PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penilaian Formasi
2
BAB II
DASAR TEORI
Log radioaktif terbagi menjadi tiga yaitu log gamma ray, log density dan
log neutron.
2.2.1 Gamma Ray
Prinsip pengukurannya adalah mendeteksi arus yang ditimbulkan oleh
ionisasi yang terjadi karena adanya interaksi sinar gamma dari formasi
dengan gas ideal yang terdapat didalam kamar ionisasi yang ditempatkan
pada sonde.Besarnya arus yang diberikan sebanding dengan intensitas
sinar gamma yang bersangkutan. Didalam formasi hampir semua batuan
sedimen mempunyai sifat radioaktif yang tinggi, terutama terkonsentrasi
pada mineral clay. Formasi yang bersih (clean formasi) biasanya
mengandung sifat radioaktif yang kecil, kecuali lapisan tersebut
mengandung mineral-mineral tertentu yang bersifat radioaktif atau
lapisan berisi air asin yang mengandung garam-garam potassium yang
terlarutkan (sangat jarang), sehingga harga sinar gamma akan tinggi.
Dengan adanya perbedaan sifat radioaktif dari setiap batuan, maka dapat
digunakan untuk membedakan jenis batuan yang terdapat pada suatu
3
formasi.Selain itu pada formasi shaly sand, sifat radioaktif ini dapat
digunakan untuk mengevaluasi kadar kandungan clay yang dapat
berkaitan dengan penilaian produktif suatu lapisan berdasarkan
intrepretasi data logging. Besarnya volume shale dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
GR log−GRmin
Vshale=
GRmax−GRmin
dimana :
GRlog = hasil pembacaan GR log pada lapisan yang bersangkutan
GRmax = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan shale
GRmin = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan non shale
Secara khusus Gamma Ray Log berguna untuk identifikasi lapisan
permeabel disaat SP Log tidak berfungsi karena formasi yang resistif atau
bila kurva SP kehilangan karakternya (R mf = Rw), atau ketika SP tidak
dapat merekam karena lumpur yang yang digunakan tidak konduktif (oil
base mud). Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1. Selain itu Gamma
Ray Log juga dapat digunakan untuk mendeteksi dan evaluasi terhadap
mineral radioaktif (potassium dan uranium), mendeteksi mineral tidak
radioaktif (batubara), dan dapat juga untuk korelasi antar sumur.
4
Gambar 2.1. Respon Gamma Ray pada Suatu Formasi
(Dewan, T.J.:”Essential of Modern Open-Hole Log Interpretation”, Pennwell
Publishing Company, Tulsa-Oklahoma, USA, 1983)
5
jarak spacing pendek sekitar 10-18 inch dari detektor gamma ray. Pada
operasi logging, neutron meninggalkan sumbernya dengan energi tinggi,
tetapi dengan cepat akan berkurang karena bertumbukan dengan inti-inti
elemen didalam formasi. Semua inti-inti elemen turut serta dalam
pengurangan energi ini, tetapi yang paling dominan adalah atom dengan
massa atom yang sama dengan neutron yaitu hidrogen. Setelah energi
neutron banyak berkurang kemudian neutron tersebut akan menyebar
didalam formasi tanpa kehilangan energi lagi sampai tertangkap dan
terintegrasi dengan inti-inti elemen batuan formasi, seperti klorine dan
silikon. Inti-inti ini akan terangsang untuk memancarkan sinar gamma.
Kemudian detektor sinar gamma akan merekam radiasi sinar gamma
tersebut.Bila kerapatan dialam formasi cukup tinggi, yaitu mengandung
air, minyak dan gas atau didalam lapisan shale maka energi neutron akan
diperlambat pada jarak yang sangat dekat dengan sumber dan akibatnya
hanya sedikit radiasi sinar gamma yang direkam oleh detektor. Hal ini
yang menjadi dasar hubungan antara jumlah sinar gamma per detik dengan
porositas. Hubungan ini menunjukkan apabila jumlah sinar gamma per
detik cukup tinggi maka porositasnya rendah.
Respon log neutron bervariasi deisebabkan oleh :
1. Perbedaan jenis detector dana apa yang dideteksi (gamma ray
dan/atau perbedaan energi neutron)
2. Jarak antara sumber dan detector
3. Litologi (seperti sandstone, limestone, dan dolomite)
Pembacaan nilai dari log neutron akan dipengaruhi oleh fluida pengisi dari
batuan tersebut. Dimana pori yang terisi gas nilai porositas neutronnya
akan kurang dari nilai porositas yang terisi minyak atau air. Hal ini karena
konsentrasi hidrogen gas lebih rendah daripada minyak dan air.
Penurunan porositas neutron yang signifikan oleh gas disebut dengan gas
effect.
6
2.2.3 Log Density
Tujuan utama dari density log adalah menentukan porositas dengan
mengukur density bulk batuan, disamping itu dapat juga digunakan untuk
mendeteksi adanya hidrokarbon atau air, digunakan besama-sama dengan
neutron log, juga menentukan densitas hidrokarbon (ρh) dan membantu
didalam evaluasi lapisan shaly. Prinsip kerja density log adalah dengan
jalan memancarkan sinar gamma dari sumber radiasi sinar gamma yang
diletakkan pada dinding lubang bor. Pada saat sinar gamma menembus
batuan, sinar tersebut akan bertumbukkan dengan elektron pada batuan
tersebut, yang mengakibatkan sinar gamma akan kehilangan sebagian dari
energinya dan yang sebagian lagi akan dipantulkan kembali, yang
kemudian akan ditangkap oleh detektor yang diletakkan diatas sumber
radiasi.Intensitas sinar gamma yang dipantulkan tergantung dari densitas
batuan formasi.
Log densitas dapat digunakan untuk menentukan :
1. Identifikasi evaporate mineral
2. Mendenteksi zona gas-bearing
3. Menentukan nilai densitas hidrokarbon
4. Mengevaluasi reservoir shaly-sand dan litologi yang kompleks
Rumus yang digunakan untuk menghitung niali porositas yaitu :
ma−b
Ø=
ma−fl
Dimana :
Ø = porositas densitas
ma = densitas matrix
b = densitas bulk
fl = densitas fluida
7
Seorang wellsite geologist atau logging unit engineer
menspesifikan nilai denitas matrix dan fluida yang akan digunakan.
Jika densitas matriks (ma) kurang dari densitas densitas matriks yang
akan digunakan untuk menghitung porositas [seperti porositas
sandstone (ma = 2.64 g/cm3) menggunakan nilai densitas matriks
(ma = 2.71 g/cm3)] maka hasil perhitungan akan lebih tinggi dari
yang seharusnya. Jika densitas fluida kurang dari densitas fluida yang
digunakan [ porositas pada formasi saltwater (fl = 1.1 gr/cm3)
menggunakan nilai freshwater (fl = 1 gr/cm3)], maka hasil
perhitungan akan lebih rendah dari yang seharusnya.
Log listrik merupakan suatu plot antara sifat-sifat listrik lapisan yang
ditembus lubang bor dengan kedalaman. Sifat-sifat ini diukur dengan berbagai
variasi konfigurasi elektrode yang diturunkan ke dalam lubang bor. Untuk
batuan yang pori-porinya terisi mineral-mineral air asin atau clay maka akan
menghantarkan listrik dan mempunyai resistivity yang rendah dibandingkan
dengan pori-pori yang terisi minyak, gas maupun air tawar. Oleh karena itu
lumpur pemboran yang banyak mengandung garam akan bersifat konduktif
dan sebaliknya.
1.3.1. Log Spontaneus Potensial ( SP )
8
elektroda tersebut. Bentuk defleksi positif ataupun negatif terjadi karena
adanya perbedaan salinitas antara kandungan dalam batuan dengan
lumpur. Bentuk ini disebabkan oleh karena adanya hubungan antara arus
listrik dengan gaya-gaya elektromagnetik (elektrokimia dan elektrokinetik)
dalam batuan.
Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan
formasi beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas
efektif,salinitas air formasi, dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori
batuan.
