F=Ro/ Rw...........................................................................................(4-1)
Profil Resistivitas
Gambar 4.1
Profil Resistivitas
(Sumber : https://duniaperminyakan.wordpress.com
Komposisi Garam
Resistivitas fluida formasi tergantung pada konsentrasi dan jenis garam
yang terlarut di dalamnya. Garam terlarut direpresentasikan dengan NaCl
ekuivalen atau biasa disebut salinitas.
Matrik, minyak dan gas adalah insulator listrik, yang tidak dapat
mengalirkan aliran listrik dan mengakibatkan resistivitas dari ketiga benda
tersebut bisa dikatakan tak terhingga jika dimasukkan ke dalam rumus dibawah.
Ro
F= ....................................................................................................(4-2)
Rt
Air garam yang memiliki konsentrasi yang tinggi akan dapat mengalirkan
listrik dengan mudah dibandingkan dengan air tawar. Dalam suatu lapisan batuan,
pori batuan tersebut akan terisi oleh hidrokarbon dan air formasi. Zona air
dominan pada suatu lapisan batuan tersebut akan memiliki konduktivitas lebih
tinggi (resistivitas rendah) dibanding pada zona hidrokarbon dominan.
Resistivity pada suatu formasi (Ro) sendiri akan tergantung pada
formation water resistivity (Rw) dan formation resistivity factor (Fr).
Ro
Fr= .................................................................................................(4-3)
Rw
Ketika porositas berkurang, jumlah dari air yang dapat mengalirkan listrik
pun akan berkurang, sehingga akan mengakibatkan meningkatnya formation
resistivity (Ro). Oleh karena itu didapatkan bahwa Fr adalah kebalikan dari
porositas (∅). Hubungan antara resistivity dan porosity telah diteliti oleh G.E
Archie hingga menemukan bahwa seiring perubahan dalam kompleksitas jaringan
pori mempengaruhi sifat konduktif dari fluida, dan Fr dapat berbeda tergantung
pada tipe reservoirnya. Perubahan tersebut dinyatakan oleh tortousity factor (a)
dan cementation exponent (m).
a
Fr= ...................................................................................................(4-4)
∅m
True resistivity (Rt) adalah perhitungan resistivity pada matrik dan fluida
yang terkandung pada batuan. Rt akan sama dengan wet resistivity (Ro) ketika
porositas dari formasi tersebut dipenuhi oleh air. Namun ketika sebagian dari pori
dalam formasi terisi oleh minyak atau gas, maka Ro dapat dihubungkan dengan
mengkali beberapa faktor tambahan (F’).
Ro
F '= ...................................................................................................(4-5)
Rt
F’ dalam persamaan diatas mempresentasikan water saturation (Sw), yang
merupakan persentasi dari pori dalam suatu formasi yang ditempati oleh air
formasi yang konduktif. Dengan memasukkan beberapa persamaan, maka Sw
dapat dihubungkan dengan fluida dalam suatu formasi tersebut. Sw ini berkaitan
dengan properti oleh eksponen n (saturation exponent) yang biasanya
diasumsikan dengan nilai 2.
Archie Water Saturation
a Rw
Sw= n
√ ×
∅ m Rt
......................................................................................(4-6)
Hydrocarbon Saturation
Shc=1−Sw............................................................................................(4-7)
Rt
Rwa= ................................................................................................(4-8)
F
Keterangan:
F = faktor formasi
Menggunakan Rt/Rxo
Rt
Rw= × Rmf @ Tf ............................................................................(4-9)
Rxo
dimana:
Rw = Resistivity water
Rt = Nilai Resistivity
Metode SP
Rmf
Dimana SSP=−K log
Rw
Rxo
Maka: SP=−K log
Ro
dimana:
Tabel IV-1
Harga A & M Batuan Carbonat
Sandstone
Exponen
Carbonates Porosity > 16% Porosity < 16%
t
(humble) (tixier)
A 1.0 0.62 0.81
M 2.0 2.15 2.0
True resistivity (Rt) adalah perhitungan resistivity pada matrik dan fluida
yang terkandung pada batuan. Rt akan sama dengan wet resistivity (Ro) ketika
porositas dari formasi tersebut dipenuhi oleh air. Namun, ketika sebagian dari pori
dalam formasi terisi oleh minyak atau gas maka Ro dapat dihubungkan dengan
mengkali beberapa faktor tambahan (F’).
