Anda di halaman 1dari 9

REVIEW PENGUKURAN LISTRIK DC VIA

ARDUINO
Rizqy Amaliyatunnisa#1, Prisma Megantoro*2, M. Rifqi Al fauzan*3
#

Metrologi dan Instrumentasi Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Jln. Sekip Unit 1 Catur Tunggal
Yogyakarta 55281 INDONESIA
1
rizqyamaliyatunnisa@gmail.com,2prisma.megantoro@giz.de,3alfauzan.rifqi@ugm.ac.id

Listrik DC adalah listrik yang arah dan besarnya tidak berubah-ubah(konstan). WCS 1800 merupakan sensor
arus yang dapat digunakan untuk mendeteksi arus AC maupun DC. Pada sensor arus ini memiliki rentang arus -35 A
sampai dengan +35 A dengan keluaran 5 V. Sensor arus ACS 712 terdiri dari rangkaian efek hall yang linier, lowofset,dan presisi. Pada sensor arus ini memiliki rentang arus -20A sampai dengan +20A. Sensor efek hall berfungsi
untuk mendeteksi keberadaan medan magnet. Medan magnet yang akan diterima sensor tersebut menghasilkan sebuah
tegangan. Potensiometer adalah salah satu jenis resistor dan nilai resistansinya dapat diatur sesuai apa yang kita
inginkan. Arduino Uno merupakan komponen mikrokontroler berdasarkan ATmega328 ( datasheet ). Arduino Uno
memiliki 14 pin untuk input maupun outputnya.
Tujuan dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat memahami cara kerja pengukuran arus dan tegangan DC
dengan menggunakan mikrokontroler Arduino. Pada praktikum ini praktikan tidak melakukan pengukuran Karena
alat yang digunakan praktikum bermasalah sehingga praktikan hanya mereview laporan praktikum yang dilakukan
Furia Ega dan Wahyu Nanda. Kesimpulan pada review laporan praktikum ini yaitu Pengukuran arus menggunakan
sensor arus WCS 1800 lebih baik daripada pengukuran arus menggunakan sensor ACS712 karena hasil setiap
pengukurannya konstan.Banyaknya LED yang digunakan mempengaruhi besarnya arus yang terbaca pada
Arduino.Hasil pengukuran tegangan lebih baik dilakukan oleh praktikum Furia Ega daripada pengukuran yang
dilakukan Wahyu Nanda Karena nilai yang dihasilkan sama dengan tegangan masukan pada power supply.Dari hasil
praktikum keduanya dapat dilihat bahwa hasil pembacaan arus dan tegangan pada Arduino jika dibandingkan dengan
nilai standar maka akan berbeda nilainya. Ini menunjukan bahwa pengukuran tersebut tidak akura.
Keywords Listrik DC, Sensor Arus, Efek Hall,Potensiometer, dan Arduino Uno
A. Pendahuluan
B. Literatur
Dewasa ini listrik sangat digunakan utuk
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Cahyorini
kelangsungan hidup manusia. Listrik terdiri dari Listrik
Wulandari dan Wildan pada tahun 2014 dengan judul
AC dan listrik DC. Pada umumnya , manusia hanya
Rancang Bangun Ammeter DC Tipe Non-Destructive
mengetahui tentang listrik AC sedangkan Listrik DC
Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 Dengan Sensor
manusia kurang mengetahuinya. Padahal listrik DC
Efek Hall ACS712. Penelitian ini bertujuan untuk
digunakan sebagai sumber tenaga untuk elekrtronik
membuat alat ukur ammeter tipe non-destructive
portable seperti handphone, laptop, starter motor dc,
berbasis mikrokontroler ATmega8535 dengan sensor
dan lain-lain. Listrik DC adalah listrik yang arah dan
efek Hall ACS712 yang digunakan untuk mengukur
besarnya tidak berubah-ubah(konstan). Keberadaan
arus listrik yang mengalir dalam jalur konduktor pada
listrik DC sering dimanfaatkan oleh sebagian manusia.
PCB, tanpa memutuskan jalur yang akan dilalui arus
Sumber listrik DC yang telah dibuat dan dimanfaatkan
tersebut. Alat dan bahan yang digunakan antara lain
manusia antara lain : Accu (aki) dan segala jenis baterai,
sensor ACS712, mikrokontroler ATmega8535, dioda,
generator DC pada kendaraan mobil, solar-cell,
trafo, kapasitor, resistor, transistor yang digunakan dan
generator listrik tenaga angin sistem DC, dan AC/DC
LCD. Sensitivitas yang dimiliki sensor tersebut sebesar
adaptor. Sumber arus searah selain dari aki dan lain0,175 volt/ampere dan tegangan offset 2,482 V.
lain bisa didapatkan melalui arus bolak-balik yang
Penelitian ini menyimpulkan bahwa sensor efek Hall
dirubah menjadi arus searah dengan menggunakan
ACS712 lebih cocok digunakan untuk pengukuran arus
rangkauan penyerah (reactifier). Pada listrik DC
tipe destructive, meskipun sensor ini dapat juga
terdapat arus (ampere) dan tegangan (volt).
digunakan untuk pengukuran arus tipe non-destructive.
Pengukuran listrik DC sangat penting, karena kita
Penelitian yang dilakukan oleh Kristanto
dapat mengetahui seberapa besar tegangan dan arus
Rahadiyan dengan judul Sistem Pemantauan Arus dan
yang kita gunakan. Pada praktikum ini praktikan
Tegangan Listrik Berbasis Arduino dengan Penampil
melakukan pengukuran listrik DC via Arduino.
Web Browser. Penelitian ini bertujuan mempelajari

