BAYU DEFITRA
153610529
Di mana
Sw = Saturasi Air
Rw = Resistivitas Air
Rt = Resistivitas batuan yang di jenuhi air kurang dari 100%
a = Konstanta batuan (pada sandstone = 0.81 dan limestone = 1)
φ = Porositas batuan (%).
m = Faktor sementasi.
n = Faktor saturasi
Persamaan Archie memegang peranan penting, hal tersebut dapat dilihat dengan
adanya resistivitas air (Rw) yang didapat dari Lithologi Tools, resistivitas batuan
yang dijenuhi air kurang dari 100 % (Rt) dari Resistivity Tools dan porositas (Ø)
dari Porosity Tools. Persamaan ini digunakan menghitung saturasi air garam, dan
dapat digunakan apabila sifat litologi seperti : ukuran butir, penyortiran dan clay-
mineral content telahdiketahui.
𝑛 1
√𝑅
2 𝑡
𝑆𝑤 = 𝑉 ............................................................(3)
1−( 𝑠ℎ )
𝑉
2 √𝜙𝑚𝑒
𝑠ℎ
+
√𝑅𝑠ℎ √𝑎𝑅𝑤
di mana
Sw = water saturation (%)
Rt = resistivitas formasi (ohm.m)
Vsh = volume shale (%)
Rsh= resistivitas shale (ohm.m)
Rw= resistivitas air formasi (ohm.m)
a = faktor formasi
m = faktor sementasi
n = eksponen saturasi
φ = porositas (%)
Volume shale diperoleh dari pembacaan log GR dan resistivitas serpih yang
diperoleh dari log resistivitas pada zona sshale pada sumur yang sama. Persamaan
Indonesia sangat dipengaruhi oleh volume serpih dan resistivitas serpih. Semakin
besarnya volume shale dalam formasi, resistivitas akan semakin mengecil.
Sebaliknya, untuk mendapatkan volume shale yang kecil maka harus diperoleh
kondisi dengan resistivitas shale yang cukup besar. Akan tetapi shale pada
persamaan ini ada pada garis non linier sehingga efektif untuk mereduksi pengaruh
kandungan shale yang tinggi dalam formasi. Persamaan Indonesia efektif untuk
menentukan saturasi air formasi dengan kandungan shale lebih besar dari 40 %.
Secara empiris, dari pengukuran di lapangan diperoleh Sxo = (Sw)1/5 , dan dengan
membagi persamaan (2) dan (4) maka diperoleh persamaan (5) sebagai berikut :
𝑅 𝑅𝑥𝑜
𝑆𝑤 = (𝑅𝑤 )...............................................................(5)
𝑚𝑓 𝑅𝑡
Persamaan (5) merupakan persamaan untuk menentukan saturasi air dengan metode
rasio resistivitas. Metode ini tidak membutuhkan informasi tentang porosiats dan
faktor formasi.
Porositas yang diperoleh dari persamaan (6) adalah porositas total. Untuk
mendapatkan porositas efektif, porositas total dikoreksi dengan persamaan :
Φ𝑡𝑜𝑡 − (𝑉𝑠ℎ 𝑥 Φsh )....................................(8)
Porositas shale diperoleh dari data log NPHI dan porositas densitas pada formasi
yang mengandung shale. Sedangkan, volume shale diperoleh dari log GR.
Namun sebelum ditentukan Vsh , harus diketahui dahulu respon log GR yang
terbaca, respon tersebut dapat membentuk kurva yang linier atau non lionier. Untuk
respon log GR yang linier maka Vsh = IGR . Namun jika respon log non linier maka
Vsh dapat diestimasi dengan beberapa pendekatan diantaranya sebagai berikut :
Larrioonov (1969) untuk batuan tersier :
Vsh = 0.083(23.7 IGR - 1) ..................................................................................(10)
Steiber (1970) :
Vsh = IGR /(3-2. IGR) ......................................................................................(11)
Clavier (1971) :
Vsh = 1.7- [3.38 –( IGR -0.7)2]1/2 .......................................................................(12)
Di mana Rt diperoleh dari resistivitas sebenarnya dari data log ILD dan Rxo
diperoleh dari log LL8.
http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.com/2015/07/gamma-ray-log-
dasar-teori.html
https://www.academia.edu/5146182/Gamma_ray_log
http://novianto-geophysicist.blogspot.com/2013/07/interpretasi-well-log-
bagian-3-sp-log.html
http://digilib.unila.ac.id/128/11/BAB%20III.pdf
https://id.scribd.com/doc/250602690/PERHITUNGAN-WATER-
SATURATION-doc