekuensi yang berbeda. Alat laterolog (DLT)
memfokuskan arus listrik secara lateral ke dalam formasi dalam bentuk
lembaran tipis. Ini dicapai dengan menggunakan arus pengawal (bucking
current), yang fungsinya untuk mengawal arus utama (measured current)
masuk ke dalam formasi sedalam-dalamnya. Dengan mengukur tegangan
listrik yang diperlukan untuk menghasilkan arus listrik utama yang besarnya
tetap, resistivitas dapat dihitung dengan hukum ohm.Alat ini biasanya
digunakan untuk resistivitas menengah-tinggi.

Induksi
Prinsip kerja dari induksi yaitu dengan menginduksikan arus listrik ke
formasi. Pada alat memanfaatkan arus bolak-balik yang dikenai pada
kumparan, sehingga menghasilkan medan magnet, dan sebaliknya medan
magnet akan menghasilkan arus listrik pada kumparan.
Secara umum, kegunaan dari log induksi ini antara lain mengukur
konduktivitas pada formasi, mengukur resistivitas formasi dengan lubang
pemboran yang menggunakan lumpur pemboran jenis “oil base mud” atau
“fresh water base mud”.
Penggunaan Lumpur pemboran berfungsi untuk memperkecil pengaruh
formasi pada zona batulempung/shale yang besar. Penggunaan Log Induksi
menguntungkan apabila :
Cairan lubang bor adalah insulator misal udara, gas, air tawar,atauoil
base mud. Resistivity formasi tidak terlalu besar Rt < 100 Ω Diameter lubang
tidak terlalu besar.

Prinsip Kerja Alat Induksi(Harsono, 1997)

Kontras karakteristik resolusi lapisan dari alat resistivitas dan aplikasi geologinya(G.
Asquith &D. Krygowsky2004)
Untuk tujuan geologi, log resistivitas yang digunakan harus diketahui
kemampuan resolusinya.Log microtool memberikan resolusi sangat baik untuk
dapat digunakan dalam interpretasi lapisan geologi.Log microtool ini paling
baik digunakan untuk menginterpretasikan karakteristik lapisan (gambar
10).Para-laterologs mampu menggambarkan lapisan pada skala yang tepat
untuk indikasi batas lapisan, tetapi penggunaannya harus digunakan dan
dikorelasikan dengan log lainnya. Log induksi memberikan resolusi batas
lapisan sangat buruk, tetapi pada saat yang sama semua efek lapisan dirata- rata
sedemikian rupa untuk membuat tren litologi menonjol.

Format khas log resistivitas. (1) kombinasi Dual Laterolog (2) induction, kombinasi
spherically focused log. (Schlumberger, 1989)

Ketika suatu formasi di bor, air lumpur pemboran akan masuk ke


dalam formasi sehingga membentuk 3 zona yang terinvasi dan mempengaruhi
pembacaan log resistivitas, yaitu :
Flushed Zone
Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang bor serta
terisi oleh air filtrat lumpur yang mendesak Komposisi semula (gas, minyak
ataupun air tawar).Meskipun demikian mungkin saja tidak seluruh Komposisi
semula terdesak ke dalam zona yang lebih dalam. b. Transition Zone
Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam keterangan zona ini ditempati oleh
campuran dari air filtrat lumpur dengan Komposisi semula.
Uninvaded Zone
Merupakan zona yang tidak mengalami infiltrasi dan terletak paling jauh dari
lubang bor, serta seluruh pori-pori batuan terisi oleh Komposisi semula

4. Log Density
Log densitas merupakan kurva yang menunjukkan besarnya densitas
(bulk density) dari batuan yang ditembus lubang bor dengan satuan gram / cm3.
Prinsip dasar dari log ini adalah menembakkan sinar gamma kedalam formasi,
dimana sinar gamma ini dapat dianggap sebagai partikel yang bergerak dengan
kecepatan yang sangat tinggi. Banyaknya energi sinar gamma yang hilang
menunjukkan densitas elektron di dalam formasi, dimana densitas elektron
merupakan indikasi dari densitas formasi.
Bulk density ( b)merupakan indikator yang penting untuk menghitung
porositas bila dikombinasikan dengan kurva log neutron, karena kurva log
densitas ini akan menunjukkan besarnya kerapatan medium beserta isinya.
Selain itu apabila log densitas dikombinasikan dengan Log netron, maka akan
dapat dipakai untuk memperkirakan kandungan hidrokarbon atau fluida yang
terdapat di dalam formasi, menentukan besarnya densitas hidrokarbon ( h)
dan membantu dalam evaluasi lapisan shaly. Pada lapisan yang mengandung
hidrokarbon, kurva densitas akan cenderung mempunyai defleksi ke kiri
(densitas total (Rhob) makin kecil), sedangkan defleksi log netron ke kanan.
Pada batuan yang sangat kompak, dimana per satuan volume (cc)
seluruhnya atau hampir seluruhnya terdiri dari matrik batuan porositasnya
adalah mendekati atau nol. Dengan demikian batuan yang mempunyai densitas
paling besar, dimana porositas ( ) adalah nol, dan ini disebut sebagai densitas
matrik ( ma). Pada batuan homogen dengan porositas tertentu, jika
mengandung air asin akan mempunyai densitas lebih rendah dibanding dengan
batuan yang seluruhnya terdiri dari matrik. Untuk yang mengandung minyak,
densitas batuan lebih rendah daripada yang mengandung air asin, sebab
densitas air asin lebih besar daripada minyak. Pada batuan homogen yang
mengandung fluida gas, densitas batuan lebih rendah lagi daripada yang berisi
minyak. Sedangkan yang mengandung batubara, mempunyai densitas paling
rendah diatara jenis batuan yang mengandung fluida. Gambaran variasi harga
densitas dari beberapa lapangan minyak dan gas bumi dapat dilihat pada Tabel
Harga-harga pada tabel besifat tidak mutlak tergantung dari
karakteristik batuan setempat, dan untuk meyakinkan adanya zona-zona air
asin, minyak, dan gas masih perlu ditunjang dengan data-data lain seperti kurva
SP, resistivitas, dan kurva neutron. Terkecuali lapisan batubara yang
mempunyai harga densitas yang khas yaitu sangat rendah,