prinsip kerja dari sistem pemantauan arus dan tegangan


berbasis LAN( Local Area Network). Pada penelitian
ini menggunakan sensor arus FCS 521 sedangkan pada
praktikum, praktikan menggunakan sensor arus WCS
1800 dan sensor arus ACS712. Pada penelitian
Kristanto Rahadiyan untuk menampilkan arus dan
tegangannya menggunakan penampil web browser
sedangkan praktikan hanya menggunakan tampilan
pada LCD. Penelitian Kristanto Rahardiyan
menyimpulkan bahwa pembacaan tegangan dan arus ac
pada tegangan dan arus lemah terbaca kurang benar
sedangkan pada tegangan dan arus kuat sensor akan
membaca dengan tepat.
C. Dasar Teori
WCS 1800 merupakan sensor arus yang dapat
digunakan untuk mendeteksi arus AC maupun DC.
Pada sensor arus ini memiliki rentang arus -35 A
sampai dengan +35 A dengan keluaran 5 V. Lubang
lapisan silicon yang terdapat pada sensor arus WCS
1800 digunakan untuk mengalirkan arus yang akan
menghasilkan medan listrik. Pada WCS 1800 prinsip
kerjanya menggunakan sensor efek hall. Sensor efek
hall berfungsi untuk mendeteksi keberadaan medan
magnet. Medan magnet yang akan diterima sensor
tersebut menghasilkan sebuah tegangan. Tengangan
akan mengalami perbedaan jika dipengaruhi oleh
lubang lapisan silicon tersebut. Medan magnet juga
mempengaruhi arus, jika di lubang lapisan silicon
tersebut terdapat pembelokan arus yang besar maka hal
ini akan mengakibatkan medan magnetnya juga besar.

