Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1 Teknik Pemboran 2 [B]

Membuat contoh urutan evaluasi problem pemboran yang disebabkan oleh batuan shale
soft-firm.

1. Contoh problem pemboran : Swelling : Problem yang diakibatkan oleh mineral clay yang
terhidrasi dan mengembang sehingga lubang bor menyempit.
2. Sebutkan tanda-tanda sebagai acuan problem itu terjadi dari sisi parameter pemboran
(sebutkan aktivitasnya saat kejadian).
- Tekanan Pompa Naik
- Torsi naik, RPM turun dan ROP turun
- Bridge atau fill up, yaitu terjadinya sangkutan
- Terjadi gumpalan pada pahat (bit balling)
- Kecepatan aliran lumpur menurun
- Banyak endapan saat rangkaian diangkat
3. Data apa yang bisa digunakan untuk memastikan problem itu terjadi dari sisi :
- Dari data geologi di ketahuin litologi batuan yang ditembus
o Shale dengan tekstur soft-firm memiliki kecenderungan menghidrasi air sehingga
memungkinkan terjadinya swelling
o Formasi poros dan impermeable
- Lumpur yang digunakan
o Volume lumpur di mud tank berkurang
o Kemampuan lumpur untuk mengangkat cutting berkurang
o Arus lumpur di flow line terhambat
- Sifat-sifat fisik/kimia lumpur
o Densitas lumpur menurun
o Viskositas lumpur menurun
o Filtration loss bertambah
o Mud cake menebal
- Hidrolika
o Penurunan RPM
o Torsi menurun
o WOB bertambah
o ROP turun
- Tekanan
o Tekanan hidrostatik tidak menentu
- Uji lab
Untuk membedakan masalah swelling yang disebabkan oleh formasi shale, adapun uji lab
yang dapat dilakukan, yaitu:
o uji MBT
Hasil yang didapatkan yaitu nilai KTK clay
o uji XRD
Hasil yang didapatkan yaitu jenis mineral clay berupa illite dan montmorillonite
4. Untuk menanggulanginya apa yang harus dilakukan dan parameter atau sifat apa yang
di perbaiki atau di optimumkan
Untuk menanggulangi masalah caving, ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu secara
mekanis maupun dapat juga dengan mendesign lumpur atau fluida pemboran yang sesuai.
- Secara mekanis hal yang harus dilakukan untuk menanggulangi masalah swelling adalah
dengan mengangkat rangkaian drill string dan kemudian mensirkulasikan fluida
pemboran atau lumpur. dan kemudian dapat juga menambah tekanan pada sirkulasi
lumpur.
- Sedangkan, penanggulangan swelling dengan mendesign lumpur yang sesuai dapat
dilakukan dengan mengoptimumkan sifat lumpur seperti, menambah densitas dan
viskositas pada lumpur, yang bertujuan agar lumpur mampu mengangkat cutting naik.

Pendekatan dengan drilling parameter :

- Mengurangi kemungkinan gesekan pipa bor pada dinding lubang bor, dengan
menambah tegangan pipa bor atau mengurangi beban pada pahat serta
mengurangi kecepatan putaran meja.

Pendekatan dengan lumpur bor :

Pada pemakaian water-base mud perlu diperhatikan agar :


– Berat lumpur cukup, mungkin bahkan ditambah.
– Air filtrasi serendah mungkin, dapat dengan penambahan thinner.
– pH lumpur cukup
- Lumpur didesain dengan penambahan KCL polymer pada lumpur, karena KCL dapat
mengurangi kemampuan clay untuk menghidrasi lumpur.
- Menggunakan lumpur jenis oil based Mud.

Membuat contoh urutan evaluasi problem pemboran yang disebabkan oleh batuan shale
tekstur soft-firm

1. Contoh problem pemboran : Caving : formasi runtuh yang disebabkan karena formasi shale
yang bersifat brittle
2. Sebutkan tanda-tanda sebagai acuan problem itu terjadi dari sisi parameter pemboran
(sebutkan aktivitasnya saat kejadian).
- Tekanan Pompa Naik,
- Torsi naik dan ROP turun,
- Bridge atau fill up, yaitu terjadinya sangkutan
- Air filtrasi bertambah banyak,
- Terjadi gumpalan pada pahat (bit balling)
- Banyak ditemukan endapan cutting terutama pada sambungan-sambungan drill string.
- Cutting yang diangkat ke permukaan berukuran besar
- Lubang bor membesar
- Adanya hambatan saat pasang dan cabut pahat
3. Data apa yang bisa digunakan untuk memastikan problem itu terjadi dari sisi :
- Litologi batuan yang ditembus
o Formasi shale yang bersifat brittle
o Formasi yang bergua atau caving
o Adanya rekahan, retakan atau patahan
- Lumpur yang digunakan
o Kemampuan lumpur untuk mengangkat cutting berkurang
o Arus lumpur di flow line terhambat
o Cutting di permukaan bertambah
- Sifat-sifat fisik/kimia lumpur
o Densitas lumpur bertambah
o Viskositas lumpur bertambah
o Filtration loss bertambah
o Mud cake tipis
- Hidrolika
o Penurunan RPM
o Torsi menurun
o WOB bertambah
o ROP turun
- Tekanan
o Tekanan hidrostatik tidak menentu
- Uji lab
Untuk membedakan masalah caving yang disebabkan oleh formasi shale dan formasi
biasa, adapun uji lab yang dapat dilakukan, yaitu:
o uji rheology
Hasil yang didapatkan yaitu ukuran mud cake, filtration loss, pv,yp,gs
o uji XRD
Hasil yang didapatkan yaitu jenis mineral clay berupa illite dan montmorillonite
4. Untuk menanggulanginya apa yang harus dilakukan dan parameter atau sifat apa yang
di perbaiki atau di optimumkan
Untuk menanggulangi masalah caving, ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu secara
mekanis maupun dapat juga dengan mendesign lumpur atau fluida pemboran yang sesuai.
- Secara mekanis hal yang harus dilakukan untuk menanggulangi masalah caving adalah
dengan mengangkat rangkaian drill string dan kemudian mensirkulasikan fluida
pemboran atau lumpur dan menambah tekanan pompa pada sirkulasi lumpur.
- Menurunkan RPM dan sesuai dengan keadaan di lubang bor.
- Sedangkan, penanggulangan caving dengan mendesign lumpur yang sesuai dapat
dilakukan dengan mengoptimumkan sifat lumpur seperti, menambah densitas dan
viskositas pada lumpur, yang bertujuan agar lumpur mampu mengangkat cutting ke
permukaan.
- Menambahkan additive berupa XCD, PAC-L, dan PAC-R sehingga filtration loss
meningkat dan mud cake yang terbentuk bisa menahan dinding lubang bor agar tidak
runtuh.
- Lumpur didesain dengan penambahan KCL polymer pada lumpur.
Pendekatan dengan drilling parameter :
- Mengurangi kemungkinan gesekan pipa bor pada dinding lubang bor, dengan menambah
tegangan pipa bor atau mengurangi beban pada pahat serta mengurangi kecepatan putaran
meja.

Anda mungkin juga menyukai