Anda di halaman 1dari 5

BAB III

MEMBACA DATA WELL-LOG

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu membaca header data sumur mentah.
2. Mahasiswa mampu mengolah data sumur untuk dijadikan grafik.
3. Mahasiswa mampu membedakan karakter litologi secara umum berdasarkan data
sumur
B. Dasar Teori
Cadangan minyak dan gas bumi tersimpan jauh di bawah permukaan, sehingga
tidak memungkinkan untuk dilakukan observasi ataupun pengujian secara langsung. Oleh
karena itu, para ahli menggunakan sonde yang diturunkan kedalam sumur bor untuk
melakukan pengukuran di bawah permukaan. Data yang diperoleh tersebut ditampilkan
sebagai plot parameter formasi terhadap kedalaman, yang disebut dengan well-log. Dari
plot ini, interpreter dapat mengidentifikasi litologi, membedakan antara batuan yang
berpori (porous) dan tidak (non porous), serta dengan cepat bisa mengenali zona
hidrokarbon di formasi bawah permukaan. Pengukuran logging digunakan untuk
mengetahui karakteristik reservoir. Kebanyakan alat logging yang didesain untuk evaluasi
formasi batuan, didasarkan pada pengukuran elektrik, nuklir, ataupun akustik.
Electric Logging