Gambar.3.2 Sensor Arus ACS 712


Keluaran sensor 2.5 V jika arus yang terdeteksi tidak
ada,. Jika arus mengalir dari IP+ ke IP- maka keluaran
sensor tersebut >2.5 V dan jika arus yang mengalir
kebalikannya maka sensor arus tersebut nilai keluarnya
<2.5V.
Potensiometer adalah salah satu jenis resistor dan
nilai resistansinya dapat diatur sesuai apa yang kita
inginkan. Potensiometer memiliki 3 kaki terminal.
Jenis potensiometer ada 3 yaitu potensiometer slider,
potensiometer rotary dan potensiometer trimmer. Pada
praktikum ini menggunakan potensiometer rotary.
Potensiometer rotary adalah potensiometer yang nilai
resistansinya dapat diatur dengan cara memutar
wipernya. Fungsi dari potensiometer yaitu sebagai
pengatur volume pada peralatan audio, pengatur
tegangan pada rangkaian power supply, pembagi
tegangan, pengendali level sinyal,dan lain-lain.

Gambar.3.3 Potensiometer Rotary


Gambar 3.1 Sensor Arus WCS 1800
Sensor arus ACS 712 merupakan sensor arus yang
dapat mengukur arus AC dan DC. Sensor arus ACS 712
lebih ekonomis dari pada sensor WCS 1800. Sensor
arus ACS 712 terdiri dari rangkaian efek hall yang
linier, low-ofset,dan presisi. Pada sensor arus ini
memiliki rentang arus -20A sampai dengan +20A. Pada
sensor ini terdapat kabel tembaga. Cara kerja sensor ini
yaitu arus yang terbaca akan mengalir melalui kabel
tembaga yang didalam kabel tersebut menghasilkan
medan listrik yang akan ditangkap oleh IC dan diubah
menjadi tegangan yang proporsional.

Arduino
Uno
merupakan
komponen
mikrokontroler berdasarkan ATmega328 ( datasheet ).
Melalui USB , Arduino dapat terhubung ke komputer.
Pada Arduino terdapat lampu LED, lampu LED akan
menyala jika mendapat suplai daya dari USB sebesar 5
volt DC ke papan Arduino, ini menunjukan bahwa
Arduino siap bekerja. Arduino Uno memiliki 14 pin
untuk input maupun outputnya. Pada praktikum ini
dengan pemograman pada Arduino arus, tegangan, dan
daya dapat ditampilkan pada LCD

Gambar.3.4 Arduino Uno


D. Langkah Kerja
Pelaksanaan praktikum pada hari Kamis, 3
November 2016 di laboratorium SV 118 dibentuk
menjadi 4 kelompok. Dari 4 kelompok tersebut yang
membedakan adalah sensor arus yang digunakan untuk
praktikum tersebut. Pada kali ini Karena alat yang
digunakan dalam kondisi kurang baik akhirnya
praktikan tidak dapat mengambil data sehingga
prakttikan hanya mereview paper dari kelompok lain.
Pada praktikum ini alat dan bahan yang digunakan
yaitu beban DC,tester LED,clampmeter, sensor arus,
DC power supply program, DC power supply analog,
Arduino training kit,kabel-kabel jumper dan konektor,
dan resistor. Kemudian alat dan bahan tersebut
dirangkai sesuai dengan skema, dengan langkah
percobaan sebagai berikut :
1. Buatlah firm ware dengan menggunakan IDE Arduino
pada komputer :
a. Menulis firm ware yang disajikan pada
lampiran
b. Menekan tombol VERIFY pada software
IDE, menunggu sampai proses selesai.
c. Menyambungkan kabel data untuk
mengkoneksikan Arduino dan komputer.
d. Melihat device manager, memastiakan
Arduino terbaca oleh USB komputer, dan
memastikan COM terkoneksi.
e. Pada IDE, melihat pada menu
TOOL>>SERIAL PORT memastikan
bahwa COM Arduino yang dimaksud sudah
tercentang.
f. Menekan tombol UPLOAD pada software
IDE, dan menunggu sampai proses selesai.
g. Memastikan firm ware sudah sukses terupload ke chip Arduino.
2. Merangkai alat dan bahan seperti pada skema dibawah
ini :