Sw =
0,4 . R w
ϕe 2 [√ 5 . ϕe 2 V sh V sh
+ ( )−
R w . Rt R sh R sh ]
....................................................(4-14)
Keterangan:
Metode Simandoux ini memiliki kelebihan diantaranya pada persamaan ini
kehadiran shale sudah mulai diperhitungkan. Selain itu, metode ini sangat baik
dalam melakukan perhitungan saturasi air pada formasi yang memiliki kadar
salinitas air yang tinggi atau saline water. Metode Simandoux ini selain memiliki
beberapa kelebihan tentu masih memiliki beberapa kekurangan diantaranya
adalah bahwa metode ini hanya dapat mengcover zona dengan salinitas tinggi.
selain itu, metode ini juga tidak memperhitungkan cara persebaran dan jenis shale
yang ada. Padahal jenis shale yang berbeda tentu akan menyebabkan dampak
yang berbeda pula pada pembacaan log.
Sw =
[√ 0,8 R w q 2 q
. +
Фs 2 R t 2
− () ]
2 ...................................................................(4-15)
(1−q )
Keterangan:
Dimana q dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini.
( ∅ s−∅ d )
q= ...........................................................................................(4-16)
∅s
V sh
d=1− atau d =1.............................................................................(4-19)
2
Metode Indonesia ini memiliki kelebihan diantaranya adalah pada metode
ini kehadiran shale sudah mulai diperhitungkan. Selain itu, metode ini sangat baik
dalam melakukan perhitungan saturasi air pada formasi yang mengandung low
salinity water / fresh water. Metode Indonesia ini selain memiliki beberapa
kelebihan tentu masih memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah bahwa
metode ini hanya dapat mengcover zona salinitas rendah. Selain itu, metode ini
tidak memperhitungkan cara persebaran dan jenis shale yang ada. Padahal jenis
shale yang berbeda tentu akan menyebabkan dampak yang berbeda pula pada
pembacaan log.
4.3. DATA DAN PERHITUNGAN SATURASI AIR
4.3.1. Data
f. Bed Thickness = 10 ft
g. ESSP = -61.48 mV
i. BHT = 219,26 ºF
4.3.2.1. Penentuan Rw
BHT−Ts
Tf = Ts +
( DepthBHT
xKedalaman..analisa )
3. Menentukan harga Rm, Rmf dari log resistivity (ILM) kemudian
mengoreksi harga Rmf tersebut dengan formasinya :
R chart xTs
Rmf = Tf
4. Menentukan harga Kc :
Kc = 61 + ( 0.1333 x Tf )
5. Menentukan Rweq :
R mfc
|ESSP /Kc|
Rweq = 10
4.3.2.2. Penentuan Sw
1. Menentukan Ri : R (ILD)
3. Menentukan Sw
1
Sw=
Vclay
√ Rt [ (
Vclay 2
1-
√ Rclay
)
+
Φ∗c
√ a × Rw ]
4.3.3. Perhitungan
4.3.3.1 Penentuan Rw
BHT−Ts
1. Tf = Ts +
( DepthBHT
xKedalaman..analisa )
219,26-75
Tf = Ts + ( x 4300)
6564 ,24
= 169.72 F
Rchart x Ts
2. Rmf =
Tf
R chart (ILM) = 5
75
Rmf = (5 x )
144,3896
= 1.104
3. Rmfcorr = 0.75 x Rmf
= 0,75 x 1.104
= 0.828
5. Kc = 61 + ( 0.1333 x Tf )
= 61 + ( 0.1333 x 169.72)
= 83.63
Rmfc
6. Rweq = [
ESSP
]
Kc
10
0.828
= [
−61.48
]
83.63
10
= 0.1524
= 1.62 Ω
= 1.47
1
Sw =
4. (1- Vclay
2 )
Vclay ∅ *c
√ Rt [ + ]
√ Rclay √ axRw
1
Sw =
(1- 1,4 )
0,947 2 0,15
√ 1,331[ + ]
√ 1.5 √ 1x0.19
Sw = 0.89