Log Resistivitas digunakan untuk :
1. Menentukan zona hydrocarbon-bearing vs water-
bearing
2. Indikasi zona permeable
3. Menentukan porositas
√
Sw= n
a × Rw
Rt × ∅ m
Dimana :
Sw = saturasi air
a = tortuosity factor
m = eksponen sementasi
n = eksponen saturasi
9
Rw = resistivitas formasi air
Ø = porositas
Rt = resistivitas true formasi dari pembacaan deep log
resistivitas
Log ini merupakan jenis log yang digunakan untuk mengukur porositas,
selain density log dan neutron log dengan cara mengukur interval transite
time (Δt), yaitu waktu yang dibutuhkan oleh gelombang suara untuk
merambat didalam batuan formasi sejauh 1 ft. Peralatan sonic log
menggunakan sebuah transmitter (pemancar gelombang suara) dan dua
buah receiver (penerima). Bila pada transmitter dipancarkan gelombang
suara, maka gelombang tersebut akan merambat kedalam batuan formasi
dengan kecepatan tertentu yang akan tergantung pada sifat elastisitas
batuan, kandungan fluida, porositas dan tekanan formasi. Kemudian
gelombang ini akan terpantul kembali menuju lubang bor dan akan
diterima oleh kedua receiver. Selisih waktu penerimaan ini direkam oleh
log dengan satuan microsecond per feet (μsec/ft) yang dapat dikonversikan
dari kecepatan rambat gelombang suara dalan ft/sec. Interval transite time
(Δt) suatu batuan formasi tergantung dari lithology dan porositasnya.
Sehingga bila lithologinya diketahui maka tinggal tergantung pada
porositasnya.
1.5. Log Mekanik
1.5.1. Log Caliper
10
dapat mengembang secara fleksibel. Ujung paling bawah dari pegas
tersebut dihubungkan dengan rod. Posisi rod ini tergantung pada kompresi
dari spring dan ukuran lubang bor. Manfaat caliper log sangat banyak,
yang paling utama adalah untuk menghitung volume lubang bor guna
menentukan volume semen pada operasi cementing, selain itu dapat
berguna untuk pemilihan bagian gauge yang tepat untuk setting packer
(misalnya operasi DST), interpretasi log listrik akan mengalami kesalahan
apabila asumsi ukuran lubang bor sebanding dengan ukuran pahat (bit)
oleh karena itu perlu diketahui ukuran lubang bor dengan sebenarnya,
perhitungan kecepatan lumpur di annulus yang berhubungan dengan
pengangkatan cutting, untuk korelasi lithologi karena caliper log dapat
membedakan lapisan permeabel dengan lapisan consolidated.
11
Evanston and London, First Edition, 1962)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
3.1.1 Tugas 1 Perbedaan LWD dan Wireline Logging
Wireline Logging adalah analisa data log yang dilakukan setelah proses
drilling untuk mengirim informasi dengan perantara kabel surface dan
mengirimkan data berupa Gamma Ray ( GR ) , Resistivity ( RS) , Neutron ,
dan Density
Kekurangan dari LWD tersebut adalah :
1. Sulit digunakan di sumur yang horizontal
2. Informasi yang di dapatkan dari LWD ini bukan data real time atau data
Kelebihan dari LWD tersebut adalah:
1. Melakukan proses logging secara otomatis
2. Kecepatan dari transmisi datanya lebih cepat dari LWD
Logging While Drilling adalah kegiatan logging yang dilakukan
bersamaan dengan proses pengeboran berlangsung.
Kekurangan dari Wireline Logging
1. Kecepatan transmisi data lambat
2. Daya tahan batrai tergantug pada alat yang digunakan pada drill string
Kelebihan dari Wireline Logging
1. Datanya real time pada saat proses pengeboran berlangsung
2. Dapat di gunakan pada sumur yang horizontal
12
3.2 Analisa Data Mud Log
Pada praktikum penilaian formasi praktikan akan membahas tentang data
log dari suatu sumur . Dan dari data log tersebut terdapat beberapa formasi, yaitu
kedalaman 1100 m – 2300 m merupakan formasi Cibulakan pada kedalaman
2300 m – 2650 merupakan formasi Baturaja, pada kedalaman 2660 m – 2800 m
merupakan formasi Talangakar.
3.2.1 Data Mud Log Top Talangakar 2660 - 2800
Pada kedalaman 2660 - 2700 m praktikan mendapatkan hasil
analisa data Rate Of Penetration ( ROP ) yang rendah dan Rate Per
Minute ( RPM ) yang stabil dengan nilai 110 RPM, dari analisa ini dapat
disimpulkan bahwa pada kedalaman ini formasi tidak terlalu keras untuk
di tembus pada saat proses drilling. Pada kedalaman 2660 dengan analisa
didapatkan bahwa terdapat oil show dengan kategori baik, dari data mud
log dapat dilihat bahwa oil show terdapat di lithology berupa sandstone.