Gambar 4.1 Skema Pengukuran Listrik DC Via


Arduino
3. Melihat data yang diunggah ke komputer via
komunikasi
serial,
dengan
menekan
menu
TOOL>>SERIAL MONITOR
4. Membuat rangkaian pembagi tegangan yang
menurunkan tegangan 30V menjadi 5V
5. Melakukan kalibrasi arus
6. Memasang tester LED pada tegangan 12 V di power
supply
7. Melakukan uji akurasi dengan :
a. Menyalakan satu LED pada tester LED
b. Mencatat hasil pengukuran di Excel, Serial
Monitor (Arduino) dan alat standar/
pembacaan di PSU
E. Hasil
Pada praktikum yang telah dilakukan oleh
Furia Ega dengan judul Pengukuran Listrik DC Via
Arduino sensor arus yang digunakan yaitu ACS 712
sedangkan sensor arus yang digunakan Wahyu Nanda
dengan judul yang sama yaitu WCS 1800. Hal ini
tentunya akan mempengaruhi hasilnya. Pada
praktikum ini menghitung arus dengan presisi LED.
Pada praktikum yang telah dilakukan Furia Ega
menggunakan 2 LED dengan kelipatan dua hingga 10
LED sedangkan Wahyu Nanda mengunakan 5 LED.
Praktikum ini juga menghitung tegangan, Furia Ega
menggunakan tegangan masukan 4V,8V,12V,dan 16 V
sedangkan Wahyu Nanda menggunakan tegangan
masukan 4V,8V,dan 12 V. Berikut ini hasil yang
didapatkan pada praktikum yang dilakukan Furia Ega :

Pengukuran Arus dengan Presisi LED

Presisi 8 LED

Presisi 2 LED
I

Pengukuran
ke-

(ARD)

I (STD)

0,53

0,175

0,49

0,176

0,49

0,177

0,53

0,183

0,53

0,18

Rata-rata

0,514

0,1782

SD

0,021

0,0032

Pengukuran
ke-

(ARD)

(STD)

0,69

0,547

0,69

0,55

0,69

0,553

0,69

0,555

0,65

0,554

Rata-rata

0,682

0,5518

SD

0,017

0,0032

Tabel.5.4 Hasil Data Presisi 8 LED Pengukuran Arus

Tabel.5.1 Hasil Data Presisi 2 LED Pengukuran Arus


Presisi 10 LED
Presisi 4LED
Pengukuran
ke-

(ARD)

(STD)

0,57

0,315

0,57

0,322

0,57

0,328

0,57

0,329

0,57

0,326

Rata-rata

0,57

0,324

SD

0,0057

Tabel.5.2 Hasil Data Presisi 4 LED Pengukuran Arus


Presisi 6 LED
Pengukuran
ke-

(ARD)

(STD)

0,65

0,441

0,65

0,444

0,61

0,448

0,61

0,452

0,61

0,448

Rata-rata

0,626

0,4466

SD

0,021

0,0042

Tabel.5.3 Hasil Data Presisi 6 LED Pengukuran Arus

Pengukuran
ke-

(ARD)

(STD)

0,73

0,631

0,73

0,632

0,73

0,636

0,73

0,638

0,73

0,638

Rata-rata

0,73

0,635

SD

0,0033

Tabel.5.5 Hasil Data Presisi 10 LED Pengukuran Arus


Pada pengukuran arus melalui presisi LED
dengan sensor ACS712 memiliki hubungan seperti
yang ditunjukan pada grafik 5.1 .
Grafik Hubungan Pengukuran Ke- dengan
Arus Arduino (Ampere)
0.8

Arus (Ampere)

1.