Kemampuan suatu batuan dalam menghantarkan arus listrik bergantung pada


konduktifitas air yang terkandung di dalam ruang pori batuan. Ion garam yang terkandung
dalam air pada banyak formasi memiliki sifat yang konduktif terhadap arus listrik. Oleh
karena itu, batuan yang tersaturasi air (water-saturated) memiliki konduktivitas yang
tinggi (resistivitas yang rendah). Hidrokarbon, yang bersifat nonkonduktif, akan membuat
nilai resistivitas pada well-log untuk naik dikarenakan ruang pori di dalam batuan yang
menjadi lebih tersaturasi oleh minyak atau gas.
Minyak dan gas bumi bersifat lebih resistif daripada air asin, yang cukup banyak
mengisi batuan yang dalam di bawah permukaan. Perbedaan tersebut diukur dengan
electric sonde, yang terdiri dari dua tipe. Laterolog, mengukur resistivitas formasi dengan
menciptakan arus listrik yang mengalir dari sebuah elektroda melalui formasi batuan
kemudian diterima oleh elektroda lain. Tipe yang lain, menggunakan kumparan induksi
untuk mengukur konduktivitas, sebagai kebalikan dari resistivitas. Sebuah kumparan
menginduksi loop arus di dalam formasi batuan yang diukur oleh kumparan penerima yang
terpasang di alat.
Alat resistivitas mengukur di formasi pada kedalaman investigasi yang berbeda
sehingga menghasilkan log yang menyajikan kurva bacaan untuk yang dangkal (shallow),
medium, dan dalam (deep). Kurva shallow, menunjukkan hasil pengukuran pada radius
investigasi paling kecil, menunjukkan resistivitas flushed zone (zona terdekat lubang bor Commented [SF1]: Add information about types of zones
dimana air formasi tercampur dengan lumpur pemboran). Kurva medium mengindikasikan (definition).
resistivitas dari invaded zone (zona yang terinvasilumpur pemboran). Kurva yang paling
dalam (deep), menunjukkan resistivitas dari zona yang tidak terkontaminasi, yang
dianggap sebagai resistivitas sebenarnya true resistivity, meski bahkan kurva bacaan
yang paling dalam pun bisa dipengaruhi oleh kehadiran rembesan lumpur (mud filtrate).
Dengan mengevaluasi separasi antar kurva ini, seorang ahli geologi dapat memperkirakan
diameter invasi rembesan lumpur untuk bisa menentukan zona mana yang lebih permeable
dari yang lain.
Log SP biasanya disajikan bersama dengan log resistivitas, dan merupakan
pengukuran beda tegangan (voltage) antara elektroda yang bergerak di dalam lubang bor
dengan sebuah elektroda tetap di permukaan. Potensi listrik ini terutama merupakan akibat
dari pertukaran antar fluida yang memiliki salinitas berbeda fluida dari lumpur pemboran
dan formasi. Selama pengeboran, batuan yang permeabel di dalam lubang bor menjadi
terinvasi oleh rembesan lumpur pemboran. Apabila rembesan tersebut memiliki salinitas
yang lebih rendah daripada fluida formasi, ion klorin yang bermuatan negatif dari air
formasi akan menyebabkan kurva SP membuat defleksi ke kiri dari formasi batuserpih
(shale) yang bersifat impermeable. Formasi permeabel yang tersisi air yang lebih tawar
deripada rembesan akan menyebabkan kurva memiliki defleksi ke kanan. Dengan kata lain,
kurrva SP bisa memberi petunjuk kepada ahli geologi, formasi mana yang permeable.
Sebuah formasi yang permeabel dengan resistivitas yang tinggi memiliki kemungkinan
yang lebih besar untuk mengandung hidrokarbon.
Radiasi
Batupasir, kuarsa dan karbonat, batuan yang paling umum ditemukan sebagai
reservoir hidrokarbon, memiliki radioaktivitas intrinsik yang sangat sedikit atau bahkan
tidak ada. Sebaliknya batuserpih dan batulempung, yang biasanya berperan sebagai batuan
penutup di atas reservoir, mengandung komponen radioaktif yang muncul secara alamiah
utamanya adalah potassium, uranium dan thorium. Oleh karena itu, batuserpih dan
batulempung lebih bersifat radioaktif daripada batupasir dan karbonat. Analis log mencari
formasi dengan latar radiasi yang rendah karena dianggap memiliki potensi mengandung
hidrokarbon yang moveable (mudah untuk bergerak). Sonde gamma ray digunakan untuk
mendeteksi radiasi ini dan membedakan lapisan geologi.
Pengukuran densitas bulk diperoleh dari densitas elektron di sebuah formasi, yang
dilakukan dengan alat logging yang memancarkan sinar gamma ke formasi tersebut. Sinar
gamma akan bertumbukan dengan elektron di dalam formasi, melepaskan energi dan
menyebar dalam sebuah proses yang disebut Compton Scattering. Banyaknya tumbukan
tersebut secara langsung berhubungan dengan banyaknya elektron di dalam formasi.
Alat neutron logging memancarkan neutron menggunakan sumber kimiawi atau
sebuah generator neutron elektronik. Saat neutron ini bertumbukan dengan atom hidrogen
di dalam sebuah formasi, mereka kehilangan energi maksimal, melambat dan akhirnya
mencapai kondisi energi yang sangat rendah kondisi thermal. Kecepatan neutron
mencapai kondisi thermal sebanding dengan konsentrasi atau indeks hidrogen hydrogen
index (HI). HI merupakan rasio konsentrasi arom hidrogen per cm pada suatu material
terhadap air murni pada suhu 75F, sehingga air murni memiliki HI 1.0. Kandungan
hirdrogen pada kebanyakan butiran batuan murni (kuarsam kalsit, dll) adalah nol, sehingga
kekuatan melambat (slow-down) mereka lemah, dan menjadikan neutron log sebagai
ukuran porositas. Bagaimanapun, karakteristik fluida dan tipe batuan harus diperhitungan
saat kita ingin mengestimasi porositas pada kondisi yang tidak ideal.
Pada kondisi adanya gas, plot hasil pengukuran sinar gamma dan neutro log
terpisah cukup jauh sehingga dikenali sebagai indikator gas.

