Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI FITO KIMIA KANDUNGAN METABOLIK SEKUNDER


(FLANFONOID, FENOLIK, SAPONIN, KUINON, DAN ALKALOID)
TANAMAN OBAT

Nama : BAYU DEFITRA


NPM : 153610529
Kelas : 1B
Asisten : HERFI VEBRIAN S.Pd

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
T.A 2015/2016
UJI FITO KIMIA KANDUNGAN METABOLIK SEKUNDER

(FLANFONOID, FENOLIK, SAPONIN, KUINON, DAN ALKALOID)

TANAMAN OBAT

I. Tujuan :
a. Untuk mengenalkan teknik uji fitokimia untuk golongan senyawa
flavonoid , fenolik, saponin dan alkoloid
b. Untuk menentukan kandungan senyawa tanaman obat

II. Dasar Teori

Secara umum kandungan metabolik sekunder dalam bahan alam hayati


dikelompokan berdasarkan sifat dan reaksi khas suatu metabolik sekunder
dengan pereaksi tertentu.

Metabolik sekunder dikelompokkan sebagai berikut :

a. Alkaloid : kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk


gugus fungsi amin
b. Testerpenoid/steroid : sekelompok senyawa turunan mevalanat
c. Flavonoid : kelompok senyawa fenil propanoid dengan kerangka karbon
C6-C3-C6
d. Fenolik : kelompok senyawa aromatic dengan gugus fungsi hidroksil
e. Saponin : sekelompok senyawa dalam bentuk glikosida / steroid

Flavonoid
Merupakan kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan
dialam. Senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru juga
sebagian warna kuning , flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon
(C15) dimana dua cicin karbon terikat pada rantai propan sehinga
membentuk susunan C6-C3-C6
Susunan ini dapat menghasilkan 3 jenis struktur :

Flavanoid Koflavanoid Neoflavanoid

Menurut struktur flavanoid merupakan turunan dari senyawa induk


plavon berupa tepung putih pada tunbuhan primula. Senyawa flavanoid
mempunyai sifat larut dalam air, senyawa tersebut dapat di ekstrak dengan
etanol 70 % dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocok
dengan eter minyak bumi.

Flavonid mempunyai pola oksigenasi yang berselang seling, yakni pada


posisi 2’,4’,dan 6’ dari struktur terbuka calkon.
Contoh :

Penolik
Fenol merupakan golongan senyawa yang mudah larut dalam air
karena umumnya sering berikatan dengan gula sebagai glikosida dan
biasanya terdapat dalam vakuola sel, flavonoid merupakan golongan
senyawa fenol terbesar.
Secara klasik mendeteksi senyawa fenoladalah dengan menambahkan
larutan besi(III) klorida larut dalam air atau etanol yang menimbulkan
warna hijau , merah, ungu, biru atau hitam kuat.
Satu golongan fenolik yaitu asam galat terdapat pada daun katanchoe
dapat menghambat pembuangan.
Contoh senyawa fhenolik

Hidrokumon Resorsinol

Cara terbaik untuk memisahkan senyawa fenol aitu dengan kromotografi


tipis (KLT)

Saponin
Saponin merupakan kelompok senyawa dalam bentuk glikosida,
saponin juga termasuk dalam golongan terterpenoid, saponin telah
terdeteksi dalam lebih dari 90 jenis tumbuhan , saponin nerupakan
senyawa aktif berdasarkan kemampuannya membentuk basa dan
menghemolisis sel darah. Saponin bisa diubah menjadi sterol hewan dalam
laboratorium, dari segi ekonomis saponin kadang kadang menimbulkan
keracunan pada hewan ternak . contoh glikosida penting ialah
okondrin,raocin daun nericim, apo synaceal.
Oleandrin

Kuinon
Merupakan pigmen berwarna tumbuhan dan mempunyai kromofer
dasar seperti pada benzo kunion, kuion dibagi menjadi empat kelompok :
1. Benzo kunion