0.6
0.4
0.2
0
1

Pengukuran ke2 LED


8 LED

4 LED
10 LED

6 LED

Grafik.5.1 Hubungan Pengukuran Ke- dengan Arus


Arduino

Pengukuran Tegangan

Presisi 16 Volt

Presisi 4 Volt

Pengukuran
ke-

(ARD)

(STD)

Pengukuran
ke-

16,38

15,93

(ARD)

(STD)

16,32

15,88

4,1

3,98

16,35

15,9

4,04

3,93

16,35

15,9

4,1

3,99

16,35

15,9

4,07

3,97

Rata-rata

16,35

15,902

4,13

3,93

SD

0,021

0,017

Rata-rata

4,088

3,96

SD

0,03

0,02

Tabel.5.9 Hasil Data Pengukuran Tegangan 16 Volt


Pada pengukuran Tegangan dengan sensor
ACS712 memiliki hubungan seperti yang ditunjukan
pada grafik 5.2

Tabel.5.6 Hasil Data Pengukuran Tegangan 4 Volt


Presisi 8 Volt
Pengukuran
ke-

(ARD)

(STD)

8,14

7,94

8,17

7,98

8,14

7,93

8,2

8,2

Rata-Rata

8,17

7,97

SD

0,03

0,03

Grafik Hubungan Pengukuran Kedengan Tegangan pada Arduino

Tegangan (Volt)

2.

20
15
10
5
0
1

Pengukuran ke4 Volt

Tabel.5.7 Hasil Data Pengukuran Tegangan 8 Volt

8 Volt

12 Volt

16 Volt

Grafik 5.2 Hubungan Pengukuran ke dengan


Tegangan Arduino

Presisi 12 Volt
Pengukuran
ke-

(ARD)

(STD)

12,25

11,93

12,25

11,94

12,22

11,91

12,22

11,9

NO

12,25

11,94

0,094

0,16

Rata-rata

12,238

11,924

0,087

0,2

SD

0,016

0,018

0,098

0,2

0,097

0,2

0,1

0,2

0,101

0,2

0,102

0,2

Tabel.5.8 Hasil Data Pengukuran Tegangan 12 Volt

1.
a.

Berikut ini hasil yang didapatkan pada


praktikum yang dilakukan Wahyu Nanda :
Pengukuran Arus dengan Presisi LED
Lampu LED 1
LED 1
STD

ARD

0,101

0,2

0,103

0,2

NO

10

0,103

0,2

0,291

0,31

rata-rata

0,0986

0,196

0,297

0,31

0,001

0,304

0,31

0,29

0,31

0,303

0,31

0,301

0,31

0,298

0,31

0,31

0,31

0,3

0,31

10

0,3

0,31

rata-rata

0,2994

0,31

b.

Tabel .5.10 Hasil Data Presisi LED 1 Pengukuran


Arus
Lampu LED 2
LED 2
NO
1

STD
0,17

ARD
0,2

0,17

0,23

0,178

0,23

0,172

0,23

0,179

0,23

0,176

0,23

0,183

0,23

0,179

0,23

0,178

0,23

10

0,181

0,23

rata-rata

0,1766

0,227

0,009

Tabel .5.11 Hasil Data Presisi LED 2 Pengukuran


Arus
NO

LED 3

LED 4
STD

ARD

Tabel .5.13 Hasil Data Presisi LED 4 Pengukuran


Arus
LED 5

NO
STD

ARD

0,343

0,35

0,345

0,35

0,354

0,35

0,347

0,35

0,346

0,35

0,352

0,35

STD

ARD

0,355

0,35

0,236

0,27

0,362

0,35

0,24

0,27

0,351

0,35

0,247

0,27

10

0,32

0,35

0,233

0,27

rata-rata

0,3475

0,35

0,241

0,27

0,24

0,27

0,241

0,27

0,245

0,27

0,242

0,27

10

0,249

0,27

rata-rata

0,2414

0,27

Tabel .5.12 Hasil Data Presisi LED 3 Pengukuran


Arus

Tabel .5.14 Hasil Data Presisi LED 5 Pengukuran


Arus
Pada pengukuran arus melalui presisi LED
dengan sensor WCS 1800 memiliki hubungan seperti
yang ditunjukan pada grafik 5.3

6,77

7,95

10

6,8

7,95

rata-rata

6,769

7,946

Grafik Hubungan Pengukuran Ke- dengan


Arus Arduino

Arus (Ampere)

0.4

x
0,03
0,005
Tabel.5.16 Hasil Data Pengukuran Tegangan 8 Volt

0.3
0.2
0.1

TEGANGAN 12V
NO

ARD

STD

10,23

11,94

10,23

11,95

10,23

11,95

10,23

11,94

10,23

11,94

10,23

11,94

10,23

11,94

10,23

11,94

10,21

11,95

10

10,21

11,94

rata-rata

10,226

11,943

0
1

LED 1
LED 4

Pengukuran KeLED 2
LED 5

10

LED 3

Grafik.5.3 Hubungan Pengukuran Ke- dengan Arus


Arduino
Pengukuran Tegangan
TEGANGAN 4V
NO

ARD

STD

3,37

3,97

3,37

3,97

3,37

3,97

3,37

3,97

3,37

3,97

3,37

3,97

3,37

3,97

3,37

3,97

x
0,008
0,005
Tabel.5.17 Hasil Data Pengukuran Tegangan 12 Volt
Pada pengukuran Tegangan dengan sensor
WCS 1800 memiliki hubungan seperti yang
ditunjukan pada grafik 5.4

3,37

3,97

12

10

3,37

3,97

10

rata-rata

3,37

3,97

Tabel.5.15 Hasil Data Pengukuran Tegangan 4 Volt

NO

TEGANGAN 8V
ARD

STD

6,74

7,95

6,77

7,94

6,8

7,94

6,7

7,94

6,8

7,95

6,77

7,94

6,77

7,95

6,77

7,95

Tagangan (Volt)

2.

Grafik Hubungan Pengukuran Kedengan Tegangan Arduino

8
6
4
2
0
1

10

Pengukuran Ke4 Volt

8 Volt

12 Volt

Grafik.5.4 Hubungan Pengukuran Ke- dengan


Tegangan Arduino
Dari hasil kedua data tersebut dapat dilihat
bahwa pengukuran arus presisi LED oleh Furia Ega
dapat dianalisa bahwa semakin banyak lampu yang
digunakan maka semakin banyak pula arus Arduino
yang terbaca. Arus Arduino yang terbaca pada setiap
banyaknya LED cenderung konstan hanya saja pada
pengukuran 2 LED dan 6 LED arus yang terbaca

berubah sedikit kemudian arus kembali konstan. Pada


pengukuran yang dilakukan juga didapat nilai arus
arduino dan standard memiliki selisih yang cukup besar.
Hal ini dikarenakan Furia Ega menggunakan metode
analitis.
Sedangkan pengukuran arus Arduino yang
dilakukan oleh Wahyu Nanda didapatkan bahwa arus
Arduino yang terbaca semakin besar dari LED 1
sampai dengan LED 5. Pada pengukuran Wahyu
Nanda arus yang terbaca sangat konstan hal ini
menunjukan bahwa sensor arus yang digunakan sangat
baik. Namun sama halnya dengan pengukuran yang
dilakukan oleh Furia Ega, pengukuran yang dilakukan
oleh Wahyu Nandapun memiliki selisih yang cukup
besar antara arus uji dan standard.
Hasil pengukuran tegangan arduino yang
dilakukan Furia Ega dapat dilihat bahwa pada tegangan
masukan power supply 4 Volt nilai tegangan Arduino
yang terbaca rata-ratanya yaitu 4,1 Volt. Tegangan
masukan 8 Volt nilai tegangan rata-ratanya 8,2 Volt.
Tegangan masukan 12 Volt nilai tegangan rata-ratanya
12,2 Volt dan tegangan masukan 16 Volt nilai rataratanya 16,35 Volt. Sedangkan pada hasil pengukuran
tegangan Arduino yang dilakukan Wahyu Nanda
nilainya selalu tidak sesuai dengan tegangan masukan
paada power supply. Tegangan masukan 4 Volt nilai
rata-rata tegangan Arduinonya 3,37 Volt, tegangan
masukan 8 Volt nilai tegangan yang terbaca rataratanya 6,8 Volt dan pada tegangan masukan 12 Volt
nilai tegangan yang terbaca rata-ratanya 10,2 Volt. Hal
ini berarti pengukuran tegangan yang dilakukan Furia
Ega sangat baik karena nilai tegangan pada Arduino
nilainya sama dengan tegangan masukan pada power
supply (tidak berbeda jauh).
Kelemahan pada praktikum yang dilakukan
Furia Ega yaitu pada setiap pengambilan data hanya
dilakukan sebanyak 5 kali padahal semakin banyak
pengambilan data maka pengukuran tersebut baik.
Kelemahan yang kedua yaitu saat mengukur arus
Arduino pada pengambilan data 2 LED dan 6 LED
berubah-ubah. Sedangkan kelemahan praktikum
Wahyu Nanda saat pengukuran tegangan DC hasilnya
tidak sesuai dengan tegangan masukan power supply.
Kelemahan keduanya yaitu tidak adanya grafik yang
menunjukan perbedaan arus dan tegangan setiap
pengambilan data dan nilai arus dan tegangan yang
terbaca pada Arduino sangat berbeda dengan nilai pada
standar .
F. Kesimpulan
1. Pengukuran arus menggunakan sensor arus
WCS 1800 lebih baik daripada pengukuran arus
menggunakan sensor ACS712 karena hasil
setiap pengukurannya konstan.

2.

3.

4.

5.

Banyaknya
LED
yang
digunakan
mempengaruhi besarnya arus yang terbaca pada
Arduino.
Hasil pengukuran tegangan lebih baik
dilakukan oleh praktikum Furia Ega daripada
pengukuran yang dilakukan Wahyu Nanda
Karena nilai yang dihasilkan sama dengan
tegangan masukan pada power supply.
Dari hasil praktikum keduanya dapat dilihat
bahwa hasil pembacaan arus dan tegangan pada
Arduino jika dibandingkan dengan nilai standar
maka akan berbeda nilainya. Ini menunjukan
bahwa pengukuran tersebut tidak akurat.
Saran untuk kedua hasil praktikum ini yaitu
pada laporan hasil praktikum seharusnya
disertai dengan grafik untuk menunjukan
perbedaan setiap pengukuran sehingga
pembaca tidak kesusahan dalam membaca hasil
data tersebut.

G. Referensi
1. WCS 1800
http://www.winson.com.tw/Data%20Sheet/
WCS1800.pdf
Diakses pada 4 November 2016 pukul 13.30
WIB
2.

DI-Smart ACS712-20A (Electric-Current


Sensor 20A)
https://depokinstruments.com/2012/04/12/disamart-acs712-electric-current-sensor/
Diakses pada 6 November 2016 pukul 13.21
WIB

3.

4.

5.

6.

7.

Dwi Herman,S.2007.Elektronika: Teori dan


Penerapannya.Jember: Penerbit Cerdas Ulet
Kreaktif.
Arduino Uno
https://www.arduino.cc/en/Main/Products
Diakses pada 4 November 2016 pukul 15.00
WIB
Cahyorini,Dwi,W.2014.Rancamgan Bangun
Ammeter DC Tipe-Non-Destructive Berbasis
Mikrokontroler ATMega8535 dengan Sensor
Efek Hall ACS712.Universitas Andalas,
Sumatera Barat,Indonesia.
Rahardian,Kristanto.2014.Sistem
Pemantauan Arus dan Tegangan Listrik
Berbasis Arduino Dengan Penampil Web
Browser.
Universitas
Gadjah
Mada,
Yogyakarta, Indonesia.
Ega,Tyas.2016.Pengukuran Listrik DC Via
Arduino.
Universitas
Gadjah
Mada,
Yogyakarta,Indonesia.

8.

Nanda,Wahyu.2016.Pengukuran Listrik DC
Via Arduino. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai