Anda di halaman 1dari 12

PETROLEUM GEOLOGY

GL3102

CARA INTERPRETASI LITOLOGI MENGGUNAKAN


LOG GAMMA RAY

Dibuat oleh :

Nama : Bernita dwi ayu .p


Nim : 10019029
Program studi : teknik perminyakan

JAKARTA
2020
1. Pengenalan Log Gamma Ray

Log Gamma Ray merupakan salah satu log yang paling sering digunakan.
Secara umum, log ini mengukur radioaktivitas alami dari suatu formasi. Khususnya,
log ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak gamma ray alami yang
diemisikan oleh batuan yang mengelilingi alat. Secara sekilas mirip dengan log SP
dan sangat mudah digunakan untuk korelasi zona-zona pada tiap sumur. Tetapi log
Gamma Ray lebih advance dikarenakan nilainya yang tidak bergantung pada mud
atau resistivitas air formasi. Log ini dapat digunakan pada tipe pengeboran open
holes yang berisi udara atau mud, dan dapat juga pada tipe cased holes, meskipun
responnya sedikit terhambat oleh semen dan ketebalan pipa.

Log Gamma Ray pertama kali digunakan oleh Lane Wells pada tahun 1936.
Saat ini dalam industry logging, flux gamma ray terekam dalam satuan microgram
Radium equivalent per ton (ug-Ra equiv / ton), sejak tahun 1960. Setelah itu, log
dikalibrasikan dalam unit API berdasarkan tingkat radiasi yang diketahui dari formasi
buatan pada area uji coba di Houston.

Pada umumnya, formasi dengan sedikit kandungan serpih memiliki


kandungan material radioaktif yang rendah pula, sehingga memberikan pembacaan
gamma ray yang rendah. Tetapi mungkin saja pada suatu formasi batuan (seperti
clean sandstone¸dsb.) justru menghasilkan respon gamma ray yang tinggi. Hal ini
dapat disebabkan kandungan potassium feldspar, mika, atau glaukonit yang tinggi.
Gambar 1. Distribusi tingkatan radioaktif pada berbagai tipe batuan
(from Beigelow, after Russell)

2. Kegunaan Log Gamma Ray

Sebenarnya banyak sekali kegunaan log gamma ray, namun pada umunya kegunaan
log tersebut sebagai berikut:
 Untuk identifikasi litologi (membedakan reservoir dan nonreservoir)
 Untuk korelasi zona-zona pada sumur
 Dengan informasi nilai gamma ray, volume shale pada batupasir atau karbonat
dapat dihitung.
3. Penghitungan Volume Shale

Karena shale biasanya lebih radioaktif dari pasir atau karbonat, sinar gamma
log dapat digunakan untuk menghitung volume shale di reservoir berpori. Volume
shale dinyatakan sebagai pecahan desimal atau persentase disebut Vshale. Nilai ini
kemudian dapat diterapkan pada analisis shaly pasir.

Perhitungan indeks sinar gamma adalah langkah pertama diperlukan untuk


menentukan volume shale dari gamma ray log:
GRlog = pembacaan gamma ray pada
formasi
GRmin = gamma ray minimum (bersih
dari pasir atau karbonat)
Dimana:
GR max = gamma ray maksimum
IGR = indeks gamma ray
(shale)
Tidak seperti log SP, yang digunakan dalam hubungan linear tunggal antara respon
dan volume shale, log sinar gamma memiliki sejumlah respon nonlinier yang empiris
serta respon linear. Respon Nonlinear didasarkan pada wilayah geografis atau
pembentukan usia, atau jika informasi yang lain cukup tersedia, yang dipilih sesuai
informasi lokal. Dibandingkan dengan respon linear, semua hubungan nonlinier lebih
optimis; yaitu, mereka menghasilkan nilai volume lempung lebih rendah
dibandingkan dari persamaan linier. Untuk urutan pertama perkiraan volume shale,
respon linear, dimana Vshale = IGR, harus digunakan.
Tanggapan nonlinier, dalam meningkatkan optimisme (perhitungan volume shale
rendah), adalah:
Karakteristik Respon Sinar Gamma :

Radioaktif Radioaktif Radioaktif Radioaktif Sangat


Sangat Rendah Menengah Tinggi
Rendah (60 – 100 API) (>100 API)
(0 – 32,5 (32,5 – 60 API)
API)

Anhidrit Batu Pasir Arkose Batuan Serpih

Salt Batu Gamping Batuan Granit Abu Vulkanik


Batubara Dolomit Lempungan Bentonit
Pasiran
Gamping

Faktor Yang Berpengaruh Dalam Gamma Ray

1. Diameter lubang bor dan lumpur didalamnya


Apabila diameter lubang bor > 8'', respon GR akan dipengaruhi oleh lumpur sehingga
ada sebagian sinar gamma yang terserap oleh lumpur (respon GR menurun).

2. Lumpur yang ada di dalam lubang bor


Apabila lumpur yang digunakan > 10 lb/gall maka perlu dilakukan koreksi.

3. Casing
Casing akan menurunkan intensitas radioaktif sekitar 30 %

4. Semen
Semen dibuat dari limestone dan shale, sebagian sinar gamma akan terserap oleh
semen.
Beberapa jenis batuan dapat dikenal dari variasi kandungan fraksi lempungnya,
misalnya batu lempung hamper seluruh terdiri dari mineral lempung, batu pasir
kwarsa sangat sedikit mengandung mineral lempung, batu lanau cukup banyak
mengandung mineral lempung dan sebagainya. Oleh karena itu respo gamma dapat
digunakan untuk menafsirkan jenis litologinya. Beberapa contoh batuan sesuai sifat
radioaktifnya adalah sebagai berikut :

         Radioaktifnya sangat rendah


Anhidrid, garam, batubara dan nodule silica. Silica yang berlapis mengandung
radioaktif lebih tinggi dari berbentuk nodule.
         Radioaktif rendah
Batu gamping murni, dolomite dan batu pasir. Batu gamping dan dolomite yang
berwarna gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang berwarna terang.
         Radioaktif menengah
Arkosa, pelapukan granit, batu lanau, batu gamping lempunagn dan napal. Batu
yang berwarna gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang berwarna terang.
         Radioaktif sangat tinggi
Serpih, batu lempung dan abu gunung api.

4. Log Spectral Gamma Ray

Respon dari log sinar gamma normal dibuat sebagai kelanjutan dari radiasi
gabungan dari uranium, thorium, kalium, dan sejumlah asosiasi anak produk dari
peluruhan radioaktif. Karena perbedaan unsur-unsur radioaktif memancarkan sinar
gamma pada berbagai tingkat energi, radiasi disumbangkan oleh setiap elemen dapat
dianalisis secara terpisah. Kalium (potassium 40) memiliki energi tunggal 1,46 MeV
(juta elektron volt). The thorium dan seri uranium memancarkan radiasi di berbagai
energi, namun, mereka memiliki energi yang menonjol pada 2,614 MeV (thorium)
dan 1,764 MeV (uranium). Dengan menggunakan jendela sensor energi selektif, total
respon sinar gamma dapat dipisahkan ke dalam sinar gamma yang terkait dengan
masing-masing elemen (Dewan, 1983).

Kegunaan penting dari spektrum gamma ray log mencakup (Dresser-Atlas, 1981):
 Menentukan shale (lempung) Volume (Vshale) dalam reservoir batu pasir
yang mengandung mineral uranium, feldspar kalium, mika, dan / atau
glauconite membedakan reservoir radioaktif dari serpih evaluasi source-rock
 evaluasi deposito kalium
 korelasi geologi
 lempung pengetikan
 mendeteksi fracture
 pengetikan batu batuan dasar kristal

Dalam kebanyakan analisis log, yang pertama dua kegunaan yang tercantum di atas
adalah penggunaan yang paling penting dari data log spektral.