2. Nafta kunion
3. Antra kunion
4. Kunion isoprenoid

Tiga pertama biasanya terhidroksi dan punya sebagai fenolik, mungkin


terdapat invivo

Alkaloid

Alkaloid sekitar 5500 tahun lalu telah diketahui . Alkaloid


mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen , biasanya dalam gabungan sebagian bagian dari sistem siklik.
Alkaloid sering kali bersifat sebagai racun bagi manusia dan mempunyai
efek fisiologi yang digunakan dalam pengobatan

Uji sederhana alkoloid adalah rasa pahit terhadap lidah , misalnya


kauninia rasa pahit pada konsentrasi 10-3. Alkoloid tidak mempunyai tata
nama , biasanya dipakai nama trivial diberi akhiran –in.

Sumber-sumber Alkaloid.
No Suku Tumbuhan Sumber khusus Alkaloid Jenis kimia
khusus
1 Papaveraceae Papaver Morfina, morfina
samniferum kodeina,
tetaina
2 Solanaceae Nikotina Tabacum Nekotina Piridina
(tembakau)
3 Composiceae Seneciojacobara Senesionina Pirolizidina

4 Dan lain lain

Nikotin Meorfina

Alkoloid mempunyai kelarutan yang berbeda. Sebagai basa


alkoloid diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut alkohol yang yang
bersifat lemah (HCl 1 M atau asam asetat 10%) kemudian diendapkan
engan amoniak pekat.
III. Alat dan Bahan

Alat :

a. Tabung reaksi
b. Pipet Tetes
c. Gelas Ukur
d. Penjepit
e. Spatula
f. Pemanas Elektrik

Bahan :

a. Daun sampel (daun Jambu biji dan Matoa)


b. Air
c. HCl Pekat
d. Mg serbuk
e. FeCL3
IV. Gambar Alat dan Bahan

Alat :

a. Tabung Reaksi b. Pipet Tetes

c. Gelas Ukur d. Penjepit

e. Spatula f. Pemanas Elektrik


Bahan :

a. Daun Jambu Biji (kiri) dan Matoa (kanan)

b. HCl Pekat c. Magnesium Serbuk

d. FeCl3 e. Air
V. Langkah Kerja

- Daun yang di uji lebih kurang 4 gr dipotong kecil dimasukkan dalam


tabung reaksi besar, kemudian ditambahkan air dan didihkan dengan api
langsung (Pemanas elektrik)
- Air rebusan dipindahkan selagi masih panas kedalam tabung reaksi lain
dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan berikut.

1. Uji Plavonoid

Masukkan 1ml air rebusan daun jambu biji dan matoa di dua tabung reaksi
berbbeda, lalu ditambahkan 10 tetes HCL pekat di masing masing tabung
dan masukkan 1 sendok serbuk magnesium. Pewarna orange sampai
merah memberikan indikasi flavonoid.

2. Uji Fenolik

Masukkan 1ml air rebusan daun jambu biji dan matoa di dua tabung reaksi
berbbeda, kemudian ditambahkan 5 tetes FeCL3. Pewarna biru atau biru
ungu memberikan uji positif fenolik.

3. Uji Saponin

Masukkan 1ml air rebusan daun jambu biji dan matoa di dua tabung reaksi
berbbeda dan di kocok hingga berbusa, kemudian tambahkan 1 tetes HCL
pekat. Jika busanya tidak hilang setelah diberi HCl pekat maka
menunjukkan saponin positif.
VI. Hasil Praktikum
VII. Gambar Hasil Praktikum

Plavonoid

Fenolik
Saponin
VIII. Pembahasan
IX. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

1. Ani Suryani, Erliza Hambali, Mira Rivai. 1993. Membuat sabun transparan
untuk gift dan kecantikan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
2. Holleman, A. F.; Wiberg, E. "Inorganic Chemistry" Academic Press: San
Diego, 2001.
3. Daintith, J., 1997,Kamus Lengkap Kimia, 7, 17, Jakarta : Erlangga
4. Charles W.,1980, Ilmu Kimia untuk Universitas, Edisi VI, 422, Erlangga,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai