NIM : 1404107010023
Prodi : Teknik Geofisika
Mata Kuliah : Analisa Data Well Log
Tugas : Deskripsi Data Log (Gamma Ray, Spontaneous Potential,
Resistivity, Neutron, Sonic) Tentang Reservoir.
1. Logging
Logging merupakan metode pengukuran besaran-besaran fisik batuan reservoir
terhadap kedalaman lubang bor. Sesuai dengan tujuan logging yaitu menentukan
besaran-besaran fisik batuan reservoir (porositas, saturasi air formasi, ketebalan formasi
produktif, lithologi batuan) maka dasar dari logging itu sendiri adalah sifat-sifat fisik
atau petrofisik dari batuan reservoir itu sendiri, yaitu sifat listrik, sifat radioaktif, dan
sifat rambat suara (gelombang) elastis dari batuan reservoir.
2. Jenis-Jenis Log
Berdasarkan kemampuan, kegunaan, dan prinsip kerja maka jenis logging ini
dibagi menjadi log listrik, log radioaktif, log sonic, dan log caliper.
1
2.1.1 Log Gamma Ray
Prinsip pengukurannya adalah mendeteksi arus yang ditimbulkan oleh ionisasi
yang terjadi karena adanya interaksi sinar gamma dari formasi dengan gas ideal yang
terdapat didalam kamar ionisasi yang ditempatkan pada sonde. Besarnya arus yang
diberikan sebanding dengan intensitas sinar gamma yang bersangkutan.
Dengan adanya perbedaan sifat radioaktif dari setiap batuan, maka dapat
digunakan untuk membedakan jenis batuan yang terdapat pada suatu formasi. Selain itu
pada formasi shaly sand, sifat radioaktif ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kadar
kandungan clay yang dapat berkaitan dengan penilaian produktif suatu lapisan
berdasarkan intrepretasi data logging. Dikarenakan log gamma ray memiliki kapabilitas
untuk mengukur derajat kandungan shale di dalam lapisan batuan, maka didalam
industri migas gamma ray log kerap kali digunakan untuk memprediksi besaran volume
shale atau dikenal dengan Vshale dengan formulasi:
GRlog GRmin
Vsh
GRmax GRmin
dimana :
GRlog = hasil pembacaan GR log pada lapisan yang bersangkutan
GRmax = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan shale
GRmin = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan non shale
Gambar dibawah ini menunjukkan teknis perhitungan Vshale untuk shale A dari
sebuah gamma ray log. Perhatikan bahwa penentuan nilai-nilai tersebut bersifat
interpretatif.
2
Beberapa contoh batuan sesuai sifat radioaktifnya adalah sebagai berikut:
Radioaktifnya sangat rendah
Anhidrid, garam, batubara dan nodule silica. Silica yang berlapis mengandung
radioaktif lebih tinggi dari berbentuk nodule.
Radioaktif rendah
Batu gamping murni, dolomite dan batu pasir. Batu gamping dan dolomite yang
berwarna gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang berwarna terang.
Radioaktif menengah
Arkosa, pelapukan granit, batu lanau, batu gamping lempunagn dan napal. Batu
yang berwarna gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang berwarna terang.
Radioaktif sangat tinggi
Serpih, batu lempung dan abu gunung api.
3
Gambar 2. Respon log gamma ray pada suatu formasi
Formasi mengandung unsur-unsur radioaktif akan memancarkan radioaktif
dimana intensitasnya akan terekam pada defleksi kurva gamma ray log, pada umumnya
defleksi kurva yang membesar menunjukkan intensitas yang besar adalah lapisan
shale/clay, sedangkan defleksi menunjukkan intensitas radioaktif rendah menunjukkan
lapisan permeabel.
4
Bila kerapatan dialam formasi cukup tinggi, yaitu mengandung air, minyak dan
gas atau didalam lapisan shale maka energi neutron akan diperlambat pada jarak yang
sangat dekat dengan sumber dan akibatnya hanya sedikit radiasi sinar gamma yang
direkam oleh detektor. Hal ini yang menjadi dasar hubungan antara jumlah sinar gamma
per detik dengan porositas. Hubungan ini menunjukkan apabila jumlah sinar gamma per
detik cukup tinggi maka porositasnya rendah.
5
menghasilkan jumlah elektron yang rendah pada detektor. Densitas elektron merupakan
hal yang penting disini, hal ini disebabkan yang diukur adalah densitas elektron, yaitu
jumlah elektron per cm3. Densitas elektron akan berhubungan dengan densitas batuan
sebenarnya, b yang besarnya tergantung pada densitas matrik, porositas dan densitas
fluida yang mengisi pori-porinya.
6
Gambar 5. Respon log sonic
7
semula (gas, minyak atau air). Meskipun demikian mungkin saja tidak
seluruh kandungan semula terdesak ke dalam zone yang lebih dalam.
b) Transition zone, merupakan zone infiltrasi yang lebih dalam dimana zone
ini didapati oleh campuran dari air filtrat Lumpur dengan kandungan
semula.
c) Uninvaded zone, merupakan zone infiltrasi yang terletak paling jauh dari
lubang bor, serta seluruh pori batuan terisi oleh kandungan semula. Zone
sama sekali tidak dipengaruhi oleh adanya infiltrasi air filtrat Lumpur.
Defleksi negatif ataupun positif terjadi karena adanya perbedaan salinitas antara
lumpur dan kandungan dalam batuan. Dengan menggunakan jenis lumpur pemboran
dari fresh water mud berbagai defleksi SP dapat terbentuk, bentuk itu disebabkan
adanya hubungan antara arus listrik dengan gaya-gaya elektromotif (elektrokimia dan
elektrokinetik) dalam formasi.
8
c) Untuk lapisan permeabel (hidrokarbon), kurva SP log akan berkembang
negatif.
d) Untuk lapisan permeabel (air tawar), kurva SP Log akan berkembang positif
(ke kanan) dari shale base line