Tabel Variasi harga densitas batuan dengan kandungan fluida tertentu dari
beberapa lapangan minyak bumi (Harsono, 1997)
Batuan Kandungan Fluida Densitas (gram/ cc)

Shale - 2,20 – 2,50

Lapisan clean Air asin 2,25 – 2,45

Lapisan clean Minyak 2,20 – 2,35

Lapisan clean Gas 2,00 – 2,25

Lapisan batubara - 1,60 – 1,90


Respon log densitas terhadap batuan(Malcolm Rider, 2002)

5. Log Neutron
Prinsip dasar dari log neutron adalah mendeteksi kandungan atom
hidrogen yang terdapat dalam formasi batuan dengan menembakan atom
neutron ke formasi dengan energi yang tinggi. Neutron adalah suatu partikel
listrik netral yang mempunyai massa hampir sama dengan atom hidrogen.
Partikel-partikel neutron memancar menembus formasi dan bertumbukan
dengan material formasi, akibat dari tumbukan tersebut neutron akan
kehilangan energi. Energi yang hilang saat benturan dengan atom di dalam
formasi batuan disebut sebagai porositas formasi (ф N). Hilangnya energi
paling besar bila neutron bertumbukan dengan sesuatu yang mempunyai massa
sama atau hampir sama, contohnya atom hidrogen. Dengan demikian besarnya
energi neutron yang hilang hampir semuanya tergantung banyaknya jumlah
atom hidrogen dalam formasi.
Respon Log Neutron(Malcolm Rider, 2002)

Kandungan air akan memperbesar harga porositas neutron. Jika pori-


pori didominasi oleh minyak dan air harga porositas neutron kecil. Apabila
formasi terisi oleh gas, maka nilai log netron kecil mendekati batuan sangat
kompak (2– 6%), karena konsentrasi atom hidrogen pada gas lebih kecil
daripada minyak dan air. Batuan yang kompak dimana porositas mendekati
nol akan menurunkan harga neutron. Lapisan serpih mempunyai porositas
besar antara 30–50% dalam kurva log, tetapi permeabilitas mendekati nol.
Pengaruh serpih dalam lapisan permeabel akan memperbesar harga porositas
neutron. Kandungan air asin atau air tawar dalam batuan akan memperbesar
harga porositas neutron. Kurva log neutron ini tidak dapat untuk korelasi
karena tidak mewakili litologi suatu batuan.
Log neutron dalam perekamannya langsung menunjukkan porositas
batuan dengan menggunakan standar matrik batugamping. Untuk batuan selain
batugamping, harga porositasnya dinyatakan dalam porositas neutron atau
porositas formasi (𝜑𝑁). Untuk mendapatkan harga porositas sebenarnya harus
digunakan gabungan kurva log yang lain seperti log densitas ( D).
Kombinasi Log Densitas (RHOB) dan Log Neutron (NPHI)
Berdasarkan sifat – sifat defleksi kurva 𝜌𝑏 dan 𝜑𝑁 maka dapat
memberikan keuntungan tersendiri pada lapisan – lapisan yang mengandung
hidrokarbon. Pada lapisan hidrokarbon, kurva densitas akan cenderung
mempunyai defleksi ke kiri (makin kecil harga 𝜌𝑏 nya), sedangkan pada log
neutron, harga porositasnya akan cenderung makin ke kanan (makin kecil
harga 𝜑𝑁 nya), dan pada lapisan shale kedua jenis kurva akan memperlihatkan
gejala yang sebaliknya.
Dengan demikian, pada lapisan hidrokarbon akan terjadi separasi antara
kedua kurva, dimana separasi disebut positif, sebaliknya pada lapisan shale
terjadi separasi negative.

Log penentu jenis litologi (Bateman, 1985)


REFERENSI

http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.com/2015/07/gamma-ray-log-
dasar-teori.html
https://www.academia.edu/5146182/Gamma_ray_log
http://novianto-geophysicist.blogspot.com/2013/07/interpretasi-well-log-
bagian-3-sp-log.html
http://digilib.unila.ac.id/128/11/BAB%20III.pdf

Anda mungkin juga menyukai