Pada kedalaman 2750 sampai dengan 2800 praktikan mendapatkan
analisa adanya indikasi oil show yang bernilai fair (baik) yang terdapat
dikedalaman yang lebih rinci di 2760 sampai dengan 2780. Oil show yang
terdapat di kedalaman ini dilihat dari lithologynya berada pada batuan
sandstone yang bercampur atau adanya sisipan berupa siltstone , shale,
dan coal.
3.3 Perhitungan Vshale, Porositas Density, Porositas , Dan Neutron
Pada praktikum penilaian formasi praktikan akan membahas tentang data
log dari suatu sumur. Dan dari data log tersebut terdapat beberapa formasi yang
kemudian akan diukur Vshale, Porositas Density , Porositas, dan , Neutron.
3.3.1 Perhitungan Vshale
Pada pembahasan ini praktikan akan membahas mengenai
perhitungan dari Vshale. Perhitungan volune shale dapat dilakukan dengan
menggunkan rumus Archie yaitu dengan mengetahui nilai GR max,GR
min dan GR log yang dapat dilihat di log gamma ray dimana rumus yang
digunakan adalah:
13
GR log−GR min
V-Shale =
GR max−GR min
Dimana:
1. GR max = Merupakan nilai maksimum dari gamma ray di zona
yang akan di hitung nilai v shale nya
2. GR min = Merupakan nilai terkecil dari gamma ray di zona yang
akan di hitung nilai v shale nya
3. GR log = Merupakan nilai tengah dari GR max dan GR min
75−56 19
Vshale= = =0 , 48 v /v
95−56 39
¿ 0 , 48 ×100 %
= 48 %
14
Data :
ρmatriks=2 ,71
ρBulk =2 ,2
ρfluid=1
Rumus :
ρmatriks− ρbulk
∅=
ρmatriks−ρfluid
2, 71−2 , 2
¿
2 , 71−1
0 ,51
¿ =0 ,30
1 ,71
= 0,30 x 100%
= 30%
Dari data perhitungan density didapatkan senilai 30 % dari titik cross over
perhitungan , perhitungan ini merupakan evaluasi dari data lampiran
dibelakang yang mengalami kesalahan dalam perhitungan.
15
Rumus :
max +med +min
∅=
3
0 ,30+ 0 ,19+ 0 , 4
¿
3
= 0,29
= 0,29 x 100 %
= 29 %
Dari perhitungan neutron diatas di dapatkan hasil sebesar 29% nilai ini
merupakan evaluasi dari data lampiran yang mengalami kesalahan dalam
perhitungan
Rumus :
ρmatrix− ρbulk
∅=
ρmatrix −ρfluid
16
a
F=
∅m
Sw= √
n
F x Rw
Rt
2 , 73−2 , 5
∅=
2 ,73−1
0 ,23
¿
1 ,73
¿ 0,13
¿ 13 %
1, 0
F= 2
13
¿ 0,0059
Sw= √
2
0,0059 x 90
8
¿ 0,25
So + Sw = 1
So = 1 – Sw
= 1 – 0,25
= 0,75
17
batu gamping.
18
Tabel 3.3….. Saturasi water
Vshale = 57 %
Ø = 12 %
Sw = 21 %
19
Tabel 3.5…. Pressure point
20
Hasil perhitungan yang kami dapatkan berdasarkan dari aplikasi PI
yang kemudian kami bandingkan dengan data Result of Routine Core
Analysis (RCAL), pressurepoint, serta data mud log. Berdasarkan data-
data tersebutlah kami memilih zona pada kedalaman 2303-2325m. Pada
kedalaman 2303-2325m ini terdapat fluida yang mengisi batuan yaitu gas
dan minyak dari data pressurepoint yang kemudian kami bandingkan
dengan data mud log dan RCAL untuk melihat jenis litologi dan
kehadiran oil show pada batuan.
3.4.2 Casing Placement
Penentuan letak conductor casing, surface casing, intermediate
casing, production casing, kami dasarkan dari data mod log yang ada
sehingga kami dapatkan seperti gambar berikut ini
21
Gambar 3.9…. Conductor casing pada mud log
22
Gambar 3.12…. Production casing pada mud log
23
BAB IV
KESIMPULAN
1.6. Kesimpulan
24
DAFTAR PUSTAKA
25