Dalam menentukan volume lempung (Vshale) dalam batupasir, Dewan (1983)


telah menyarankan penggunaan hanya komponen thorium dan kalium daripada total
GR di persamaan Vshale, karena garam uranium larut dan dapat diangkut dan
diendapkan dalam formasi setelah deposisi. Jika mineral kalium yang hadir
di batu pasir, Dewan (1983) menyarankan penggunaan hanya komponen thorium
dalam persamaan Vshale. Reservoir radioaktif seperti "panas" dolomit dari
Permian (barat Texas dan New Mexico) dan Williston (Montana, North Dakota, dan
South Dakota) cekungan Amerika Serikat biasanya dibedakan
serpih oleh thorium rendah dan isi kalium dan kandungan uranium tinggi.

Interpretasi Litologi

Untuk mendapatkan hasil yang akurat, Log Gamma ray harus dikombinasikan dengan
data lainnya seperti Log spontaneous dan Log resistivitas. Dalam perekaman data
Gamma ray, lapisan batupasir akan ditunjukkan oleh relatif API rendah sedangkan
lapisan Serpih akan ditunjukan dengan API tinggi. Oleh  karena gamma ray selalu
lebih besar sengan penunjukan grafik ke kanan, maka grafik kurva yang menunjukan
ke kanan ini mengartikan penyerpihan dari pada kurva yang ke kiri.
Koreksi Gamma Ray Untuk Lubang Bor Dan Berat Lumpur

Untuk koreksi gamma ray untuk lubang bor dan berat lumpur dapat digunakan
dengan melihat analisa awal kepala log yang digunakan. Data ini kemudian
diinterpretasi dengan menggunakan Grafik ’Schlumberger Log Interpretation
’(Sclhumberger, 1991) untuk koreksi Gamma ray terhadap lubang bor dam
berat lumpur.

Faktor koreksi dapat dihitung dengan parameter penentuan t, g/cm 2. Parameter ini
bertujuan untuk mendapatkan harga faktor koreksi untuk Gamma ray. Perhitungan ini
berdasarkan rumusan sebagai berikut :
            T = Wmud         (2.54(d hole) 2.54(d sonde))

Setelah itu perameter T, g/cm diplod pada grafik sclhumberger, 1991 untuk mencari
factor koreksi gamma ray. Dari grafik ini kemudian dapat diketahui factor koreksi
pada pembacaan log gamma ray. Untuk mendapatkan gamma ray terkoreksi, dapat
menghitung dengan mengalikan faktor koreksi dengan pembacaan log gamma ray.

Perhitungan Vshale

Dalam hal perhitungan Vshale, jenis dan serpih kandungan radioaktifnya harus
konstan dalam susunan stratigrafi. Sebelum perhitungan terlebih dahulu mesti
dilakukan perhitungan Indeks Gamma ray

Gambar dibawah ini menunjukkan contoh interpretasi lapisan batuan untuk


mendiskriminasi sandstone dari shale dengan menggunakan log gamma ray.
Dikarenakan log gamma ray memiliki kapabilitas untuk mengukur derajat kandungan
shale di dalam lapisan batuan, maka didalam industri migas gamma ray log kerap kali
digunakan untuk memprediksi besaran volume shale atau dikenal
dengan Vshale dengan formulasi:

Gambar dibawah ini menunjukkan teknis perhitungan Vshale untuk shale A dari
sebuah gamma ray log. Perhatikan bahwa penentuan nilai-nilai tersebut bersifat
interpretatif
Gamma ray log memiliki kegunaan lain diantaranya untuk melakukan well to well
correlation dan penentuan Sequence Boundary (SB), yakni dengan
mengidentifikasi Maximum Flooding Surface (MFS) sebagai spike dengan nilai
gamma ray yang tinggi. Well to well correlation ini biasanya dilakukan dengan
melibatkan log-log yang lainnya seperti sonic, density, porositas, dll.

Sumber :

http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.com/2015/07/gamma-ray-log-dasar-
teori.html

https://www.academia.edu/9959216/TUGAS_ANALISIS_WELL_LOG_GAMMA_
RAY_and_CALIPER_LOGS

Anda mungkin juga menyukai