Acoustic Logging
Kecepatan suara dalam merambat melalui batuan bergantung pada porositas dan
komposisi mineralnya. Alat sonic logging mengirimkan pulsa kedalam formasi batuan dan
sebuah penerima di bagian lain alat mendeteksi pulsa tersebut. Jarak tempuh dari pulsa
tersebut diketahui, sehingga waktu tempuh yang diperoleh menunjukkan kecepatan
penjalaran gelombang yang proporsional terhadap porositas.
Kecepatan suara di dalam formasi bergantung kepada banyak hal, seperti jenis
mineral penyusun batuan, porositas dan fluida, temperatur dan tekanan serta tekstur butiran.
Formasi yang padat, yang dihasilkan oleh kompaksi di kedalaman biasanya menghasilkan
waktu tempuh yang lebih cepat sedangkan porositas yang terisi fluida menghasilkan waktu
penjalaran yang lebih lambat. Pada umumnya, saat porositas makin tinggi maka
kecepatannya menurun, dan untuk batuan dengan porositas serta matriks yang sama, saat
air diganti dengan minyak atau minyak diganti dengan gas, kecepatannya juga menurun.
Kecepatan suara di dalam air bergantung pada salinitas, dimana makin tinggi salinitas
makan makin tinggi kecepatannya. Efek pengaruh jenis mineral penyusun batuan
ditentukan oleh densitas dan parameter elastisitas mineral tersebut. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa sonic log bisa digunakan sebagai indikator litologi dan porositas.

Caliper Measurement

Pengukuran diameter lubang bor dilakukan dengan menggunakan dua lengan


(arms), yang diletakan secara dimeteis di setiap sisi alat logging.

Ada bebrapa faktor geologi yang mempengaruhi diameter lubang, utamanya adalah
litologi (beberapa batuan dapat larut dalam lumpur, hancur dan runtuh, memadat) serta
tekstur dan struktur batuan (porositas dan permeabilitas, yang menentukan keberadaan mud
cake dan berapa ketebalannya, yang membuat diameter lubang berkurang).

C. Alat dan Bahan


1. Satu buah piranti komputer/laptop yang dilengkapi dengan program Ms. Excel dan
Notepad
2. Satu set data sumur
D. Petunjuk dan Langkah Kerja
1. Download file data sumur dengan ekstensi .las di
www.kgs.ku.edu/PRS/Scans/Log_Summary/index.html
2. Buka file tersebut menggunakan Notepad, catat informasi apa saja yang bisa Anda
peroleh dan pahami.
3. Buka file dari Microsoft Excel, buatlah grafik berikut:
a. Gamma ray terhadap kedalaman
b.Resistivity deep, medium, dan shallow terhadap kedalaman
c. Spontaneous potential (SP) terhadap kedalaman
d.Kecepatan penjalaran gelombang terhadap kedalaman
e. Caliper terhadap kedalaman
4. Apa yang bisa Anda interpretasi dari grafik-grafik tersebut?.
CRAINS RULES FOR VISUAL ANALYSIS OF WELL LOGS

Lets start with just 3 curves - the gamma ray (GR), resistivity, and a porosity indicating log (a
sonic in this example). The GR is at the far left and the sonic is the left edge of the red shading.
The resistivity and sonic have been overlaid to make it easier to see the shape of the two curves
relative to each other.

Basic Rule "A": When GR (or SP) deflect to the left the zone is clean and might be a reservoir
quality rock. When GR deflects to the right, the zone is usually shale (not a reservoir quality rock).
There are exceptions to this rule, of course..

Basic Rule "B": Porosity logs are scaled to show higher porosity to the left and lower porosity to
the right. Clean and porous is good, so compare the GR to the porosity log and mark
clean+porous zones.

Basic Rule "C": Resistivity logs are scaled to show higher resistivity toward the right. Higher
resistivities mean hydrocarbons or low porosity. Low resistivity means shale or water zones. So
clean+porous+high resistivity are good. There are exceptions to this rule too.

The exceptions are what makes the job interesting. There are low resistivity pay zones,
radioactive (high GR) pay zones, gas shales, oil shales, coal bed methane, and low porosity zones
that produce for years. Some of these are shown in the illustration. See if you can figure out the
logic behind each of the interpretations shown here before you move on to the more formal rules.

302000

Anda mungkin juga menyukai